Anda di halaman 1dari 8

SUPERVISI DALAM

MANAJEMEN KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH KELOMPOK 02 KELAS 3B:
Diniati Ningrum (P1337420420002)
Elvi Apriliana (P1337420420004)
Lailatul Nuriati Fitriah (P1337420420006)
Risa Riana(P1337420420008)
Ayu Wulan Ningrum(P1337420420010)
Cindy Novita Ayu Prihandini(P1337420420012)
Luthfi Aisha (P1337420420014)
Lukman Aji Bagus Prasetyo (P1337420420016)
PENGERTIAN SUPERVISI

• Sebagai salah satu dari fungsi manajemen, pengertian supervisi telah


berkembang secara khusus. Secara umum yang dimaksud dengan supervise
adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala oleh atasan
terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk kemudian apabila
ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat
langsung guna mengatasinya (Azwar, 1996).
• Muninjaya (1999) menyatakan bahwa supervisi adalah salah satu bagian
proses atau kegiatan dari fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling).
• Swanburg (1990) melihat dimensi supervisi sebagai suatu proses kemudahan
sumber-sumber yang diperlukan untuk penyelesaian suatu tugas ataupun
sekumpulan kegiatan pengambilan keputusan yang berkaitan erat dengan
perencanaan dan pengorganisasian kegiatan dan informasi dari kepemimpinan
dan pengevaluasian setiap kinerja karyawan.

2
lanjutan
• Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan supervisi
adalah kegiatan-kegiatan yang terencana seorang manajer melalui aktifitas
bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi dan evaluasi pada stafnya dalam
melaksanakan kegiatan atau tugas sehari-hari (Arwani, 2006).
• Dalam bidang keperawatan supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu
meliputi segala bantuan dari pemimpin/penanggung jawab kepada perawat yang
ditujukan untuk perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan
asuhan keperawatan kegiatan supervisi semacam ini merupakan dorongan
bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan dan perkembangan keahlian dan
kecakapan para perawat (Suyanto, 2008).
• Supervisi terhadap kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan dapat dilakukan dengan memberikan bimbingan, pengarahan, observasi
dan pemberian motivasi serta evaluasi terhadap pendokumentasian tiaptiap tahap
proses keperawatan. Kelengkapan dan kesesuaian dengan standar merupakan
variabel yang harus disupervisi (wiyana, 2008).
3
Tujuan Supervisi
Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak
manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut (Suarli &
Bachtiar, 2009):

01
Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas
kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan
keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan suasana
kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.

Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja. Peningkatan

02
efesiensi kerja ini erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan
yang dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber daya (tenaga,
harta dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah.
Langkah Supervisi

1. Prasupervisi

a. Supervisor menetapkan kegiatan yang


akan disupervisi

b. Supervisor menetapkan tujuan

5
2. Pelaksanaan supervisi

a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau instrumen yang telah disiapkan

b. Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan

c. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan klarifikasi permasalahan

d. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi data sekunder

•Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada

•Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat

6
3. Pascasupervisi (3F)

a. Supervisor memberikan penilaian supervise (F-


fair)
b. Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi
c. Supervisor memberikan reinforcement dan follow
up perbaikan.
7
THANKS
8

Anda mungkin juga menyukai