Anda di halaman 1dari 26

MERGER

DAN
AKUISISI

AHMAD NAZIR & EKA


APRIYANTI
DEFINISI
• MERGER
Gabungan dari dua perusahaan sehingga menjadi satu, dimana perusahaan yang
melakukan merger sebagai pengambil atau pembeli semua assets dan liabilities
perusahaan yang dibeli.
PROSES MERGER :
Perusahaan A + Perusahaan B = Perusahaan A]

• AKUISISI
Pengambil alihan atau takeover dari sebuah perusahaan dengan cara membeli
saham ataupun asset dari perusahaan tersebut.
PROSES AKUISISI :
[Perusahaan A + Perusahaan B = Perusahaan (A+B)]
TUJUAN M&A
a. Pertumbuhan atau diversifikasi
b. Sinergi
c. Meningkatkan dana
d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi
e. Pertimbangan pajak
f. Meningkatkan likuiditas pemilik
g. Melindungi diri dari pengambilalihan
Faktor Pertimbangan sebelum
MERGER & AKUSISI
1. Seluruh kewajiban masing-masing perusahaan akan menjadi tanggungan
perusahaan hasil merger atau akuisisi, termasuk kewajiban pembayaran dan
penyerahan produk kepada vendor yang masih terhutang
2. Beban operasional dalam jangka pendek akan semakin meningkat akibat proses
penggabungan usaha
3. Perbedaan budaya, sistem dan prosedur yang diterapkan dimasing masing
perusahaan selama ini akan memerlukan penyesuaian dengan waktu yang relatif
lama dan sebagainya.
PERBEDAAN MERGER DAN AKUISISI
Motif Merger & Akuisisi

Ekonomi • Untuk mencapai peningkatan nilai.

• Untuk Bekerjasama dengan perusahaan lain dengan tujuan untuk


Sinergi mencapai sebuah keuntungan yang lebih banyak

• Biasanya dilakukan oleh perusahaan yang ingin melakukan


Diversifikasi pemberagaman bisnis

• Motif non-ekonomi berasal dari kepentingan personal (personal


Non Ekonomi interest motive) baik dari manajemen perusahaan maupun dari
pemilik perusahaan.
TAHAP
MERGER TAHAP AKUISISI
Identifikasi Awal

Perencanaan Awal

Screening

Penawaran Formal

Due Diligence Proses

Negosiasi / Deal

Closing

Pasca Akuisisi

Integrasi
JENIS MERGER & AKUISISI
Jenis Merger
Jenis Akuisisi

Akuisisi Saham

Akuisisi Asset
FRIENDLY & HOSTILE TAKE OVER
FRIENDLY TAKE OVER

1. Perusahaan yang akan di take over memang ingin diakuisisi oleh perusahaan
konglomerasi tersebut.
2. kedua belah pihak, baik offeror dan target company, telah menyepakati terhadap
rencana take over tersebut
HOSTILE TAKE OVER

1. Suatu tindakan akuisisi yang dilakukan secara paksa yang biasanya dilakukan
dengan cara membuka penawaran atas saham perusahaan yang ingin dikuasai di
pasar modal dengan harga di atas harga pasar. Pengambilalihan secara paksa
biasanya diikuti oleh pemecatan karyawan dan manajer untuk diganti orang baru
untuk melakukan efisiensi pada operasional perusahaan.
2. Target company dipaksa tunduk kepada kehendak dari offeror company, biasanya
terjadi karena terdapat kompleksitas permasalahan, seperti : adanya pihak-pihak
yang dirugikan, baik itu pemegang saham minoritas atau target company itu
sendiri.
Defensive Taktik

Dilakukan oleh Direksi target company dengan tujuan untuk menghalangi take over
tersebut dan bahkan sampai dengan gugatan di pengadilan untuk memohon pengadilan
untuk menghentikan take over tersebut.
Kelebihan & Kelemahan
Merger

Keunggulan Merger
Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding
pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001)

Kelemahan Merger
Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada
persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan
untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. (Harianto
dan Sudomo, 2001)
Keunggulan Akuisisi
1. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham
sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat menahan
sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.

2. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan
pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak
diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.

3. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi saham
dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat (hostile takeover).

4. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas suara
pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang
saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi (Harianto dan Sudomo, 2001)
Kelemahan Akuisisi

1. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui


pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran
dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju
pada akuisisi agar akuisisi terjadi.
2. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi
merger.
3. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum
dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. (Harianto dan
Sudomo, 2001)
Faktor Penentu Keberhasilan M&A
1. Faktor Pasar dan Pemasaran
2. Faktor Teknologi
3. Faktor Budaya Organisasi
4. Faktor Keuangan
Dampak Merger & Akuisisi
Dampak Positif

1. Dimungkinkan pertukaran cadangan cash flow secara internal antar perusahaan


yang melakukan merger.
2. Peningkatan modal perusahaan (biasanya CAR akan meningkat
3. Diharapkan akan memiliki keunggulan dalam memanage biaya dan meningkatkan
keunggulan bersaing.
4. Dicapainya keunggulan market power dalam persaingan atau memperluas portfolio
jasa yang ditawarkan.
5. Diharapkan akan memperkuat stabilitas nasional
6. Dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menyelamatkan perusahan.
Dampak Negatif

1. Biasanya perusahaan yang akan demerger atau diakuisisi penjualan sahamnya akan
dinilai dibawah harga pasar yang wajar
2. Peningkatan ketidakpastiaan pada direksi, manajer & karyawan
3. Selama ini, di Indonesia M&A diikuti dengan pengurangan jumlah pegawai dan
staf kurang professional
4. Benturan kepentingan, kondisi saling curiga dan bahkan konflik diantara para
anggota komisaris dan direksi.
Evaluasi & Kegagalan
Merger & Akuisisi
Evaluasi Merger & Akuisisi

1. Analisis proyeksi arus kas


2. Analisis yang didasarkan atas rasio harga saham dibandingkan dengan pendapatan
(Price Earning Ratio)
3. Penilaian atas dasar nilai buku,
Faktor Kegagalan Merger & Akusisi
1. Harga yang ditetapkan saat dilakukan merger ataupun akuisisi terlalu tinggi akibat
analisis sebelumnya tidak akurat.
2. Sumber pembiayaan merger ataupun akuisisi berasal dari pinjaman berbiaya tinggi
3. Asumsi yang salah dengan mengharapkan booming market, yang ternyata terjadi
sebaliknya
4. Tergesa – gesa, sebelum dilakukan uji tuntas dengan baik
5. Perbedaan kedua perusahaan terlalu besar
6. Budaya kerja tak dapat disatukan
7. Krisis manajerial karena ingin mempertahankan semua manajemen yang ada di
kedua perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai