Anda di halaman 1dari 28

SEMINAR HASIL

LAPORAN TUGAS AKHIR

PENCEGAHAN LASERASI PADA IBU BERSALIN


DENGAN POSISI MENERAN LATERAL DI PMB ELFI
YANTI LAMPUNG SELATAN TAHUN 2021

OLEH:
FERA NOVALINA
1815401016

‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬


ُ
A. LATAR BELAKANG

Persalinan normal merupakan proses pengeluaran janin yang


terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin.

Dalam buku tahunan Departemen Kesehatan RI tahun 2017, di


Indonesia laserasi jalan lahir dialami oleh 75% ibu melahirkan
pervaginam. Pada saat tahun 2017 menemukan bahwa dari total
1951 kelahiran spontan pervaginam, ibu mendapat jahitan
perineum 57%, episiotomi (28% dan karena robekan spontan
29%)
Asuhan posisi lateral ini dilakukan sejak kunjungan
Antenatal Care atau kunjungan pemeriksaan
kehamilan. Mengajarkan ibu posisi persalinan secara
berbaring miring kiri, dengan kaki kanan ditekuk, dan
tangan merangkul paha bagian bawah, dan kaki kiri
lurus serta pandangan ibu fokus pada pergerakan perut.
Mengaplikasikan asuhan terhadap ibu pada kala I fase
aktif pada proses persalinan, agar ibu terbiasa pada
posisi tersebut saat kala II persalinan. Saat akan
dipimpin mengejan ibu diposisikan dengan posisi yang
nyaman dan sesuai yang dianjurkan sepert kala I untuk
mengurangi rasa cemas ibu mengenai laserasi jalan
lahir yang pernah ibu alami yaitu dengan posisi miring
kiri, selain mencegah atau mengurangi laserasi posisi
miring juga akan membuat ibu lebih nyaman istirahat
di antara his.
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian tersebut


yang menjadi rumusan masalah
adalah bagaimana posisi
meneran lateral pada ibu
bersalin dapat mencegah
laserasi jalan lahir pada
perineum?
Melakukan penerapan posisi meneran lateral
C. TUJUAN
pada ibu bersalin saat proses persalinan agar
mengurangi terjadinya laserasi jalan lahir
yang dapat menyebabkan trauma persalinan.
Asuhan kebidanan ini menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan Varney
dan juga didokumentasikan ke dalam bentuk
SOAP.

1. Manfaat Teoritis
E.RUANG LINGKUP
2. Manfaat Aplikatif
Ruang Lingkup

Penerapan dalam memberikan asuhan pada ibu


intrapartu multipara bertempat di PMB Elfi Yanti,
A.Md.Keb di Desa Way Urang, Kecamatan
Kalianda, Lampung Selatan dengan sasaran studi
kasus dilakukan pada Ny. Y yang mengalami
laserasi jalan lahir pada persalinan sebelumnya
maka diterapkan posisi meneran lateral pada kala I
fase aktif dan kala II. Waktu yang digunakan dalam
pelaksanaan adalah pada bulan Februari-April 2021
A. KONSEP DASAR KASUS C. HASIL PENELITIAN TERKAIT

BAB II
TINJAUAN
KASUS

B. KEWENANGAN BIDAN D. KERANGKA TEORI


A. KONSEP DASAR KASUS

Posisi saat mengejan


Posisi Berbaring atau Litotomi
Ibu terlentang dengan kaki menggantungkan kedua paha di penopang khusus ibu
bersalin.

Posisi Miring Kiri atau Lateral


Posisi ini mengharuskan untuk ibu berbaring miring kiri,
dengan kaki kanan diangkat dan ditahan dengan tangan
ibu ditekuk sampai ke dada, sedangkan kaki kiri tetap
lurus.
Posisi miring akan membuat ibu merasa lebih nyaman
serta kontraksi uterus lebih efektif sehingga akan
memudahkan ibu untuk mengedan. Posisi miring juga
dapat digunakan sepanjang kala I dan kala II dengan cara
ibu berbaring miring, kedua pinggul dan lutut dalam
keadaan fleksi serta diantara kakinya ditempatkan sebuah
bantal atau kaki atasnya di angkat dan di sokong.

Kelebihan
Peredaran darah baik ibu bisa mengalir
lancar, serta pengiriman oksigen dari dalam
darah ibu ke janin melalui plasenta tidak
akan terganggu. Pada proses pembukaan
berlangsung secara perlahan sehingga
persalinan berlangsung nyaman serta
memudahkan ibu untuk beristirahat di
antara kontraksi bila ibu kelelahan

Gambar Posisi Lateral


Posisi Jongkok dan Merangkak

Posisi Jongkok

Kelebihan
Adalah posisi melahirkan yang alami, serta
mermanfaatkan gaya gravitasi bumi, supaya ibu Posisi Jongkok
tidak terlalu kuat meneran. Serta membantu
mengurangi rasa nyeri yang hebat saat melahirkan.

Posisi Merangkak

Posisi ini dapat membuat ibu merasa lebih nyaman dan efektif untuk
meneran dan membantu perbaikan oksiput yang melintang agar berputar
menjadi posisi oksiput anterior serta memudahkan ibu beristirahat di
antara kontraksi bila kelelahan dan mengurangi laserasi.
Posisi Duduk
Dilakukkan dengan cara duduk di atas tempat
tidur dengan di sanggah beberapa bantal atau
juga bisa dengan bersandar pada tubuh suami.
Serta kudua kaki di tekuk dan dibuka lalu
tangan memegang lutut dan tangan suami
membantu memegangi perut ibu. Posisi Duduk

Posisi Semi Duduk

Pada posisi ini ibu duduk dengan punggung


bersandar menggunakan bantal, serta kaki
ditekuk dan paha di buka ke arah samping.

Posisi Semi Duduk


Posisi Berdiri

Persalinan dengan posisi berdiri atau vartikel akan


membuat ibu melakukan persalinan dengan dibantu
oleh gravitasi secara natural. Posisi ini yang paling
kurang dimanfaatkan pada saat persalinan,
mengingat bahwa para praktisi penolong persalinan
tidak fleksibel ketika bersalin. Posisi Duduk
B. Kewenangan Bidan Terhadap Kasus Tersebut

–Undang-undang Republik Indonesia no.4 tahun 2019 tentang tugas dan wewenang seorang
bidan
1. Pasal 46
2. Pasal 49
–Permenkes RI No.38 Tahun 2017
3. Pasal 18
4. Pasal 19

C. Hasil penelitian Terkait

Berdasarkan jurnal kesehatan hasil penelitian dari Hestri Noe Hapifah, Moh
Anwar, Farida Kartini, Anis Eka Pratiwi (Vol.3 No. 1 2018) yang berjudul
“Pengaruh Posisi Bersalin Lateral Terhadap Ruptur Perineum pada Kala II
Ibu Primipara”

Berdasarkan jurnal kesehatan Istiqomah, Ahmad Hidayat, Fitriyani


Salbiah (Vol 9 No. 1 Juli 2018) yang berjudul “ Hubungan Posisi
Meneran dengan Kejadian Laserasi pada Persalinan Normal Di RS. Dr.
R Soeharsino Banjarmasin”
Lokasi dan Waktu
Pelaksanaan Subjek Laporan Kasus

Lokasi pemberian
asuhan di PMB ELFI
YANTI, A.Md.Keb di Subyek yang akan
Desa Way Urang, digunakan dalam studi ini
Kecamatan Kalianda, adalah Ny. Y G5P3A1
Kabupaten Lampung
Selatan. Asuhan
dilakukan pada saat
kunjungan antenatal
care atau kunjungan
pemeriksaan kehamilan
dari bulan Februari
sampai April.
Instrumen Kumpulan Data Teknik/ Cara
pengumpulan Data
1. Format pendokumentasian
asuhan kebidanan yang akan 1. Data Primer
digunakan dalam melakukan 2. Data Sekunder
pengkajian terhadap klien.
2. Buku KIA sebagai sumber
dokumen dan tambahan
informasi yang akan
digunakan bila informasi
yang didapatkan kurang saat
proses wawancara serta
sebagai dokumen dari hasil
asuhan pada ibu.
3. Instrumen pelaksanaan
posisi lateral saat proses
persalinan.
Bahan Alat

Alat pemeriksaan kehamilan saat ANC


Kuisioner dalam
yang terdiri dari : tensimeter,
bentuk pertanyaan
timbangan, termometer, pita ukur,
langsung ke klien
doppler, stetoskop. dan pertus set
terdiri dari ( setengah kocher, klem,
gunting tali pusat, benang tali pusat,
kateter, gunting episiotomi,
handscoon, kasa, penghisap lendir,
oksitosin ) APD lengkap, bengkok,
kom, spuit, lampu sorot, waskom,
tempat sampah, kendi, ember,
underpad, serta heacting set ( pinset,
nald vooder, nald, benang kromik,
spuit, lidocain).
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN POSISI
MENERAN LATERAL UNTUK PENCEGAHAN LASERASI JALAN
LAHIR DI PMB ELFI YANTI LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2021

KALA I ( Pukul 17.30-20.30 WIB)


SUBJEKTIF (S)
IDENTITAS
ISTRI SUAMI
Nama : Ny.Y : Tn.A
Umur : 37 Tahun : 41 Tahun
Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia : Jawa/Indonesia
Agama : Islam : Islam
Pendidikan : SMA : SMA
Pekerjaan : IRT : Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Pemuda Gg. Tewak II No. 26 LK 3 Bandar
Lampung
No HP : 083170199139
OBJEKTIF (O)
Keadaan umum ibu baik serta dalam kesadaran yang composmentis dan kaadaan emosional ibu yang
stabil. Namun, ibu terlihat cemas dalam menghadapi persalinan yang sekarang karena trauma persalinan
yang lalu. TD : 110/70 mmHg, nadi : 81 x/menit, pernafasan : 20 x/menit, suhu : 36,5 ゚ C
TFU : 35 cm
Leopold I : TFU 3 jari di bawah PX ( Prosecus Xipoideus ). Pada bagian fundus teraba satu bagian
yang besar, lunak, agak bulat, dan tidak melenting ( bokong ).
Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba satu bagian yang datar memanjang, keras seperti
papan dari atas ke bawah ( punggung ), dan pada bagian kiri perut ibu teraba bagian – bagian terkecil
janin ( ekstremitas ).
Leopold III : Pada bagian terbawah janin teraba satu bagian keras, bulat. (kepala janin).
Leopold IV : Divergen. Kepala sudah masuk PAP.
Tafsiran Berat Janin (35-11) x 155 = 3720 gram, HIS 3 x 10 menit = 20-30 detik , intensitas kuat
DJJ : 140x/m
Pemeriksaan Dalam
Anogenital : Pengeluaran pervaginam lendir bercampur darah
Periksa dalam pukul 17.40 WIB
Dinding vagina : Tidak ada sistokel ataupun rektokel
Arah Portio : Searah jalan lahir
Konsistensi : Lunak
Pembukaan : 5 cm
Pendataran : 60 %
Ketuban : Positif (+)
Molase : Tidak Ada (0)
Penurunan : Hodge II
Penunjuk : UUK
ANALISA (A)
Ibu : Ny. Y G5P3A1 usia kehamilan 38 minggu 2 hari kala 1 fase Aktif
Janin : Janin tunggal, hidup intrauterine, presentasi belakang kepala

PENATALAKSANAAN ( P)
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
2. Melakukan informed consend pada pihak keluarga agar terdapat bukti persetujuan
tindakan yang akan dilakukan.
3. Menjelaskan pada ibu bahwa rasa nyeri yang timbul merupakan tanda – tanda dalam
persalinan.
4. Memberikan motivasi dan semangat kepada ibu agar dapat mengurangi kecemasan ibu
dan memunculkan rasa percaya diri ibu, sehingga ibu akan dapat melakukan persalinan
dengan baik.
5. Memberi ibu makan dan minum teh manis agar ibu memiliki tenaga dan energi untuk
mengedan nantinya. Menganjurkan ibu untuk tetap berjalan – jalan ataupun jongkok –
jongkok saat tidak ada kontraksi dan mempercepat penurunan bagian presentasi janin.
Dan ketika kontraksi datang semakin sering dan dalam durasi yang lama ibu dianjurkan
untuk istirahat.
6. Menganjurkan ibu istirahat apabila ibu sudah lelah berjalan – jalan agar ibu tidak
merasa kelelahan saat proses persalinan nanti.
7. Menganjurkan ibu untuk tidak menhan BAK.
8. Membantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman saat istirahat, anjurkan ibu untuk
tidur miring ke sebelah kiri agar asupan oksigen ke janin tetap lancar
9. Menganjurkan ibu posisi menaran dalam persalinan, menganjurkan ibu meneran
dengan posisi miring ke kiri, dengan menarik kaki sebelah kanan dengan
menggunakan tangan ibu, kemudian kaki sebelah kiri tetap lurus, mengedan saat ada
kontraksi dengan tetap mengarahkan mata ke arah perut ibu. Seperti yang pernah
diajarkan kepada ibu.
10. Mengajarkan teknik pernafasan saat meneran yang baik, ibu diminta menarik nafas
dalam waktu yang lama dengan kedua mulut dikatupkan. Kemudian saat mengejan
hembuskan pelan – pelan nafas melalui hidung. Mengejan ke arah bawah dengan
pandangan ibu ke arah perut. Pastikan ibu dalam kondisi tenang dan tidak panik.
11. Menganjurkan ibu teknik relaksasi pada saat his untuk mengurangi ketegangan
dengan cara menarik nafas panjang dari hidung kemudian hembuskan melalui mulut
secara perlahan.
12. Melakukan observasi kemajuan persalinan serta keadaan ibu dan janin dengan cek
DJJ setiap 30 menit dan pantau tekanan darah setiap 4 jam sekali.
13. Memberi dukungan emosional serta menawarkan untuk menghadirkan pendamping
saat persalinan agar rasa cemas ibu berkurang.
14. Mempersiapkan peralatan, bahan, dan obat – obatan.
CATATAN PERKEMBNGAN

Pada pukul 19.30 WIB, ibu mengatakan perutnya terasa semakin mules dan rasa
sakitnya semakin sering dan teratur.
Keadaan Umum: Baik, Kesadaran : Composmentis,
Keadaan Emosional : Stabil, TD: 110/70 mmHg, nadi: 80
x/menit, pernafasan : 22 x/menit, suhu : 36,5°C,HIS : 4x/10
menit lamanya 40 detik, DJJ : 138 x/menit
Periksa Dalam : pukul 19.30 WIB
Indikasi : Untuk mengetahui kemajuan persalinan
Portio : Searah jalan lahir
Konsistensi : Lunak
Pembukaan : Pembukaan 8
Ketuban : (+)
Presentasi : UUK
Penurunan : Hodge III, tidak ada molase (0)
Pada pukul 20.00 WIB dilakukan kembali pemeriksaan dalam dan hasilnya masih
pembukaan 9. Selanjutnya pukul 20.30 WIB, ibu mengatakan ada dorongan ingin
meneran dan dilakukan pemeriksaan kembali didapatkan hasil pembukaan sudah
lengkap (10 cm), namun ketuban belum pecah. Kemudian pukul 20.30 WIB
ketuban Ny. Y dipecahkan dengan ½ kocher ketuban berwarna jernih.

KALA II ( Pukul 20.30-20.47)


SUBJEKTIF (S)
Ibu mengatakan mules dan nyeri pinggang yang menjalar ke perut terasa semakin
sering dan kuat, ibu merasakan rasa dorongan ingin meneran, dan ada keluar air –
air dari jalan lahir.
OBJEKTIF (O)
Ibu dalam keadaan baik, dan emosional yang stabil. TD: 100/70 mmHg, R: 20
x/menit, N:82 x/menit, T: 36,7°C . His (+) frekuensi 5 kali dalam 10 menit,
lamanya >45 detik dan DJJ (+) frekuensi 140 x/menit.
ANALISA (A)
Ibu : Ny.Y G5P1A0 usia kehamilan 38 minggu 2 hari kala II
Janin : Janin tunggal, hidup intrauterine, presentasi belakang kepala.
PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
2. Menyiapkan pertolongan persalinan
3. Menyiapkan ibu untuk membantu proses persalinan
4. Membantu ibu untuk mengatur posisi senyaman mungkin, punulis menganjurkan posisi miring ke
kiri.
6. Membimbing cara mengejan yang baik, ibu diminta menarik nafas dalam waktu yang lama dengan
kedua mulut dikatupkan dan mengejan ke arah bawah dengan pandangan ibu ke arah perut.
7. Bila kontraksi yang dirasakan intensitasnya menurun sebentar, cobalah istirahat sejenak.
8. Mengatur pola pernafasan saat kontraksi dan pada saat relaksasi.
9. Mengistruksikan ibu utuk berhenti mengejan ketika kepala janin sudah muncul, ini bertujuan agar
bayi lahir secara perlahan.
10. Persiapan pertolongan bayi
a. Melahirkan kepala bayi
b. Melahirkan bahu dan seluruh tubuh bayi
c. Penilaian awal bayi baru lahir
Pada hari selasa tanggal 20 April 2021 pukul 20.47 WIB. Bayi lahir spontan pervaginam langsung
menangis jenis kalamin laki-laki, berat 3700 gram, A/S: 9/10, Anus (+), cacat (-), perdarahan kala II
± 50 cc.
11. Penanganan bayi baru lahir
12. Mencatat di pertograf.

KALA III ( Pukul 20.47-20.57)


SUBJEKTIF (S)
Ibu mengatakan mules dan lelah setelah melahirkan, ibu merasa lega atas kelahiran
anaknya.
OBJEKTIF (O)
Keadaan umum baik, Kesadaran composmentis, Keadaan emosional stabil, TD: 100/70
mmHg, R: 20 x/m, N: 82 x/m, T: 36,7°C, Kontraksi keras
ANALISA (A)
Diagnosa : Ny.Y P5A1 persalinan kala III
PENATALAKSANAAN
1. Melakukan manajemen aktif kala III
2. Plasenta lahir pervaginam pukul 20.57 WIB, memeriksakan kelengkapan plasenta
yaitu jumlah kotiledonnya, diameter 21 cm, berat 500 gram, tebal 2,5 cm, dan
panjang tali pusat 52 cm, insersi tali pusat lateralis.
3. Mengevaluasi adanya robekan jalan lahir menggunakan kasa steril ( terdapat robekan
jalan lahir derajat I hanya di bagian mukosa kulit).
4. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk melakukan massase uterus agar kontraksi
uterus baik dan tidak terjadi perdarahan.
5. Memantau perdarahan kala III dan perdarahan ±100 cc.

KALA IV ( Pukul 20.57-22.57)


SUBJEKTIF (S)
Ibu mengataan perutnya masih terasa mules dan masih merasa kelelahan setelah
melahirkan.
OBJEKTIF (O)
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil, TD: 100/70
mmHg, N: 81 x/m, R: 23 x/m, T: 36,6°C, kontraksi keras, TFU 2 jari di bawah pusat,
Perineum laserasi derajat I
ANALISA (A)
Diagnosa : Ny. Y P5A1 persalinan kala IV
PENATALAKSANAAN (P)
Melakukan pemantauan kala IV selama 2 jam.Satu jam pertama dilakukan pemantauan
setiap 15 menit sekali, untuk satu jam kedua dilakukan pemantauan setiap 30 menit
sekali. Kemudian mendokumentasikan di partograf.
KESIMPULAN
1. Melakukan pengkajian yang terdiri dari identitas klien dan anamnesa terhadap
Ny. Y pada tahap persalinan dengan posisi yang efektif untuk mencegah atau
mengurangi laserasi jalan lahir.
2. Menegakkan diagnosa masalah dan kebutuhan pada Ny. Y yaitu trauma
persalinan dengan robekan jalan lahir.
3. Mengidentifikasi masalah potensial pada Ny. Y dengan perasaan trauma
persalinan akibat laserasi jalan lahir.
4. Mengevaluasi kebutuhan segera terhadap Ny. Y yaitu dengan mencegah
terjadinya trauma persalinan yaitu laserasi jalan lahir.
5. Terencananya antisipasi atau tindakan sesuai dengan pengkajian data pada Ny.
Y dengan trauma pada persalinan akibat laserasi jalan lahir di PMB Elfi Yanti,
A.Md.Keb, Kalianda Lampung Selatan 2021 sesuai dengan pendekatan
manajemen kebidanan.
6. Terlaksananya tindakan menyeluruh sesuai dengan pengkajian data pada Ny. Y
dengan trauma pada persalinan akibat laserasi jalan lahir di PMB Elfi Yanti,
A.Md.Keb, Kalianda Lampung Selatan 2021 dengan pendekatan manajemen
kebidanan dengan tindakan konseling macam-macam dan menerapkan salah
satu teknik posisi yang efektif saat persalinan.
7. Mengevaluasi keefektifan hasil asuhan kebidanan berupa posisi saat
persalinan terhadap Ny. Y yang dilakukan saat kehamilan hingga saat
proses meneran persalinan. Sehingga, klien merespon dengan baik
asuhan yang diberikan. Berdasarkan asuhan yang diberikan masih
terdapat laserasi namun berkurang dari proses persalinan sebelumnya.
8. Mendokumentasikan asuhan yang telah diberikan atau dilaksanakan
terhadap Ny. Y yaitu posisi persalinan yang efektif untuk mencegah
atau mengurangi laserasi jalan lahir dalam bentuk SOAP.
SARAN
1. Bagi institusi pendidikan
Dapat menjadi pengembangkan ilmu dan sebagai bahan bacaan, mengenai
posisi meneran lateral pada proses persiapan persalianan agar mencegah
laserasi jalan lahir.

2. Bagi lahan praktik


Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan tentang penerapan ilmu secara
nyata secara langsung kepada masyarakat mengenai posisi dalam persalinan
agar mencegah terjadinya laserasi jalan lahir yang dapat menyebabkan trauma
persalinan.

3. Bagi Penulis Lain


Diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk pengembangkan
penelitian lebih lanjut, dan menerapkan ilmu yang telah di dapat tentang
pelaksanaan asuhan kebidanan mengenai posisi yang efektif dalam proses
persalinan untuk mencegah terjadinya laserasi jalan lahir.
‫‪TERIMA KASIH‬‬

‫سالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُهُ‬


‫َو ال َّ‬

Anda mungkin juga menyukai