Anda di halaman 1dari 16

Penugasan Referat Stase

Forensik

ASFIKSIA

Oleh : Yuniar Kumalasari/ NIM


16711169
Gangguan pernapasan yang mengakibatkan kurangnya oksigen dalam
tubuh yang menimbulkan kegagalan fungsi sel-sel tubuh hingga
akhirnya kematian.

Fase Dispnea Fase Konvulsi Fase Apnea Fase Akhir

• Penurunan • CO2 meningkat • Tubuh sudah • Paralisis pusat


kadar O2 merusak SSP tidak mampu pernapasan
merangsang • Kejang mengompensasi • Kegagalan
pusat kekurangan O2 fungsi organ
pernapasan • Penurunan • Kematian
• Takipnea kesadaran dan
relaksasi otot
sphincter
Karena Status asmatikus,
Penyaki Pneumonia
t komunitas
alamiah
Penggantungan
, Penjeratan, Karena
Pembekapan,
Penggencetan trauma
, Posisional, mekanik
tenggelam

Karena
HCN, CO, Opioid,
paparan Barbiturat
toksik
Terjadinya konstriksi leher oleh alat penjerat yang ditimbulkan oleh berat badan
korban sendiri baik berat badan seluruh tubuhnya ataupun sebagian tubuhnya.

Temuan Pemeriksaan

• Luka lecet tekan


dengan tinggi di
simpul
• Livor mortis di
ekstremitas dan
genitalia eksterna
• Sianosis wajah
Terjadinya konstriksi leher Terjadinya konstriksi leher
oleh kedua ujung alat oleh kedua tangan.
penjerat.

Temuan Pemeriksaan
Temuan Pemeriksaan

• Alat kasar: luka lecet tekan


• Luka lecet tekan
mendatar dan melingkari
leher disertai resapan berbentuk bulan sabit
darah karena kuku pelaku
• Alat halus : Sedikit • Patah ujung lidah
• Resapan darah sekitar
resapan darah
• Ptekie di wajah leher
Tertutupnya jalan masuk Gagging : Orofaring
napas, seperti lubang tersumbat Choking :
hidung dan mulut Laringofaring tersumbat

Temuan Pemeriksaan
Temuan Pemeriksaan

• Luka robek atau lecet di area


pembekapan • Benda asing di mulut
• Sianosis di • Sianosis di mulut
daerah • Bekas kekerasan
pembekapan karena benda asing
• Buih-buih halus dari di mulut
tempat pembekapan
Penekanan dinding Kesalahan posisi tubuh
dada sehingga gerakan yang terlalu lama hingga
napas terhambat menghambat jalan napas

Temuan Pemeriksaan
Temuan Pemeriksaan

• Ptekie dan sianosis di wajah


• Pembengkakan mata, • Posisi leher tertekuk
pendarahan • Sianosis di area malposisi
subkonjungtiva
• Sianosis di sekitar
penekanan
• Ptekie dan sianosis
Terjadi di air asin → air masuk mengadsorpsi
pa
lsma ke jaringan interstitial → edema
pulmoner, hemokonsentrasi, dan hypovolemia
→ Sirkulasi menurun

terjadi di air tawar, air teradsrorpsi ke aliran


darah →  Hemodilusi dan hiperkalemia →
hiperkalsemia di se-l sel otot → fibrilasi ventrikel
dan spasme laring → Sirkulasi menurun

Kematian yang terjadi setelah korban diangkat


dari air karena komplikasi akibat tenggelam

Kematian mendadak saat tenggelam karena


terjadi refleks vagal
Pencetus : air dingin, konsumsi alkohol
sebelum tenggelam, tidur saat tenggelam
• Basah, • Algor mortis • Kulit
berlumuran berlangsung lebih Akibat kontraksi Telapak tangan
berwarna
lumpur, cepat daripada dan rigor mortis dan kaki
kehijauan
pasir, atau tidak tenggelam pada m. erector berwarna
atau merah
benda asing • Livor mortis pili, sehingga keputihan dan
gelap
• Busa-busa berwarna merah rambut halus keriput • Diikuti dengan
halus di mulut muda tampak
pembengkak
dan hidung • Cadaveric spasm menegak
an
• Luka lecet pada
tubuh
gores dan otot yang • Kulit dan telapak
geser digunakan untuk tangan
penyelamatan terkelupas
• Untuk memastikan korban tenggelam
Pemeriksaan Diatom • Positif jika pada sediaan paru, diatom sebanyak ≥
5/LPB, jika sudah dekomposisi jika diatom ≥ 1/LPB

Pemeriksaan Getah
• Untuk mencari dan mengetahui jenis pasir, lumpur, dan
Paru (Lonset tanaman yang terdapat di dalam saluran napas korban
Proef)

Pemeriksaan darah • Untuk menunjukkan adanya perbedaan kadar Cl- dari


kadar yang diambil dari jantung kanan dan kiri.
jantung (Gettler) • Kadar Cl- lebih tinggi pada jantung kiri saat tenggelam
di air asin.
Pemeriksaan Luar

• Sianosis pada kulit dan


membran mukosa
• Livor mortis yang terbentuk
lebih cepat
• Buih-buih halus pada mulut
dan hidung
• Pembengkakan mata
• Bintik pendarahan (Tardieu spot)
Pemeriksaan Dalam
pada jaringan ikat longgar seperti
konjungtiva
• Busa halus dalam
saluran pernapasan
• Organ tampak lebih
gelap akibat edema
• Tardieu spot pada
mukosa organ Tardieu spot pada organ
tubuh
Aflanie, A., Nirmalasari N., and Arizal, M. 2017. Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal, 1st ed. Jakarta: Rajawali Pers.
Budiyanto, A., and Budiatmaka, W. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik, 1st ed.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Henky, Y. 2017. Buku Panduan Belajar Koas Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal. Denpasar: Udayana University Press.
Idries, A., and Tjiptomartono, A. 2017. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik
Dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto.
Tasmono, H. “Distribusi Kasus Kematian Akibat Asfiksia di Malang Raya yang
Diperiksa di Instalasi Kedokteran Forensik RSSA Tahun 2006-2007,” Saintika
Medika, vol. 6, no. 1. 2012, doi: 10.22219/sm.v6i1.1008.

Anda mungkin juga menyukai