Anda di halaman 1dari 69

POKOK PENYAMPAIAN MAKALAH

• Jenis Pencemar Udara


• Jenis Pengambilan Contoh Udara
(termasuk debu)
• Pemilihan Peralatan Sampling
• Sampling Sesaat (grab sampling)
• Pengambilan Contoh Uji Metode
Langsung (direct-reading sampling)
JENIS PENCEMAR UDARA
• GAS
• UAP
• PARTIKULAT
Pencemar Udara
• Gas
– Gas – suhu dan tekanan normal berujud gas
– Pengenceran dan pencampuran
– Berubah menjadi bentuk cair dengan
penambahan tekanan dan penurunan suhu
– Pengambilan contoh uji-nya lebih mudah
daripada debu/debu logam
• Uap
– Bentuk cairan – suhu normal
– Perilakunya seperti gas
Pencemar Udara
• Partikulat
– Padat( debu, uap logam, asap )
– Cairan ( kabut, asap kabut )
– Ukuran partikel – terlihat – sub mikroskopis
• Respirabel
– Debu
– Memasuki paru-paru
– Diameter aerodinamis < 10 mikron
– Debu serat (mis.silika )
Pencemar Udara (partikulat)
• Debu total dan debu inspirabel
– Adalah semua debu yang dapat memasuki
hidung
– Termasuk debu respirabel
– Berdiameter aerodinamis < 100 mikron
– Terminologi yang banyak digunakan untuk
debu toksik
– Metode pengumpulan atau metode
pengambilan contohnya beragam
DUST HAZARD EFFECTS

Silica Severe breathlessness, Bronchitis,


Scarred lungs, Lung cancer

Coal Severe breathlessness. Scarred lungs


(coal pneumoconiosis)

Asbestos Cancer (mesothelioma, lung cancer).


Scarred lungs

Synthetic Mineral Fibres Irritants. Fibres made from (SMF) products e.g. ceramic fibres,
rockwool and fibreglass may possibly cause cancer if the fibres are
very fine

Cotton Severe breathlessness (bysnossis)

Wood Allergic reaction and or asthma.


Nasal cancer

Other animal and vegetable dusts Allergic reaction and or asthma.


Symptoms include breathlessness,
dry cough and sore throat.
PENGUKURAN
TUJUAN
• MENGETAHUI ;
• TERPAPAR PADA BAHAN APAKAH TENAGA KERJA KITA ?
• BERAPA BANYAKKAH PAPARAN YANG DITERIMA TENAGA
KERJA?
• KAPAN PAPARAN TERSEBUT TERJADI?

뚐 DATA DASAR UNTUK TINDAKAN PENCEGAHAN


CARA SAMPLING
• Sampling strategy
– Apa yang akan di sampling
– Kapan sampling dilakukan
– Seberapa sering sampling dilakukan
Strategy Sampling
• Langkah dasar
• Penentuan faktor-faktor yang ada di tempat
kerja
• Prakiraan tingkat paparan
• Seberapa banyak bahan digunakan atau
terbentuk ?
• Seberapa sering bahan digunakan atau
terbentuk?
• Berapa lama tenaga kerja menggunakannya atau
membuat terbentuknya bahan tersebut ?
• Buat daftar paparan yang mungkin terjadi
• Letakkan paparan yang paling mungkin terjadi
dan / atau paparan yang paling berbahaya
sebagai daftar pertama
• Pertimbangkan
– Tugas yang dilakukan saat bekerja
– Format pekerjaan dan cara kerja
– Proses produksi
– Kondisi fisik tempat kerja
– Tindakan pencegahan yang telah dilakukan
– Sistem pendingin dan rekayasa teknik lainnya
– Sumber-sumber emisi pencemaran
– Lama paparan
– Beban kerja
• Bahan baku
• Bahan jadi
• Produk samping
• Standar paparan
• Lama kerja shift
• Lingkungan fisik
• Tingkat paparan
• Efektivitas pengendalian
• Penyelidikan keluhan
• Pemenuhan peraturan
JENIS PENGUKURAN
• Pengambilan Contoh Uji Area • Pengambilan Contoh Uji
(Area Sampling) Personal (Personal Sampling)
– Memantau lingkungan – Contoh udara di ambil
secara umum pada area pernafasan
– Lokasi di area yang – Peralatan sampling dipakai
tercemar oleh tenaga kerja
– Bukan indikator paparan – Cara penilaian paparan
yang baik yang baik
– Penting, jika akan
memasuki ruang terbatas
Metode Sampling
dimana harus sampling

• Area pernafasan ( paparan )


• Dekat sumber (pengendalian)
• Lingkungan umum
Metode Sampling
siapa yang disampling

• Tempat dengan paparan


tertinggi
• Tugas-tugas dengan
paparan tertinggi
• Kondisi khusus
SAMPLING AREA
Cara Penentuan Titik Pengambilan
Sampel
• Prinsip
– Titik-titik pengambilan sampel udara harus
mewakili kondisi udara di tempat kerja
dengan
– mempertimbangkan bentuk dan dimensi unit
kerja.
• Peralatan
– Alat ukur panjang dengan satuan meter (m).
Prosedur kerja
Penentuan titik-titik pengambilan sampel
Untuk unit kerja besar berbentuk segi
empat, dengan panjang dan lebar lebih
dari 6 m.
- Bagilah unit kerja dengan garis-garis
vertikal dan horizontal menjadi beberapa
bagian, dengan ukuran panjang dan lebar
antara 3 m sampai dengan 6 m.
- Titik-titik pengukuran adalah pertemuan
antara garis vertikal dan garis horizontal
• Gambar 1
- Titik-titik pengukuran yang berhimpit
dengan mesin dapat diabaikan, kecuali
mesin tersebut merupakan sumber
kontaminan udara (Gambar 2).
- Tempat orang bekerja yang tidak
termasuk dalam titik pengambilan sampel,
ditetapkan sebagai titik pengambilan
sampel tambahan.
Gambar 2
Pada unit kerja besar yang tidak
berbentuk segi empat yang luas
• Gambar 3

• Pembagian, dilakukan sesuai bentuk unit


kerja dengan ukuran panjang dan lebar
antara 3 meter sampai dengan 6 meter
Pada unit kerja kecil, panjang dan lebar
6 meter atau kurang
• Titik-titik pengukuran berada pada median garis diagonal dan titik
pusat perpotongan diagonal, seperti pada Gambar 4.
• Jumlah titik-titik pengukuran minimal 5 titik.
Untuk unit kerja yang tidak berbentuk segi empat titik
pengukuran ditentukan secara proporsional, sehingga tempat
kerja tersebut terwakili dengan jumlah titik pengukuran minimal 5
titik.
• Pada unit kerja yang sangat sempit dimana penyebaran kontaminan
homogen, maka pengukuran dilakukan pada 1 titik dan diulangi 5
kali selama 8 jam kerja atau setiap satu shift kerja.
• Tempat orang bekerja yang tidak termasuk dalam titik pengambilan
sampel, ditetapkan sebagai titik pengambilan sampel tambahan.
• Jumlah titik-titik pengukuran minimal 5 titik.

• Gambar 4
Denah unit kerja dan titik-titik
pengambilan sampel
Nama perusahaan : ………………………………………..…………
Alamat perusahaan & Tel : ………..……………………………..…………
Jenis perusahaan : ………………………………………………..…
Unit kerja : …………………………………………………..

Jumlah titik pengukuran : ....................... Titik


Petugas pengambil sampel

( .......................................)
SAMPLING PERORANGAN
Strategi pengambilan sampel
perorangan
• Dimana pengambilan sampel dilakukan
– Pengambilan sampel dilakukan pada zona
pernapasan tenaga kerja.
• Pemilihan sampel tenaga kerja dan
jumlahnya
– Tenaga kerja yang dipilih sebagai sampel
adalah mereka yang mempunyai resiko
terbesar terkena paparan pencemar udara
(maximum risk employee).
Tabel 1 - Pemilihan sampel tenaga kerja
yang dipersyaratkan
Jumlah tenaga kerja yang terpapar Jumlah sampel parsial
dalam satu kelompok pemaparan
8 7
9 8
10 9
11 – 12 10
13 – 14 11
15 – 17 12
18 – 20 13
21 – 24 14
25 – 29 15
30 – 37 16
38 - 49 17
50 18
Lama dan pengaturan waktu sampel
diambil
• Lamanya waktu pengambilan sampel
tergantung tujuan pengukuran dan metode
analisis.
• Sampel yang diambil diharapkan
representatif untuk 8 jam kerja per hari
dalam satu shift kerja.
Jumlah sampel
a. Pengukuran sampel tunggal dengan
waktu penuh, jumlah sampel 1.
b. Pengukuran sampel berturutan dengan
waktu penuh, jumlah sampel 2 sampai
dengan 3 sampel.
c. Pengukuran sampel yang ditentukan
secara parsial, jumlah sampel 2 sampai
dengan 3 sampel.
CATATAN
Penentuan sampel parsial dilakukan
dengan cara menggunakan tabel nomor
acak atau undian acak.
Lama Dan Pengaturan Waktu
Pengambilan Sampel
• Pengambilan sampel tunggal dengan
waktu penuh

0 1 2 3 4 5 6 7 8
Lama Dan Pengaturan Waktu
Pengambilan Sampel
• Pengambilan sampel berturutan dengan
waktu penuh (minimal6 jam)

A B
A B
A B C

0 1 2 3 4 5 6 7 8
Lama Dan Pengaturan Waktu
Pengambilan Sampel
• Pengambilan sampel yang ditentukan
secara parsial (minimal6 jam)

A B C

A B

A B

0 1 2 3 4 5 6 7 8
KAPAN SAMPLING
Kapan sampling dilakukan

a) Selama jam kerja (shift kerja),


b) Pengukuran pencemar udara dilakukan
sesuai peraturan pemerintah yang berlaku
atau minimal dalam satu tahun adalah
satu kali pengukuran dengan catatan tidak
ada perubahan pada proses produksi atau
proses kegiatan,
c) Bila ada gangguan kesehatan pada
tenaga kerja.
• Shift yang berbeda
• Kondisi iklim yang berbeda
• Perubahan Proses
• Modifikasi teknik pengendalian
• Terdapat bahaya baru
Percentage of OEL Industrial Hygiene Duration of Industrial
Monitoring Frequency Hygiene Monitoring at
Specified Frequency

Greater than 100 % Continuously Until controls reduce


exposures to less than 100
%
Between 50 % - 100 % Every Six Months Until controls reduce
exposures to less than 50
%
Between 10 % - 50 % Biannually Until controls reduce
exposures to less than 10
%
Less than 10 % No Monitoring required Until change in the work
environment or worker
concern suggests that
monitoring is required

Catatan : OEL = Occupational Exposure Level (NAB)


Cara Pengambilan Contoh Uji Udara

• Pengambilan Contoh Uji Sesaat (Grab Sampling)


– Waktu pengambilan singkat
– Mengukur kadar maksimal dan puncak paparan
• Pengambilan Contoh Uji Terintegrasi (Intergrated
Sampling)
– Periode pengambilan contoh uji lebih lama (biasanya 8
jam)
– Mengukur NAB
– Contoh uji tunggal atau rangkaian
PERALATAN DAN PEMILIHAN
Pemilihan Peralatan
tergantung banyak faktor:

• Tujuan (paparan/pemenuhan standar)


• Sifat-sifat pencemaran (fisika dan kimia)
• Memerlukan akurasi dan presisi
• Biaya
• Jenis contoh uji (area / personal )
• Lamanya pengambilan contoh uji
Grab Sampling ( Gas & Uap )
• Peralatan
– Kantong udara
– Dianalisis di laboratorium
• Gas chromatography, spectrophotometry
• Peralatan Direct Reading
– Banyak ragamnya
– Tetap atau portabel
• Colourimetric tubes
• Infra red eg miran
• Portable Gas Chromatography
• Electrochemical methods ( gases )
Intergrated Sampling

• Air sampling train


– air-inlet orifice
– Collection media
– Flow rate meter/ control valve
– Suction pump
• Collection media
– liquid media
– solid sorbent gases, vapour
• mis charcoal, silica gel, polymer
Intergrated Sampling

• Pengambil contoh
– Cyclone ( respirable )
– 7 hole or IOM ( inspirable )
– Filter ( eg PVC, mixed, glass )
– Impactor ( particle size )
• Peralatan Direct reading ( integrated )
• Fibrous aerosol monitor ( partikel )
• Infra red ( miran, photoacoustic )
• Portable GC
Recommended
Sampler Classification Flow Rate 50% Cut-point Filter Size Unique Features
Calibration Device

Low sensitivity to
ambient air conditions
Button Sampler
Inhalable 4 L/min 100 µm 25 mm
Button Sampler Calibration Adapter 
Reduces oversampling
of very large particles

Complies with MDHS


14/3

IOM Calibration 25 mm Meets US and


Inhalable 2 L/min  100 µm 
Adapter  international standards
including the ACGIH
sampling criteria for
inhalable dust

Specified in NIOSH
25 mm 
2.5 L/min 4.0 µm Aluminum Cyclone 7500 (silica) and
Respirable or
2.8 L/min 3.5 µm Calibration Chamber  NIOSH 0600
37 mm
(respirable particulates)

Overcomes sampling
25 mm problems reported with
2.75 L/min 4.0 µm Multi-purpose
Respirable or Dorr-Oliver
3.7 L/min 3.5 µm Calibration Jar
37 mm
Conductive
Recommended
Sampler Classification Flow Rate 50% Cut-point Filter Size Unique Features
Calibration Device

Matches collection
Respirable  2 L/min 4.0 µm curve more closely
or  37-mm collection filter than any other sampler
Multi-purpose
Respirable  8 L/min  4.0 µm and 9.5-mm impaction
Calibration Jar
or  substrate 8 L/min PPI enhances
Thoracic 2 L/min 10 µm sensitivity of respirable
dust measurements

Integral precision-
jeweled impactor
Multi-purpose
1.7 L/min 
Sub-micron < 1.0 µm Calibration Jar if used 37 mm Low carbon
2 L/min
with GS-1 Cyclone background filters

Tamper-evident seal
Metode Sampling & Analisis
• Metode Standar:
– US NIOSH
– UK HSE
– ASTM (American Society of Testing Methods)
– SNI (Standar Nasional Indonesia)
PENGUJIAN DEBU
Persiapan
a. Simpan filter banko dan filter sampel di dalam desikator
sampai diperoleh berat filter konstan.
b. Setiap pemegang filter baik untuk sampel maupun
blanko diberi identitas.
c. Masukkan penyangga filter ke dalam pemegang filter
menggunakan pinset.
d. Timbang filter banko dan filter sampel pada point 3.4.1a
sampai diperoleh berat konstan kemudian catat beratnya
sebagai B1 untuk filter blanko dan W1 untuk filter
sampel.
e. Masukkan filter ke dalam pemegang filter yang telah
diberi identitas dan diisi penyangga filter dengan
menggunakan pinset.
f. Hubungkan pemegang filter dengan siklon.
g. Hubungkan point 3.4.1.f dengan pompa penghisap
udara yang berkapasitas1 l/menit sampai dengan 5
l/menit menggunakan selang silikon.
h. Hidupkan pompa penghisap udara dan lakukan kalibrasi
dengan kecepatan alir udara 1,7 l/min dengan
menggunakan flowmeter (flowmeter harus dikalibrasi
oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi).
a. Rangkaian seperti pada point 3.4.1.h dipasangkan pada
tenaga kerja dengan posisi pompa penghisap udara
pada pinggang tenaga kerja dan respirabel sampler
holder pada krah baju (zona pernapasan).
b. Hidupkan pompa penghisap udara dan lakukan
pengambilan sampel dengankecepatan aliran udara 1,7
l/min.
c. Pengambilan sampel dilakukan selama minimal 6 jam
secara terus menerus.
d. Setelah selesai pengambilan sampel alat dimatikan,
debu pada bagian luar pemegang filter dibersihkan
untuk menghindari kontaminasi kemudian tutup kedua
ujungnya.
e. Filter–filter tersebut dibawa ke laboratorium kemudian
dimasukkan dalamdesikator sampai diperoleh berat
konstan.
• Filter blanko dan filter sample ditimbang
dengan menggunakan timbangan analitik
yang sama sehingga diperoleh berat filter
blanko dan filter sampel masing–masing
B2 (mg) dan W2 (mg).
Kadar debu respirabel di udara tempat kerja
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
(W2 – W1) – (B2 – B1) x 103 mg/m3
(1)
C =
V
V = f x t (2)
Keterangan:
C adalah kadar debu respirabel (mg/m3)
W2 adalah berat filter sample setelah pengambilan sampel
(mg)
W1 adalah berat filter sample sebelum pengambilan sampel
(mg)
B2 adalah berat filter blanko setelah pengambilan sampel
(mg)
B1 adalah berat filter blanko sebelum pengambilan sampel
(mg)
V adalah volume udara pada waktu pengambilan sampel (l)
f adalah kecepatan aliran udara pada waktu pengambilan
sampel (l/menit)
t adalah waktu pengambilan sampel (menit)
No Lokasi Nama Waktu Kec. SK RH Ket
Filter pengukuran Tenag pengukur Aliran (°C) (%)
a an udara
Kerja (menit) (l/menit)

Petugas pengambil sampel

( .......................................)
No. Nomor Berat Filter Blangko Berat Filter Sampel Ket
filter
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
Pengukuran pengukuran pengukur pengukur
an an

Petugas pengambil sampel

( .......................................)
Pengenalan Faktor Bahaya
Survey

• Walk through Survey


– Menentukan bahaya yang ada
– Kaji ulang proses
– Lihat, cium, rasakan
– Tindakan Pengendalian
• Survey Lapangan
– Lebih rinci
– Pemantauan
– Kondisi normal dan abnormal

Anda mungkin juga menyukai