Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN ASMA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Pendidikan profesi
Ners Stase Keperawatan Medikal Bedah

Asri Marliaty
NPM 4121192

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2022
Pendahuluan
Latar Belakang

Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang masih menjadi masalah
kesehatan diseluruh dunia, hal ini dikarenakan penyakit yang sudah tidak asing
lagi dimasyarakat. Semua tingkatan umur dapat mengalami penyakit ini baik di
negara maju maupun di negara berkembang. Awalnya penyakit ini disebabkan
oleh faktor genetik, tetapi saat ini bukan faktor genetik penyebab utama,
melainkan karena polusi udara yang tidak baik bagi kesehatan
masyarakat.Asma adalah penyakit inflamasi (peradangan). Saluran napas
penyandang asma umumnya menjadi merah dan meradang. Asma sangat
terkait dengan alergi. Alergi dapat memperparah asma. Namun demikian,
tidak semua penyandang asma mempunyai alergi, dan tidak semua orang yang
mempunyai alergi menyandang asma.(Bull & Price, 2007)

Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO), pada


tahun 2016 dinyatakan bahwa perkiraan jumlah penderita
asma bronchial seluruh dunia adalah 325 juta orang dengan
angka prevalensi yang terus meningkat terutama pada anak-
anak, tercatat pada tahun 2015 sebanyak 383.000 orang
meninggal karena asma bronchial
Pendahuluan

Dampak serangan asma yang parah dapat menyebabkan gagal nafas


(terjadi bila pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-
paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen dan terjadi
pembentukan karbondioksida dalam sel-sel tubuh). Saluran nafas dapat
tertutup sepenuhnya dan pengobatantidak lagi dapat berpengaruh.
Kondisi ini dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani

Di Indonesia pada tahun 2015 kematian akibat penyakit asma


bronchial 16% balita yang diperkirakan 920.136 balita. Secara
nasional terdapat 3,55% penderita asma bronchial atau (Profil
Kesehatan Indonesia, 2016).
Pendahuluan

Tujuan Penulisan

Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan asma.

Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien yang mengalami
asma.
b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien yang mengalami
asma.
c. Mampu menyusun perencanaan keperawatan pada pasien yang mengalami
asma.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien yang mengalami
asma.
e. Mampu melaksanakan evaluasi tindakan keluarga pada pasien yang
mengalami asma.
Pendahuluan

Manfaat Penulisan

Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan meningkatkan mutu pelayanan pada pasien
dengan asma.

Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi Puskesmas dalam upaya
meningkatkan mutu dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien asma
bronchial.

Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan


Makalah ini diharapkan berguna untuk mengembangkan dan menambah
pengetahuan yang telah ada tentang asma bronchial sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan.
Tinjauan Teoritis
Konsep Dasar Penyakit Asma

Pengertian

Asma bronchial adalah penyakit inflamasi kronik pada jalan nafas dan
dikarakteristikkan dengan hiperresponsivitas, produksi mukus, dan edema
mukosa. Inflamasi ini berkembang menjadi episode gejala asma bronchial
yang berkurang yang meliputi batuk, nyeri dada, mengi dan dispnea.
Penderita asma bronchial mungkin mengalami periode gejala secara
bergantian dan berlangsung dalam hitungan menit, jam, sampai hari
(Brunner & Suddarth, 2017).
Etiologi

Menurut Global Initiative for Asthma tahun 2016, faktor resiko


penyebab asma bronchial di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1) Faktor genetik
2) Faktor lingkungan
Tinjauan Teoritis
Tanda dan Gejala

Gejala-gejala yang lazim muncul pada asma bronchial adalah batuk


dispnea dan mengi. Selain gejala di atas ada beberapa gejala yang
menyertai di antaranya sebagai berikut (Mubarak 2016 :198) :
• Takipnea dan Orthopnea
• Gelisah
• Nyeri abdomen karena terlibat otot abdomen dalam pernafasan
• Kelelahan
• Tidak toleran terhadap aktivitas seperti makan berjalan bahkan
berbicara
• Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam
dada disertai pernafasan lambat
• Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang di banding inspirasi
• Gerakan-gerakan retensi karbondioksida, seperti
berkeringat,takikardi dan pelebaran tekanan nadi
• Serangan dapat berlangsung dari 30 menit sampai beberapa jam
dan dapat hilang secara spontan
Tinjauan Teoritis
Klasifikasi

Asma dibedakan menjadi 2 jenis (Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma,
2015) :
1. Asma Bronkial
Penderita asma bronkial, hiperaktif dan hipersensitif terhadap
rangsangan dari luar, seperti asap kendaraan, bulu binatang, debu
dalam rumah, dan bahan laim yang menyebabkan alergi.
2. Asma Kardial
Asma yang ditimbulkan akibat adanya kelainan jantung. Gejala yang
dialami penderita asma kardial biasanya adanya sesak nafas yang hebat
dan terjadi pada malam hari. Pada panduan dari National Asthma
Education and Prevenion Program (NAEPP), klasifikasi tingkat keparahan
asma dibedakan pada 3 kategori, yaitu umur 0-4 tahun, umur 5-11
tahun, dan umur > 12tahun – dewasa.
Tinjauan Teoritis
Pemeriksaan Diagnostik

1) Spirometer
Dilakukan sebelum dan sesudah bronkodilator hirup
(nebulizer/inhaler), positif jika peningkatan VEP / KVP > 20%.
2) Sputum
Eosinofil meningkat.
3) RO dada
Yaitu patologis paru/komplikasi asma.
4) AGD
Terjadi pada asma berat, pada fase awal terjadi hipoksemia dan
hipokapnia (PCO2 turun) kemudian pada fase lanjut normokapnia dan
hiperkapnia (PCO2 naik).
5) Uji alergi kulit, IgE.
Tinjauan Teoritis
Penatalaksanaan medis dan keperawatan

1. Penatalaksanaan Medis
a. Agonis adrenergik – beta 2 kerja –pendek.
b. Antikolinergik.
c. Kortikosteroid : inhaler dosis – terukur (MDI)
d. Inhibitor pemodifikasi leukotrien / antileukotrien.
e. Metilxatin.

2. Penatalaksanaan non farmakologis


a. Berhenti merokok.
b. Aktifitas fisik secara teratur.
c. Mencegah paparan alergen ditempat kerja, di dalam maupun di luar
ruangan.
d. Mencegah penggunaan obat yang dapat memperberat asma.
e. Tekinik pernapasan yang benar (Breathing Exercise, yoga dan senam
asma).
f. Diet sehat dan menurunkan berat badan.
g. Mengatasi sres emosional.
h. Imunoterapi alergen
Tinjauan Teoritis

Komplikasi

1) Pneumonia
2) Atelektasis
3) Gagal nafas
4) Bronkitis
5) Fraktur iga
Tinjauan Teoritis
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Pasien Hipertensi

Pengkajian

Pemeriksaan Fisik

Diagnosa Keperawatan

Intervensi, Implementasi dan Evaluasi


Tinjauan Kasus dan Pembahasan
Analisa Data No
1
a. NY M
Data
Data Subjektif
mengatakan
Etiologi
Allergen (cuaca dingin)

Masalah
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
sesak napas dan batuk Antigen yang terikat berhubungan
berdahak IGE pada permukan dengan
b. NY M mengatakan sel mast atau basofil hipersekresi jalan
serangan asma terjadi ↓ nafas (D.0001)
jika ia merasa kedinginan, Pemiabilitas kapiler
atau terkena paparan meningkat
debu. ↓
c. NY M mengatakan Edema mukosa,
serangan sesak sering sekresi produktif,
terjadi tiba-tiba dan terjadi kontriksi otot
di malam hari meningkat
d. NY M mengatakan ↓
ketika serangan terjadi Spasme otot polos
gejala lain yang di sekresi kelenjar
timbulkan yaitu pilek dan bonkus meningkat
batuk ↓
e. NY M juga mengatakan Penyempitan /
ketika batuk sulit untuk obstruksi proksimal
mengeluarkan dahak dari bronkus pada
tahap eksprasi dan
Data Objektif inspirasi
a. Nampak sesak. ↓
b. terdapat bunyi suara Sputum berlebih,
napas tambahan (ronchi) batuk, Mengi /
c. pernapasan 28 x/menit. wheezing, sesak nafas
d. Irama napas cepat, ↓
e. Nampak batuk Hipersekresi jalan
berdahak dengan napas
konsistensi kental dan ↓
berwarna Bersihan jalan napas
kuning. tidak efektif
f. TTV :
TD : 120/80 mmHg.
Respirasi : 28x/ menit.
Nadi : 100x /menit
Suhu : 36.0C.
2 Data subjektif Allergen (cuaca dingin) Intoleransi aktivitas
Klien mengatakan kurang ↓ berhubungan
istirahat Antigen yang terikat dengan
Data objektif IGE pada permukan kelemahan,
Klien terlihat lemas
sel mast atau basofil ketidakseimbangan
↓ antara suplai dan
Pemiabilitas kapiler kebutuhan oksigen
meningkat

Edema mukosa,
sekresi produktif,
Tinjauan Kasus dan Pembahasan

Diagnosis Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan
nafas (D.0001))
2 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen (
Tinjauan Kasus dan Pembahasan
Rencana Tindakan Keperawatan
Dx Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Perencanaan
Bersihan jalan Bersihan jalan napas Intervensi
nafas tidak efektif Setalah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen jalan napas
berhubungan selama 3 kali 24jam diharapkan bersihkan 1) Monitor Pola napas (Frekuensi,
dengan jalan napas meningkat kedalaman dan usaha napas)
hipersekresi jalan Dengan kriteria hasil : 2) Monitor bunyi napas tambahan (gurgling,mengi/wheezing,ronchi)
nafas (D.0001) ▪ Batuk efektif meningkat 3) Posisikan semi Fowler atau fowler
▪ Produksi sputum menurun 4) Berikan minum hangat
▪ Mengi /Whezing menurun 5) Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
▪ Dispnea (sesak napas) menurun 6) Berikan oksigen, jika perlu
▪ Ortopnea membaik 7) Ajarkan tehnik batuk efektif
▪ Sianosis membaik 8) Kolaborasi pemberian bronkodilator, mukolotik atau ekspektoran
▪ Gelisah membaik 9) Konseling dan Edukasi diberikan
▪ Frekuensi napas membaik 16 – 20 kali Rasional
permenit 1) Mengetahui peningkatan frekuensi napas, dispnea, kedalaman napas kadang
▪ Pola napas membaik bervariasi, serta usaha mengatur napas
▪ Tidak ada ditemukan bunyi napas 2) Mengetahui adanya kelainan pada suara napas seperti bunyi ngorok dan bunyi
tambahan suara mengi
3) Dapat meningkatkan ekspansi paru sehingga upaya napas bisa lebih dalam
dan lebih kuat serta dapat membantu mengurangi sesak napas
4) Air hangat dapat memobilisasi dan membantu mengeluarkan sekret
5) Fisioterapi dada dapat melonggarkan saluran napas, dan mencegah obstruksi
jalan napas, serta membantu mengeluarkan dahak
6) Membantu memenuhi kebutuhan oksigen dan dapat mengurangi beban otot-
otot pernapasan
7) Latihan batuk efektif dapat memudahkan keluarnya dahak dari jalan napas
8) Pemberian obat bronkodilator berupa nebuleiser combivent dapat memperlebar
luas permukaan bronkus dan bronkiolus pada paru – paru sehingga serapan
oksigen paru-paru meningkat, sedangkan gen mukolotik dan ekspektoran berupa
obat ambroksol dapat menurunkan kekentalan dahak dan merangsang
pengeluaran dahak dari saluran napas
Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen Energi
aktivitas tindakan asuhan Observasi
berhubungan keperawatan 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh
dengan keluarga diharapkan yang mengakibatkan
kelemahan, keluarga mampu kelelahan
ketidakseimban mengambil keputusan 2. Monitor kelelahan fisik dan
gan untuk melakukan emosional
antara suplai tindakan yang tepat, 3. Monitor pola dan jam tidur
dan dengan kriteria hasil : 4. Monitor lokasi dan
kebutuhan 1. Kemudahan dalam ketidaknyamanan selama melakukan
oksigen melakukan aktivitas aktivitas
meningkat Terapeutik
2. Dispnea 1. Sediakan lingkungan nyaman dan
saat/setelah aktivitas rendah stimulus
menurun 2. Lakukan latihan rentang gerak pasif
3. Perasaan lemah dan aktif
menurun 3. Berikan fasilitas duduk disisi tempat
4. Tekanan darah tidur, jika tidak dapat
membaik berpindah atau berjalan
5. Frekuensi napas 4. Berikan aktivitas distraksi yang
membaik menenangkan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat jika
tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
Tinjauan Kasus dan Pembahasan
Implementasi

Waktu Tindakan Keperawatan


Pelaksanaan
13-06-2022 1. Memonitor Pola napas
Hasil :
• Respirasi : 24 kali/ menit
• Ny. M masih sesak
2. Memonitor bunyi napas tambahan dengan menggunakan stetoskop
Hasil :
• Terdengar bunyi napas) tambahan (ronchi)
3. Mengatur posisi semi fowler atau fowler
Hasil :
• Ny. M merasa lebih nyaman dengan posisi semi fowler
4. Memberikan minum hangat
Hasil :
▪ Dahak yang kental menjadi encer sehingga mudahkan keluarnya
secret dari jalan nafas
5. Melakukan fisioterapi dada dengan tehnik postural drainage
Hasil :
▪ Pasien dianjurkan tarik napas dalam (hirup melalui hidung keluarkan
melalui mulut) sebanyak 3 kali kemudian pada napas ketiga tahan
selama 10 detik dan batukakan dengan kuat menggunakan otot
abnormal sebanyak dua kali)
13-06-2022 1. Mengajarkan pasien teknik relaksasi
Hasil :
 Klien mengatakan masih kurang bisa beristirahat
2. Menganjurkan untuk tetap dalam posisi semi fowler
 Ny. M merasa lebih nyaman dengan posisi semi fowler
Tinjauan Kasus dan Pembahasan
Evaluasi
Hari Diagnosa Evaluasi (SOAP)
Keperawatan
13-06-2022 Bersihan jalan nafas Subjektif :
tidak efektif • Ny. M mengatakan masih merasa Sesak
berhubungan dengan • Ny. M mengatakan masih batuk dan sulit untuk mengeluarkan dahak
hipersekresi jalan nafas Objektif :
(D.0001) • Keadaan umum : Lemah
• Ny. M nampak sesak
• Ny. M nampak batuk
• Pernapasan cepat
• Terdapat bunyi suara napas tambahan (ronchi)
TTV :
• TD : 120/80mmHg
• R : 24x/menit
• N : 90x/menit
• S : 36 C
Assesment :
• Masalah Ny.M belum teratasi
Planning
• Intervensi dilanjutkan
• Monitor pola napas
• Monitor bunyi napas
• Berikan posisi semi fowler
• Lakukan fisioterapi dada
• Berikan oksigen
• Ajarkan tehnik batuk efektif
• Kolaborasi pemberian Nebuleizer masker inhalasi, ambroksol tablet dan
cetrisin tablet
13-06-2022 Intoleransi aktivitas Subjektif :
berhubungan dengan • NY M mengatakan masih belum
kelemahan, bisa istirahat dengan cukup
ketidakseimbangan
antara suplai dan Objektif :
kebutuhan oksigen • Keadaan umum : Lemah
• Ny M nampak lemas
TTV :
• TD : 120/80mmHg
• R : 24x/menit
• N : 90x/menit
• S : 36 C

Assesment :
• Masalah Ny M belum teratasi

Planning
• Intervensi dilanjutkan
• Monitor pola istirahat
• Berikan posisi semi fowler
Tinjauan Kasus dan Pembahasan
Pembahasan
•Pengkajian
Pengkajian adalah salah satu kegiatan mengumpulkan data mengkoordinasikan data yang
didapatkan dari berbagai sumber. Dalam pengkajian sebagian data yang ditemukan pada
klien sama dengan data yang ada pada teoritis.
•Diagnosis Keperawatan
Diagnosa yang tercantum pada teoritis dan ditemukan pada kasus,yaitu:
•Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan nafas

•Intervensi
Dalam merumuskan rencana tindakan penulis tidak menemukan kesenjangan yang berarti
antara teoritis dengan kasus. Hal ini disebabkan perencanaan mengacu pada teoritis dan
prioritas masalah yang ada. Namun ada beberapa intervensi yang ada pada teoritis namun
dicantumkan pada kasus karena penyusun menyesuaikan dengan keadaan klien.
•Implementasi dan Evaluasi
Implementasi dilakukan setelah rencana tindakan sesuai kebutuhan pasien dan diharapkan
dalam tindakan yang nyata dalam melaksanakan tindakan tersebut, sedangkan semua
tujuan tercapai dengan penempatan waktu yang relative sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Keberhasilan pencapaian tujuan juga didukung dengan sikap klien yang
kooperatif.
Penutup
Simpulan

1. Dari hasil pengumpulan data Pada klien Ny. M pengkajian riwayat kesehatan
didapatkan terdapat bunyi suara napas tambahan (ronchi), pernapasan 28 kali
permenit, irama napas cepat, Ny. M Nampak sesak dan batuk berdahak konsistensi
kental dan berwarna kuning, tekanan darah 120/80 mmHg, respirasi 28 kali
permenit, nadi 100 kali permenit, S: 36oC.
2. Sesuai dengan pengkajian dan analisa yang penulis lakukan pada Ny. M maka
penulis menemukan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif
dengan batasan karateristik batuk tidak efektif, tidak mampu batuk, sputum
berlebih, mengi/wheezing, gelisah sianosis, bunyi napas menurun, frekuensi napas
berubah, pola napas berubah, menurut Tim pokja SDKI PPNI (2016).
3. Dalam perencanaan ini penulis berfokus pada delapan intervensi menurut SIKI PPNI
(2018) menajemen jalan napas adalah monitor pola napas, monitor bunyi napas
tambahan, berikan posisi semi fowler, berikan minum hangat, berikan oksigen,
ajarkan tehnik batuk efektif, lakukan fisioterapi dada, kolaborasi pemberian
nebuleiser, ambroksol tablet dan cetrisin tablet.
4. Dalam tahap pelaksanaan yang dilakukan penulis dapat melaksanakan semua
rencana keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah di buat.
5. Evaluasi keperawatan pada Ny. M belum dapat teratasi pada hari pertama
perawatan dengan kriteria hasil masih sesak napas, masih batuk dan sulit
mengeluarkan dahak
Penutup
Saran

Unit Pelayanan Kesehatan Masyarakat


Dalam memberikan asuhan keperawatan asma bronkial agar selalu memberikan
peningkatan pengetahuan dan wawasan pasien tentang perawatan dan
pencegahan asma bronkial serta tenaga kesehatan dapat melakukan peningkatan
pelayanan melalui pelatihan-pelatihan atau mengikuti pendidikan berkelanjutan.

Institusi pendidikan
Untuk Dosen semoga tidak pernah bosan mengajari dan membimbing kami
terutama dalam pembuatan serta penyusunan tugas Asuhan keperawatan.Untuk
mahasiswa-mahasiswi semoga dengan adanya tugas ini, dapat menambah ilmu
dan wawasan kalian tentang Asuhan keperawatan pada pasien dengan asma,
serta lebih giat belajar .
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai