Anda di halaman 1dari 41

PENCELUPAN POLIESTER

DENGAN ZAT WARNA


DISPERSI
Oleh
Dede Karyana, S. Teks. MSi.

Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil


2009
Pencelupan poliester dapat dilakukan
dengan :
A. Metoda Kontinyu
• Produktifitas dan Effisiensi Tinggi
• Produksi Masal
• Kecerahan Hasil Celup Agak rendah

B. Metoda Perendaman
1. Cara Celup Suhu Tinggi
2. Cara Celup Carrier
3. Cara Celup Suhu Tinggi +Carrier
1. Cara Celup Suhu Tinggi

• Penyerapan dan difusi ZW sangat baik


• Tahan Luntur hasil celup baik
• Proses sederhana
• Pemakaian ZPT lebih sedikit
2. Cara Celup Carrier

• Keterbatasan Mesin : Konvensional


(terbuka)
• Keterbatasan Bahan : Serat tidak tahan
suhu tinggi ( Poliakrilat, Poliester-Wool)
• Resiko belang kecil
• Tahan luntur dan Build-Up Zw lebih
rendah
3. Cara Celup Suhu Tinggi +Carrier

• Untuk poliester teksture, agar pegangan


bahan lebih lembut dan hasil celup lebih
rata
1. Cara Celup Suhu Tinggi
& Tekanan Tinggi (HT/HP)
DIAGRAM ALIR :
PERSIAPAN
(Bahan, mesin, larutan celup)

PENCELUPAN

CUCI REDUKSI
SKEMA PROSES PENCELUPAN
Warna Muda

130 0C

Asam
110 0C
Pendispersi
Zw. dispersi
70 0C 70 0C

40 0C 5’ 30’ 5’ 20’ 10’


Warna sedang

Asam 130 0C
Pendispersi 120 0C
Zw. dispersi
80 0C
70 0C

40 0C
10 40 2,5 30 – 40 10
Warna tua

Asam 130 0C
Pendispersi
90 9C
Zw. Dispersi
70 0C

40 0C
RESEP PENCELUPAN
cara HT/HP
• Zat Warna dispersi x%
• Pendispersi 0,5 - 1 cc/l
• Asam Asetat 30 % 0,5 - 2 cc/l (pH = 5)
• Vlot 1 : 5 - 1 : 10

• ZAT PEMBANTU PENCELUPAN LAINNYA


• Perata : 0,5 - 1 cc/l
• Zat Anti crease mark : 0,5 - 2 cc/l
• Pelunak air : 0,5 - 1 cc/l
RESEP PENCUCIAN REDUKSI

• Detergen 1- 2 cc/l
• NaOH 1- 2 g/l
• Na2S2O4 2- 4 g/l
• Vlot 1 : 10
• Suhu : 80 0C ; Waktu 10 menit
2. PENCELUPAN POLIESTER
DGN ZW. DISPERSI CARA
CARRIER
Zat pengemban

• Zat pengemban adalah suatu zat pembantu


kimia dalam pencelupan poliester dengan zat
warna dispersi untuk
1. meningkatkan daya serap terhadap zat
warna
2. mempercepat difusi zat warna ke dalam
serat
• selain itu zat pengemban dapat juga dipakai
untuk proses pelunturan warna hasil
pencelupan zat warna dispersi.
Golongan zat Pengemban

Bberdasarkan sifat kelarutannya dalam air


• Zat pengemban yang larut dalam air
(hidrofil) misalnya : fenol, asam salisalat
dan asam benzoat
• Zat pengemban yang tidak larut dalam
air misalnya : metil naftalen, difenil dan
trikloro benzene.
Pemilihan zat pengemban
Tidak semua zat pengemban efektif dipakai
untuk semua jenis serat hidrofob.
• Untuk pencelupan serat selulosa asetat :
tripropilfosfat dan tributilfosfat.
• Untuk pencelupan serat poliester adalah :
O-fenilfenol, metilnaftalena, difenil, dan
triklorobenzena
Sifat –sifat beberapa jenis
pengemban
Pengemban Pengaruh Bau Menguap Penghilangan
pada Tahan
sinar
Difenil Sangat sedikit Kuat Agak sukar Agak sukar
Metilnaftalen Sedikit Sedang Sedikit Mudah
O-fenilfenol Jelas Sedang Sedikit Sukar
p-fenilfenol Sangat jelas Sedikit Sangat sukar
Trikloro-benzena Sedikit Kuat Mudah Mudah
Asam benzoat Sangat sedikit - - Sedang
Dikloro-benzena - Kuat Mudah Mudah
Asam salisalat - - - Mudah
Metil salisalat - Kuat - Sukar
Etil salisalat - Kuat - Sukar

Sumber : Ludewig, H., “ Poliester Fibers, Chemistry and Teknologi “, Wiley


Interscience 1971, halaman 402
Mekanisme Kerja Zat Pengemban Dalam
Proses Pencelupan Zat Warna Dispersi
1. Teori Penggelembungan
• Teori ini dikemukakan Waters,,serat yang digelembungkan
oleh zat pengemban memungkinkan lebih cepat terjadinya
difusi zat warna kedalam serat.pengelembungan ini
disebabkan terjadinya mengkeret atau kontraksi pada serat
yang diakibatkan zat pengemban.
2. Teori pendekatan embibisi air
• Beberapa zat pengemban yang mengandung gugus hidrofil
seperti o-fenil dan asam benzoat menimbulkan difusi yang
cepat kedalam serat polyester.
• Vickerstaff,mengemukakan bahwa bagian aeromatik dari
molekul zat pengemban mempunyai daya van der wals dengan
serat, dan gugus fenol yang hidrofil dapat menarik
air.penarikan terhadap air menjadikan peningkatan kecepatan
celup.
3.Teori pemindahan
• Menurut vikerstaff,zat pengemban dan zat
warna membentuk suatu kompleks yang
mudah berdifusi kedalam serat.tapi teori ini
tidak bisa menjelaskan bentuk senyawa
kompleks yang terbentuk.
4.Teori kelarutan zat warna dalam larutan celup
• Zat pengemban menambah kelarutan zat
warna disperse dalan air.lebih banyak zat
warna disperse dalam larutan memungkinkan
lebih banyak zat warna yang tersedia untuk
berdifusi dalam serat.
5.Teori pembentukan lapisan film pada permukaan
serat.
• Zat pengemban membentuk lapisan film disekeliling
lapisan serat,dimana zat warna larut dalam lapisan
film tersebut konsentrasi zat warna pada lapisan
film tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan
laruatan celup.sehingga menimbulkan perbedaan
konsentrasi.
6.Teori peningkatan tempat melekat zat warna.
• Zat pengemban membuka daerah-daerah dalam
serat yang strukturnya rapat dan kompak yang suit
dimasuki oleh zat warna.zat pengemban merubah
perbandingan antara bagian amorf dengan
menurukan derajat kristalin sehingga meningkatkan
jumlah daerah yang dapat tercelup.
7.Teori pelumasan molekul serat.
• Zat pengemban bertindak sebagai antar rantai
polimer serat.zat pengemban bekerja memutuskan
ikatan silang yang terdapat antara rantai polimer
mengakibatkan polimer menjadi lebih mudah
bergeser satu sama lain sehingga difusi molekul zat
lebih cepat.
8.Teori plastisasi
• Zat pengemban didalam serat bekerja mengurangi
gaya antar rantai polimer dan mengganti dengan
gaya ikatan tersebut dengan gaya ikatan antara
rantai polimer serat dan zat pengemban yang lebih
lemah sehingga serat menjadi lebih pantas.difusi
zat warna meningkat pada bagian dimana sekmen
polimer serat meperlihatkan mobilitas yang
meningkat.
Pegaruh jenis dan konsentrasi zat
pengemban terhadap penyerapan zat warna
dispersi pada poliester

90
80
Penyerapan Zat Warna

70
60
50 Ester
40 O-fenilfenol
30 Triklorobenzena
20 Metilnaftalena
10
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

Konsentrasi zat pengemban (g/l)


Pemilihan zat pengemban harus
memenuhi syarat sbb:
• Harganya murah
• Efisiensinya tinggi, walaupun digunakan
pada konsentrasi rendah
• Mudah dihilangkan dalam pencucian
• Penggunaannya mudah
• Tidak mengurangi kualitas hasil celup
• Tidak berwarna
• Tidak membahayakan kesehatan, tidak
berbau dan tidak menimbulkan iritasi pada
kulit
• Tidak mudah menguap
DIAGRAM ALIR
PENCELUPAN POLIESTER DGN
ZW. DISPERSI CARA CARRIER

• PERSIAPAN LAR. CELUP 


• PENCELUPAN 
• CUCI REDUKSI 
• CUCI BIASA 
• HEAT SET
SKEMA PROSES CARA CARRIER :

ZW Dispersi
100 0C
Pendispersi
Asam
Carrier

40 0C
10’ 30 - 45’ 45 - 60’ 20’
RESEP PENCELUPAN CARA
CARRIER :

Zat warna Dispersi : x %


Pendispersi : 0,5 - 1 cc/l
Asam Asetat 30 % : 0,5 - 1 cc/l (pH = 5)
Carrier : 1 - 4 cc/l
Vlot 1 : 10
RESEP PENCUCIAN REDUKSI

• Detergen 1- 2 cc/l
• NaOH 1- 2 g/l
• Na2S2O4 2- 4 g/l
• Vlot 1 : 10
• Suhu 90 0C, Waktu 10 menit
RESEP PENCUCIAN BIASA
– Detergen 1- 2 cc/l
– Na2CO3 0,5 - 1 g/l
– Vlot 1 : 10
– Suhu 90 0C, Waktu 10 menit

• HEAT SET : 170 0C ; 1 Menit


3. PENCELUPAN POLIESTER DGN ZW
DISPERSI CARA SUHU TINGGI +
CARRIER

• DIAGRAM ALIR
• PERSIAPAN LAR. CELUP 
• PENCELUPAN
• PENCUCIAN REDUKSI 
• PENCUCIAN BIASA
SKEMA PROSES
Zat Warna
120 0C

Pendispersi
Asam 80 0C
Carrier

40 0C
10’ 20, 40’ 45’ 20’
RESEP PENCELUPAN :

• Zat warna Dispersi : x %


• Pendispersi : 0,5 - 1 cc/l
• Asam Asetat 30 % : 0,5 - 1 cc/l (pH = 5)
• Carrier : 0,5 - 1 cc/l
• Vlot 1 : 10
RESEP PENCUCIAN REDUKSI
• Detergen 1- 2 cc/l
• NaOH 1- 2 g/l
• Na2S2O4 2- 4 g/l
• Vlot 1 : 10
• Suhu 90 0C, Waktu 10 menit
RESEP PENCUCIAN BIASA

• Detergen 1- 2 cc/l
• Na2CO3 0,5- 1 g/l
• Vlot 1 : 10
• Suhu 90 0C, Waktu 10 menit
Mesin Pencelupan untuk Metoda
Perendaman :
1. Mesin Konvensional :

Skema mesin celup Jigger Skema mesin celup


Haspel (Winch)
Karakteristik Mesin
Mesin Jigger Mesin Haspel

Bahan yang dicelup kain tenun kain rajut, tenun


Berat kain sedang - berat ringan - sedang
Posisi kain terbuka rope (gulung)
Vlot 1:5 - 1:10 1:10
Sistem pengadukan sirkulasi bahan sirkulasi bahan
Kerataan rendah rendah
Suhu maksimum 100 0C 100 0C
Fluktuasi suhu besar besar
Catatan :

• Guna meningkatkan kemampuan mesin


agar suhu pencelupan dapat lebih besar
dari 100 0C dan juga untuk menurunkan
fluktuasi suhu dibuat pula mesin-mesin
Jigger dan Haspel yang tertutup.
2. Mesin Modern :
Mesin celup Jet Dyeing

Drive reel Dyeing tank


Nozzle

Nozzle valve
Counter flow
Flow
tube
Service
tank Filter
Section
Feed pump Heat exchanger valve

Main pump
Skema mesin Jet Dyeing ( Hisaka Cut-RS)
Karakteristik Mesin Jet Dyeing
(Hisaka Cut-RS)
• Jenis kain : kain tenun atau rajut 60 - 600 g/m
• Kapasitas : 90-120 kg ( + 400 m)
• Kondisi pencelupan :
• Suhu Maksimum : 140 0C
• Volume air : 700 - 1000 l
• Pemanasan Maks. : 7,3 0C/menit
• Penurunan Suhu : 130 0C  80 0C dalam 10 menit
• Sistem pengadukan : sirkulasi bahan dan larutan celup
• Sirkulasi kain maks. : 0,8 putaran/menit
• Kecepatan kain : 300 - 500 m/menit
• Sistem kendali : automatik komputerasi
• Nozle : - Ball Nozle –> untuk kain tenun
• - Cone Nozle –> untuk kain rajut



Mesin Celup Roto- Stream
Karakteristik Roto Stream

• Jenis kain : kain tenun atau


rajut
• Kapasitas : 160 - 200
kg/chamber
• Jumlah chamber : 1 s/d 6
• Kecepatan kain : 600 m/menit
• Perbandingan Larutan celup : 1 : 3
• Sirkulasi bahan dan larutan : 1 putaran/menit
• Suhu maksimum : 140 0C
• Sistem kendali : automatik
komputerasi
Catatan :
• Mesin Jet dyeing tidak cocok untuk mencelup
kain yang potensial mudah berbulu.
• Mesin Roto Stream cocok untuk mencelup kain
yang potensial mudah berbulu.
• Untuk bahan tersebut dapat pula dipakai mesin
lainnya seperti mesin celup Soft - stream (over
flow system) atau Ring soft (modifikasi winch).
SEKIAN
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai