Anda di halaman 1dari 101

D III FARMASI

STIKes Kharisma Persada

FARMAKOGNOSI
Oleh :
Sheila Meitania Utami, S.Far., M.Si., Apt.
Pokok Bahasan yang diberikan

• Farmakognosi II:
• Hormon
• Antibiotika
• Vitamin UAS
• Lipida
• Alkaloid
Vitamin
• Vitamin merupakan zat organik yang dibutuhkan oleh tubuh
dalam jumlah sedikit selain kebutuhan makanan karbohidrat,
lemak, protein dan mineral untuk memelihara fungsi
metabolisme normal.
• Vitamin berperan sebagai enzim saat metabolisme
menghasilkan energi dari makanan.
• Jika tidak ada vitamin yang dikonsumsi, akan menderita
defisiensi vitamin dengan penyakit seperti sariawan, beri-beri,
rabun senja, riketsia dan sebagainya.
• Berdasarkan kelarutannya dalam air, vitamin
terbagi dua:
1. Vitamin tak larut air (vitamin larut lemak) :
Vitamin A, D, E, K.
2. Vitamin larut air : Vitamin B dan C.
Vitamin A
• Vitamin A adalah salah satu vitamin yang larut
dalam lemak.
• Vitamin A baru dapat diidentifikasikan pada
tahun 1913, dan mekanismenya untuk
memerangi rabun ayam atau ancaman
kebutaan pada anak, baru diketahui secara
pasti satu dekade kemudian.
Struktur Kimia
Reaksi Identifikasi
• Zat + AgNO3  merah rosa
• Larutan zat dalam air : jingga
• Reaksi Carr dan Price:
Zat dalam larutan CHCl3 + 10 ml SbCl3 menjadi
warna biru (tidak stabil) berubah ungu cokelat
(sesudah beberapa menit).
• Fluorosensi : warna hijau kuning pupus.
Fungsi vitamin A
• Baik untuk indera penglihatan.
• Regulasi ekspresi gen dan diferensiasi sel
(produksi eritrosit).
• Berperan dalam sistem imun (dikenal sebagai
vitamin antiinfeksi).
• Pertumbuhan dan perkembangan embrio.
Defisiensi dan Kelebihan Vitamin A
• Defisiensi : • Kelebihan :
 Penurunan daya  Efek toksik dengan gejala
penglihatan (rabun pusing, mual, ataksia,
ayam). anoreksia, dsb.
 Xerophtalmia
(keratinisasi kornea dan
kulit serta kebutaan).
 Sering terkena penyakit
akibat infeksi.
Toksisitas
• Vitamin A dapat menyebabkan efek samping jika
dikonsumsi berlebihan. Penyebab keracunan vitamin
A adalah konsumsi yang melebihi dosis, yaitu
660.000 IU (dewasa) dan 330.000 IU (anak-anak).
Toksisitas kronis vitamin A dapat terjadi setelah
berbulan-bulan asupan harian vitamin A dalam
jumlah yang melebihi 14.000 IU pada anak dan
25.000 IU pada orang dewasa.
Cont’d
• Gejala-gejala keracunan kronis pada bayi adalah
terhambatnya pertumbuhan tulang (misalnya, tulang
femur di kaki). Pada orang dewasa, keracunan
vitamin A menyebabkan kulit kering dan gatal, kuku
kering dan rapuh, rambut rontok, sakit kepala,
gangguan visual, nyeri otot dan tulang, kelelahan,
depresi, demam, kerusakan hati, anemia, dan
kehilangan nafsu makan.
Sumber-sumber Vitamin A
• Hati
• Wortel
• Brokoli
• Ubi jalar
• Mentega
• Kangkung
• Bayam
• dll
Vitamin B1
• Thiamin merupakan vitamin larut air yang diperlukan
oleh tubuh dalam metabolisme karbohidrat
• Thiamin biasanya digunakan untuk menambah nafsu
makan, ulcerative colitis dan diare. Selain itu, thiamin
juga digunakan untuk meningkatkan kekebalan tubuh,
mengurangi mabuk kendaraan dan meningkatkan
kemampuan atletik.
• Defisiensi thiamin dapat menyebabkan penyakit beri-
beri, pheriperal neuritis dan pellagra
Con’d..
• Makanan yang banyak mengandung thiamin:
jagung, gandum, sereal, kacang-kacangan,
beras merah, kacang-kacangan dan daging
• Pada presentasi ini, tanaman yang digunakan
sebagai contoh adalah beras merah.
Struktur Inti
Identifikasi Thiamin
• Reaksi Thiocrom (spesifik untuk Thiamin)
– Zat + K4Fe(CN)6 + NaOH + isobutanol  fluorosensi
ungu-biru
• Reaksi kristal
– Zat + asam pikrat  kristal bentuk sayap burung
(bandingkan dengan blanko)
Kegunaan biologis Thiamin
• Dalam bentuk Thiamin pirofosfat atau thiamin difosfat
berfungsi dalam metabolisme karbohidrat
– Perubahan piruvat menjadi asetil koa pada siklus krebs
– Perubahan asam alfa ketoglutarat menjadi suksinil koa
pada siklus krebs
• Metabolisme etanol
• Sintesis pentosa
• Berperan dalam konduksi rangsang saraf
TANAMAN YANG MENGANDUNG
THIAMIN
Oryza rufipogon (Beras Merah)
•Kingdom : Plantae
•Subkingdom : Tracheobionta
•Superdivision: Spermatophyta
•Division : Magnoliophyta
•Class : Liliopsida
•Subclass : Commelinidae
•Order : Cyperales
•Family : Poaceae
•Genus : Oryza L
•Spesies : Oryza rufipogon Griffiths
Vitamin B2
• Riboflavin, dikenal juga sebagai vitamin B2, adalah mikronutrisi yang
mudah dicerna dan bersifat larut dalam air
• Riboflavin terdiri dari cincin trisiklik bernama isoalloxazine yang berikatan
dengan derivat alkohol yaitu ribitol. Riboflavin yang telah
mengalami fosforilasi akan menjadi FMN (flavin mononukleotida)
atau FAD (flavin adenina dinukleotida).
Reaksi identifikasi
Reaksi warna
• Warna zat asal : kuning
• Þ H2SO4(p) merah jingga
• Þ HNO3(p) hijau kuning
• Þ HCl(p) hijau kuning
• Þ CH3COOH(p) kuning keruh
Fluorosensi
• Zat + air  fluoresensi hijau
• bila ditambahkan asam atau basa, maka fluoresensi hilang
Khasiat
• Sebagai pereda nyeri otot
• Pencegah ariboflavin
• Menurunkan kadar kolesterol
• Meningkatkan aliran darah
• Pelembab & penguat rambut
Defisiensi
• Defisiensi Riboflavin akan menyebabkan:
- peningkatan sensitivitas terhadap cahaya
- pembengkakan lidah
- peradangan di mulut
- kulit keriput
Tanaman
Almond
Vitamin B3 (Niasin)
• Niasin adalah suatu derivat piridin yang merupakan
komponen tidak toksik dari nikotin
• Niasin  bagian dari NAD (nicotinamide adenin dinucleotide),
juga dikenal dengan nama koenzim I

• Niasin  bagian dari NADP,


juga dikenal dengan nama
koenzim II
• Koenzim berperan dalam
respirasi seluler bersama
flavoprotein
Bentuk dan Sifat

Asam
Nikotinat
Niasin
Nikotinami
d

Stabil terhadap panas, cahaya, suasana


asam, oksidasi
Fungsi
Fungsi
• Berperan dalam metabolisme dan absorpsi karbohidrat
• Niasin penting dalam pelepasan energi dari karbohidrat,
protein, lemak
• Niasin berperan dalam
↗ kolesterol HDL
↘ kolesterol LDL dan Trigliserida
• Mengatasi pellagra dan hiperlipidemia (diperlukan dosis
besar)
Dosis besar  iritasi gastrointestinal dan vasodilatasi sehingga
menimbulkan rasa terbakar (flushing)
Defisiensi
• Pellagra
• Pertumbuhan yang terlambat, sakit
kepala, kehilangan daya ingat,
anoreksia, insomnia, black tounge,
pembengkakan lidah, diare,
dimensia, dermatitis
• Kekurangan vitamin B3 secara 
indikasi: kelelahan – depresi
Kelebihan
• Kelebihan niasin dalam bentuk asam nikotinat 
gangguan kulit (merah)
• Kelebihan niasin dalam bentuk nicotinamid  tidak
berefek karena dikeluarkan melalui feses dan urin
Hewani Nabati
Sumber
• Hati • Dedak padi
• Ginjal • Gandum
• Jantung • Biji bunga
matahari
• Kacang tanah
Tanaman yang Mengandung Niasin

Arachis hypogaea L.
Morfologi
Reaksi Identifikasi
• Pemeriksaan gugus piridin
– Zat + aqua brom + KCN 2% (bbrp tetes) + tetes air suspensi
benzen sampai mengendap  merah  merah muda.
• Pemeriksaan gugus karbonil
– Gugus karboksilat untuk asam nikotinat
• Larutan zat celupkan lakmus biru  lakmus merah
• Zat + NaHCO3  gas CO2 keluar
– Gugus amida untuk nikotinamida
• Panaskan dengan NaOH dan di atas tabung berikan lakmus
merah basah (berubah menjadi biru karena NH3 menguap)
Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
• Asam pantotenat berperan sebagai komponen koenzim A 
terlibat langsung dalam proses asetilasi dan pelepasan energi
dari molekul makronutrien
• Koenzim  berperan dalam metabolisme karbohidrat,
protein, dan lemak  hasil: energi
• Asam pantotenat juga berperan dalam sintesis senyawa
spingolipida, fosfolipid, sterol, hormon pertumbuhan, sel
saraf, dan antibodi
Fungsi
• Antistress  mengatur regulasi pembentukan hormon yang menyebabkan
stress
• Membantu menghasilkan energi  membantu pemecahan karbohidrat,
protein, lemak
• Berperan dalam produksi hormon di kelenjar adrenal
• Menghasilkan neurotransmiter yang diperlukan untuk syaraf dan otot
• Di hati  menghasilkan hemoglobin dan memetabolisme racun
• Membantu dalam reproduksi DNA & RNA transkripsi
• Mengobati osteoarthritis, rheumatoid arthritis, penyakit Parkinson,
depresi, gangguan pernafasan, dan carpal tunnel syndrome
• Mengurangi jerawat, alergi, alkoholisme, rambut rontok, asma, tekanan
darah rendah
• Mengatasi kram akibat kehamilan
• Membantu memperbaiki kulit dan mencegah rambut beruban
Sumber

alpukat hati jamur

ikan gandum keju


Sumber
• Kacang, kembang kol, biji-bijian, labu, ubi jalar,
kacang-kacangan, susu, kedelai, kuning telur, ayam,
roti gandum
• Paling kaya asam pantotenat adalah ovarium dari cod
& ikan tuna
Tanaman yang Mengandung
Asam Pantotenat

Brassica oleracea L.
Vitamin B6 (Piridoksin)
• Vitamin B6 merupakan vitamin yang larut dalam air
• Mempunyai 6 senyawa yang umum terdapat pada
sediaan: Piridoksin, Piridoksal, Piridoksamin, piridoksin
5’-fosfat, piridoksal 5’-fosfat, dan piridoksamin 5’-fosfat
• Semua vitamin B6 diabsorpsi dari usus (80% dalam
bentuk piridoksal 5’-fosfat)
• Selama proses pencernaan terjadi hidrolisis terhadap
ester fosfatnya
Fungsi Vitamin B6
• Berperan penting dalam metabolisme asam amino
• Untuk pembentukan sel darah merah
• Untuk mengoptimalkan fungsi otak (mampu membantu
perkembangan saraf pada bayi dan mengurangi resiko
alzheimer pada orang dewasa)
• Berperan dalam sintesa dan pemecahan protein
• Konsumsi piridoksin 19% sehari mampu mengurangi
resiko penyakit jantung
TANAMAN YANG MENGANDUNG
PIRIDOKSIN
Spinacia oleracea (Bayam)
Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Chenopodiaceae
Genus : Spinacia
Species : Spinacia oleracea
Deskripsi tumbuhan
• Berupa tanaman perdu
• Meiliki akar tunggang
• Batang banyak mengandung air (herbaceous) , tumbuh di atas
permukaan tanah
• Daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing
dengan urat daun jelas. Warna daun hijau tua, hijau muda,
keputih-puithan sampai merah.
• Bunga tersusun dalam malai tyang umbuh tegak, keluar dari
ujung tanaman atau dari ketiak daun
Identifikasi Piridoksin
• Piridoksin + FeCl3  Merah darah
• Marquis  kuning
• Piridoksin dengan asam pikrat membentuk kristal
berbentuk jarum
• Dengan pereaksi Bouchardat berwarna ungu
kehitaman. Dilihat di mikroskop membentuk kristal
Bentuk-bentuk Vitamin B6

KINASE

FOSFATASE
OKSIDASE

KINASE

FOSFATASE
AMINO
TRANSFERASE
KINASE OKSIDASE

FOSFATASE
Fungsi Biologis Piridoksin

- Transaminasi dan dekarboksilasi pada metabolisme asam amino


- Transaminasi dan dekarboksilasi pada metabolisme asam amino
- Metabolisme glikogen (sebagai kofaktor bagi glikogen
fosforilase, berperan untuk memecah glikogen pada
glikogenolisis)
- Memindahkan kompleks reseptor hormon steroid dari DNA
untuk mengakhiri aksi hormon)
Dosis dan toksisitas

• Dosis optimal vitamin B6 : 1,3-1,7 miligram/hari, tergantung


pada usia dan jenis kelamin.
• Dosis tinggi vitamin B6 (> 25 mg per hari) menyebabkan
kerusakan saraf yang tidak dapat diperbaiki. Dimulai dengan
rasa kesemutan pada kaki, kemudian mati rasa pada tangan
dan akhirnya tubuh tidak mampu bekerja.
• Dalam dosis sangat tinggi (500x lipat) piridoksin
menyeimbangkan zat anti depresan pada tubuh pada masa
pra menstruasi
Vitamin B7 atau H
(Biotin)
Nama Kimia : Biotin
Rumus molekul: C10H16N2O3S;
Berat Molekul : 244,3 g / mol
Sumber Penghasil
• Roti gandum
• Wortel
• Telur ayam
• Susu sapi
• Keju
• Ikan Salmon
• Swiss Chard
Khasiat
• Metabolisme energi
• Pertumbuhan rambut
• Pertumbuhan kuku
• Mengatur kadar gula darah
Defisiensi Biotin
• Jarang terjadi krn secara alami dihasilkan oleh bakteri usus
• Defisiensi Biotin : bila terlalu banyak mengkonsumsi putih telur mentah.
• Gejala :
 Insomnia
 Lidah berwarna ungu
 Mata dan kulit kering
 Hyperesthesia dan ParesthesiaAnemia
 Dermatitis
 Keratokonjungtivitis
 Anorexia
 Anemia
 Gangguan elektrokardiografi
Identifikasi Kimia
1) Kristal tidak berwarna atau kristal putih
2) Tidak berasa
3) Titik leleh 227 0C – 231 0C
4) Kelarutan : Larut dalam air
Larut dalam alkohol
Larut dalam pelarut organik
Vitamin B9 : Asam Folat

(Asam Folat, Folacin, atau Asam Pteroilglutamat)


• Rumus kimia : C19H19N7O6
• BM : 441.4 g mol−1
• Pemerian : bubuk kristal berwarna oranye-kekuning-kuningan yang
sedikit larut dalam air; tidak berbau
Reaksi Identifikasi
• Larutan dalam Na2CO3 berwarna kuning
• Larutan dalam HCl encer panas berwarna kuning. Bila ditambah
H2SO4 pekat warna kuning hilang
• Larutan dalam NaOH berfluoresensi hijau biru
• Zat dalam asam nitrat dipanaskan, + NaOH = fluoresensi hijau
kekuningan
• Zat + pereaksi Marquis = merah
• Zat + H2SO4 = hijau, lama –lama hilang
PENGHASIL VITAMIN B9
Asparagus officinalis (Asparagus)
Amaranthus tricolor (Bayam)
Bos taurus (Hati Sapi)
Vitamin B12
(Kobalamin)
Bentuk dari Vitamin B12
• Bentuk umum dan sintesis dari vit. B12 : Cyanocobalamin, sangat
sedikit dalam tubuh.
• Bentuk lain : hidroxycobalamin dan aquacobalamin.
• Ketiga bentuk ini diaktifkan secara enzimatik menjadi
methylcobalamin dan adenosylcobalamin.
• Sebagian besar disimpan di hati : 5-deoxydenosil-cobalamin (65-
70%), hydroxycobalamin (20-30%), dan methylcobalamin (1-5%)
• Dalam plasma darah : methylcobalamin dengan kadar normal 135-
425 pmol/L.
Uji Aktivitas Vitamin B12
• Uji aktivitas dari vit. B12 adalah uji mikrobiologi dengan
menggunakan Lactobacillus Leichmannii, efek dari larutan
uji yang dibandingkan dengan larutan standar sianokobalamin
dalam sebuah electrofotometer. 
• Vitamin berfungsi sebagai faktor
pertumbuhan untuk mikroorganisme tersebut.
• Sianokobalamin memiliki bentuk sebagai vitamer ( B12a,
B12b, B12c, B12d ) yang mana beberapa diantaranya
ditetapkan sebagai cobalamin.
Sumber Penghasil
• Bakteri Streptommyces griseus (sumber utama),
Pseudomonas denitrificans dan Propionibacterium
shermanii
• Proses fermentasi dari bakteri tersebut.
• Biosintesis hanya mampu dilakukan oleh bakteri.
Streptomyces griseus
Peranan Cyanocobalamin
• Berperan sebagai koenzim :
– Methylcobalamin  terdapat dalam plasma
– 5-deoxyadenosyl-cobalamin  ditemukan dalam hati,
sebagian besar jaringan tubuh, dan makanan.
• Berperan sebagai kofaktor untuk dua reaksi enzim :
– Kofaktor untuk enzim L-methylmalonyl-CoA mutase, yg
membutuhkan adenosilkobalamin untuk mengubah
menjadi suksinil-KoA
– Kofaktor enzim metionin sintase,untuk mensintesis asam
amino metionin dari homosistein
Vitamin C
• Asam askorbat atau vitamin C secara natural
ditemukan dalam beberapa bentuk
daintaranya adalah dalam bentuk tereduksi
(asam akorbat) dan bentuk teroksidasi
(dehidro asam askorbat).
• Asam askorbat disebut sebagai faktor anti
scorbut.
Deskripsi Umum
Rumus bangun vitamin C
Rumus molekul : C6H8O6
Berat molekul : 176,13
Titik Leleh : 190°C-192°C
Nama kimia : L-Asam askorbat
Pemerian : Hablur atau serbuk putih atau agak kuning
Kelarutan : Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol;
tidak larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam benzena.
Buah Kiwi
• Taksonomi
kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
classis : Magnoliopsida
Ordo : Ericales
Famili : Actinidiaceae
Genus : Actinidia
Spesies : Actinidia deliciosa
Reaksi Identifikasi
1. Secara Kualitatif
a) reaksi cuprifil
Zat + 1 ml NaOH 2N + 1 tetes CuSO4  biru ungu
b) Zat + Barfoed dingin  Cu2O merah bata.
c) Zat + NaOH (alkalis)  Luff dingin  Cu2O merah bata.
d) Zat + Fehling  Cu2O merah bata.
e) Zat + AgNO3  dingin
f) Zat + alcohol + Co (acetat)2 + NH4OH  violet.
g) Zat + larutan iod  warna iod hilang.
Con’d
2. Secara Kuantitatif
Metode Spektroskopis
Metode ini berdasarkan pada kemampuan vitamin C yang
terlarut dalam air untuk menyerap ultraviolet dengan panjang
gelombang maksimum 265 nm.
Metode Polarografik
Metode ini berdasarkan pada potensial oksidasi asam askorbat
dalam larutan asam atau pangan yang bersifat asam.
Vitamin D
• Vitamin D tergolong vitamin yang mudah larut dalam
lemak dan merupakan prahormon jenis sterol. Vitamin D
dikenal juga dengan nama kalsiferol.
• Vitamin D merupakan satu-satunya vitamin yang
diproduksi di tubuh, juga terdapat di alam, terutama pada
hewan, tetapi juga ditemukan di tumbuhan maupun ragi.
• Kebutuhan tubuh terhadap vitamin D rata-rata per hari
sebanyak 1-2 mg / 200-600 UI (tergantung umur), untuk
mendapatkan hasil optimal dibutuhkan 800 - 1000 IU per
hari
Vitamin D terdiri dari 2 jenis

Ergocalciferol (D2) Cholecalciferol (D3)
Sumber
• Vitamin D3 terdapat dalam kuning telur,
mentega, hati, lemak hewani.
• Minyak hati ikan merupakan sumber vitamin
D2
• Kebutuhan vitamin D pada manusia dipenuhi
oleh 7-dehidrokolesterol dibantu sinar
matahari

75
KHASIAT
Antirakhitis
Mengatur keseimbangan P dan Ca di tubuh
Absorbsi Ca2+di usus halus
Membentuk struktur tulang dan gigi yang kuat
Memperkuat sistem kekebalan dan mencegah
berbagai jenis kanker
Gejala defisiensi vitamin D:
Rakhitis
Osteomalasia
Konsentrasi fosfor serum yang rendah
Penebalan dan pembengkakan persendian
Penyakit lain  gigi akan lebih mudah rusak, otot
mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang
tidak normal yang biasanya betis kaki akan
membentuk huruf O atau X
Vitamin E
• Vitamin E adalah suatu antioksidan yang melindungi sel-sel
tubuh terhadap kerusakan oleh senyawa kimia reaktif yang
dikenal sebagai radikal bebas.
• Vitamin E merupakan istilah umum yang digunakan untuk
sejumlah senyawa yang alami atau sintetis. Senyawa yang
paling penting adalah tocopherols (alpha-tocopherol
merupakan yang paling aktif dan banyak terdapat di alam),
selain itu yang termasuk tocopherol adalah beta, gamma, dan
delta-tocopherols. Senyawa lain dengan aktivitas vitamin E
adalah tocotrienols.
• Vitamin E tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak
seperti minyak, lemak, alkohol, aseton, eter dan sebagainya.
• Vitamin E stabil pada pemanasan namun akan rusak bila
pemanasan terlalu tinggi.
• Vitamin E bersifat basa jika tidak ada oksigen ,dan tidak
terpengaruh oleh asam pada suhu 100º C.
• Bila terkena oksigen di udara, akan teroksidasi secara perlahan-
lahan. Sedangkan bila terkena cahaya warnanya akan menjadi
gelap secara bertahap.
Reaksi Identifikasi
1) Reaksi Marquis: identifikasi gugus aromatis
Zat + 3 tetes formaldehid + H2SO4(p)  cincin warna
2)  Aqua brom: identifikasi ikatan rangkap
Zat + aqua brom   warna aqua brom hilang
3) Larutkan 50 mg dalam 10 ml alkohol, lalu sambil diaduk
ditambahkan asam nitrit dan panaskan pada suhu 75 selama 15
menit.Hasil positif ditandai perubahan warna menjadi merah
terang atau orange
Fungsi Vitamin E
• Antioksidan
• Melindungi membran sel
• Meningkatkan respon imun
• Regulasi agregasi platelet
• Regulates protein kinase C activation
• membantu mengatasi stres, meningkatkan kesuburan,
meminimalkan risiko kanker dan penyakit jantung koroner.
• berperan sangat penting bagi kesehatan kulit, yaitu dengan menjaga,
meningkatkan elastisitas dan kelembapan kulit, mencegah proses
penuaan dini, melindungi kulit dari kerusakan akibat radiasi sinar
ultraviolet, serta mempercepat proses penyembuhan luka.
Defisiensi Vitamin E
• Malabsoprsi
• Gangguan absorpsi lemak
• Gangguan saluran pencernaan, seperti: penyakit pankreas,
kantung empedu, hati, dll.
• Gangguan pada neuropati perifer, yaitu masalah pada sistem
saraf di lengan, tangan, kaki, dan kaki yang terasa nyeri dan
kesemutan
• Anemia pada bayi baru lahir karena penurunan produksi Hb
dan pemendekan usia eritrosit
Sunflower seed
(Biji bunga matahari)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Helianthus
Spesies : Helianthus annuus L.
Lipida
• Definisi: Lipida (lemak, minyak Iemak, dan malam)
adalah ester asam Iemak rantai panjang dengan
alkohol atau turunan sekerabat.
• Perbedaan utama antara Iemak, minyak Iemak dengan
malam adalah tipe alkoholnya, yaitu Iemak dan minyak
Iemak adalah gliserol, sedangkan malam alkoholnya
berbobot molekul tinggi, misalnya setilalkohol.
• Distribusi: di alam ada yang berasal dari tumbuhan
(mis. Minyak wijen, minyak kacang) atau hewan (lernak
sapi); sedangkan malam berasal dari tumbuhan dan
hewan juga.
• Kegunaan: sebagai cadangan makanan (enersi).
Lemak penghasil kalori tinggi. Produk banyak
digunakan di bidang farmasi, industri, dan nutrisi.
• Sifat fisika: Perbedaan lemak dan minyak Iemak
terletak pada titik Ieleh; untuk minyak Iemak
pada suhu kamar berbentuk cairan, sedangkan
Iemak berbentuk padat. Meskipun pada
umumnya minyak tumbuhan cair, namun juga
ada yang berbentuk semi-padat (mis. minyak
kakao dan minyak tengkawang), sedangkan
minyak hewan padat kecuali minyak ikan.
• Cara memperoleh Iemak/minyak Iemak
yang berasal dari tumbuhan:
(a) pengepresan dengan kempa hidrolik: bila
keadaan dingin disebut ”virgin oil” atau “cold-
pressed oil” dan bila dalam keadaan panas panas
disebut ”hot-pressed oil”
(b) kadang-kadang digunakan pelarut organik
untuk mengekstraksi minyak lemak. Cara
memperoleh Iemak dari hewan dengan uap
panas dengan atau tanpa tekanan, disaring,
kemudian diputihkan dengan ozon. Stearin sering
dipisahkan dengan cara pendinginan dan disaring.
Alkaloid
Pengertian Alkaloid
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang
terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh
alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar
luas dalam berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi.
Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan
dikotil sedangkan untuk tumbuhan monokotil dan
pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar yang
sedikit.
• Pengertian lain Alkaloid adalah senyawa organik
yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali dan
sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N
(Nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut dalam
struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan
dalam dosis kecil dapat memberikan efek
farmakologis pada manusia dan hewan. Sebagai
contoh, Nikotine yang memiliki efek
parasimpatomimetik yang poten serta stimulant yang
aktif serta Papaverin yang memiliki efek
antispasmodik dan merupakan alkaloida opium.
• Meyer’s Conversation Lexicons tahun 1896 dinyatakan
bahwa alkaloid terjadi secara karakteristik di dalam
tumbuh- tumbuhan, dan sering dibedakan berdasarkan
kereaktifan fisiologi yang khas. Senyawa ini terdiri atas
karbon, hidrogen, dan nitrogen, sebagian besar
diantaranya mengandung oksigen. Sesuai dengan
namanya yang mirip dengan alkali (bersifat basa)
dikarenakan adanya sepasang elektron bebas yang
dimiliki oleh nitrogen sehingga dapat mendonorkan
sepasang elektronnya. Kesulitan mendefinisikan
alkaloid sudah berjalan bertahun-tahun.
• Meyer’s Conversation Lexicons tahun 1896 dinyatakan
bahwa alkaloid terjadi secara karakteristik di dalam
tumbuh- tumbuhan, dan sering dibedakan berdasarkan
kereaktifan fisiologi yang khas. Senyawa ini terdiri atas
karbon, hidrogen, dan nitrogen, sebagian besar
diantaranya mengandung oksigen. Sesuai dengan
namanya yang mirip dengan alkali (bersifat basa)
dikarenakan adanya sepasang elektron bebas yang
dimiliki oleh nitrogen sehingga dapat mendonorkan
sepasang elektronnya. Kesulitan mendefinisikan
alkaloid sudah berjalan bertahun-tahun.
• Alkaloid sering kali optik aktif, dan biasanya
hanya satu dari isomer optik yang dijumpai di
alam, meskipun dalam beberapa kasus dikenal
campuran rasemat, dan pada kasus lain satu
tumbuhan mengandung satu isomer
sementara tumbuhan lain mengandung
enantiomernya (Creswell,C.J.1982). Ada juga
alkaloid yang berbentuk cair, seperti konina,
nikotina, dan higrina.
Beberapa fungsi alkaloid dalam tumbuhan adalah sebagai berikut :
• Beberapa alkaloid mungkin bertindak sebagai tandon penyimpanan
nitrogen meskipun banyak alkaloid ditimbun dan tidak mengalami
metabolisme lebih lanjut meskipun sangat kekurangan nitrogen.
• Pada beberapa kasus, alkaloid dapat melindungi tumbuhan dari
serangan parasit atau pemangsa tumbuhan. Meskipun dalam
beberapa peristiwa bukti yang mendukung fungsi ini tidak
dikemukakan.
• Alkaloid dapat berlaku sebagai pengatur tumbuh, karena dari segi
struktur, beberapa alkaloid menyerupai pengatur tumbuh. Beberapa
alkaloid merangasang perkecambahan yang lainnya menghambat.
• Semula disarankan oleh Liebig bahwa alkaloid, karena sebagian besar
bersifat basa, dapat mengganti basa mineral dalam mempertahankan
kesetimbangan ion dalam tumbuhan.
Alkaloid dihasilkan oleh banyak organisme, mulai dari
bakteria, fungi (jamur), tumbuhan, dan hewan. Ekstraksi
secara kasar biasanya dengan mudah dapat dilakukan
melalui teknik ekstraksi asam-basa. Rasa pahit atau getir
yang dirasakan lidah dapat disebabkan oleh alkaloid. Istilah
"alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena dianggap bersifat
basa) pertama kali dipakai oleh Carl Friedrich Wilhelm
Meissner (1819), seorang apoteker dari Halle (Jerman)
untuk menyebut berbagai senyawa yang diperoleh dari
ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa (pada waktu itu
sudah dikenal, misalnya, morfina, striknina, serta solanina).
Hingga sekarang dikenal sekitar 10.000 senyawa yang
tergolong alkaloid dengan struktur sangat beragam,
Contoh:
Morfin, yang merupakan suatu alkaloid yang
ditemukan pertama kali pada tahun 1806 oleh
Sertṻrner berasal dari opium, yaitu getah buah
tanaman Pavaper somniferum. Penggunaan opium
sudah dikenal sejak zaman Dioscorides (tahun 77).
Morfin digunakan dalam pengobatan sebagai
analgesik, namun sayang morfin juga digunakan oleh
segolongan orang tertentu untuk maksud yang tidak
baik.
• Tanaman Papaver ini juga mengandung alkaloid lain
yaitu kodein, tebain, noskapin, narsein dan pavaperin
(Evans, 2002).
• Coniin, merupakan alkaloid berasal dari buah
tanaman Conium maculatum (familia Umbelliferae).
• C. maculatum adalah salah satu jenis tumbuhan
beracun yang berasal dari Eropa. Selama proses
eksekusinya (tahun 399 SM), seorang ahli filosofi
bernama Socrates mengkonsumsi ekstrak coniin
beracun.
• Fisostigmin diperoleh dari biji tanaman Physostigma
venenosum (Leguminosae) yang ditemukan di Afrika barat.
Tanaman ini digunakan sebagai ”ordeal poison”. Penggunaan
sebagai obat yang mempunyai efek miotik pertama kali pada
tahun 1862 oleh Fraser dan Fisostigmin diisolasi pertama kali
oleh Jobst dan Hesse pada tahun 1862 (Evans,2002).
• Atropin diperoleh dari daun dan akar tanaman Atropa
belladonna yang digunakan untuk pengobatan mata,
• Efedrin dan pPeudoefedrin diperoleh dari daun tanaman
Ephedra sinica digunakan untuk gangguan pernafasan (asma),
• Pada tahun 1834, Pelletier (Perancis) berhasil mengisolasi
senyawa alkaloid murni dari kulit kayu tanaman Chinchona
succirubra, yang dinamakan kuinin. Kuinin telah digunakan
sebagai obat antimalaria. Dalam sejarahnya, nama Chinchona
berasal dari ratu Chinchon, istri seorang Viceroy di Peru yang
ketika itu (pada tahun 1638) menderita demam dan
menggunakan kulit kina sebagai penurun panas. Pada tahun
1865 tanaman kina dibawa ke Indonesia oleh Charles Ledger
untuk ditanam diperkebunan pulau Jawa, sehingga sampai
perang dunia II, 90% kebutuhan dunia akan kulit kina dipenuhi
dari Indonesia (Evans, 2002).
Penggolongan Alkaloid
 Alkaloid Nonheterosiklik
 Alkaloid heterosiklik

1. Piridin-piperidin 8. Indol
2. Pirol-pirolidin 9. Indolisidin
3. Pirolisidin 10. Imidazol
4. Tropan 11. Purin
5. Kuinolin 12. Steroid / Terpenoid
6. Isokuinolin 13. Amin/Phenil alanin
7. Lupin /Kuinolizidin 14. Aporfin
Alkaloid
Tugasnya: Bagaimana penyebarannya, Sumber-
sumbernya, cara memperoleh Simplisianya,
sifat2nya, dan kegunaannya. Struktur inti dari
golongan

Anda mungkin juga menyukai