Anda di halaman 1dari 68

SANITASI DAN

PENGELOLAAN LIMBAH
INDUSTRI
{
SYAMSUL BACHRI AMK.SKM
PENGERTIAN SANITASI
2

 MENURUT AZRUL ANWAR  MENURUT EHLER STELL


PENGAWASAN MASY YG PENCEGAHAN THDP
MENITIKBERATKAN KPD PENYAKIT DG
PENGAWASAN THDP MENGHILANGKAN ,
BERBAGAI FAKTOR LINGK MENGONTROL FAKTOR
YG MUNGKIN LINGK YG BERHUB.
MEMPENGARUHI DERAJAT
KESEHATAN MASYARAKAT  MENURUT HOPKINS
CARA PENGAWASAN
THDP FAKTOR2 LINGK YG
MEMPUNYAI PENGARUH
LINGK.

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


SANITASI INDUSTRI
3

 MERUPAKAN USAHA KESEHATAN UTK MEMELIHARA DAN


MENINGKATKAN KEBERSIHAN DAN KESEHATAN DI
LINGKUNGAN INDUSTRI
 TERMASUK PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT MENULAR
 MENCEGAH KECELAKAAN KERJA
 MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN TENAGA KERJA
 MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


TUJUAN SANITASI INDUSTRI

 MENJAMIN LINGKUNGAN SERTA TEMPAT KERJA YANG


BAIK DAN BERSIH

 MELINDUNGI SETIAP ORANG DARI FAKTOR2 LINGKUNGAN


YG MERUGIKAN KESEHATAN FISIK – MENTAL

 MENCEGAH TIMBULNYA BERBAGAI MACAM PENYAKIT


MENULAR THDP PEKERJA DAN MASYARAKAT SEKITAR

 MENCEGAH TERJADINYA KECELAKAAN DAN MENJAMIN


KESELAMATAN

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


KEBERSIHAN DALAM
SANITASI INDUSTRI MELIPUTI:
5

 KEBERSIHAN DALAM GEDUNG


LANTAI, DINDING, ATAP GEDUNG, MESIN, ALAT2
UTK BEKERJA, GUDANG, TEMPAT MENIMBUN
BAHAN BAKU, KANTIN/ TEMPAT MAKAN, TOILET,
MUSHOLLA DLL.
 KEBERSIHAN LUAR GEDUNG
HALAMAN, TAMAN, PAGAR, SELOKAN, AREA
PARKIR, JALAN2 SEKITAR PABRIK.

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


TEAM SANITASI
6

 MEMBAGI LINGKUNGAN KERJA MENJADI BEBERAPA UNIT


KERJA
 MENDESIGN DAN MELAKSANAAN SANITARI INSPECTION
( MENDATA SEMUA FASILITAS INDUSTRI YG HARUS DIJAGA
KEBERSIHANNYA)
 MENINDAK LANJUTI PROGRAM
( MENCARI SOLUSI DARI PERMASALAHAN YG TIMBUL)

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


RUANG LINGKUP SANITASI INDUSTRI

A. PENYEDIAAN AIR
B. PEMBUANGAN SAMPAH DAN LIMBAH
C. PENCEGAHAN DAN PEMBASMIAN SERANGGA
DAN TIKUS
D. SANITASI MAKANAN
E. FASILITAS –FASILITAS KEBERSIHAN
F. TATA RUMAH TANGGA DAN PEMELIHARAAN

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


A. PENYEDIAAN AIR
8

SUMBER AIR
 SUMUR DANGKAL

 SUMUR DALAM

 SUMUR ARTESIS

 PDAM

AIR DI INDUSTRI
 UTK KEPERLUAN PROSES INDUTRI

 UTK KEPERLUAN RUMAH TANGGA( MINUM, MENCUCI,DLL)

KUALITAS AIR
 KARAKTERISTIK BIOLOGIS

 KARAKTERISTIK FISIK

 KARAKTERISTIK KIMIAWI

 KARAKTERISTIK RADIOAKTIF

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


AIR BERDASARKAN KARAKTERISTIKNYA:
9

 AIR YANG DAPAT DIGUNAKAN LANGSUNG TANPA


PENGOLAHAN
 AIR YANG HARUS DIBERI DESINFEKTAN DAHULU
KARENA ADANYA KONTAMINAN BAKTERI
 AIR YANG HARUS DIOLAH KARENA KANDUNGAN
LUMPUR, BERWARNA DAN TERKONTAMINASI BAKTERI
 AIR YANG MEMERLUKAN PENGOLAHAN KHUSUS
KARENA SIFAT NYA, MIS. AIR LAUT.

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


10
AIR MINUM
 TIDAK BOLEH
BERBAU DAN HARUS SEGAR
 TIDAK BOLEH
BERWARNA
 TIDAK BOLEH
BERASA
 TIDAK BOLEH
MENGANDUNG ZAT YG BERBAHAYA
(HASIL
PEMERIKSAAN LAB.)
 TIDAK BOLEH MENGANDUNG ORGANISME
BERBAHAYA

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


PENEMPATAN AIR MINUM
11

 DITEMPATKAN DI TEMPAT YG MUDAH TERJANGKAU


OLEH TK, TETAPI TIDAK BOLEH DEKAT DENGAN
SUMBER DEBU DAN BAHAN KIMIA LAINNYA
 DITEMPATKAN PADA WADAH YG TERTUTUP RAPAT, 1
WADAH AIR MAKSIMAL UTK 100 ORANG
 DIBERI LABEL JIKA AIR TSB LAYAK MINUM

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


B. PEMBUANGAN SAMPAH &
LIMBAH INDUSTRI
12

 JENIS –JENIS 1. SAMPAH BASAH/


SAMPAH : ORGANIK
2. SAMPAH KERING/
ANORGANIK

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


JENIS-JENIS LIMBAH
13

 LIMBAH PADAT :
- DIDAUR ULANG
- DIKUBUR
- DIBAKAR

 LIMBAH CAIR DIOLAH MENURUT SPESIFIKASI (DI IPAL) SEBELUM


DIBUANG KE BADAN AIR

 LIMBAH KACA DAN BENDA TAJAM DIPISAHKAN TERSENDIRI

 WADAH PENGUMPUL LIMBAH HARUS KUAT AGAR TIDAK


TERCECER SAAT DIKUMPULKAN

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


SYARAT BAK SAMPAH
(keranjang sampah)
14

 KONTRUKSI KUAT TETAPI RINGAN, MUDAH DIANGKAT OLEH 1


ORANG
 MUDAH DIISI DAN DIKOSONGKAN/ DIBERSIHKAN
 MEMPUNYAI TUTUP
 DALAM KEADAAN BERSIH ( WADAH & TUTUPNYA)

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


SYARAT TEMPAT
PENAMPUNGAN SAMPAH
15

 BENTUK LEBIH BESAR DARI BAK SAMPAH


 UKURAN & KAPASITAS HARUS DAPAT DIANGKUT OLEH 2 ORANG
 MUDAH DIISI DAN DIKOSONGKAN/ DIBERSIHKAN
 MEMPUNYAI TUTUP

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


Adalah rangkaian kegiatan yang mencakup
reduksi, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan
penimbunan limbah B3
PENGELOLAAN
LIMBAH B3
DEFINISI LIMBAH B3

PENGERTIAN MENGENAI LIMBAH B3 (1)

“Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), adalah sisa


suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau
Konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau meru-
sak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan ling-
kungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup Manusia serta
Makhluk Hidup lainnya”

(1) PP No.18, Article 1/2, 1999


I. Dari Sumbernya
Limbah B3 dari sumber tidak spesifik adalah limbah B3 yang pada
umumnya berasal bukan dari proses utamanya, tetapi berasal dari
kegiatan pemeliharaan alat, pencucian, pencegahan korosi (inhibitor
korosi), pelarutan kerak, pengemasan, dan lain-lain.

Limbah B3 dari sumber spesifik adalah limbah B3 sisa proses suatu


industri atau kegiatan yang secara spesifik dapat ditentukan
berdasarkan kajian ilmiah.

Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan,


dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi, karena tidak
memenuhi spesifikasi yang ditentukan atau tidak dapat
dimanfaatkan kembali, maka suatu produk menjadi limbah B3 yang
memerlukan pengelolaan seperti limbah B3 lainnya. Hal yang sama
juga berlaku untuk sisa kemasan limbah B3 dan bahan-bahan kimia
yang kadaluarsa
II. UJI KARAKTERISTIK
LIMBAH B3

UJI KARAKTERISTIK LIMBAH B3 ADALAH :


“Suatu uji yang dilakukan dilaboratorium, jika limbah
mengandung salah satu atau lebih sifat, dan/atau
salah satu atau lebih pencemar yang melebihi ambang
batasnya (4) seperti yang tercantum dibawah ini,
dapat dikatagorikan sebagai limbah B3”

Mudah Meledak, mudah Terbakar, Reaktif,


Beracun berdasarkan TCLP, bersifat Korosif,
menyebabkan Infeksi.

(4) PP No.85, lampiran-II, 1999


III.UJI TOKSIKOLOGI
LIMBAH B3

UJI TOKSIKOLOGI LIMBAH B3 MELIPUTI :

Sifat Akut : yaitu uji hayati untuk mengukur hubungan dosis


respons antara limbah dengan kematian hewan uji, untuk
menetapkan nilai LD50.
Sifat Kronik : yaitu uji toksik, mutagenik, karsinogenik, tera-
togenik dan lain-lainnya, dengan cara mencocokan zat pence-
mar yang ada dalam limbah dengan lampiran-III, berdasarkan
pertimbangan faktor-faktor tertentu.

(5) PP No.85, Article I/7,4 - 1999


BENTUK PHISIK & JENIS
LIMBAH B3

LIMBAH B3 DAPAT DIGOLONGKAN


DALAM 3 BENTUK PHISIK

a. Bentuk Padat
Organik
b. Bentuk Cair
c. Bentuk Gas Anorganik
HIRARKI PENGELOLAAN LIMBAH B3 MANAJEMEN B3

Limbah B3

Pengurangan Produksi/ Minimisasi LimbahB3


Penghentian Pengurangan Sumber/ Ambil Ulang/ Guna Ulang-Daur Ulang/Reuse
Produksi/Abatem Source Reduction Recovery Recycle

Pengolahan/ Konversi Limbah B3


Secara Fisika/ Kimia Secara Biologi Secara Thermal

Penimbunan/ Pembuangan Residu Pengolahan


Penimbunan dalam tanah Pembuangan ke badan Pembuangan ke udara
Kep. Bapedal No. air Kep. Men No. 13/95
04/BAPEDAL/09/95 Kep. Men No. 03/91
Langkah I
Hirarki Manajemen Limbah B3
(Pengurangan Produksi Limbah B3)

Penghentian Produksi Limbah


Sulit dilakukan, mis : Menutup pabrik
Minimasi Limbah
Pengelolaan bahan baku
Mis : Tidak membeli bahan baku mengandung B3
membeli seminimal mungkin
Modifikasi proses
Mis : Optimalkan prosedur
Pemeliharaan teratur
Pengurangan volume
mis : Segregasi B3 dan yang bukan
memekatkan konsentrasi limbah
Daur ulang dan guna ulang
TECHNOLOGI KONVERSI
LIMBAH B3

TECHNOLOGI KONVERSI LIMBAH B3 ADALAH :


“Suatu upaya/cara untuk mengubah karakteristik dan kom-
posisi limbah B3 dengan cara menghilangkan dan/atau
mengurangi sifat bahaya dan/atau sifat racunnya” (6).
melalui suatu proses (7)
1. Pengolahan secara Fisika/Kimia
2. Pengolahan secara Biologi
3. Pengolahan secara Termal

(6) PP No.18, Article 1/16 - 1999


(7) PP No.18, Article 34/1 - 1999
PENGOLAHAN LIMBAH AIR
Menurut proses perlakuannya dibagi 3 tingkatan :
A. Pretreament
B. Secondary Treatment
C. Tertiary Treatment
Ket : Tdk berarti semua tingkatan hrs dilalui karena bergantung kepada
kondisi limbah
A. TAHAPAN PROSES PENANGANAN PRETREATMENT

- Primary Treatment terdiri dari proses :


* Penyaringan : Bahan buangan yg mengapung dan berdimensi besar
dihilangkan melalui saringan,

* Pengendapan dan pemisahan benda benda kecil : Pasir, benda benda


kecil
* Pemisahan endapan (padatan tersuspensi) biasanya menggunakan
koagulan almunium sulfat, NaOH, soda api, feri sulfat dll.
* Klorinasi : air diberi gas klorin untuk membunuh bakteri penyebab
penyakit.
B. SECONDARY TREATMENT
Umumnya melibatkan proses biologis
Tujuan : menghilangkan bahan organik melalui
oksidasi biokimia
Bahan yg digunakan (Cara lama): lumpur aktif dan
tricking filter (terdiri dari lapisan batu dan kerikil
ketinggian 90cm s/d 3m, bakteri berkumpul dan
berkembang biak pada batu batuan dan kerikil tsb)
Setelah selesai kmd dilakukan Proses klorinasi
Bahan yg digunakan (Cara Baru yaitu proses lumpur aktif) :
memasukan udara dan lumpur yang mengandung bakteri ke
dalam tangki air yg telah mengalami proses penanganan primer
Setelah selesai kmd dilakukan Proses klorinasi
C. TERTIARY TREATMENT
Dilakukan Jika proses pre, primary dan secondary tdk
berhasil/memuaskan krn tidak dapat menghilangkan
komponen komponen organik dan anorganik yang terlarut.
Cara :
A. Adsorbsi dan pengendapan yaitu dengan mengalirkan air yg
tlh diolah melalui lapisan karbon aktif ( komp organik terlarut
diadsorbsi pd permukaan karbon aktif)
B. Elektrodialisis : utk menghilangkan garam garam anorganik yg
terdapat dalam air
PENGOLAHAN LIMBAH GAS
Jenis peralatan yg digunakan
- Scrubber
- Menara Semprot (Spray Tower)
Prinsip kerja Scrubber : mencampur air dengan uap/gas dalam suatu wadah dengan
arah yang berlawanan
Prinsip kerja Menara Semprot : gas yg membumbung ke atas disemprotkan air
dengan kecepatan tinggi sehingga air menjadi butiran butiran halus melalui
pipa  gas yg terkandung dlm udara bereaksi dengan air dan turun kebawah
 ditampung.
PENGOLAHAN LIMBAH PADAT
Berdasarkan sifatnya dilakukan melalui 2 cara
- Limbah padat tanpa pengolahan : utk limbah yang
tidak mengandung unsur kimia berbahaya dan
beracun  dapat langsung dibuang ke TPA
- Limbah padat dengan pengolahan : limbah
mengandung bahan berbahaya dan beracunharus
diolah sebelum dibuang ke TPA
PROSES PENGELOLAAN LIMBAH PADAT
A. Pemisahan :
- Sistem Balistik,
- Sistem Gravitasi,
- Sistem magnetis
B. Penyusutan Ukuran
- Ukuran menjadi lebih kecil
- Volume dipadatkan
- Berat dan volume bahan lebih kecil
C. Pengomposan ( utk limbah yang mudah membusuk, limbah
padat perkotaan dsb): Bahan kimia diuraikan secara biokimia
menjadi bahan organik baru yang lebih bermanfaat mis utk pupuk
tanaman
PROSES LIMBAH PADAT YANG TIDAK DAPAT DIKOMPOSKAN

A. Pemekatan : Limbah ditambah sejumlah air dan bahan kimia


tertentu bahan menjadi lunak dan mudah dihancurkan
B. Penghancuran : untuk mendapat ukuran yang lebih homogin
C. Pengurangan air menggunakan alat penekan (pres) atau
penghisapan
D. Pembakaran : bahan padat yg cukup kering dapat dibakar
E. Pembuangan: Abu sisa pembakaran, sisa penghancuran dan
air dibuang sesuai dengan pengelolaah yang telah ditetapkan.
PEMBUANGAN DAN PENIMBUNAN LIMBAH
B3

Pengolahan bertujuan menjadikan limbah B3 menjadi kurang/


tidak B3 sehingga dapat dibuang atau ditimbun

Produk akhir berupa gas


Harus memenuhi baku mutu udara emisi
Produk akhir berupa cairan
Harus memenuhi baku mutu limbah cair
Produk akhir berupa padatan
Harus memenuhi persyaratan sebelum ditimbun di landfill
C.PENCEGAHAN DAN PEMBASMIAN
VEKTOR (SERANGGA) DAN RODENT (TIKUS)
37

Vektor
binatang yang tidak bertulang, yang memindahkan bibit
penyakit dengan memasukkan kedalam/ melalui kulit
atau selaput lendir, dengan jalan menggigit atau
meletakan benda-benda yang telah ditulari ke atas kulit
atau makanan.
Contoh vektor :
nyamuk,lalat, kecoa, kutu

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


Prinsip Pengendalian Insect
38

 Strategi utamanya adalah menghilangkan tempat


bersarang, berkembang biak dan menjauhkannya
dari sumber sumber makanan
 Misalnya mencegah genangan air
 Menghilangkan tumpukan sampah

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


Pemberantasan nyamuk secara teknis:
39

a. Mengalirkan air yang tergenang, mencegah air berhenti


mengalir utk waktu yang lama
b. Membuat parit sedemikian rupa hingga dasar parit
menyempit
c. Mengalirkan air selokan/parit secara vertikal ke bawah
dengan memasang pipa didalam rawa-rawa tersebut

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


Pemberantasan nyamuk secara teknis:
40

d. Memberantas larva dengan mengalirkan minyak ke atas


air, untuk menghalangi asupan oksigen dari udara oleh
larva/ pupae e.
e. Memperbaiki dan memelihara aliran sungai
f. Penyemprotan dengan DDT
g. Pemberantasan secara alamiah dengan menggunakan
sejenis ikan gabus yang memakan larva nyamuk
h. Memasang kawat-kawat kasa pada rumah-rumah dan
memasang lampu pada tempat tidur)

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


LALAT
41

Penyebar penyakit.
Terdapat jenis lalat penggigit yang berbahaya:
 Lalat kandang

 Lalat kuda

 Lalat hitam

 Lalat tsetse

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


KECOA (LIPAS)
42

Hidup di celah-celah atau bagian rumah/ gedung yang


retak, dan pada tempat pembuangan (WC).

Dapat membawa organisme typhoid disentri dan


organisme lain.

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


KUTU
43
KUTU ORANG
Ada bermacam-macam, diantaranya :
kutu badan dan kutu kepala.
Dapat menyebarkan wabah tiphus dan semua penyakit kulit.
Pemberantasan salah satunya dengan menyetrika pakaian
yang akan dipakai.
KUTU BUSUK
Tidak menyebarkan penyakit.
Pemberantasan dengan penyemprotan pada kursi, tempat
tidur dan perkakas .

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


KUTU
44

KUTU TIKUS (PINJAL)


Pinjal(xenospyla choopis) adalah penyebar dari penyakit
pes dari tikus ke manusia.

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


RODENT (TIKUS)
45

Banyak jenis tikus , dan umumnya merupakan tempat


dan sumber penyakit.
Ada 3 jenis yang sangat berbahaya dan merusak ,
yaitu :
 Rattus Norwegicus (tikus Norwegia)

 Rattus-rattus (tikus atap)

 Mus musculus (tikus rumah)

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


PEMBERANTASAN PINJAL
TIKUS & TIKUS
46

Prinsip menghilangkan
Menghilangkan sarang dan makanan
Predation : poisoning (racun), trapping , fumigation
Menggunakan Hygrococianic Acid Gas, dengan hati-
hati karena beracun & berbahaya bagi manusia.
Competition, dihilangkan sumber sumber makanan
Pengendalian populasi diarahkan pada perubahan
lingkungan dan makanan
Target perhatian adalah : sistem pembuangan air
(selokan)

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


.
47

Ratproofing
Mencegah tikus membuat lubang-
lubang di dalam rumah/ gedung, yang
digunakan sbg sarangnya.
Dengan membuat fondasi rumah/gedung,
dinding dan lantai dengan bahan yang
sukar ditembus oleh tikus ( mis. semen).
Fondasi rumah min.60 cm dengan tebal
antara 25 – 30 cm

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


48

e. Menjauhkan / melindungi bahan-bahan


makanan dan air yang menjadi sumber
makanan tikus
f. Dengan musuh alami , yaitu kucing.

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


D. SANITASI MAKANAN
49

Merupakan upaya pencegahan penyakit akibat makanan


yang dikonsumsi oleh tenaga kerja.
Penanganan (khusus makanan yg jadi sumber infeksi
atau keracunan)
Saat preparasi makanan, penyajian dan transportasi
pada suhu sedang tidak lebih dari 2 jam

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


SANITASI MAKANAN
50

Sanitasi makanan yang tidak baik akan menyebabkan keracunan


makanan pada tenaga kerja.
Penyebabnya adalah :
 Masuknya bakteri pathogen(kolera, disentri, tiphus abdominalis) ke

dalam tubuh ,kuman berkembang biak pada suhu inkubasi 10 –


65oC)
 Keracunan disebabkan bakteri salmonella ( terdpt pada telur, ayam,

kalkun, bebek,susu, udang dll)


 Terkontaminasi bakteri golongan staphylococcus

 - Akibat adanya parasit dalam makanan

 - Terkontaminasi bahan kimia berbahaya : kadmium, arsen, Lead,

Cooper dsb

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


Upaya pencegahan keracunan makanan
51

 Dapur, ruang makan dan alat-alat keperluan makan harus


selalu bersih dan rapi.
 Dapur dan ruang makan tidak boleh berhubungan
langsung dengan tempat kerja.
 Makanan yang disediakan untuk pekerja harus memenuhi
syarat kesehatan.
 Alat-alat makan atau masak sesudah dipakai harus
dibersihkan dengan sabun , air panas dan dikeringkan.
 Pekerja yang melayani makanan dan minuman harus
bebas dari penyakit menular dan pada saat sakit tidak
mengelola makanan
 Pekerja yang melayani makanan sebaiknya telah
mengetahui aspek aspek kesehatan saat mengolah dan
menyajikan makanan juga mendapat pelatihan tentang
sanitasi dan gizi kerja.
SANITASI INDUSTRI 7/6/22
E. FASILITAS KEBERSIHAN
52

 DI TEMPAT KERJA YG DIANGGAP PERLU HARUS TERSEDIA


TEMPAT MANDI, TEMPAT CUCI MUKA DAN TANGAN, TERSEDIA
SABUN DAN HANDUK SERTA TEMPAT SAMPAH UTK MEMBUANG
KOTORAN.
 TENAGA KERJA YANG BEKERJA DENGAN BAHAN YANG BERACUN
HARUS TERSEDIA FASILITAS CUCI TANGAN DAN MUK AYANG
BERSIH, BERVENTILASI BAIK DAN DENGAN PENERANGAN YANG
CUKUP
 JIKA PEKERJA MENGGUNAKAN PAKAIAN KERJA SELAMA BEKERJA,
MAKA HARUS TERSEDIA TEMPAT BERTUKAR PAKAIAN YANG
CUKUP BERSIH DAN LUAS DENGAN FASILITAS TEMPAT MANDI
DAN WC
 HARUS TERSEDIA TEMPAT MENYIMPAN PAKAIAN BERSIH DAN
PAKAIAN KERJA YANG KOTOR
 HARUS TERSEDIA WC YANG MEMENUHI PERSYARATAN SERTA
WASH FOUNTAIN DALAM KONDISI DARURAT

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


PASAL 6 WC DAN KAKUS

HARUS TERPISAH UTK LAKI DAN PEREMPUAN


• HARUS MENDAPAT PENERANGAN YG CUKUP
• JUMLAH YG MEMENUHI PERSYARATAN :
- UTK 1 - 15 ORANG PEKERJA = 1 WC
- UTK 16 – 30 ORANG PEKERJA = 2 WC
- UTK 31 – 45 ORANG PEKERJA = 3 WC
- UTK 46 – 60 ORANG PEKERJA = 4 WC
- UTK 61 – 80 ORANG PEKERJA = 5 WC
- UTK 81 – 100 ORANG PEKERJA = 6 WC
SELANJUTNYA SETIAP 100 ORANG = 6 WC
53 SANITASI INDUSTRI 7/6/22
Kakus yang bersih ialah yang memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
54

a. Tidak boleh berbau


b. Tidak boleh ada kotoran yang terlihat
c. Lantai dinding WC harus selalu terlihat bersih, tidak
ada kotoran
c. Tidak boleh ada lalat, nyamuk atau serangga yang
lain
d. Harus selalu tersedia air bersih yang cukup untuk
dipergunakan
e. Harus dapat dibersihkan dengan mudah
f. Paling sedikit harus dibersihkan 2 – 3 x sehari

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


F. TATA RUMAH TANGGA DAN
PEMELIHARAAN

 Tata rumah tangga yang baik tidak hanya bebas


dari ceceran dan serakan barang di tempat kerja
dan jalan lalu lalang
 Namun juga harus terjaga kebersihan dinding,
kebersihan lampu dan menciptakan tempat kerja “a
better place to work”
56

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


TATA RUMAH TANGGA DAN PEMELIHARAAN
57
 GEDUNG HARUS KUAT TIDAK BOLEH ADA BAG. YG

DPT ROBOH.
 HALAMAN HARUS BERSIH,TERATUR, TIDAK BECEK

DAN CUKUP LAPANG.


 DINDING DAN JENDELA HARUS BERSIH DAN CUKUP

PERTUKARAN UDARA.
 LANGIT2 DAN LAMPU HARUS BERSIH.

 ATAP TIDAK BOLEH ADA YANG BOCOR/ BERLUBANG.

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


58

 SALURAN AIR BERSIH , TERTUTUP DAN TIDAK


MAMPET.
 LANTAI TIDAK LICIN, BERSIH TIDAK BERLUBANG,
TIDAK TERDAPAT KABEL/TALI BERSERAKAN.
 MEJA , KURSI, LEMARI DALAM KEADAAN BERSIH DAN
TERATUR.
 MESIN DAN PERALATAN TERAWAT.
 PENATAAN BARANG PADA TEMPAT YANG SEMESTINYA
DAN BERSIH TERATUR.

7/6/22
SANITASI INDUSTRI
59 SANITASI INDUSTRI 7/6/22
60 SANITASI INDUSTRI 7/6/22
61 SANITASI INDUSTRI 7/6/22
62 SANITASI INDUSTRI 7/6/22
63 SANITASI INDUSTRI 7/6/22
64 SANITASI INDUSTRI 7/6/22
65 SANITASI INDUSTRI 7/6/22
66 SANITASI INDUSTRI 7/6/22
PELAKSANAAN SANITASI INDUSTRI
67

 MERUPAKAN INDIKATOR PENILAIAN DARI CITRA


PERUSAHAAN
 SERTIFIKASI DARI STANDAR LINGKUNGAN DAN
HIGIENE PERUSAHAAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA
( ISO 14001, ISO 18001)

SANITASI INDUSTRI 7/6/22


SANITASI INDUSTRI 68

TERIMA KASIH
7/6/22

Anda mungkin juga menyukai