Anda di halaman 1dari 17

Kelompok II

PUTRI WULANDARI
NOVITA SARI
EMA SUSANTI
nilawati
NENY lESANTi
IKE ANDRIANI
KONSEP TEORI KOMUNIKASI
1.KONSEP REFLEKTIK
a. Defenisi
salah satu keterampilan berfikir tingkat tinggi adalah
berfikir reflektif. Lauren Resnick mendefinisikan berfikir
tingkat tinggi sebagai berikut :
 bersifat non- algoritmik
 cenderung kompleks
 sering menghasilkan multi solusi, setiap solusi memiliki
kelebihan dan kekurangang.
 melibatkan pertimbangan yang seksama dan interprestasi.
*Melibatkan penerapan multi kriteria, sehingga
kadang-kadang terjadi konflik kriteria yang satu
dengan yang lain.
*Sering melibatkan ketidak pastian
*Melibatkan pengaturan diri dalam proses berpikir
*Melibatkan penggalian makna dan penemuan pola
dalam ketidak beraturan.
*Merupakan upayah sekuat tenaga dan kerja keras dan
melibatkan kerja mental besar-besaran.
2. KRITIKAL REFLEKTIF

Merupakan kemampuan seseorang dalam berpikir


merefleksikan hal –hal yang telah terjadi secara kritis.orang-
orang yang memiliki kemampuan berfikir kritis tidak hanya
mengenal sebuah jawaban. Berfikir kritis bearti melakukan
proses penalaran terhadap suatu masalah sampai pada tahap
kompleks tentang mengapa dan bagaimana proses pemecahan.
Tujuan berfikir kritis ialah untuk menguji suatu pendapat atau
ide, termasuk di dalamnya melakukan pertimbangan atau
pemikirn yang di dasarkan pada pendapat yang di ajukan.
3. REFLEKTIF TERHADAP
KASUS YANG TELAH DAN
SEDANG TERJADI
( reflection in and on action )

Sebagai seorang profesi bidan harus memanfaatkan


kompetensinya, sumber daya pikirnya untuk berpikir
kritis agar menegakkan suatu diagnosa kebidanan
yang tepat sehingga tercapak pengambilan keputusan
dan menghasilkan asuhan yang bermutu. Kajian ini
bertujuan untuk menganalisis salah satu kemampuan
yang harus di miliki salah satu profesi bidan yaitu
berpikir kritis.
METODE BERPIKIR KRITIS

1. Debat
2. Individual decision
3. Group discusion
4. Persuasi
5. Propaganda
6. Coercion
7. Kombinasi beberapa metode
4. Siklus reflection menurut kolb’s dan gibb

a. Reflection kolb’s
• instrumen penelitian kolb’s didasarkan pada
teori belajar eksperiensial. Dalam siklus belajar
eksperiensial yang ideal, seseorang belajar dari
pengalaman kongkrit, kemudian mengamati
sekaligus memikirkan pengalaman tersebut dan
pengalaman-pengalaman masa lalu secara
mendalam melalui observasi reflectif. Hasil
observasi reflektif akan menghasilkan hipotesis
atau praduga tertentu, yang di istilahkan
sebagai konseptualisasi abstrak. Praduga-
praduga ini akandi cobakan dan menghasilkan
pengalaman baru lewat eksperimentasi aktif.
Pengalam kongkrit baru akan di olah kembali
melalui observasi refleksi, demikian seterusnya
sehungga siklus belajar ini akan berulang.
B. REFLECTION GIBBS
Siklus gibbs merupakan pengembangan siklus kolb’s ( 1984 )
Enam tahap siklus gibbs :
*Description : menggambarkan apa yang terjadi secara akurat
dan detail
*Feelings : menggambarkan apa yang di rasakan dan di pikirkan.
*Evaluation : menilai hal baik dan hal buruk dari pengalaman
tersebut.
*Description : menggambarkan pendapat mengenai situasi
tersebut
*Conclusion : menegaskan hal yang seharusnya di lakukan
maupun tidak.
*Action plan : rencana yang akan di lakukan selanjutnya.
5. Analisis kritis terhadap kejadian ( critical incident
analisis )
strategi critical incident ( pengalaman penting )
suatu strategi mengingat dan mendiskripsikan
pengalaman masa lalu yang menarik dan
berhubungan serta berkaitan dengan pokok
bahasan yang akan di sampaikan. Strategi ini di
ilhami dari masalah dalam proses pembelajaran.
Tujuan strategi ini ialah usaha untuk melibatkan
peserta didik aktif sejak di mulainya
pembelajaran dengan meminta peserta didik
mengungkapkan pengalaman mereka, memiliki
terkait materi atau masalah yang hendak di kaji.
6. Konseling berpusat pada individu
( person-centered coucelling )
Pendekatan person centered (Carl Rogers) didasarkan pada suatu
konsep dari psikologi humanistik, awalnya teori ini di kembangkan
dan di usulkan oleh Rogers sebagai reaksi terhadap apa yang di
anggapnya keterbatasan sekaligus pemaksaan psikoanlisis.
Pendekatan ini menitik beratkan padakemampuan dan tanggung
jawab klien untuk mengenali cara pengidentifikasian dan cara
menghadapi realitas secara lebih akurat. Semakin baik klien
mengenali dirinya semakin besar kemampuan mereka
mengidentifikasi prilaku yang paling tepat untuk dirinya. Rogers
menekankan pentingnya konselor untuk bersifat hangat, tidak
berpura-pura, empatik, dan memberikan perhatian.
7.Model bantuan
menurut Herons
Model Herons memiliki 2 kategori dasar atau gaya “
otoritatif “ dan “fasilitatif”. Mereka dua kategori rincian
lebih lanjut ke dalam enam kategori total untuk
menjelaskan bagaimana orang intervensi ketika
membantu antara lain :
 Otoritatif
1. Bersifat menentukan
 Memberikan saran dan bimbingan
 Beritahu orang lain bagaimana mereka harus
berperilaku
 Katakan kepada mereka apa yang harus dilakukan
2. Informatif
Memberi Anda melihat dan mengalami
Jelaskan latar belakang dan prinsip-prinsip
Membantu orang lain mendapatkan pemahaman
yang lebih baik
3. Menghadapi
Menantang pemikiran orang lain
Memutar ulang persis apa yang telah dikatakan
atau dilakukan
Beritahu mereka apa yang Anda pikirkan adalah
menahan mereka kembali
 Membantu mereka menghindari membuat
kesalahan yang sama lagi
 Fasilitatif
4. Obat pencahar
 Membantu orang lain mengungkapkan perasaan mereka atau
ketakutan
 Berempati dengan mereka

5. Katalis
 Ajukan pertanyaan untuk mendorong pemikiran segar
 Mendorong orang lain untuk menghasilkan pilihan baru dan
solusi
 Mendengarkan dan meringkas, dan mendengarkan lagi
6. Mendukung
Meritahu orang lain Anda menghargai
mereka (kontribusi mereka, niat baik
atau prestasi)
Pujilah mereka Menunjukkan bahwa
mereka memiliki dukungan dan
komitmen
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai