Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN

KEPERAWATAN KRITIS :
GAGAL GINJAL AKUT
DINDA SAFIRA LESTARI 191560111011
FATIMAH CAHYA UTAMI 191560111013
MARCO LEONARDO 191560111022
RIKA ALFIAN 191560111028
YULINDA HANANING TIYAS 191560111037
Gagal Ginjal Akut
Gagal ginjal Akut (GGA) atau Acute renal failure (ARF) dapat didefinisikan sebagai sindrom klinis akibat
kerusakan metabolik atau patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi yang nyata dan
cepat serta terjadinya azotemia Biasanya penyakit ini disertai oliguria (pengeluaran kemih < 400 ml/
hari).
Gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) diklasifikasikan menjadi 3 kategori umum yaitu :

a. GGA atau ARF pre renal


b. GGA atau ARF renal
c. GGA atau ARF post renal
a. GGA atau ARF pre renal

• GGA atau ARF pre renal adalah gangguan ginjal yang ada hubungannya dengan perfusi ginjal misal kekurangan volume,
perpindahan volume, ekpansi volume dan dimanifestasikan oleh penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG). Gagal ginjal
akut Prerenal adalah keadaan yang paling ringan yang dengan cepat dapat reversibel, bila ferfusi ginjal segera diperbaiki.
Gagal ginjal akut Prerenal merupakan kelainan fungsional, tanpa adanya kelainan histologik/morfologik pada nefron.
Namun bila hipoperfusi ginjal tidak segera diperbaiki, akan menimbulkan terjadinya nekrosis tubulat akut (NTA)
• Pada ARF pra renal sering ditandai dengan :

- Vital sign rendah

- Turgor kulit menurun

- Tekanan vena sentral

- Hipotensi ortostatik
b. GGA atau ARF renal
• GGA atau ARF renal sebagai akibat penyakit ginjal primer : yaitu berkurangnya aliran darah ginjal keseluruh bagian atau sebagian
ginjal hal ini dikarenakan keadaan pra renal yang tidak teratasi sedangkan penyebab lain karena stenosis arteri renalis sehingga
mengurangi aliran darah keseluruh ginjal, iskemik lokal dapat terjadi bila terjadi penyakit vaskuler oklusif, glomerulonefritis akut,
nefrosklerosis maligna, penyakit kolagen, angitis hipersensitif.
• Pada ARF intra renal :
⁃ Fase oliguria berlangsung 7- 21 hari atau kurang dari 4 minggu. Apabila lebih dari 4 minggu perlu dilakukan biopsi ginjal.

⁃ Fase polyuria, fase ini terjadi diuresis dimana volume urin lebih dari 1 liter/ 24 jam dan kadang dapat mencapai 4- 5 liter/ 24 jam.

Poliuria terjadi karena efek diuretik ureum, disamping adanya gangguan faal tubuli dalam mereabsorbsi garam dan air.

⁃ Fase penyembuhan, penyembuhan secara sempurna faal ginjal akan berlangsung sampai 6- 21 bulan. Faal ginjal yang paling akhir

adalah normal pada faal konsentrasi.


c. GGA atau ARF post renal
• GGA atau ARF post renal adalah suatu keadaan dimana sebagai akibat dari obstruksi pada sepanjang saluran
perkemihan dari tubulus sampai meatus uretral. GGA posrenal adalah suatu keadaan dimana pembentukan
urin cukup, namun alirannya dalam saluran kemih terhambat. Penyebab tersering adalah obstruksi, meskipun
dapat juga karena ekstravasasi
• Pada post renal sering diketahui tanda- tanda seperti :
- Poliuria disertai anuria

- Syndrom diabetes insipidus (pittesin- resisten diabetes insipidus )

- Kolik, batu
- Hidronefrosis bilateral
Patofisiologi

• Pre renal azotemia

Penurunan fungsi ginjal akan mengaktifkan baroreseptor yang kemudian akan mengaktivasi sistem
neurohumoral dan ginjal, agar tubuh dapat tetap mempertahankan tekanan darah, perfusi ginjal dan laju
filtrasi glomerular. Sistem renin- angiotensin- aldosteron, vasopresin, aktivasi sistem saraf simpatik akan
mengakibatkan vasokonstriksi sistemik, retensi garam dan air sehingga tekanan darah dan volume
intravaskuler dapat dipertahankan.
Hanya saja bila sistem mekanisme adaptif ini tidak berhasil maka laju filtrasi glumerular menurun dan
terjadilah azotemia pra renal.

Karena terjadi penurunan sirkulasi ginjal mengakibatkan peningkatan tonusitas medular yang selanjutnya
memperbesar reabsorbsi dari cairan tubular distal. Oleh karenanya perubahan urine tipikal pada keadaan
perfusi rendah. Volume urine menurun sampai kurang dari 400 ml/ hari, berat jenis urin meningkat dan
konsentrasi natrium urin rendah ( biasanya < 5 mEq/ L).
• Intra renal / renal

Bila perfusi ginjal yang lemah menetap selama periode yang cukup lama, ginjal dapat rusak sehingga
pengembalian perfusi ginjal tidak lagi memberikan efek pada filtrasi glomerulus. Pada situasi ini terjadi
gagal ginjal intrinsik (kategori intra renal seperti NTA, nefropati vasomotor dan nefrosis nefron bawah).
• Post renal

Berbagai kondisi yang dapat menghambat aliran urin dari ginjal keluar dapat mengakibatkan azotemia post
renal. Obstruksi ini dapat terjadi pada setiap tempat dalam saluran perkemihan. Bila urine tidak dapat
melewati obatruksi, mengakibatkan kongesti yang akan menyebabkan tekanan retrograd melalui sistem
kolagentes dan nefron. Keadaan ini memperlambat laju aliran cairan tubular dan menurunkan LFG. Sebagai
akibatnya reabsorbsi natrium, air dan urea meningkat menyebabkan penurunan natrium urine dan
meningkatkan osmolalitas dan BUN urine.
Komplikasi

Gagal ginjal akut yang tidak segera diobati lama kelaman berpotensi menimbulkan komplikasi. Komplikasi potensial gagal ginjal akut, di
antaranya:

 Penumpukan cairan. Gagal ginjal akut menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru yang dapat menyebabkan sesak napas

 Sakit dada. Jika lapisan yang menutupi jantung (perikardium) meradang, pengidap gagal ginjal akut bisa mengalami nyeri dada.

 Kelemahan otot. Ketika cairan dan elektrolit tubuh tidak seimbang akibat fungsi ginjal menurun, kelemahan otot dapat terjadi

 Kerusakan ginjal permanen. Kadang-kadang, gagal ginjal akut bisa menyebabkan kehilangan fungsi ginjal permanen, atau penyakit

ginjal tahap akhir. Orang dengan penyakit ginjal tahap akhir membutuhkan dialisis permanen, yaitu penyaringan mekanis yang

digunakan untuk menghilangkan racun dan limbah dari tubuh atau transplantasi ginjal untuk bertahan hidup

 Kematian. Gagal ginjal akut dapat menyebabkan hilangnya fungsi ginjal dan pada akhirnya bisa menyebabkan kematian.
Penatalaksanaan Medis Dan Keperawatan

 ARF pra renal

Mempertahankan diuresis diberikan furosemid.

 ARF renal

Mengobati penyebab NTA, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mencegah infeksi, pengelolaan konservatif.

 ARF post renal

Tindakan pembedahan untuk dapat menghilangkan obstruksinya, perlu diperhatikan pula adanya kemungkinan terjadinya sindroma

pasca obstruksi berupa poliuria hebat yang memerlukan koreksi cairan elektrolit
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus Pemicu

• Ny. M (46 tahun) datang ke UGD mengeluh sering merasa ingin buang air kecil namun urin yang keluar sedikit, serta
berkemih terasa tidak tuntas. Saat datang pasien tampak sulit berjalan, dan memegang pinggangnya sambil wajahnya tampak
menahan nyeri. Suami pasien mengatakan bahwa istrinya mengalami mual muntah, cemas karena penyakit yang dideritanya
dan jarang mengkonsumsi air putih dan lebih sering minum minuman manis. Dari hasil pemeriksaan didapatkan

• Nadi : 80x/menit

• TD : 120/80mmHg

• Pernapasan : 22x/menit

• Suhu : 37,5ºC
• Keluhan Utama

Klien mengatakan produksi urinnya menurun, klien merasa sulit berjalan karena pinggangnya terasa pegal dan ada rasa tidak
nyaman pada area perkemihannya.
• Riwayat Kesehatan Sekarang
 Provocative /Palliative

a. Apa Penyebabnya\

Klien mengatakan sulit melakukan pergerakan karena pinggangnya terasa pegal dan tidak nyaman pada area perkemihan

b. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Klien mengatakan keluhannya membaik saat sedang beristirahat

 Quantity / Quality

a. Bagaimana dirasakan

Klien mengatakan sering merasa ingin BAK namun tidak tuntas

b. Bagaimana dilihat

Klien terlihat lemah dan lelah


Lanjutan…
 Region Klien mengatakan tidak mengetahui kapan timbul

a. Dimana Lokasinya penyakitnya

• Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Di ginjal
 Penyakit yang pernah dialami
b. Apakah menyebar
Klien pernah mengalami penyakit hipertensi dahulu
Tidak menyebar

 Savetity (menggunakan aktivitas)  Pengobatan / Tindakan yang dilakukan

Klien melakukan pengobatan di rumah sakit


Klien melakukan aktivitas beribadah dan beristiraahat
 Pernah dirawat / dioperasi
 Time (Kapan mulai timbul dan bagaimana
terjadinya) Pernah dirawat 3-5 hari
Pola Kebiasaan Sehari-Hari
Sebelum sakit Saat sakit

 Pola tidur :  Pola tidur :


• Waktu tidur : malam • Waktu tidur : kurang dari 7 jam
• Waktu bangun : Pagi • Waktu bangun : pagi
• Masalah tidur : adanya nyeri • Masalah tidur : adanya rasa nyeri di abdomen
• Hal-hal yang mempengaruhi tidur: Perasaan • Hal-hal yang mempengaruhi tidur: Perasaan
• Hal-hal yang mempermudah tidur: kenyamanan • Hal-hal yang mempermudah tidur: Kenyamanan
 Pola Eliminasi BAB
BAB • Pola BAB : 2 kali sehari
Pola BAB : 1 kali sehari • Karakteristik Fases :
• Karakteristik Fases : o Warna : Normal
o Warna : kuning kecoklatan o Konsistensi : Normal
o Konsistensi : padat o Bau : ada bau
o Bau : Ada bau o Penggunaan Laksatif : tidak ada
o Penggunaan Laksatif : tidak ada • BAB terakhir : kemarin
• BAB terakhir : 2 hari sebelum sakit • Riwayat perdarahan : tidak ada
• Riwayat perdarahan : tidak ada BAK
BAK • Pola BAK : 2 kali sehari
• Pola BAK : 1-3kali perhari • Karakter urine : warna urine terlihat lebih pekat dan gelap
• Karakter urine : Normaal • Nyeri/kesulitan BAK : Ada
• Nyeri/kesulitan BAK : tidak ada • Inkontinentia : tidak ada
• Inkontinentia : tidak ada • Retensi : tidak ada
• Retensi : tidak ada • Penggunaan deuretik : tidak ada
• Penggunaan deuretik : tidak ada • Riwayat penyakit ginjal : tidak ada
• Riwayat penyakit ginjal : tidak ada • Berat Jenis : .tidak normal kurang 400ml
• Berat Jenis : Normal
ANALISA DATA

No Data Penyebab Masalah

S : Klien mengeluh urine keluar sedikit dan pekat


Fase Diuresis Dari Gagal Ginjal
O : berat jenis urine di bawah rata rata Defisit Volume Cairan Akut
1.
 TD :120/80 mmhg  
 
 S : 37℃

S : klien mengeluh mual dan muntah serta tidak bernaafsu


makan. Perubahan Nutrisi
2. Muak dan Muntah
O : porsi makan klien 4 sendok perporsi, minum air 1 gelas  
 

S : klien mengeluh cemas dengan keadaanya

3. O : klien tampak gelisah Kecemasan Perubahan Status Kesehatan


 TD : 120/70 mmhg
 
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Defisit volume cairan berhubungan dengan fase diuresis dari gagal ginjal akut

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan mual dan muntah

3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan


INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan/Kriteria
No. Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil

1. Monitoring status cairan 1. Jumlah dan tipe cairan pengganti ditentukan dari
Tujuan :
(turgor kulit, membran keadaan status cairan Penurunan volume cairan
Mempertahankan
mukosa, urine output) mengakibatkan menurunnya produksi urine, monitoring
masukan nutrisi
2. Auskultasi TD dan yang ketat pada produksi urine <600 ml/hari karena
yang adekuat
timbang berat badan. merupakan tanda-tanda terjadinya syok hipovolemik.
Defisit volume  
Kriteria hasil : 3. Programkan untuk 2. Hipotensi dapat terjadi pada hipovolemik. Perubahan
cairan
Mempertahankan/m dialysis. berat badan sebagai parameter dasar terjadinya defisit
berhubungan
1. eningkatkan berat 4. Kaji warna kulit, suhu, cairan.
dengan fase
badan seperti yang sianosis, nadi perifer, 3. program dialisis akan mengganti fugnsi ginjal yang
diuresis dari
diindikasikan oleh dan diaforesis secara terganggu dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh.
gagal ginjal akut
situasi individu. teratur. 4. Mengetahui adanya pengaruh adanya peningkatan
Bebas oedema 5. Kolaborasi Pertahankan tahanan perifer.
  pemberian cairan secara 5. Jalur yang paten penting untuk pemberian cairan secara
intravena cepat dan memudahkan perawat dalam melakukan
    kontrol intake dan output cairan
1. Membantu dalam
mengidentifikasi defisiensi dan
Tujuan Mempertahankan
1. Kaji / catat pemasukan kebutuhan diet.
masukan nutrisi yang
diet
Perubahan nutrisi kurang adekuat 2. Kondisi fisik umum gejala
2. Kaji pola diet nutrisi
dari kebutuhan tubuh   uremik dan pembatasan diet
pasien
berhubungan mual dan Kriteria hasil : multiple mempengaruhi
2. 3. Kaji Riwayat diet
muntah Mempertahankan/ pemasukan makanan.
4. Anjurkan klien makan
meningkatkan berat badan
  Makanan kesukaan 3. Pola diet dahulu dan sekarang
seperti yang diindikasikan
5. Hitung kalori dapat dipertimbangkan dalam
oleh situasi individu.
  menyusun menu.
 

 
1. Kaji tingkat kecemasan klien 1. Dengan mengetahui tentang
Tujuan : 2. Beri kesempatan klien untuk lingkup ke-cemasan klien akan
Ansietas berkurang dengan mengungkapkan keluhannya memudahkan pe-nentuan
adanya peningkatan intervensi se-lanjutnya.
3. Beri informasi tentang
pengetahuan tentang 2. Dengan mendengarkan
perawatan yang diper-lukan
Kecemasan penyakit dan pengobatan. keluhan, klien akan merasa
selama dirawat
berhubungan dengan diperhatikan dan dapat
perubahan status Kriteria hasil : 4. Ciptakan lingkungan yang mengurangi kecemasannya.
3.
kesehatan. Mengungkapkan pemahaman nyaman dan tenang
tentang kondisi, pemeriksaan 3. Pemberian informasi yang
    adekuat dapat menurunkan
diagnostic dan rencana
tindakan.   kecemasan klien dan dapat
Sedikit melaporkan perasaan melakukan pera-watan dengan
  baik.
gugup atau takut.
    4. Agar klien tidak merasa bosan
  dalam menghadapi perawatan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Diagnosa
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan

Memonitoring status cairan (turgor kulit, membran mukosa, urine output.

Respon :
Defisit volume S : klien mengatakan kulit sudah mulai sedikit lembab dan
S : Pasien mengeluh lelah
cairan berhubungan bibir kering sudah berkurang.
1. dengan fase diuresis O : pasien tampak pucat dan lesu O : turgor kulit membaik,bibir tidak kering.
dari gagal ginjal A : masalah teratasi sebagian
Turgor : menurun
akut P : lanjutkan intervensi selanjutnya
Mukosa bibir kering

Urine : pengeluaran sedikit

Perubahan nutrisi
Mengkaji / catat pemasukan diet S : pasien mengatakan nafsu makan sudah sedikit meningkat
kurang dari
O : pasien makan ½ porsi dan minum air 1 gelas
2. kebutuhan tubuh S : paisen mengatakan tidak bernafsu makan
A : Masalah teratasi sebagian
berhubungan mual
O : pasien makan 4 sendok perporsi dan minum air 1 gelas P : lanjutkan intervensi selanjutnya
dan muntah

S : klien merasa cemas berkurang setelah mengungkapkan apa


Kecemasan Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan keluhannya
yang dirasakan.
berhubungan
3. S : Pasien mengeluh cemas dengan keadaanya dengan penyakitnya O : klien tampak mulai terbuka akan keadaanya
dengan perubahan
Kesimpulan
• Ginjal (renal) adalah organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk menyaring dan membuang zat-zat sisa
metabolisme tubuh dari darah dan menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit (misalnya kalsium, natrium, dan
kalium) dalam darah. Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya secara
normal.

• Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni gagal ginjal akut (acute renal failure = ARF) dan gagal ginjal
kronik (chronic renal failure = CRF). Pada gagal ginjal akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam
waktu beberapa hari atau beberapa minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin
darah) dan kadar urea nitrogen dalam darah yang meningkat. Sedangkan pada gagal ginjal kronis, penurunan fungsi
ginjal terjadi secara perlahan-lahan. Proses penurunan fungsi ginjal dapat berlangsung terus selama berbulan-bulan
atau bertahun-tahun sampai ginjal tidak dapat berfungsi sama sekali (end stage renal disease).
TERIMAKASIH…

Anda mungkin juga menyukai