Anda di halaman 1dari 33

Group

06

Cara Pembuatan Logam dengan Konsep

METALURGI
Mata Kuliah: Dasar-Dasar Ilmu Kimia
Dosen: Dr. Junifa Layla Sihombing., S. Si., M. Sc
KELOMPOK 6 – PSKM 21 A

MUHAMMAD OLO IMANUEL


NOUFAL ARITONANG
4213210019 4213510004

SELLA NAOMI BR. TIARA


SINAGA RAMADHANI
4213210005 4213210021
REFE-
RENSI
TEXTBOOK
Judul Buku : Complete Casting Handbook-Metal Casting
Processes, Metallurgy, Techniques, and Design

Pengarang : John Campbell

Penerbit : Elsevier

Tahun Terbit : 2015

Kota Terbit : Amsterdam

ISBN : 978-0-444-63509-0

Halaman : 1015
TEXTBOOK
Judul Buku : Extractive Metallurgy of Titanium: Conventional and
Production of Titanium Metal

Pengarang : Zhiigang Zak Fang, Francis H. Froes, Yhing Zhang

Penerbit : Elsevier

Tahun Terbit : 2019

Kota Terbit : Amsterdam

ISBN : 978-0-12-817200-1

Halaman : 438
J
U JURNAL
R NASIONAL
N
A
L
INTERNASIONAL
ABSTRAK
Logam merupakan konduktor serta panas yang sangat baik
dan merupakan bahan material yang memiliki ketahanan
lebih kuat daripada material lain. Pemakaian logam di masa
depan diperkirakan masih terbuka luas, baik sebagai material
utama mapun material pendukung.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak peralatan di sekitar kita


yang menggunkan material-material logam. Hal ini karena
logam memiliki tekstur yang lebih kuat.
Diawali dengan teknologi
pengolahan hasil pertambangan.
Logam yang paling dini
digunakan oleh manusia adalah METALU
Sejarah singkat

RGI
emas, yang daopat ditemukan
secara bebas. Sejumlah kecil
emas telah ditemukan dan telah
digunakan di gua-gua di Spanyol
pada masa Paleolitikum, sekitar
40.000 SM
PROSES DAN
METODE
METALURGI
Pembuatan benda komersial, baik
yang jadi atau masih setengah jadi
(disebut kompak mentah) dari serbuk
logam melalui penekanan. Proses ini
dapat disertai dengan pemanasan,
METALURGI
akan tetapi suhu harus berada
dibawah titik cair serbuk. Pemanasan
selama proses penekanan atau SERBUK
sesudah penekanan yang dikenal
dengan istilah sinter menghasilkan
pengikatan partikel halus.
Teknologi metalurgi serbuk adalah suatu teknologi pengerjaan
logam yang telah banyak digunakan dan dikembangkan di
dalam dunia manufaktur saat ini, baik untuk membuat
komponen-komponen dari bahan fero maupun non fero.

Secara umum proses dalam metalurgi serbuk yaitu,


sejumlah serbuk dari bahan murni atau bahan paduan
dipadatkan didalam cetakan, kemudian disinter atau
dipanaskan di dalam tungku (furnace) pada temperatur
tertentu hingga terjadi ikatan antar partikel serbuk tersebut.

Langkah-langkah dasar pada metalurgi serbuk


Pembuatan serbuk Mixing Compaction Sintering Finishing
Decomposition

Electrolytic deposition

METODE
Atomization of liquid metals

Mechanical processing of solid


materils.
RINGKASAN
ISI JURNAL 01
Jurnal ini mempertimbangkan sifat-sifat mekanis
struktural dan kompresi dari Ti3Al berbasis ubin yang
diproses oleh metalurgi bubuk. Secara mekanis, serbuk
yang dicampur dipadatkan dengan panas menekan
komposit homogen non-berpori. Sebelum tes kompresi,
semua kompilasi telah dihomogen oleh sebuah larutan
pada 1050°C(α + β) untuk 1h, diikuti dengan water
quenching. Tes kompresi dilakukan dari suhu ruangan
sampai 500°C dalam vakum dengan tingkat ketegangan
2,4 x 10-3s-1.
Karakterisasi struktural mikrostruktural yang
terperinci telah dievaluasi dengan memindai mikroskop
elektron (SEM), diikuti oleh penyerapan spektroskopi
(elektron) dan analisis penyerapan sinar-x. Topografi
fraktur diperiksa oleh SEM. Campuran Ti3Al-Nb
menunjukkan kekutan tertinggi dalam kisaran suhu,
sedangkan tambahan Mo untuk campuran Ti3Al-Nb
menghasilkan kekuatan kompresi tertinggi. Jadi, dapat
disimpulkan ada korelasi antara debu dan modus patah
untuk semua bahan.
Ti3Al Ti3Al-Nb-Mo
RINGKASAN
ISI JURNAL 02
Di Indonesia mineral yang mengandung logam tanah
jarang terdapat sebagai mineral ikutan pada komoditas
utama terutama emas dan timah aluvial yang
mempunyai peluang untuk diusahakan sebagai produk
sampingan yang dapat memberikan nilai tambah
mineral dengai nilai yang tinggi.

Logam-logam tanah jarang dapat dipisahkan dengan


mereduksi oksidanya menjadi logam dengan kemurnian
hampir 95% tergantung dari pengotornya.
Salah satu metode untuk mereduksi oksida-LTJ dapat
dilakukan melalui Proses metalotermik yang dapat
dibagi menjadi dua proses, yaitu:
Reduksi RE-F3 dengan logam Ca (calciothermic
process).
Reduksi RE-O2 dengan logam Ca.

Proses metalotermik ini memiliki kelemahan yaitu


suasana proses non-oksidasi dan membutuhkan energi
yang tinggi. Kelebihannya, perolehan logam yang
dihasilkan >90%.
APA ITU LOGAM
TITANIUM?
Titanium adalah elemen dengan hasil
tertinggi menghasilkan kekuatan untuk
rasio kepadatan dari logam alami lainnya.
Namun, sifat-sifat yang menakjubkan dari
logam Ti, yaitu logam keempat yang paling
banyak jumlahnya di kerak bumi (5600
PPM), tidak seumum kromium (102 PPM)
yang melindungi peralatan kita atau bahkan
tembaga (60 PPM) yang menunjang
peradaban kita: produksi tahunannya
hampir 7 juta ton tidak sebanding dengan
tembaga (19 ton) atau kromium (26 ton).
BAGAIMANA PROSES PEMBUATAN
TITANIUM?
PROSES
1 HUNTER
Cara paling umum untuk menemukan titanium adalah dengan
menggunakan titanium tetraklorida terlebih dahulu karena lebih mudah
direduksi. Faktanya, titanium dioksida terlalu tahan terhadap bahan kimia
dan terlalu stabil untuk direduksi menggunakan hidrogen atau karbon. 

Reaksi ini berlangsung di atmosfer yang terkendali dengan gas inert


(biasanya argon) untuk menghindari segala jenis kontaminasi yang dapat
disebabkan oleh udara atau uap air. Digunakan bejana baja besar yang
disegel pada suhu sekitar 800 °C hingga 1000 °C. Hasil akhir dari fase proses
ini adalah titanium dalam bentuk bahan yang sangat berpori yang disebut
spons, dengan garam NaCl yang terperangkap di dalam pori-pori.
PROSES
2 KROLL
Proses Kroll terdiri dari empat langkah utama. Langkah pertama, seperti dalam
proses Hunter, adalah klorinasi bijih. Kemudian, titanium tetraklorida harus
dimurnikan dengan distilasi untuk mendapatkan produk akhir murni 99,9%.
Selain itu, sangat penting untuk bahan serta tangki penyimpanan kering, jika
tidak jika terjadi kebakaran akan ada risiko ledakan uap yang menghasilkan
asap hidrogen klorida.

Langkah selanjutnya adalah memproduksi titanium spons. Untuk mencapai


keadaan ini, titanium tetraklorida harus direduksi.
PROSES FFC
3 CAMBRIDGE

Proses FFC (Fray Farthing Chen) Cambridge menghasilkan titanium langsung


dari reduksi titanium dioksida

Pertama, rutil yang mengandung titanium dioksida dihancurkan dan diubah


menjadi bubuk. Kemudian, dibentuk menjadi pil untuk digunakan sebagai
katoda, yang kemudian ditempatkan dalam bak kalsium klorida yang
dicairkan pada suhu antara 800 dan 100 yang terhubung ke konduktor,
umumnya sebuah batang logam.
Proses ini lebih sederhana dan beroperasi pada suhu yang lebih rendah
daripada metode yang ada. Oleh karena itu, tentunya akan lebih hemat
energi.
PROSES
4 AMSTRONG
Proses amstrong menggunakan natrium sebagai reduktor untuk titanium
tetaklorida.

Uap TiCl4 diinjeksi dengan kecepatan sonik menjadi aliran natrium cair yang
berlebihan, dan titanium bersama-sama dengan campuran natrium sisa dan natrium
klorida yang dikumpulkan untuk operasi berturut-turut, membuat proses terus-
menerus, berbeda dari operasi batch pada proses Hunter. Pada titik ini, natrium
yang tidak bereaksi adalah dipisahkan melalui foltrasi dan destilasi, sedangkan
titanium dicuci untuk menghilangkan garam. Hasil dari proses ini berbeda dengan
proses Hunter,. Titanium berbentuk bubuk tidak teratur, partikulat dengan porositas
mikro, sehingga perlu digiling untuk mengurangi dimensi dan homogenkan bentuk
untu akkhirnya proses metlurgi serbuk selanjutnya.
INOVASI
METALURGI
DAUR ULANG
CHIP Dengan cara mengumpulkan chip
terbentuk selama pemesinan titanium
komponen dan melkaukan proses
konsolidasi yang mungkin untuk mendapat
sebuah padatan titanium dengan
karakterik yang menarik.

Chip Titanium Commercially


(Luo et al.,
Pure (CP)2010)
MEMU
TAR
EKSTR Skema TE
(Varyukhin et al., 2010)

USI
Untuk mengurangi biaya produksi, ini merupakan cara yang tepat untuk
mengurangi langkah antara ingot dan produk setengah jadi. Ada banyak proses
Severe Plactic Deformation (SPD) yang menggunkana tekanan hidrostatis ekstensif,
digunakan untuk membentuk logam. Proses ini menggunakan regangan yang
sangat tinggi pada padatan curah tanpa perubahan signifikan dalam dimensi
keseluruhan, tetapi menghasilkan kehalusan butir yang sangat kuat. Twist
Extrusion (TE) dapat menangani panjang produk dan dapat digunakan juga untuk
konsolidasi bubuk intensif. Untuk properti ini memiliki memiliki potensi besar
dalam industri aplikasi.
PELEBURAN
Inovasi ini memungkinkan untuk menghasilkan titanium dengan mencairan
ingot hanya satu kali, melewatkan lebih banyak tahap pencairan dan sebagainya
untuk menghemat biaya. Inovasi ini menggunakan dua metode utama untuk
melelehkan titanium, yaitu Electron Beam Single Melting (EBSM) dan Plasma
Arc Melting (PAM). Kedua proses ini memungkinkan untuk menghindari Vacuun
Arc Remelting (VAR), mengurangi waktu proses dan meningkatkan laju
produksi.

Diagram EBSM Skema Pengecoran PAM


(Nyakana et al., 2007) (Froes et al., 2006)
KESIMPULAN
Sifat-sifat yang dimiliki oleh suatu logam akan berkaitan
dengan lainnya. Dautu komponen yang terbuat dari logam di
dalam aplikasinya sangat ditentukan di mana logam tersebut
berada, sehingga pengetahuan yang meliputi berbagai
karakteristik logam haruslah dimiliki oleh orang yang
berkecimpung.

Diawali dengan teknologi pengolahan hasil pertambangan.


Logam yang paling dini digunakan oleh manusia adalah emas,
yang daopat ditemukan secara bebas. Sejumlah kecil emas
telah ditemukan dan telah digunakan di gua-gua di Spanyol
pada masa Paleolitikum, sekitar 40.000 SM
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai