Anda di halaman 1dari 24

PENJAJAHAN BANGSA INGGRIS TERHADAP INDONESIA

Diperuntukan untuk memenuhi tugas pada mata pelajaran sejarah wajib kelas XI

Kelompok 4:
Arzita Deviola (4)
Ferdian Aji Bhaskara (15)
Izza Azizah (19)
Mohammad Bevis Jalannatha (22)
Muhammad Dafifani Rosadi (25)
R. Iqbal Maulana Ibrahim (29)
Ria Yuni Elfia (33)

SMA Negeri 2 Jember


2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................................................... 2
BAB 2 ISI ......................................................................................................................... 4
2.1 Latar Belakang Kedatangan Bangsa Inggris ke Indonesia ............................................
2.2 Kronologi Masuknya Inggris ke Indonesia ...................................................................
2.3 Kebijakan Bangsa Inggris di Indonesia.........................................................................
2.4 Respon Bangsa Indonesia .............................................................................................
2.5 Perlawanan Rakyat ........................................................................................................
2.6 Dampak Penjajahan Inggris Terhadap Indonesia ..........................................................
2.7 Kemunduran Bangsa Inggris ........................................................................................
2.8 Peninggalan Bangsa Inggris di Indonesia .....................................................................
BAB 3 PENUTUP ..............................................................................................................
3.1 Saran..............................................................................................................................
3.2 Kesimpulan ...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Penjajahan Bangsa Inggris di Indonesia”.
Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas dari Ibu Karya tulis ini
diharapkan dapat menjadi penambah wawasan bagi pembaca serta bagi penulis
sendiri.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra. Suratin, pada kuliah Ilmu
Gizi. yang sudah mempercayakan tugas ini kepada penulis, sehingga sangat
membantu penulis untuk memperdalam pengetahuan pada bidang studi yang
sedang ditekuni.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah
berbagi pengetahuannya kepada penulis, sehingga karya tulis ini dapat
diselesaikan tepat waktu.
Tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari jika makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran demi kesempurnaan dari makalah ini.

Jember, 20 Agustus 2022


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah berasal dari bahasa Arab syajaratun yang berarti pohon.
Sedangkan secara istilah, sejarah dapat diartikan sebagai ilmu yang menyelidiki
perkembangan peristiwa dan kejadian-kejadian di masa lampau atau bisa disebut
kajian masa lampau. Peristiwa di masa lampau yang berkaitan dengan
perkembangan suatu ilmu pengetahuan, teknologi dan perubahan dalam
kehidupan manusia tercatat dalam sejarah. Sejarah penting untuk diketahui dan
dipelajari sebagai panduan moral dan politik juga untuk meningkatkan kesadaran
budaya.
Sejarah memaparkan tokoh-tokoh yang terlibat di setiap peristiwanya.
Salah satu kajian dalam sejarah ialah peristiwa penjajahan yang terjadi di
Indonesia. Beberapa diantaranya adalah penjajahan yang dilakukan oleh bangsa
Belanda, Jepang, Portugis dan Inggris. Kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia
pertama kali dilakukan oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish pada tahun
1579. Bangsa Inggris memiliki tujuan untuk mencari rempah-rempah.
Oleh karena itu, kelompok 4 dari kelas XI MIPA 2 hendak menyusun
makalah yang membahas tentang penjajahan bangsa Inggris terhadap Indonesia.
Dengan demikian, setiap individu diharapkan dapat mengetahui lebih lanjut
mengenai peristiwa penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Inggris. Harapannya
makalah dapat dijadikan bahan ajar maupun sumber belajar bagi setiap individu.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah mengenai makalah Kedatangan Bangsa Inggris ke Indonesia
adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana kronologi penjajahan yang dilakukan bangsa Inggris terhadap bangsa
Indonesia?
b. Kebijakan apa saja yang diberlakukan pada masa kolonialisme Inggris?
c. Apa dampak yang diberikan dari penjajahan yang dilakukan bangsa Inggris?
d. Bagaimana berakhirnya masa kekuasaan bangsa Inggris di Indonesia?
e. Apa saja bangunan-bangunan yang ditinggalkan oleh bangsa Inggris?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dan manfaat disusunnya makalah Kedatangan Bangsa Inggris ke Indonesia
adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui latar belakang kedatangan bangsa Inggris di Indonesia
b. Mengetahui kronologi kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia
c. Mengetahui kebijakan-kebijakan bangsa Inggris
d. Mengetahui respon bangsa Indonesia terhadap Inggris
e. Mengetahui perlawanan rakyat Indonesia terhadap Inggris
f. Mengetahui dampak penjajahan Inggris
g. Mengetahui peristiwa kemunduran bangsa Inggris.
h. Mengetahui peninggalan-peninggalan bangsa Inggris di Indonesia.
BAB 2 ISI

2.1 Latar Belakang Kedatangan Bangsa Inggris ke Indonesia


Tidak jauh berbeda dengan bangsa Eropa lainnya, latar belakang Inggris
menjajah Indonesia adalah untuk menguasai sumber rempah-rempah yang mereka
ibaratkan dengan mutiara dari timur. Sebelumnya, bangsa Inggris mendapat
rempah-rempah dari Lisabon yang berada dibawah pemerintahan Portugis, hingga
Inggris terlibat konflik dengan Portugis. Inggris mengalami kesusahan untuk
mendapat rempah-rempah dari Lisabon sebab bersitegang dengan Portugis.
Kemudian, pedagang dari Inggris mencari strategi lain untuk mencari rempah-
rempah salah satunya dengan menjelajah wilayah Asia yang mana Indonesia
menjadi salah satu targetnya. Inggris datang di Indonesia dengan cara berbeda dari
negara Portugis dan Spanyol. Intensi bangsa Inggris menjelajahi Asia Tenggara
ialah untuk memperluas wilayah perdangangan. Di bawah Gubernur Jenderal
Lord Minto yang berkedudukan di Kalkuta, dibentuk ekspedisi Inggris untuk
merebut daerah-daerah kekuasaan Belanda yang ada di wilayah Indonesia.
Ekspedisi inggris menguasai perdagangan Asia tidak didukung oleh pemerintah
atau kerajaan, melainkan oleh persekutuan kongsi dagang yang disebut EIC (East
Indian Company). Kongsi dagang ini merupakan gabungan para pedagang dari
London. EIC diberi hak istimewa oleh pemerintah inggris untuk menangani
perdagangan Asia sejak tahun 1600. Dengan hak istmewa tersebut memiliki
wewenang penuh atas monopoli perdagangan Asia sekaligus diperbolehkan
menentukan kebijakaannya sendiri.

2.2 Kronologi Masuknya Inggris ke Indonesia


Ekspedisi penjelajahan samudra pertama kali diberangkatkan pada tahun
1577 M yang dipimpin oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish dengan
mengikuti rute penjelajahan Spanyol. Pada tahun 1579 M berhasil singgah di
Ternate untuk mengadakan hubungan dagang dengan kepulauan rempah-rempah.
Penjelajahan itupun membawa keberhasilan dan juga memborong rempah
rempah untuk dibawa kembali ke Inggris. Karena hal tersebut Ratu Elizabeth I
meningkatkan pelayaran internasionalnya dan memeberi hak istimewa EIC.
Inggris kembali melakukan penjelajahan samudra dengan mengikuti rute bangsa
Portugis. Pada ekspedisi ini, Inggris berhasil menguasai India dan mendirikan
kongsi dagang EIC (East Indian Company) pada 1600 M yang berpusat di India
yang bertujuan untuk menolong hak perdagangan di India.
Royal Charter (piagam kerajaan) diberikan pada EIC dan secara efektif
memberikan EIC sebuah monopoli dalam seluruh perdagangan di daerah Hindia
Timur. EIC berubah dari sebuah gabungan perdagangan komersial ke lembaga
yang memerintah India ketika perusahaan ini mengambil fungsi pemerintahan dan
militer tambahan, sampai pembubarannya pada 1858. Jalur pelayaran Portugis,
Spanyol, Inggris, dan Belanda.
Kemudian EIC mengirim armadanya ke Indonesia yang dipimpin James
Lancestor melewati Portugis (Jalur Afrika) tapi gagal karena diserang Portugis
dan bajak laut Melayu di Selat Malaka. Kemudian dilanjutkan dengan EIC (East
Indian Company) yang merupakan suatu ekpedisi pada abad ke-16. Pada tahun
1602 armada Inggris sampai di Banten untuk membentuk hubungan bilateral ke
Banten. Pada tahun 1604 M, Inggris membentuk kantor dagang di Ambon,
Makassar, Jepara, dan Jayakarta. Pada tahun 1613, Inggris berdagang dengan
Makassar (kerajaan Gowa) dan pada tahun 1614 mendirikan loji di Batavia.
Dalam usaha perdagangan itu, Inggris mendapat penawaran dari Belanda dan
membuat Inggris terusir dari Indonesia. Setelah tragedi Ambon Massacre, EIC
berhasil sukses di negara Asia lain, seperti Malaysia dan Singapura.
Pada tahun 1811 inggris mendapat perjanjian Tuntang yang berisi tentang
kekuasaan Belanda atas Indonesia diserahkan pada Inggris dan berlangsung
selama 5 tahun dirintis oleh Thomas Cavendish dan Francis Drake. Adapun isi
dari perjanjian Tuntang ialah sebagai berikut
a. Pemerintah Belanda menyerahkan Indonesia kepada Inggris di Kalkuta, India
b. Semua tentara Belanda menjadi tawanan perang Inggris.
c. Orang Belanda dipekerjakan dalam pemerintahan Inggris.
d. Hutang Belanda tidak menjadi tanggungan Inggris.
Raffles yang berhasil merebut seluruh kekuasaan Belanda, memberikan
kesempatan rakyat Indonesia untuk melakukan perdagangan bebas. Meski
keberadaan Inggris tetap menindas rakyat Indonesia. Pemerintahan Inggris di
bawah Sir Thomas Stamford Bingley Raffles melakukan banyak beberapa hal
besar. Sebagai contoh, ia melaksanakan penyerangan (invasi) ke kesultanan
Yogyakarta pada tahun 1812, serta ekspedisi militer ke Kesultanan Palembang
untuk menggulingkan Sultan Mahmud Badaruddin II.
Selain itu, Sir Thomas Stamford Bingley Raffles memprakarsai survei
arkeologis serta memberi perhatian lebih pada sejarah, seni dan budaya lokal. Hal
ini terbukti dengan ditemukannya situs Candi Borobudur dan Candi Prambanan
serta reruntuhan ibukota Majapahit, yakni kota Trowulan. Tidak lupa, ia
melakukan studi botani dengan penemuan terkenalnya akan sebuah bunga yang
nantinya dinamakan sebagai Rafflesia Arnoldi.
Pada tahun 1814, Inggris dan Belanda menandatangani perjanjian Inggris-
Belanda (Anglo-Dutch Treaty of London 1814, atau sering disingkat juga menjadi
istilah "Treaty of London 1814" saja) yang membuat Pulau Jawa dikembalikan
kepada Belanda pada tahun 1815. Dengan demikian, berakhirlah secara resmi
kehidupan dan kekuasaan bangsa Inggris di Indonesia.

2.3 Kebijakan Bangsa Inggris


2.3.1 Kebijakan Politik dan Pemerintahan
Dalam menjalankan tugas di Hindia, Raffles mempunyai hubungan baik
dengan para penguasa yang berkuasa di daerah Jawa dan Palembang.
Namun, Raffles akhirnya memutuskan hubungan tersebut dengan beberapa
penguasa seperti Raja Burhanuddin.
Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan (berlangsung hingga 1964),
yang dibagi lagi menjadi beberapa distrik. Mengubah sistem pemerintahan yang
semula dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial
yang bercorak Barat. Sistem pemerintahan feodal oleh Raffles dianggap dapat
mematikan usaha-usaha rakyat. Penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya yang
diperoleh secara turun-temurun. Mereka kemudian dijadikan pegawai pemerintah
kolonial yang langsung di bawah kekuasaan pemerintah pusat. Politik memecah
belah juga menjadi salah satu kebijakan Inggris di Indonesia.
Selain itu, pemerintahan Inggris di bawah pimpinan Raffles juga sempat
membuat kesepakatan dengan Kesultanan Yogyakarta yang sebelumnya berseteru
di zaman pemerintahan kolonial Belanda.
Isi dari kontrak tersebut, yaitu:
Sultan Raja secara resmi ditetapkan sebagai Sultan Hamengkubuwana III,
dan Pangeran Natakusuma (saudara Sultan Sepuh) ditetapkan sebagai penguasa
tersendiri di wilayah bagian dari Kasultanan Yogyakarta dengan gelar Paku Alam
I. Sultan Hamengkubuwana II dengan putranya Pangeran Mangkudiningrat
diasingkan ke Penang. Semua harta benda milik Sultan Sepuh selama menjabat
sebagai sultan beralih menjadi milik pemerintah Inggris.
2.3.2 Kebijakan Raffles di bidang ekonomi
a. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib
(Verplichte Leverantie) sejak zaman VOC yang dianggap memberatkan
rakyat.
b. Menetapkan sistem sewa tanah (landrent system).
c. Pajak dibayarkan kepada kolektor yang dibantu oleh kepala desa tanpa melalui
bupati.
d. Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor, sedangkan
pemerintah membuat pasar untuk merangsang petani menanam tanaman yang
paling menguntungkan.
e. Mengadakan monopoli garam dan minuman keras.
2.3.3 Kebijakan Raffles di bidang social budaya
a. Penghapusan kerja rodi (kerja paksa).
b. Penghapusan perbudakan, meskipun pada praktiknya Raffles melanggar
undang-undangnya sendiri dengan melakukan kegiatan sejenis perbudakan.
c. Peniadaan pynbank, yaitu hukuman kejam dengan melawan harimau.
2.3.4 Kebijakan Raffles di bidang ilmu pengetahuan
a. Peninggalan Raffles di Indonesia yang berguna bagi ilmu pengetahuan adalah
b. Buku berjudul History of Java.
c. Memberikan bantuan kepada John Crawfurd (Residen Yogyakarta) untuk
mengadakan penelitian yang menghasilkan buku berjudul History of the East
Indian Archipelago.
d. Mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan kebudayaan dan
ilmu pengetahuan.
e. Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi.
f. Dirintisnya Kebun Raya Bogor.

2.4 Respon Bangsa Indonesia


Kebijakan Raffles juga menimbulkan reaksi raja-raja pribumi. Di
Yogyakarta timbul perlawanan Sultan Hamengkubuwono III (Sultan Sepuh),
tetapi berkat politik adu domba Inggris, akhirnya Sultan Hamengkubuwono III
dapat dikalahkan dan diasingkan ke Pulau Pinang, kemudian ke Ambon.
Demikian pula perlawanan di Banten, Surakarta dan Palembang juga dapat
dipatahkan oleh Inggris.
Perlawanan Rakyat Jawa Terhadap Penjajahan Bangsa Inggris
Pada saat Inggris berkuasa menggantikan Belanda di Jawa, yang mengisi
kekeuasaan di pusat adalah Raffles, sedangkan di keresidenan Yogyakarta adalah
John Crawfurd.
Rasa kekesalan yang dilampiaskan Sultan diterima oleh Crawfurd. Pada
kunjungan pertama yang dilakukan Raffles ke Jawa Tengah pada Desember 1811
yang disana ia menandatangani perjanjian-perjanjian dengan para penguasa.
Memperoleh kesepakatan bahwa ia akan membatalkan perampasan-perampasan
wilayah yang dilakukan oleh Daendels. Sikap Raffles banyak menyesuaikan
dengan keadaan dan diaanggap lemah oleh Sultan. Sementara itu terjadi surar-
menyurat secara rahasia oleh Sunan dan Sultan untuk melaksanakan penyerangan
terhadap pemerintah Inggris. Namun kabar tersebut terdengar oleh Raffles dan
dengan segera ia mempersiapkan pasukannya. Dan pada bulan April 1812
ekspedisi terhadap Sultan dilakukan. Sultan yang menghadapi pasukan Inggris
tidak mendapat bala bantuan dari Surakarta. Seperti yang tertulis dalam surat
rahasia bahwa suarakarta akan membantu Yogyakarta apabila bersedia melakukan
perlawanan terhadap Inggris. Hal tersebut akhirnya diketahui oleh Raffles dan
kraton Yogyakarta harus membayhar ganti rugi yang dialami oleh Inggris dan
jumlahnya lebih besar dari apa yang ditanggung oleh Kraton Surakarta.
Tanggal 11 Agustus 1812 diadakan perjanjian atas rampasan daerah
mancanegara dan daerah takluk Kedu. Dan ulah yang dibuat Raffles lainnya
adalah pemecahan kesetiaan terhadap Kraton Yogyakarta yaitu dengan
mengangkat Natakusuma sebagai Paku Alam yang bertanggungjawab kepada
pemerintah Eropa. Kesusahan yang terjadi di Yogyakarta masih berlangsung
sanpai Sultan HB III. Sultan yang baru ini belum bisa mengembalikan keadaan
kraton sepenuhnya karena secara tiba-tiba ia wafat. Dan kedudukan selanjutnya
digantikan oleh anaknya yang masih muda. Karena anaknya belum belum mampu
untuk memegang kekuasaan maka kekuasaan dipegang oleh Paku Alam. Namun
kondisi tersebut disalahgunakan olehnya dengan cara memperkaya diri. Kemudian
setelah diketahui kondisi yang demikian maka kekuasaan dipegang Ratu Ibu dan
Patih Danurejo IV.
Kondisi yang terjadi di kraton mendapat banyak kritikan salah satunya
adalah Diponegoro seorang pangeran dari selir Sultan HB III. Ia jarang sekali
terlihat di kraton namun ia hidup di desa Tegalrejo bersama pamannya. Dan ia
hanya datang ke kraton hanya pada saatgerebeg saja. Pada permasalahan-
permasalahan yang terjadi di kraton Diponegoro selalu turut serta dan ia pun tidak
suka cara yang dilakukan oleh patih Danurejo. Apa yang dilakukannya selalu
berlawanan dengan apa yang seharusnya terjadi dalam pemerintahan Kraton.
Sehingga banyak yang tidak suka dengan cara kerja yang dilakukannya.
Hingga pada suatu ketika pada saat Crawfurd telah digantikan Smitsser
dan Danurejo masih memegang kekuasaan suasana politik dalam kraton semakin
tidak menentu. Banyak sekali para pejabat yang diberhentikan olehnya. Sehingga
banyak sekali yang tidak suka dengan sikap Danurejo.
Sejak diberhentikannya bupati Banyumas Diponegoro jadi sering tidak
kelihatan dalam kraton, ia kembali ke desanya untuk mengumpulkan massa guna
melakukan perlawanan terhadap pemerintah Belanda dan Danurejo. Konsep
perang sabil pun menjadi landasan perlawanan, sebab ia adalah seorang tokoh
yang memebimbing keagamaaan Sultan dalam kraton. Para pengikut dan
pendukung Diponegoro pun semakin banyak sehingga terjadilah perang yang
berkecamuk di Yogyakarta.
Pemberontakan sepoy Tahun 1815 terjadi pada saat akhir kekuasaan
Inggris di Pulau Jawa. Pemerontakan itu dipicu oleh adanya persekongkolan yang
terjadi diantara pasukan Sepoy dan Pakubuwono IV. Pasukan sepoy adalah
pasukan yang dibawa oleh Inggris dari india ketika Belanda dikalahkan oleh
perancis untuk membersihkan tanah jawa dari orang-orang Belanda. Tugas dari
pasukan sepoy hanyalah sebagai pasukan sukarela saja yang ditempatkan di
keresidenan jawa.
Persekongkolan ini dimulai ketika Belanda terlepas dari perancis yang
telah terdengar oleh pasukan Sepoy. Pasukan sepoy yang mengetahui hal tersebut
khawatir bahwa apabila suatu sat Inggris akan meninggalkan Jawa maka mereka
tidak ikut dibawa ke India. Pikiran tersebut selalu membayangi mereka, hingga
mereka menukan cara untuk bisa mengadakan perlawanan terhadap Inggris. Ide
seperti itu kemudian dikembangkan dan agar mereka mendapat dukungan dari
kraton para pangeran salah satu dari mereka yaitu pemimpinnya, Dhaugkul Syihk,
mencoba untuk mendekati Pakubuwono VI. Dengan mendekati pakubuwono VI
akhirnya mereka mendapatkan dukungan dari kraton para pangeran, namun tidak
untuk Yogyakarta. Mereka tidak mendapat dukungan dari Sultan meski Dhaugkul
Sikh mendekatinya.
Pendekatan yang dilakukan oleh Dhaugkul Sikh kepada adalah dengan
cara menyamakan kesamaan budaya yang ada di jawa dan yang ada di india,
bukan hanya itu ia juga menyenangkan hati Sunan dengan cara menghadirkan
kesenian dari India. Setelah meluluhkan hati Sunan ia pun melancarkan aksinya
dengan membujuk bekerjasama untuk melawan Inggris. Dan Sunan menerima
karena ia berkeinginan untuk meningkatkan hegemominya di jawa yang telah
terkalhkan oleh Yogyakarta. Hal lain adalah agar anaknya dapat menjadi Sultan di
Yogyakarta dan pangeran dari Mangkubumi dapat menjadi pengusa Surakarta.
Setelah diketahui oleh Raffles bahwa terjadi persekongkolan yang terjadi
antara pasukan sepoy dan Pakubuwono VI maka Raffles mengirim pasukan untuk
menyelidikinya dan mengancam kepada pasukan Sepoy bahwa siapa yang
melakukan persekongkolan akan ditembak mati. Dan ketika Pakubuwono berjanji
pada Mangkubumi akan melindunginya apabila akan ditangkap oleh pasukan
Inggris maka Pakubuwono tidak melindunginya dan malah membiarkan
Mangkubumi ditangkap dan diasingkan.

2.5 Perlawanan Rakyat


Raffles merasa bahwa karena Palembang adalah bekas daerah kekuasaan
Belanda maka secara otomatis Palembang adalah wilayah kekuasaan Inggris juga
ketika Belanda menyerah kepada Inggris. Karena itu Raffles mengirim 3 orang
utusan dipimpin oleh Richard Philips ke Palembang untuk mengambil alih kantor
sekaligus benteng Belanda di Palembang dan meminta hak kuasa sultan atas
tambang timah di Pulau Bangka.
Sultan Mahmud Baharuddin menolak permintaan itu dengan merujuk pada
surat Raffles sebelumnya bahwa kalau Belanda berhasil diusir, Palembang akan
menjadi kesultanan yang merdeka. Tentu saja Raffles kaget luar biasa setelah
mengetahui bahwa dengan cerdas Sultan Mahmud Badaruddin menjadikan isi
suratnya dahulu sebagai legitimasi untuk melepaskan diri dari kekuasaan Inggris.
Raffles akhirnya memilih mengkhianati janjinya tersebut. Dia mengirim
ekspedisi perang di tahun 1812 yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Robert
Gillespie. Sebulan kemudian sampailah ekspedisi tersebut di Sungai Musi. Sultan
Badaruddin juga sudah bersiap-siap menghadapi gempuran tersebut. Dibangunnya
pertahanan di setiap lokasi yang strategis. Disiapkannya pula rakit yang
dilengkapi meriam juga perahu bersenjata api. Pasukan Sultan Badaruddin juga
membuat rakit-rakit yang memuat minyak yang mudah terbakar. Rencananya rakit
api ini akan diarahkan untuk ditabrakkan ke kapal Inggris. 242 meriam juga
disiapkan di benteng Palembang untuk menghadapi pertempuran ini.
Kesultanan Palembang akhirnya jatuh ke tangan Inggris hanya dalam
hitungan seminggu. Karena pertahanan di Pulau Borang sudah jebol tanpa
perlawanan yang berarti. Ternyata adik sultan yang bernama Pangeran Adipati
Ahmad Najamuddin telah menjadi komandan yang pengecut bagi pasukannya di
pulau yang strategis ini. Mengetahui itu, Sultan Badaruddin segera meninggalkan
kraton Palembang dengan membawa seluruh tanda kebesaran kesultanan lalu
mempersiapkan perlawanan gerilya terhadap Inggris.
Tanggal 26 April 1812 bendera Inggris sudah berkibar di atas benteng
Palembang. 14 Mei 1812, Najamuddin diangkat oleh Robert Gillespie atas nama
Inggris sebagai sultan Palembang menggantikan kakaknya. Tambang timah di
Pulau Bangka dan Belitung pun akhirnya diserahkan oleh sultan boneka ini
kepada Inggris. Menyusul keberhasilan ekspedisi ini, Robert Gillespie ditarik
pulang ke Batavia untuk digantikan oleh kapten R. Mearers menjadi Residen
Palembang. Pertengahan Agustus 1812, Mearers memimpin pasukannya untuk
menyerbu pertahanan gerilya Sultan Badaruddin di Buaya Langu, hulu Sungai
Musi. Dalam pertempuran tersebut, Mearers mengalami luka parah yang berujung
pada kematiannya di sebuah rumah sakit di Muntok.
Meares lalu digantikan oleh Mayor William Robinson. Tampaknya dia
tidak cocok dengan Sultan Najamuddin yang dinilai menjadi sultan yang lemah
dan tidak dihargai oleh rakyat Palembang. Dia sebenarnya juga tidak setuju
dengan keputusan Raffles mengangkat sang sultan tersebut. Juga kebiasaan
Raffles yang suka mengumbar janji, juga pembiaran yang dilakukan Raffles pada
peristiwa pembantaian pasukan Belanda. Karena itu atas inisiatifnya sendiri
Robinson mengirim seorang perwira didampingi penerjemah untuk bernegosiasi
dengan Sultan Badaruddin. Misi gagal.
Akhirnya Robinson datang sendiri menemui Sultan Badaruddin di Muara
Rawas pada tanggal 19 Juni 1813. Misi berhasil. Sultan Badaruddin mau kembali
ke Palembang untuk kembali menjadi sultan menggantikan adiknya, Najamuddin.
Sementara dia mengijinkan Inggris untuk meneruskan konsesi timahnya di Pulau
Bangka dan Belitung. Demikianlah akhirnya tanggal 13 Juli 1813, Sultan
Badaruddin kembali menghuni istananya (keraton besar) di Palembang.
Sementara Najamuddin bertempat tinggal di keraton lama.
Raffles tersinggung berat dengan keputusan si Robinson dengan dalih
tidak meminta pendapatnya lebih dahulu. Akhirnya perjanjian Robinson dengan
Sultan Badaruddin dibatalkan sepihak. Robinson dipecat lalu ditangkap dengan
alasan menerima suap dari Sultan badaruddin.
Pada tanggal 4 Agustus 1813, armada Inggris dipimpin Mayor W.
Colebrooke tiba di Palembang untuk menurunkan Sultan Badaruddin dari
tahtanya kembali untuk digantikan oleh Sultan Najamuddin. Uang yang dikatakan
uang suap untuk Robinson, dikembalikan pihak Inggris ke Sultan Badaruddin
lengkap dengan bunganya. 21 Agustus1813, Sultan Najamuddin kembali
menduduki tahtanya di keraton besar. Pada 1814, Napoleon kalah. Sesuai traktat
London yang ditandatangani pada tanggal 13 Agustus 1814, Belanda kembali
berkuasa di Nusantara.

2.6 Dampak Kedatangan Bangsa Inggris


Dampak dari kedatangan bangsa Inggris adalah diperkenalkannya sewa
tanah, diterapkannya hukum Barat, dan diterapkannya sistem perdagangan bebas.
Bangsa Inggris pertama kali datang ke Indonesia sejak tahun 1579 di bawah
kepemimpinan Francis Drake dan Thomas Cavendish. Pada saat itu, Inggris hanya
berkepentingan sebagai pembeli rempah-rempah saja. Namun, sejak tahun 1795,
Inggris berusaha untuk merebut wilayah Hindia Belanda. Hal ini dikarenakan
pemerintahan Belanda yang jatuh ke tangan Prancis, sehingga memengaruhi
Hindia Belanda sebagai jajahan Belanda.
Inggris akhirnya berhasil merebut Hindia Belanda sepenuhnya pada tahun
1811 melalui Kapitulasi Tuntang. Sejak saat itulah penjajahan Inggris di
Indonesia dimulai. Gubernur jenderal Inggris yang pertama ialah Thomas
Stamford Raffles yang memerintah sejak tahun 1811 sampai dengan 1816. Pada
masa pemerintahannya, Raffles menjalankan sejumlah kebijakan di Hindia
Belanda. Hal ini pun memberikan sejumlah dampak. Dampak tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut.
2.6.1. Dampak bidang politik :
a. Raffles sudah meletakkan dasar pemerintahan yg modern
b. Jawa dijadikan tempat pusat pemerintahan dan membaginya menjadi wilayah
perfektuf
c. Dahulu hukum yg digunakan yaitu hukum adat dan kemudian diubah menjadi
hukum barat modern
2.6.2. Dampak bidang sosial :
a. Pembentukan status sosial
b. Terjadinya pemerasan dan pemindahan secara kejam
c. Rakyat pribumi dipaksa patuh pada tuan tanah Barat atau Timur asing
2.6.3. Dampak bidang ekonomi :
a. Perkebunan di jawa terus berkembang tetapi di Sumatra mengalami sulit untuk
mendapat tenaga kerja sehingga dilakukan program transmigrasi
b. Pengusaha pribumi dengan modal kecil kalah bersaing dengan pedagang besar
karena pintu politik terbuka
c. Diperkenalkannya sistem sewa tanah
2.6.4. Dampak bidang budaya :
a. Imperialisme dan kolonialisme membuat peranan politik para elit
b. Berkembangnya budaya barat secara luas
c. Upacara dan tatacara yg berlaku di istana kerajaan juga disederhanakan
2.6.5. Dampak bidang ilmu pengetahuan :
a. Ditulisnya buku berjudul History of Java
b. Buku berjudul History of the East
c. Raffles juga aktif dalam mendukung Bataviaach Genootschap
d. Ditemukannya bunga bangkai yg akhirnya diberi nama Rafflesia Arnoldi
e. Dirintisnya kebun raya bogor

2.7 Kemunduran
Pada 1814, Inggris dan Belanda mengadakan pertemuan di London.
Pertemuan ini didasari kemenangan Inggris atas Perancis yang berada di bawah
pemerintahan Napoleon Bonaparte. Saat itu, Belanda adalah negara bawahan
Perancis. Pertemuan antara Inggris dan Belanda menghasilkan kesepakatan yang
disebut Convention of London atau Konvensi London, yang ditandatangani pada
13 Agustus 1814. Konvensi London menyatakan bahwa Inggris sepakat untuk
mengembalikan Hindia Belanda kepada Belanda.
Konvensi London memuat tentang 3 hal pokok, yaitu:
a. Penyerahan kembali wilayah Indonesia kepada Belanda
b. Jajahan-jajahan Belanda seperti Sailan, koloni Tanjung Harapan, dan Guyana
tetap ditangan Inggris.
c. Kekuasaan Belanda atas Kerajaan Cochin di Pantai Malabar India diambil oleh
Inggris, sementara sebagai gantinya Inggris akan menyerahkan wilayah Bangka di
Indonesia kepada Belanda.
Penyerahan kekuasaan tersebut baru terealisasi dua tahun kemudian, tepatnya
pada 19 Agustus 1816 di Batavia. Dalam proses penyerahan kekuasaan tersebut,
Inggris diwakili oleh John Fendall, pengganti Raffles. Sementara pihak Belanda
diwakili oleh tiga komisaris jenderal, yaitu Ellout, van der Capellen, dan Buyskes.
Setelah mendapat penyerahan wilayah dari Inggris, Belanda kembali berkuasa di
Hindia Belanda.

2.8 Peninggalan
2.8.1. Gedung Daerah, rumah Raffles di Bengkulu
Rumah bekas tempat tinggal Raffles di Bengkulu sampai kini masih tetap apik
setelah tentunya direnovasi. Lokasi bangunan ini di Pasar Jitra. Rumah berubah
fungsi menjadi rumah dinas gubernur yang dinamakan Gedung Daerah Balai Raya
Semarak.
2.8.2. Tugu Thomas Parr
tugu berbentuk segi delapan dengan beberapa pilar ini beratap kubah
membulat. Orang Bengkulu menyebutnya dengan nama kuburan bulek. Kuburan
bulek artinya kuburan bulat. Menurut definisinya tugu atau monumen adalah
suatu bentuk bangunan yang didirikan untuk memperingati suatu peristiwa yang
bersejarah. Tugu bernama kuburan bulek ini memang kuburan atau maosoleum
untuk Thomas Parr.
2.8.3. Benteng Marlborough
Benteng yang dibangun awal abad 18 (1713- 1719) bernama resmi Fort
Marlborough. Nama benteng ini diambil dari nama seorang bangsawan dan
pahlawan Inggris, yaitu John Churchil, Duke of Marlborough I.
2.8.4. Makam Inggris
Makam ini adalah makam untuk ratusan tentara yang meinggal di masa awal
kolonisasi. Mereka wafat karena berbagai penyakit tropis akibat sanitasi buruk
seperti kolera, malaria, disentri, dan juga korban perang
2.8.5. Tugu Hamilton
Tugu Hamilton dibangun untuk Kapten Robert Hamilton yang tewas di tangan
rakyat Bengkulu tahun 1793. Bentuk tugu ini segi empat dengan obelisk dan ada
prasasti yang menyebut Hamilton sebagai “Second Member of Government”.
LAMPIRAN

Gambar 1 Ilustrasi Kedatangan Bangsa Inggris Di Indonesia

Gambar 2 Ilustrasi Perlawanan Bangsa Indonesia Pada Inggris

Gambar 3 Ilustrasi Dampak Penjajahan Inggris


Gambar 4 Ilustrasi Kemunduran Bangsa Inggris Di Indonesia

Gambar 5 Rumah Raffles di Bengkulu

Gambar 6 Tugu Thomas Par


Gambar 7 Benteng Marlborough

Gambar 8 Makam Inggris

Gambar 9 Tugu Hamilton


BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan mengenai literatur sejarah yang telah kami
lakukan, maka kami dapat menarik kesimpulan yakni Kedatangan bangsa Inggris
memberikan banyak dampak yang berpengaruh dalam jangka panjang dan
diterapkan dalam aspek-aspek kehidupan sehari-hari. Dampak-dampak yang
diterima meliputi berbagai bidang, mulai dari bidang Ekonomi, Sosial, Politik,
Budaya dan Agama.

3.2 Saran
Bagi Penulis, ketika menulis makalah supaya mencari referensi dan
mengutip dari sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Lebih baik lagi
apabila penulis mencari referensi melalui literatur literatur yang ada pada buku di
perpusnas dan semacamnya
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2020. ”Bangsa Inggris di Indonesia”.
https://www.zenius.net/prologmateri/sejarah/a/737/bangsa-inggris-di-
indonesia/ diakses pada 25 September 2022 pukul 19.41
Dwi, Syamsul Maarif. 2021. ”Sejarah Awal Kedatangan Bangsa Inggris dan
Jalur Rutenya”. https://tirto.id/sejarah-awal-kedatangan-bangsa-
inggris-ke-indonesia-jalur-rutenya-gjoi diakses pada 25 September 2022
pukul 19.41
Fauzi. 2022. ”Apa Dampak Kedatangan Bangsa Inggris”.
https://roboguru.ruangguru.com/forum/apa-dampak-kedatangan-
bangsa-inggris-_FRM-HQQ2CKGI/ diakses pada 25 September 2022
pukul 19.41
Putri, Herdahita Risa. 2017. ”Kekejaman Inggris di Jawa”.
https://images.app.goo.gl/jrXkptcZyJfbz3LLA diakses pada 25 September
2022 pukul 19.41
Lestari, Widya Ningsih. 2021. ”Kebijakan Raffles di Indonesia”.
https://amp.kompas.com/stori/read/2021/08/19/090000579/kebijakan-
raffles-di-indonesia diakses pada 25 September 2022 pukul 19.41
Monda. 2016. ”5 Bangunan Sejarah Peninggalan Kolonial Inggris di Bengkulu”.
https://www.mondasiregar.com/5-bangunan-peninggalan-inggris-di-
bengkulu// diakses pada 25 September 2022 pukul 19.41
Pintarilmu. 2019. ”Kebijakan Kolonialisme Inggris di Indonesia (1811-1816)”.
https://www.pustakamadani.com/2019/06/kebijakan-kolonialisme-
inggris-di.html?m=1/ diakses pada 25 September 2022 pukul 19.41
Ratna, Dewi. 2016. ”Bagaimana Sejarah Inggris bisa sampai datang ke
Indonesia?”. https://m.merdeka.com/pendidikan/bagaimana-sejarah-
inggris-bisa-sampai-datang-ke-indonesia.html diakses pada 25
September 2022 pukul 19.41
Vannisa. 2019. ”Bangunan Peninggalan Inggris di Indonesia”.
https://perpustakaan.id/bangunan-peninggalan-inggris-di-indonesia/
diakses pada 25 September 2022 pukul 19.41

Anda mungkin juga menyukai