Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SEJARAH

Kedatangan Bangsa Inggris di Indonesia

GURU PEMBIMBING :
BADRUDIN S.Pd

DI SUSUN OLEH :
1. FATMAH
2. FERY ARDIANSYAH
3. IRMA NOOR AFIYANTI
4. MUHAMMAD ALVIN
5. RIFKY YUDHA PRATAMA
6. SAPUANI

SMA NEGERI 1 RANTAU BADAUH


TAHUN AJARAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhadulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas untuk mata pelajaran “Sejarah Indonesia” dengan judul
Kedatangan Bangsa Inggris di Indonesia. Makalah ini di tujukkan untuk
memahami lebih detail tentang sejarah Indonesia.
Dan tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Badrudin
S.Pd
selaku Guru Pengampu Sejarah Indonesia yang telah membimbing kami. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Rantau Badauh, 15 Januari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1 4
PENDAHULUAN 4
1.1 Latar belakang 4
1.2 Rumusan masalah 4
1.3 Tujuan 4
BAB 2 5
PEMBAHASAN 5
2.1 Awal Kedatangan Inggris Ke Indonesia 5
2.2 Perkembangan Jajahan Inggris Di Indonesia 5
2.3 Kemunduran Inggris dari Indonesia 7
BAB 3 8
PENUTUP 8
3.1 Kesimpulan 8
3.2 Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kedatangan Bangsa Inggris ke Indonesia, sebagaimana bangsa-bangsa Eropa
lainnya, didorong kondisi semakin sulitnya mendapatkan rempah-rempah. Padahal,
rempah-rempah merupakan salah satu kebutuhan vital di Eropa, terutama sebagai
bahan pengawet makanan saat musim dingin tiba. Setelah jatuhnya Konstatinopel
(Istanbul) ke tangan Kesultanan Turki Usmani pada era Sultan Mehmed II, para
pedagang Eropa harus mencari jalan lain demi mendapatkan rempah-rempah.
Konstatinopel merupakan pusat perdagangan yang menyambungkan pedagang Eropa
dengan Asia, termasuk buat urusan pembelian rempah-rempah. Setelah menguasai
kota itu, Turki Usmani melarang para pedagang dari Eropa melewati Konstatinopel
sehingga mereka kesulitan mengakses suplai barang dari Asia. Akibatnya, harga
rempah-rempah di Eropa melambung tinggi.
Dalam masa kesulitan tersebut, seorang pelaut berkembangsaan Italia bernama
Christoper Columbus mengajukan proposal ekspedisi, untuk mencari jalan menuju
Asia melewati arah barat, kepada Kerajaan Portugis. Akan tetapi, proposal itu
ditolak. Kemudian, Columbus mengajukan proposal serupa ke Spanyol dan
menghasilkan pendanaan. Hal tersebut dapat terjadi karena Spanyol mengalami
kemenangan dalam pertempuran melawan Bangsa Moor di Granada. Pelayaran
Columbus lalu dilakukan dengan melewati Samudera Atlantik menuju Asia. Namun,
Columbus justru menginjakkan kakinya di Haiti (Amerika) pada 1492. Rombongan
ekspedisi Columbus tersebut akhirnya kembali ke Spanyol pada1493, dengan
membawa emas, rempah, dan budak. Perjalanan Columbus menjadi salah satu
pencapaian yang mendorong banyak orang-orang Eropa lainnya berlayar menjelajahi
samudera ke negeri-negeri jauh. Tujuan utama mereka adalah mencari "dunia timur.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa penyebab Inggris melakukan ekspedisi ke Indonesia?
2. Apa saja sistem yang diterapkan Inggris selama menjajah Indonesia?
3. Bagaimana perkembangan jajahan Inggris di Indonesia?
4. Apa penyebab kemunduran Inggris dari Indonesia.

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebab Inggris melakukan ekspedisi ke Indonesia.
2. Untuk mengetahui sistem apa saja yang diterapkan Inggris selama menjajah
Indonesia.
3. Untuk mengetahui perkembangan jajahan Inggris di Indonesia. Untuk
mengetahui penyebab kemunduran Inggris dari Indonesia.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Awal Kedatangan Inggris Ke Indonesia


Awal kedatangan Inggris di Indonesia dipelopori oleh Francis Drake dan
Thomas Cavendish pada tahun 1579. Ketika berada di Indonesi, Francis Drake dan
Thomas Cavendish berhasil membawa rempah rempah dari Indonesia khususnya
Ternate untuk dibawa kembali ke Inggris. Karena keberhasilannya di dalam berlayar
mencari rempah rempah, membuat Ratu Elizabeth I ingin meluaskan wilayahnya
melalui pelayaran internasional.

Namun sebelumnya Portugis juga telah menemukan kepulauan Maluku dan


membawa rempah rempah ke Lisabon yang berkembang menjadi pusat perdagangan
rempah rempah di Eropa Barat. Dalam hal ini Inggris mendapatkan keuntungan
karena harga rempah rempah yang relatif murah di Lisabon. Tetapi karena Inggris
terlibat konflik dengan Portugis sebagai bagian dari perang 80 tahun, maka Inggris
mulai kesulitan mendapatkan rempah rempah. Oleh karena itu, Inggris kemudian
berusaha mencari sendiri negeri penghasil rempah rempah. Dalam pelayaran inilah
Inggris sampai ke India dan membentuk EIC yang berpusat di Calcutta, India.
Gubernur Jenderal Lord Minto yang berkedudukan di Calcutta membentuk ekspedisi
Inggris untuk merebut daerah kekuasaan Belanda yang ada di Indonesia, dan
mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai kepala pemerintahan.

Pada tahun 1602, Inggris mengirim utusannya ke Banten guna mengadakan


hubungan bilateral antara pedagang Inggris dan Banten. Hasil dari pertemuan ini
diberikannya izin oleh Sultan Banten untuk Inggris mendirikan kantor dagang di
Banten. Selain di Banten, Inggris juga membangun kantor dagang di Jayakarta.
Hingga abad ke 16, Inggris setelah mendirikan banyak kantor dagang di daerah
Indonesia.Dalam usaha perdagangan itu Inggris mendapat perlawanan kuat dari
Belanda. Belanda tidak segan segan untuk mengusir Inggris dari Indonesia. Setelah
terjadi peristiwa Ambon Massacre, EIC mengundurkan diri dari Indonesia. Namun
setelah diadakan Kapitulasi Tuntang pada tahun 1811, Indonesia berada dibawah
kekuasaan Inggris.

2.2 Perkembangan Jajahan Inggris Di Indonesia

Penjajahan Inggris di Indonesia berlangsung singkat yaitu sekitar 5 tahun.


Inggris menguasai pulau Jawa setelah melakukan penyerangn dengan menggunakan
60 kapal dan berhasil menguasai Batavia pada 26 Agustus 1811, kemudian diteruskan
dengan Kapitulasi Tuntang pada 18 September 1811 Belanda menyerahkan Indonesia
kepada Inggris. Saat itu yang memimpin Idonesia adalah Thomas Stamford Raffles
yang memiliki kebijakan sebagai berikut :
Pemerintah
Raffles membagi pulau Jawa menjadi 16 karesidenan, sistem ini diteruskan
Belanda sampai akhir kedudukan di Indonesia. Dengan adanya sistem ini
memudahkan Inggris untuk mengorganisir pemerintahan. Selain itu juga mengubah
sistem pemerintah kecorak barat.
Ekonomi
Penghapusan kewajiban tanaman ekspor menjadi awal kebijakan Raffles.
Selain
itu Raffles juga menghapus pajak hasil bumi ( contingenten) serta sistem penyerahan
wajib (verplichte leverentie) yang dahuku diterapkan oleh VOC. Raffles melakukan
sistem sewa tanah untuk mendapatkan pemasukan kas Inggris. Namun pelaksanaannya
mengalami kegagalan. Ada 3 faktor yang menjadi penyebab kegagaln yaitu : sulitnya
menentukan jumlah pajak tanah karena harus melakukan pengukuran dan penelitian
tentang kesuburan tanah, sistem uang yang masih belum berlaku sepenuhnya di
masyarakat Indonesia, kepemilikin tanah yang masih bersifat tradisional.
Hukum
Pada bidang hukum, Raffles mengubah pelaksanaan hukum yang
sebelumnya
pada pemerintahan Daendels berorientasi pada ras namun pada masa Raffles lebih
cenderung pada besar kecilnya kesalahan.
Ilmu pengetahuan
Pada bidang ini Raffles menulis suatu buku yang dinamakan History of Java
di London. Selain itu juga menulis buku History of the East Indian Archipelago.
Raffles mendukung perkumpulan Bataviaach Genootschap serta melakukan temuan
berupa bunga Raflesia Arnoldi. Raffles menemukan bunga yang diyakini sebagai
bunga terbesar di dunia bersama seorang bernama Arnoldi. Raffles juga mengundang
para ahli pengetahuan untuk melakukan penelitian di Indonesia.

Sistem sewa tanah ( Landrent) Dengan adanya sistem ini, pribumi harus membayar
sewa atas tanah mereka, karena semua tanah dianggal milik negara. Adapun
ketentuannya sebagai berikut :
1. Petani harus menyewa tanah meskipun dia pemilik tanah tersebut.
2. Harga sewa tanah tergantung kepada kondisi tanah.
3. Pembayaran sewa tanah dilakukan dengan uang tunai.
4. Bagi yang tidak memiliki tanah dikenakan pajak kepala.

Pembagian wilayah
Pada masa Raffles pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan. Karesidenan
tersebut diantaranya Madura, Banyuwangi, Besuki, Pasuruan, Surabaya, Gresik,
Rembang, Jepara, Jipang-Grobogan, Kedu, Semarang, Pekalongan, Tegal, Cirebon,
Batavia dan Banten. Untuk wilayah pedalaman yaitu Kasunan Surakarta dan
Kesultanan Yogyakarta, wilayah tersebut meliputi Mancanegara Wetan dan
Mancanegara Kilen.
2.3 Kemunduran Inggris dari Indonesia
Berakhirnya pemerintahan Raffles di Indonesia ditandai dengan
adanya
Convention of London pada tahun 1814. Perjanjian tersebut ditanda tangani oleh
wakil Belanda dan Inggris yang isinya sebagai berikut :
1. Indonesia dikembalikan kepada Belanda.
2. Jajahan Belanda sepeti Sailan, Kaap koloni, Guyana, tetap di tangan Inggris
Cochin ( di pantai Malabar ) diambil alih oleh Inggris, sedangkan Bangka di
serahkan kepada belanda sebagai ganti.

Pada awalnya kesulitan mulai dihadapi Raffles setelah Jenderal Lord Minto
meninggal dunia pada bulan Juni1814. Bahkan, meski tidak terbukti ia dituduh
melakukan korupsi. Kekuasaan Inggris di Indonesia semakin lemah setelah negara
negara yang melawan Napoleon membuat perjanjian untuk membuat kerajaan Belanda
yang baru. Akhirnya, pada tanggal 13 Agustus 1814 Inggris menyetujui bahwa semua
harta dan kekuasaanya di Indonesia dikembalikan kepada Belanda. Keputusan ini
diperkuat dengan Kongres Wina pada tahun 1815 yang menyebutkan bahwa Inggris
harus mengembalikan pulau Jawa dan kekuasaan Indnesia lainnya kepada Belanda
sebagai bagian dari persetujuan yang mengakhiri perang Napoleon. Serah terima
kekuasaan dilaksanakan antara Letnan John Fendall ( Inggris) kepada 3 komisaris
Belanda(Cornelis Elout, Buijsker, Vander Capellen) pada bulan Agustus1816.
Berakhirlah masa pemerintahan Raffles di pulau Jawa dan Indonesia kembali dikuasai
oleh Belanda.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kekuasaan Inggris di Indonesia diwakili oleh EIC yang berpusat di Calcutta, India.
EIC mendapatkan hak oktrooi dari Ratu Elizabeth I. Saat Jenderal Lord Minto menjadi
pemimpin EIC, ia mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai kepala pemerintahan di
IndonesiaInggris menerapkan sistem sewa tanah di Indonesia, yang mana setiap tanah
dianggap milik negara, baik itu pemilik tanah atau bukan tetap dikenakan pajak. Berakhirnya
kekuasaan Inggris di Indonesia ditandai dengan adanya Convention of London pada tahun
1814. Belanda secara resmi kembali menguasai Indonesia semenjak tahun 1816.

3.2 Saran
Kemedekaan yang kita dapatkan sekarang tak lepas dari perjuangan pahlawan
melawan penjajah. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita menghargainya dengan belajar
sungguh sungguh .

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena kesempurnaan hanya milik
Allah
SWT. Walau begitu, setidaknya hargai dengan memberikan saran, masukan dan kritikan agar
kedepannya jauh lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://dinus.ac.i d›repository›docs›ajar
https://www.google.co.id/url?q=

https://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/11 _Bab_10.pdf&sa=

https:/www.google.co.id/url?q=

https://www.scribd.com/document/4000437 91/3-1-POTONGAN-MATERIpdf&sa=
https:/www.google.co.id/url?q=

https: //sejarahbudayanusantara.weebly.co m/inggris.html&sa


https:/www.google.co.id/url?q=https: //www.ilmudaninfo.com/2017/08/bera
khirnya-
kekuasaanraffles.html%3Fm%3D1&sa=

Anda mungkin juga menyukai