Anda di halaman 1dari 26

Nama : Hasmin Baril A.Md.

Kep
Pkt/Nrp : Serka/21100156210790
Jabatan : Batipers Situud
Kesatuan : Kesdam XIII/Mdk
Status : K-2
Agama : Islam
Alamat : Perum Citra Land Aminnnn…
DIK UM : SD, SMP, SMA, D-3 Kep
DIK MIL : DIKMABA PK 2010 (PK 17)
SUS CAB MIL : ~ BATIH MUDA 2013
~ TAR NIKGARLAT 2014

PENUGASAN : ~ OPS DARMIL PAMPUTER RI-FHILIPINA 2019


PERTOLONGAN PERTAMA PADA
KECELAKAAN ~P3K
MENYUNTIK
PERTOLONGAN PERTAMA
DILAPANGAN ~LONGMALAP
PENDAHULUAN

Banyaknya penugasan baik dalam negeri maupun luar


negeri tak lepas dari dukungan personel kesehatan yang
cakap dan terampil, maka menyuntik adalah merupakan
materi yang perlu dan wajib dipelajari oleh personel
kesehatan.
1. PENDAHULUAN
2. DEFINISI MENYUNTIK
3. TUJUAN
4. PRINSIP
5. MACAM / CARA MENYUNTIK
6. ALAT DAN BAHAN
7. PENATA LAKSANAAN
8. APLIKASI
9. EVALUASI
10.PENUTUP
Referensi
 
KEPUTUSAN KEPALA PUSAT KESEHATAN ANGKATAN DARAT
Nomor Kep/ 840 / XII /2019
PENGESAHAN NASKAH SEKOLAH UNTUK PENDIDIKAN TAMTAMA TNI AD
33 - C – 35 PENGETAHUAN MENYUNTIK DAN MENGINFUS
        Ilmu yang mempelajari cara memasukkan obat
/cairan dengan menggunakan alat ( suntik)
KHUSUS
~ untuk memahami teknik pemberian obat secara injeksi.
 
UMUM
~ Pada umumnya Injeksi dilakukan dengan tujuan untuk
mempercepat proses penyerapan (absorbsi) obat untuk
mendapatkan efek obat yang cepat.
RUANG LINGKUP
Pendahuluan.
a. Pengertian
b. Mengetahui Tujuan pemberian obat melalui parenteral.
c. Cara pemasangan infus
d. Rumus tetesan infus
e. Persiapan alat-alat.
f. Penutup
Memberikan Infus. Adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh
melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk
menggantikan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.

Tujuan pemasangan infus :

a. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit,


vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara
adekuat melalui oral.
b. Memperbaiki keseimbangan asam basa.
c. Memperbaiki volume komponen-komponen darah.
d. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh.
e. Memonitor tekanan Vena Central (CVP).
f. Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan di istirahatkan.
Penderita yang harus dilakukan pemasangan infus :

a. Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang


memungkinkan pemberian obat langsung ke dalam Intra
Vena.
b. Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian
obat (seperti furosemid, digoxin)
c. Penderita yang mendapat terapi obat dalam dosis besar
secara terus
menerus melalui Intra vena.
d. Penderita yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan
dan elektrolit.
e. Penderita yang mendapatkan tranfusi darah.
f. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur
(misalnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan,
dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi
syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
g. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil,
misalnya risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok
(mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps (tidak
teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
h. Untuk menurunkan ketidak nyamanan pasien
dengan mengurangi
kebutuhan dengan injeksi intramuskuler.
 
Bagian vena yang boleh dipasang infus :
a.Vena lengan (vena safalika basilica
dan mediana kubiti)
b.Pada tungkai (vena safena)
c.Pada vena yang ada di kepala,
seperti vena temporalis frontalis
(khusus
untuk anak-anak).

Catatan : Pemasangan infus tidak


dianjurkan pada daerah yang
mengalami luka bakar, lengan pada sisi
yang mengalami mastektomi (aliran
balik vena terganggu), lengan yang
mengalami edema, infeksi, bekuan
darah, atau kerusakan kulit.
1. Peralatan yang diperlukan :
a. Standar infuse.
b.Set infuse.
c. Cairan sesuai program medic.
d.Jarum infuse (abocath) dengan
ukuran yang sesuai.
e. Pengalas.
f. Karet pembendung /Torniquet.
g.Kapas alcohol.
h.Plester.
i. Gunting.
j. Kasa steril.
k.Betadin.
l. Sarung tangan.
PROSEDUR
PELAKSANAAN
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Cuci tangan.
c. Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian karet atau
akses slang ke botol infus.
d. Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi
sebagian dan buka klem slang hingga cairan memenuhi slang dan udara selang keluar.
e. Letakkan pangalas di bawah tempat (vena) yang akan dilakukan
penginfusan.
f. Lakukan pembendungan dengan torniquet (karet pembendung) 10-12 cm
di atas tempat penusukan dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan
sirkular (bila sadar)
g. Gunakan sarung tangan steril.
h. Disinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
i. Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah
vena dan posisi jarum (abocath) mengarah ke atas
j. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum (abocath/surflo) maka tarik keluar bagian
dalam (jarum) sambil meneruskan tusukan ke dalam vena.
k. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan bagian atas vena
dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar. Kemudian bagian
infus dihubungkan atau disambungkan dengan slang infus.
l. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan.
m. Lakukan fiksasi dengan kasa steril.
n. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum.
o. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
Rumus Menghitung Jumlah Tetesan Infus dalam Menit
•KC : Kebutuhan Cairan
•FT : Faktor Tetes
•TD : Tetesan yg Ditentukan
•WD : Waktu yg Ditentukan

Anda mungkin juga menyukai