Anda di halaman 1dari 29

Sri Setya Handayani

1. Konsekuensi Mundane Failure


2. Catastophic Failure
3. Penerapan Product Liability di Eropa
4. Kegagalan Pelayanan Jasa
5. Risiko Finansial alam Badan Pemerintah
6. Cara Mencapai Realibilitas dan Konsistensi
7. Memanfaatkan Sistem Manajemen untuk Pengendalian
Risiko
8. Pengelolaan Manusia, Teknologi dan Desain Dalam
Keterlibatannya terhadap Risiko Operasi dan produksi
Mundane Failure adalah kesalahan yang biasa terjadi
dalam suatu proses produksi yang dampaknya juga
tidak terlihat signifikan namun jika kesalahan tsb terus
menerus terjadi, menimbulkan kerugian finansial bagi
perusahaan.
Kegagalan produk dan jasa yang berakibat pada
penarikan produk dari pasar atau yang menimbulkan
masalah hukum.
Kegagalan ini tentunya menimbulkan biaya yang besar
bagi perusahaan, oleh karena itu untuk menghindari
timbulnya masalah tsb perusahaan dituntut untuk dapat
menjaga produk dan jasanya dalam suatu standar yang
konsisten.
Manfaat dari penerapan pedoman ini :
a.Melindungi perusahaan dari kompetitor yang menjual produk
dengan harga yang lebih murah
b.Memperluas pihak yang bertanggung jawab atas produk yang
cacat (seluruh pihak yang terlibat dalam supply chain)
c.Konsumen tidak lagi harus membuktikan kelalaian yang
dilakukan perusahaan atau pemasok, namun setiap orang dalam
perdagangan tsb harus dapat membuktikan bahwa mereka
melakukan segala sesuatu untuk memastikan produknya aman
serta dapat mempertanggungjawabkan segala kecacatan dalam
produk
 Tujuan utama dari pedoman ini adalah memastikan produk yg
terdapat di pasaran adalah produk yg aman dalam arti
penggunaan yg tepat dan sesuai fungsinya serta dalam
kondisi normal.
 Pedoman ini menetapkan :

a. menetapkan standard yang lebih tinggi thdp produk yg


diperuntukkan bagi kelompok yg rentan spt : anak-anak
b. adanya identifikasi risiko yang mungkin dapat ditimbulkan
oleh produk yg dicantumkan pada kemasan atau instruksi
produk
 Produsen dituntut untuk peduli thdp risiko yg mungkin
ditimbulkan produk mereka, mampu mengidentifikasi produk yg
tidak aman, serta menarik dari pasaran jika diperlukan.
 Langkah yg dapat dilakukan produsen dalam menerapkan hal tsb :
a. Melakukan penilaian thdp pemasok
b. Melakukan inspeksi sepanjang proses produksi
c. Mengusut (menyelidiki) keluhan yang muncul
d. Menggunakan sistem batch number untuk mempermudah
identifikasi produk cacat
e. Memastikan distributor memperoleh informasi hasil monitoring
f. Memberikan info kpd konsumen untuk mengevaluasi risiko dr
produk
g. Distributor juga harus ada monitor thdp keamanan produk yg
dijual
Terdapat tiga tipe pelayanan jasa :
a.Pelayanan jasa yg juga melibatkan produk fisik. Contoh :
restoran, katering, pengantar barang
b.Pelayanan jasa yg terlibat langsung dengan pelanggan.
Contoh : pendidikan, pelayanan kesehatan
c.Pelayanan jasa murni. Contoh : pelayanan asuransi, perbankan
 Keterbatasan dana
 Perusahaan dalam mengontrol risiko, biasanya
menggunakan : Sistem manajemen atau ISO 9000 yg
mendasarkan pada ide tentang inspeksi, pengendalian
dokumen penting dan penetapan prosedur
 Terdapat 3 cara dalam pendekatan kualitas :
a. Failure Area (non-responsive) dengan risiko komplain dan
penarikan produk dari pasaran (paling berisiko)
b. Inspection Mode (reactive) pemeriksaan kualitas dari produk
akhir sebelum di keluarkan ke pasar
c. Prevention Mode (planned) penerapan sebuah sistem yang
melingkupi seluruh area dimana permasalahan dalam kualitas
dapat muncul (risiko paling kecil)
Diperlukan Penerapan Standar dalam Kualitas untuk mencegah
bencana dari produk
 Pemahaman terhadap proses utama
 Memiliki struktur organisasi
 Memiliki prosedur tertulis
 Menyimpan dokumentasi
 Melakukan pemeriksaan rutin
 Mengidentifikasi kegagalan dan memperbaikinya
 Melakukan pengembangan yang berkelanjutan
 Komunikasi yg baik
 Mengijinkan sebuah perusahaan eksternal untuk menilai
sistem secara rutin
 Industri Otomotif : ISO TS 16949, VDA 6
 Industri Telekomunikasi : TL 9000
 Laboratorium : ISO 17025
 Makanan : ISO 9001 HACCP (ISO 22000)
 Perangkat Kedokteran : ISO 13485
 Penerbangan : AS9100
 Information Security Management : ISO 17799
Pedoman standar :
a.Tingkat pelayanan yang diberikan
b.Citra perusahaan dan reputasinya thdp kualitas
c.Sasaran yg ingin dicapai dalam kualitas pelayanan
d.Pendekatan yg diadopsi untuk mencapai sasaran kualitas tsb
e.Peran setiap orang untuk menerapkan ketentuan kualitas
Aktivitas yang perlu dilakukan manajemen perusahaan jasa :
a.Mendefiniskan kebutuhan konsumen dengan ukuran kualitas
yg sesuai
b.Merancang tindakan pencegahan untuk menghindari
ketidakpuasan pelanggan
c.Menciptakan sebuah komitmen menyeluruh terhadap kualitas
di dalam organisasi jasa
d.Melakukan evaluasi dari pelayanan dan prestasi yang dicapai
untuk mengidentifikasi peluang pengembangan kualitas
e.Mencegah efek berbahaya yang mungkin muncul dari
perusahaan jasa
a. Pengelolaan Manusia
- Multifunction team, diterapkan pada masalah yg melibatkan
- atau melewati batas fungsional dalam perusahaan
- Cell Manufacturing : mengurangi kesenjangan atau jarak di
dalam organisasi dan memberi setiap orang kendali thdp
produk akhir dimana setiap sel (bagian) dalam organisasi
bertindak sbg sebuah complete profit centre dan memiliki
chief executive yg dapat meningkatkan kualitas dan motivasi
pekerja
- Reward System : penghargaan untuk karyawan
b. Pengelolaan Teknologi
Penerapan aplikasi teknologi modern

c. Pengelolaan Disain dan Pengembangan


-Concurrent Engineering : kombinasi berbagai disiplin dalam disain

dan produksi yang menghasilkan sistem informasi terintegrasi yang


memungkinkan data disain digunakan dalam proses manufaktur shg
mempercepat proses pengenalan produk baru
-Benchmarking : pemahaman thdp kebutuhan pasar melalui

identifikasi kebutuhan dan kepentingan konsumen, kemudahan


penggunaan produk, manfaat dalam ekonomi, pengembangan dan
perbaikan produk dan jasa, menyediakan informasi kuantitatif untuk
efisiensi produksi (biaya produk, biaya persediaan dll)
Komponen dan bahan mentah serta ancaman kehilangan
produksi (konsumen menggerutu dan pesanan hilang). Risiko
ini dibagi dlm 2 kategori :
a.Risiko dari pemasok (pemasok yang tidak bisa dipercaya atau
pemasok yang lambat, pemasok mengalami kebangkrutan,
gangguan alam)
b.Risiko dari kebijakan pengadaan yang dimiliki perusahaan
(pembelian dari tempat yg terlalu jauh, penggunaan satu
sumber pemasok)
a. Single Sourcing of Supplies
b. Oligopolies
c. Reserve Auctions
d. Partnership Sourcing and Supplier Development
e. Outsourcing anda sourcing from abroad
f. Reputatons Issues
g. Supplier Unreliability
h. Just in Time
i. Overstocking
j. Conflicts of interest
k. Corruption Risks
l. Controlling Price Hikes
 Satu pemasok untuk setiap produk yang dibeli
 Mengurangi jumlah pemasok akan mengurangi waktu dan biaya,
menghindari duplikasi
 Memberikan mereka pengawasan yang lebih ketat dan lebih mudah
mengembangkan hubungan dengan pemasok
 Perusahaan tidak banyak mendapatkan penawaran dari pesaing,
risikonya bisa mendapatkan harga yg lebih tinggi
 Menggunakan Target Pricing : pemasok diminta untuk memasok
produk pada harga yg telah ditentukan oleh pelanggan
 Saran untuk perusahaan : bekerja sama dengan lebih dari satu
pemasok untuk produk dengan harga yg tidak stabil; pengganti
pemasok yg gagal (tidak menyiapkan sistem yang pantas)
Oligopolies
Suatu pasar dengan sedikit pemasok yg menyediakan risiko

kepada muara bisnis.


Perusahaan kehilangan kesempatan untuk mendapat pemasok

yg paling tepat (harga dan kualitas)

Reserve Auctions
Pemasok menawarkan harga termuah untuk sebuah komoditas
atau komponen
Partnership Sourcing and Supplier Development
Para pemasok akan lebih dalam terlibat dalam bisnis kliennya.

Memerlukan lebih banyak informasi yg diberikan kepada para

pemasok, melibatkan mereka di early stage proyek


pengembangan, dan memberikan mereka pesan mutahir dari
rencana produksi.
Bekerjasama dengan pemasok dapat mengurangi biaya karena

pemasok lebih memahami dengan baik kebutuhan perusahaan.


Outsourcing and Sourcing from Abroad

Manfaat sourcing :
Biaya lebih sedikit
Fleksibilitas yang lebih besar

Risiko sourcing :
Sourcing dari negara dengan biaya rendah akan memberikan

competitive advantage, namun hanya jika pesaing melakukan


hal yang sama. Namun jika perusahaan melakukan sourcing
dari luar negeri, salah satu risiko yg dapat muncul adalah
Foreign Exchange Risk
 Pemesanan yang dilayani adalah pemesanan dalam jumlah yg
besar
 Lead time menjadi lebih lama karena jarak yg jauh antara
perusahaan dengan pemasok
 Political and cultural risks
 Heigtened security threats, seperti terorisme, perampok,
bajak laut

Solusi :
 mencari alternatif pemasok yg lbh dekat
 Membuat trade off decision dengan mempertimbangkan
antara logistik dan biaya
E-Procurement merupakan proses pengadaan barang
dan jasa pemerintah yang dilakukan secara elektronik
terutama berbasis web atau internet. Instrumen ini
memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan
informasi meliputi pelelangan umum secara elektronik
yang diselenggarakan oleh LPSE (Lembaga Pelelangan
Secara Elektonik)
 Misi akhir dari penerapan E-Procurement ini adalah
bagaimana proses pengadaan barang dan jasa di
pemerintahan dan bagaimana caranya memanfaatkan
teknologi informasi agar tidak banyak membuang waktu dan
biaya

 E-Procurement dapat menjadi instrumen untuk mengurangi


tindakan KKN karena melalui E-Procurement lelang menjadi
terbuka sehingga akan muncul tawaran yang lebih rasional.
Bahkan mereka juga yang tidak berada dalam jaringan pun
bisa terlibat.
 Kebijakan implementasi E-Procurement dilakukan dengan cara
mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk
mewujudkan good governance melalui pengadaan barang dan jasa
yang bebas KKN.

 Sasaran diterapkanya sistem E-Procurement adalah untuk


memberikan media proses pengadaan barang yang transparan,
kompetitif, efektif, efisien, adil dan tidak diskriminatif dan akuntabel
(Keppres No. 80/2003).

 Penerapan E-Procurement dikembangkan untuk membentuk jaringan


sistem manajemen dan proses kerja instansi pemerintah secara
terpadu dengan pihak yang menjadi kerjasama dalam proses
pengadaan barang dan jasa
 E-Procurement juga memberikan rasa aman dan nyaman.
Rasa aman karena proses pengadaan mengikuti ketentuan
yang diatur secara elektronik dengan mengedepankan
transparansi dan akuntabilitas, sehingga pemenang adalah
penyedia barang dan jasa yang telah mengikuti kompetisi
dengan adil dan terbuka.

 Jumlah peserta pengadaan yang bertambah akan


meningkatkan persaingan yang mengakibatkan penawaran
mencapai harga pasar yang sesungguhnya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai