BLOK IX
NEUROMUSKULOSKELETAL
oleh kelompok IV
ANALISIS MASALAH
1
Boby, anak laki-laki 4 tahun, di bawa ibunya ke IGD RSUD
BARI dengan keluhan kejang yang terjadi 30 menit yang lalu,
lama kejang ±20 menit, bentuk kejang klojotan tangan tangan
dan kaki, mata mendelik ke atas, saat kejang berlangsung
Boby tidak sadar tetapi sebelum dan sesudah kejang Boby
sadar. Saat sedang dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter
IGD, Boby kejang kembali, lama kejang ±5 menit, bentuk
kejang sama seperti kejang sebelumnya.
A. Bagaimana anatomi yang terlibat pada kasus ini?
Nukleus basal
• Inhibisi tonus otot Hipotalamus
• Koordinasi gerakan lambat menetap • Regulasi banyak fungsi homeostatik,
• Menekan pola gerakan yang tidak misalnya kontrol suhu, haus, pengeluaran
bermanfaat urine, dan asupan makanan
• Penghubung penting antara sistem saraf
dan endokrin
• Banyak terlibat dalam emosi dan pola
perilaku dasar
• Berperan dalam siklus tidur-bangun
Batang otak
• Asal dari sebagian besar saraf kranialis perifer
• Pusat kontrol kardiovaskular, respirasi, dan
Cerebelum
pencernaan
• Mempertahankan keseimbangan
• Regulasi refleks otot yang berperan dalam
• Meningkatkan tonus otot
keseimbangan dan postur
• Mengordinasikan dan merencanakan
• Penerimaan dan integrasi semua masukan
aktivitas otot sadar terampil
sinaps dari korda spinalis, pengaktifan korteks
serebrum dan keadaan terjaga.
• Berperan dalam siklus tidur bangun
NEURON
NEUROGLIA
POTENSIAL AKSI
Menurut Sherwood (2014) tahapan potensial
aksi adalah sebagai berikut :
• Tahap istirahat
• Tahap depolarisasi
• Tahap repolarisasi
C. Apa etiologi dari kejang?
• Gangguan vaskuler
• Gangguan metabolisme
• Infeksi
• Toksik
• Kelainan Kongenital
• Dan lain-lain.
D. Bagaimana patofisiologi dari kejang?
1. PARSIAL
Kesadaran utuh walaupun mungkin berubah; fokus di satu bagian tetapi dapat
menyebar ke bagian lain.
Terdiri atas :
• Parsial Sederhana
• Parsial Kompleks
2. GENERALISATA
Hilangnya kesadaran; tidak ada awitan fokal; bilateral dan simetrik; tidak ada aura
G. Apa bentuk-bentuk kejang?
• Absence
• Tonik
• Klonik
• Tonik-Klonik
• Mioklonik
• Atonik
H. Apa makna kejang yang terjadi 30 menit yang lalu dan lama kejang ±20 menit?
Jika di lihat dari durasi kejang yang di alami Boby yaitu kurang lebih 20 menit,
maka dapat dikelompokkan dalam jenis kejang generalisata.
I. Apa makna kejang kelojotan tangan dan kaki mata mendelik ke atas?
• Tidak sadar diri : Manifestasi dari kejang generalisata. Gangguan terjadi pada
seluruh bagian otak (mencakup 2 hemispher)
• Setelah demam, kesadaran pulih : tidak terjadinya infeksi pada system saraf pusat
(virus atau bakteri meningitis)
Pada Kasus : Kejang Generalisata
dengan bentuk tonik-klonik.
K. Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan yang dialami boby?
Menurut UKK Neurologi IDAI 2005, kejang terjadi pada usia antara 6 bulan-
5 tahun, umumnya terjadi pada usia 18 bulan. Selain itu, kejang berulang umumnya
terjadi pada balita usia dibawah 12 bulan. Hampir 3 % dari anak yang berumur di
bawah 5 tahun pernah menderita kejang terutama kejang demam. Kejang demam
lebih sering didapatkan pada laki-laki daripada perempuan. Hal tersebut disebabkan
karena pada wanita didapatkan maturasi serebral yang lebih cepat dibandingkan
laki-laki.
L. Apa makna boby kejang kembali lama kejang ±5 menit bentuk kejang sama
seperti kejang sebelum?
Batuk dan pilek yang dialami Boby menandakan adanya infeksi pada saluran
pernafasan atas.
B. Apa penyebab panas tinggi, batuk, pilek, dan nyeri saat menelan?
• Infeksi
• Non-Infeksi
C. Bagaimana mekanisme panas tinggi, batuk pilek, dan nyeri saat menelan?
Demam
Antigen masuk makrofag KGB regional IL-1 Sel Th Naif tersensitasi
IL-2 Mengaktifkan sel Th1 Mengaktifkan sel Tcyt Ruptur Sel
Fosfolipid Asam Arakidonat (Jalur Siklooksigenase) prostaglandin E2
meningkatkan titik patokan suhu di hipotalamus inisiasi “respon dingin”
meningkatnya produksi panas dan pengeluaran panas menurun karena vasokontriksi
di perifer suhu tubuh meningkat di patokan baru = demam
Batuk dan Pilek
• Fisikal dalam perlindungan mekanikal sebagai berikut :
• Rambut-rambut halus pada hidung menyaring dan menangkap patogen.
• Kebanyakan lapisan mukus di saluran pernapasan atas, menangkap penyerbu yang
potensial.
• Sudut dari persinggungan posterior hidung ke faring menyebabkan partikel besar
mengenai belakang tenggorokan.
• Silia dibagian bawah respirasi menangkap dan mentransfer patogen naik kefaring
batuk dan pilek.
Nyeri Menelan
Antigen invasi kuman peradangan pada saluran napas (faring dan tonsil)
inflamasi pengeluaran mediator histamin bradikinin serotonin dan prostaglandin
nocireseptor spina cord thalamus corteks cerebri persepsi nyeri saat
menelan (Price, Sylvia,A. 2005).
D. Apa makna dari 3 jam mulai timbul panas boby mengalami kejang?
Hal ini menunjukkan bahwa kejang yang dialami Boby merupakan dicetuskan oleh
demam yang biasa disebut dengan kejang demam.
E. Bagaimana klasifikasi dari kejang demam?
Menurut Baumann (2015) tentang Pediatric Febrile Seizures adalah sebagai berikut:
Frequency
Kejang demam simpleks 70-75%, 20-25% Kejang demam kompleks.
Age
6 bulan – 5 tahun
Sex
Laki-laki lebih sering daripada perempuan
Race
Tidak ada ras tertentu.
Mortality/Morbidity
Anak dengan riwayat kejang demam simpleks sebelumnya memiliki risiko untuk
mengalami kejang berulang. (1 dari 3 kasus).
Anak yang berusia kurang dari 12 bulan ketika mengalami kejang demam simpleks
pertamanya memiliki sekitar 50% kemungkinan untuk mengalami kejang berulang.
Setelah 12 bulan kemungkinan menurun menjadi 30%.
Kejang demam tidak berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak ataupun
berkaitan dengan meningkatnya risiko untuk kematian.
G. Bagaimana etiologi dari dari kejang demam?
Kejang demam yang dialami oleh Boby merupakan kejang demam yang
pertama kali dialaminya dimana usia Boby yaitu 4 tahun yang merupakan usia
rentan terjadinya kejang demam karena jaras motorik belum matur dan adanya
faktor predisposisi.
B. Apa makna ayah boby mengalami kejang demam?
• hal ini dapat menyebabkan terjadinya komplikasi suhu yang tidak stabil,
hipoglikemia dan kelainan neurologis. Karena itulah post nature berpengaruh
signifikan terhadap kejadian kejang demam.
• Tidak langsung menangis :ketika bayi lahir dalam keadaan langsung menangis
bisa membantu bayi menyalurkan oksigen dan nutrisi ke otak. Jadi jika bayi lahir
tidak langsung menangis bisa memicu terjadinya kejang demam karena oksigen
dan nutrisi ke otak tidak terpenuhi ketika bayi lahir.
4
Keadaan Umum : Kesadaran kompos
mentis
Tanda vital : nadi 124x/menit (isi dan
tegangan cukup), frekuensi napas
30x/menit, suhu 40oC
Bagaimana interpretasi dari keadaan umum dan tanda vital?
Interpretasi
Kepala Mata : pupil isokor Normal
Refleks cahaya (+) Normal
Hidung: rinorea (+/+) Abnormal
Terjadinya infeksi pada saluran nafas atas
Faring: hiperemis Abnormal
Terjadinya infeksi mikroorganisme
Tonsil: T1/T1, detritus (+) Abnormal
Infeksi mikroorganisme pada epitel tonsil =>
detritus
Leher Tidak ada kaku kuduk Normal
• Nn. Craniales : tidak ada kelainan
• Fungsi Motorik : tidak ada kelainan
• Fungsi Sensorik : tidak ada kelainan
Bagaimana cara mendiagnosis ?
Anamnesis
Demam + + + + -
Kesadaran Kompos Kompos ↓ ↓ ↓
mentis mentis
Riwayat Keluarga + + - - +
Kaku kuduk - - + + -
Pemeriksaan penunjang apa yang
dilakukan pada kasus?
1. Laboratorium
2. Pungsi Lumbal
3. Radiologi
4. Elektroensefalografi
Apa diagnosis kerja pada kasus ini?
Kejang Demam Meningitis Ensefalitis Epilepsi
KDS KDK
Kejang + + + + +
Frekuensi kejang dalam Tidak Berulang (> Berulang berulang
24 jam berulang 2x)
Durasi kejang < 15 menit > 15 menit > 1 jam
Demam + + + + -
Kesadaran Kompos Kompos ↓ ↓ ↓
mentis mentis
Riwayat Keluarga + + - - +
Kaku kuduk - - + + -
Diagnosis kerja nya adalah
Kejang Demam Kompleks et
causa Rinofaringitis
Bagaimana tatalaksana
secara komprehensif untuk
kasus ini?
Kuratif
Antipiretik:
- Paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali diberikan 3-4 kali
- Ibuprofen 10 mg/kgBB /kali diberikan 3 kali
Antikonvulsan:
- Diazepam oral 0,3-0,5 mg/kgBB setiap 8 jam dosis yang dianjurkan 0,5
mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis
- Diazepam rektal 0,5 mg/kgBB/kali diberikan 3 kali
Apa komplikasi yang
dapat terjadi pada kasus
ini?
Terjadi kejang yang berulang, tetapi jarang ditemukan kecacatan, kelainan
neurologis, dan kematian
Apa prognosis pada kasus ini?
Dubia ad Bonam
Namun tetap dengan pengawasan terhadap terjadinya kejang berulang di masa
mendatang.
Bagaimana kompetensi
dokter umum pada
kasus ini?
Tingkat kemampuan 4A
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-
pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter. Dokter dapat memutuskan dan
mampu menangani problem itu secara mandiri hingga tuntas. (Konsil Kedokteran
Indonesia,2006)
Apa nilai-nilai Islam pada kasus?
“Janganlah engkau mencelah demam karena ia menghapus dosa-dosa anak adam
sebagaimana panas yang merontokan karat besi”. (HR. Bukhari).
KESIMPULAN
Boby anak laki-laki 4 tahun mengalami kejang demam kompleks yang
disebabkan oleh rinofaringitis.
KERANGKA KONSEP
Rinofaringitis
Demam
Perubahan permeabilitas
membran sel
Mutasi pada gen Usia
Genetik SCN dan GABRG2 Lepas muatan listrik
berlebihan
Depolarisasi
terus menerus
Kejang Demam