Anda di halaman 1dari 12

AKAD MUSYARAKAH

Nama Kelompok :
1. Evan Bram Handika (19130310114)
2. Reza Setiawan (19130310127)
3. Yuliana Siti Hamidah (19130310119)
4. Novalda Ilham A. (19130310136)
PENGERTIAN MUSYARAKAH
Menurut Iatilah adalah sharikah atau syirkah
atau kemitraan, yaitu persekutuan antara dua
orang atau lebih.
Menurut PSAK No. 106 didefinisikan sebagai
akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-
masing pihak memberikan kontribusi dana
dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi
berdasarkan kesepakatan sedangkan
kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana.
Jenis Akad Musyarakah
1. Syirkah Al Milk merupakan kepemilikan bersama,
dimana keberadaannya muncul apabila dua orang
atau lebih memperoleh kepemilikan bersama (joint
ownership) atas suatu kekayaan (asset) tanpa telah
membuat perjanjian kemitraan yang resmi.
a. Apabila harta bersama (warisan/hibah/wasiat)
dapat dibagi, namun para mitra memutuskan untuk
tetap memilikinya bersama, maka syirkah Al Milk
tersebut bersifat ikhtiari (sukarela/voluntary).
b. Apabila barang tersebut tidak dapat dibagi-bagi
dan mereka terpaksa harus memilikinya bersama,
maka syirkah Al Milk tersebut bersifat jabari (tidak
sukarela/involuntary atau terpaksa).
Jenis Musyarakah
2. Syirkah Al ’uqud (kontrak), yaitu kemitraan yang tercipta dengan
kesepakatan dua orang atau lebih untuk bekerjasama dalam
mencapai tujuan tertentu. Setiap mitra dapat berkontribusi
dengan modal/modal dan atau kerja, serta berbagi keuntungan
dan kerugian. Syirkah jenis ini dapat dianggap sebagai
kemitraan yang sesungguhnya, karena para pihak yang
bersangkutan secara sukarela berkeinginan untuk membuat
suatu kerjasama investasi dan berbagi untung dan risiko.
Berbeda dengan syirkah al milk, dalam kerjasama jenis ini
setiap mitra dapat bertindak sebagai wakil dari pihak lainnya.
Syirkah Al’uqud dibagi menjadi:
Syirkah Abdan
Syirkah Wujuh
Syirkah ‘Inan
Syirkah Mufawwadhah
Sifat Musyarakah
Musyarakah permanen
Dalam musyarakah permanen bagian modal
setiap mitra ditentukan saat akad dan
jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.
Musyarakah menurun
Dalam musyarakah menurun, bagian modal
salah satu mitra akan dialihkan secara
bertahap kepada mitra lain, sehingga pada
akhir akad mitra yang lain akan memiliki
usaha tersebut secara penuh.
Sumber Hukum Akad Syariah
Al - Qur’an

”Maka mereka berserikat pada sepertiga.” (QS.an-Nisa:12)

”Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang


berserikat itu sebagian mereka berbuat dzalim kepada
sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan
mengerjakan amal shaleh.” QS.Shad:24
As - Sunnah

Hadits Qudsi dari Abu Hurairah: ”Aku (Allah) adalah pihak


ketiga dari dua orang yang berserikat, sepanjang salah
seorang dari keduanya tidak berkhianat terhadap lainnya.
Apabila seseorang berkhianat terhadap lainnya maka Aku
keluar dari keduanya.” (HR.Abu Dawud dan al-Hakim dari Abu
Hurairah).
Rukun Musyarakah
1. Pelaku (para mitra)
Terdiri atas para mitra yang harus cakap
hukum dan baligh
2. Obyek musyarakah
a. Modal
1. Modal yang diberikan harus tunai.
2. Modal yang diserahkan dapat berupa
uang tunai, emas, perak dll.
3. Modal yang diserahkan oleh setiap
mitra harus digabung.
Lanjutan
b. Kerja
1. Partisipan para mitra dalam
pekerjaan merupakan dasar
pelaksanaan musyarakah.
2. Tidak dibenarkan apabila salah
seorang di antara
mitra menyatakan tidak ikut serta
menangani
pekerjaan dalam kemitraan tersebut.
Lanjutan
3. Ijab Kabul, yaitu pernyataan dan ekspresi
saling rida atau rela diantara pihak-pihak pelaku
akad yang dilakukan secara verbal, tertulis,
melalui korespondensi atau menggunakan cara-
cara komunikasi modern.
4. Nisbah Keuntungan
Nisbah diperlukan untuk pembagian keuntungan
dan harus disepakati oleh para mitra diawal akad
sehingga resiko perselisihan dapat dihilangkan.
Berakhirnya Akad Musyarakah
Salah seorang mitra menghentikan akad,
Salah seorang mitra meninggal atau hilang
akal.
Dalam hal ini dapat digantikan oleh salah
seorang warisnya yang cakap hukum,
baligh, berakal dengan persetujuan semua
ahli waris.
Modal musyarakah hilang atau habis
Penetapan Nisbah Akad Musyarakah
Pembagian keuntungan proporsional sesuai
modal, keuntungan dibagi sesuai dengan
modal yang disetorkan tanpa memandang
banyaknya jumlah pekerjaan yang
dilaksanakan oleh mitra
Pembagian keuntungan tidak proporsional
sesuai modal, keuntungan dibagi dengan
mempertimbangkan modal yang disetor dan
juga tanggung jawab pekerjaan yang
dilakukan.
Thank You 

Anda mungkin juga menyukai