Anda di halaman 1dari 10

NUSANTARA DALAM IMPERIALIS INGGRIS 1811-1816

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Kolonial


Dosen Pengampu : Rikza Fauzan, M.Pd

Disusun oleh Kelompok 3:


1. Putry Maharani Adillah (2288210060)
2. Ajis Munandar (2288210004)
3. Siti Hamdah (2288210022)
4. Anggi Ghefira (2288210044)
5. Tb. Rafly Zainul Arifin (2288210010)

KELAS B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN......................................................................................................................................5
1.1. Latar Belakang Masalah...........................................................................................................5
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
1.3. Tujuan........................................................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................7
2.1. Nusantara Dalam Imperialis Inggris 1811-181........................................................................7
2.2. Kebijakan Pemerintah Kolonial Inggris..................................................................................7
2.3. Dampak Yang di Timbulkan Dalam Bidang Politik, Sosial budaya, & Ekonomi................8
BAB III.....................................................................................................................................................10
KESIMPULAN........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................11
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat
diantaranya nikmat iman, islam, dan tentunya nikmat sehat yang telah diberikan-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Nusantara Dalam Imperialis Inggris 1811-
1816”. Dan tidak lupa shalalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, dan kepada seluruh umatnnya hingga akhir
zaman nanti.
Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Rikza Fauzan, M.Pd. selaku dosen pengampu
mata kuliah Sejarah Kolonial yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sumber pengetahuan, serta
kami mengucapkan mohon maaf jika terdapat kekeliruan yang tidak disengaja atau kekurangan
bahan materi karena kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada
makalah ini oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Serang, 28 Februari 2023


Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Inggris merupakan salah satu negara bagian Eropa Barat, dan merupakan salah satu negara
di Eropa yang berbentuk kepulauan. Negara ini berbatasan dengan Skotlandia di sebelah Utara
dan Wales di sebelah Barat, Laut Irlandia di Barat Laut, Laut Keltik di Barat Daya, dan Laut
Utara di sebelah Timur serta Selat Inggris, yang memisahkan wilayah Inggris dari daratan Eropa,
di sebelah Selatan. Inggris juga mencakup lebih dari 100 pulau-pulau kecil seperti Isles of Scilly
dan Isle of Wight(Hall, 1961, hlm. 14).
Imperialisme berasal dari bahasa Latin 'imperare' yang berarti memerintah. Pengertian
imperialisme adalah sistem politik untuk menguasai dunia bagi kepentingan negara penakluk
dengan melakukan penjajahan-penjajahan sekaligus menanamkan pengaruh dalam segala aspek
kehidupan di wilayah jajahannya.
Senada, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) imperialisme adalah sistem politik
yang bertujuan menjajah negara lain untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yang lebih
besar.Sesuai definisi tersebut, maka tujuan imperialisme adalah untuk menjajah atau memerintah
wilayah yang dikuasai secara tidak sah dan tak jarang mengorbankan penduduk setempat.
Seperti tercatat dalam sejarah, Indonesia pernah berada dalam jajahan Inggris. Inggris secara
resmi menjajah Indonesia lewat perjanjian Tuntang (1811) dimana perjanjian Tuntang memuat
tentang kekuasaan belanda atas Indonesia diserahkan oleh Janssens (gubernur Jenderal Hindia
Belanda) kepada Inggris.
Indonesia mulai tahun 1811 berada dibawah kekuasaan Inggris. Inggris menunjuk Thomas
Stanford Raffles sebagai Letnan Gubernur jenderal di Indonesia. Pada saat Indonesia dijajah
Inggris pusat kekuasaan Inggris di Timur jauh ialah Kalkuta dengan Lord Minto sebagai
Gubernur Jenderalnya.
Raffles ialah seorang liberalis, ia juga seorang terpelajar yang berusaha memajukan ilmu
pengetahuan bagi masa depan. Dia tertarik pada sejarah, kebudayaan dan seni. Hasil
penyelidikannya dikumpulkan dalam buku History of Java pada tahun 1817. Ia juga
menghidupkan kembali perkumpulan para ahli ilmu pengetahuan, ( Bataviaasch Genootschap ).
Ia juga membangun penelitian kebun pertanian ( sekarang Kebun Raya di Bogor ). Ia juga
menemukaan bunga bangkai yang diberi nama Rafflesia arnoldii yang berada di Kebun Raya
Bogor tersebut.
Negara Inggris datang ke Indonesia dikarenakan Inggris ingin memberikan beberapa
pengaruh terhadap Indonesia melalui kebijakan-kebijakan yang akan dibuatnya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Nusantara dalam imperialis Inggris 1811-1816
2. Apa sajakah kebijakan pemerintah Kolonial Inggris
3. Apa sajakah dampak yang di timbulkan dalam bidang politik, sosial budaya, dan
ekonomi
1.3. Tujuan
1. ingin mengetahui Nusantara dalam imperialis Inggris 1811-1816
2. Ingin mengetahui kebijakan pemerintah Kolonial Inggris
4. Ingin mengetahui dampak yang di timbulkan dalam bidang politik, sosial budaya, dan
ekonomi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Nusantara Dalam Imperialis Inggris 1811-181


Nusantara atau Indonesia berada di bawah kekuasaan Inggris pada periode 1811-
1816. Pada saat itu, Inggris telah mengembangkan kekuasaannya di seluruh dunia melalui
kebijakan kolonialisme dan imperialisme. Mereka memandang Nusantara sebagai wilayah
strategis yang kaya akan sumber daya alam dan perdagangan yang potensial, terutama
rempah-rempah seperti lada, cengkeh, dan kapulaga. Pada tahun 1811, pasukan Inggris di
bawah pimpinan Letnan Jenderal Sir Samuel Auchmuty berhasil merebut Batavia (sekarang
Jakarta) dari tangan Belanda. Selanjutnya, Inggris mengambil alih kekuasaan atas seluruh
wilayah Nusantara yang sebelumnya dikuasai oleh Belanda. Mereka mendirikan
pemerintahan kolonial baru di wilayah tersebut yang dikenal sebagai Hindia Belanda
Inggris.
Pada masa kekuasaannya di Nusantara, Inggris mengembangkan ekonomi wilayah
tersebut dengan membuka pelabuhan baru, membangun jalan-jalan, dan meningkatkan
produksi komoditas ekspor. Namun, kebijakan Inggris juga menyebabkan pengambilalihan
tanah secara besar-besaran dan penindasan terhadap masyarakat lokal. Selain itu, Inggris
juga melakukan transmigrasi penduduk dari India ke Nusantara untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kerja. Kekuasaan Inggris di Nusantara berakhir pada tahun 1816 ketika Belanda
kembali mengambil alih wilayah tersebut setelah Inggris memutuskan untuk menyerahkan
kembali kekuasaannya dalam Konvensi London 1814. Pengembalian kekuasaan ini
menandai berakhirnya periode imperialisme Inggris di Nusantara dan memulai kembali
kekuasaan kolonial Belanda yang berlangsung hingga Indonesia merdeka pada tahun
1945.Pada tahun 1811 hingga 1816, Nusantara (Indonesia saat ini) diperintah oleh
pemerintah kolonial Inggris yang memerintah melalui Hindia Belanda. Kebijakan
pemerintah kolonial Inggris pada masa ini memiliki dampak yang signifikan dalam bidang
politik, sosial budaya, dan ekonomi di Nusantara.

2.2. Kebijakan Pemerintah Kolonial Inggris


Inggris sempat berhasil mengusir pemerintahan kolonial Belanda dan mulai berkuasa
pada tanggal 18 September 1811 dan mengangkat Raffles menjadi jenderal penguasa Hindia.
Pihak pemerintahan Inggris memilih Batavia menjadi pusat kedudukan pemerintahannya.
Raffles sebagai pemimpin pun memilih beberapa kebijakan untuk memperkuat kedudukan
Inggris di Indonesia. Inggris merupakan salah satu negara yang pernah menjajah Indonesia.
Meskipun tak selama pemerintahan kolonial Belanda, Inggris sempat memberikan beberapa
pengaruh terhadap Indonesia melalui kebijakan-kebijakan.
Berikut beberapa kebijakan yang diambil selama pemerintahan kolonial Inggris di
Indonesia yang mempengaruhi rakyat Indonesia.
a. Bidang Politik
Pemerintah kolonial Inggris pada masa ini menerapkan kebijakan politik
yang lebih terbuka dan inklusif dibandingkan dengan pemerintah Hindia Belanda
sebelumnya. Mereka memperkenalkan konsep pemerintahan representatif dan
mengizinkan orang pribumi untuk duduk di parlemen. Kebijakan ini
memungkinkan sejumlah orang pribumi Indonesia untuk menjadi anggota
parlemen dan memiliki pengaruh dalam pembuatan kebijakan. Namun, kebijakan
politik ini tidak berlangsung lama. Pada tahun 1816, pemerintah kolonial Inggris
membatalkan kebijakan tersebut dan kembali memperkenalkan sistem
pemerintahan yang otoriter. Hal ini memicu ketidakpuasan dan perlawanan dari
kalangan elit pribumi Indonesia.
b. Bidang Sosial Budaya
Pemerintah kolonial Inggris pada masa ini juga melakukan upaya untuk
memperbaiki kondisi sosial budaya di Nusantara. Mereka memperkenalkan
pendidikan modern, mengirimkan misionaris untuk menyebarkan agama Kristen,
dan memperkenalkan sistem pengadilan yang lebih adil. Namun, kebijakan sosial
budaya ini juga menghadapi tantangan. Beberapa orang pribumi Indonesia
menolak upaya untuk mengubah tradisi dan agama mereka. Selain itu,
pemerintah kolonial Inggris sering dianggap merusak adat dan budaya lokal.
c. Bidang Ekonomi
Pemerintah kolonial Inggris pada masa ini mengubah sistem ekonomi di
Nusantara dari sistem perdagangan monopoli yang dijalankan oleh perusahaan-
perusahaan dagang ke sistem ekonomi liberal. Kebijakan ini memungkinkan
orang-orang pribumi untuk terlibat dalam perdagangan, meskipun masih terdapat
batasan-batasan. Namun, sistem ekonomi baru ini juga memiliki dampak negatif.
Perusahaan-perusahaan dagang Belanda dan Inggris masih memiliki kekuatan
besar dalam perdagangan, sehingga terdapat ketidakadilan bagi orang pribumi
Indonesia. Selain itu, sistem ekonomi liberal juga menyebabkan eksploitasi
sumber daya alam di Indonesia dan memperparah kemiskinan di kalangan orang
pribumi.
Secara keseluruhan, kebijakan pemerintah kolonial Inggris di Nusantara
pada tahun 1811-1816 memiliki dampak yang kompleks dan beragam dalam
bidang politik, sosial budaya, dan ekonomi. Meskipun terdapat beberapa upaya
positif, kebijakan ini masih dianggap menguntungkan pihak kolonial Inggris
daripada orang pribumi Indonesia.
2.3. Dampak Yang di Timbulkan Dalam Bidang Politik, Sosial budaya, &
Ekonomi
a. Dampak Bidang Politik
1. Raffles sudah meletakkan dasar pemerintahan yang modern.
2. Jawa dijadikan tempat pusat pemerintahan dan membaginya menjadi wilayah
perfektuf.
3. Dahulu hukum yang digunakan yaitu hukum adat dan kemudian diubah menjadi
hukum barat modern.
b. Dampak Sosial Budaya
1. Pembentukan status sosial
2. Terjadinya pemerasan dan pemindahan secara kejam
3. Rakyat pribumi dipaksa patuh pada tuan tanah Barat atau Timur Asing,
c. Dampak Di Bidang Ekonomi
1. Menghapuskan kebijakan contingenten penyerahan dan menggantinya dengan
sistem sewa tanah atau land-rente.
2. Petani harus membayar pajak penggunaan tanah sebagai uang sewa, karena
semua tanah dianggap milik negara, yang dikelola oleh pemerintah kolonial
Inggris.

Dalam menjalankan sistem pajak tanah, Raffles mengalami kegagalan karena beberapa
faktor, yaitu:

1. Kesulitan untuk menentukan besarnya pajak untuk pemilik tanah, karena ukuran tanah
milik warga yang berbeda-beda.
2. Sulit untuk menentukan ukuran dan tingkat kesuburan tanah petani.
3. Berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh pegawai Raffles.
4. Masyarakat yang berada di desa banyak yang belum mengenal mengenai sistem uang.
5. Nusantara atau Indonesia berada di bawah kekuasaan Inggris pada periode 1811-1816.
BAB III

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai