Pembimbing:
Dr. dr. I Gusti Ngurah Wien Aryana, Sp.OT (K)
Oleh:
Tika Rizqi Nur Laela
2102612130
Adhesive capsulitis bahu atau arthrofibrosis mengambarkan proses patologis dalam terbentuknya
jaringan parut yang berlebih atau adhesi pada sendi glenohumeral yang menyebabkan nyeri, kekakuan
dan disfungsi.
Meninjau : • pathogenesis.
Dapat terjadi
• patofisiologi dari adhesive • Perawatan non-operatif dan
secara spontan (adhesive capsulitis
primer atau idiopatik) capsulitis bahu operatif
• mengamati gambaran klinis,
pasca operasi bahu atau trauma • Menyajikan studi berdasarkan bukti
(adhesive capsulitis sekunder) • riwayat alamiah
• Memberikan pemahaman terbaru
• faktor resiko
pada profil ekspresi gen dari
• patoanatomi
adhesive capsulitis dan bagaimana
pemahaman baru ini dapat
membantu menyediakan terapi
farmakologis baru.
PENDAHULUAN
Earnest Codman
Simon-Emmanuel Duplay menciptakan istilah “frozen shoulder” Julius Neviaser
Dokter pertama yang mendeskripsikan pada 1934 untuk mendefinisikan mendefinisikan kembali dalam
patologi ini, yang disebut kelemahan pada gerakan bahu. jurnal histologi 1945 kondisi ini
“scapulohumeral periarthritis”. Menjelaskan kondisi ini sebagai sebagai adhesive capsulitis,
“Periarthritis” adalah sindrom bahu “kondisi yang sulit dijelaskan, sulit berdasarkan inflamasi dan
yang menyakitkan dan berbeda dari untuk diobati, dan sulit untuk perubahan fibrotic yang diamati
arthritis dengan gambaran radiografi dijelaskan dalam segi patologi”. pada capsul atau bursa yang
sendi pada umumnya. berdekatan.
PENDAHULUAN
Sonografi dinamis dapat menunjukan ketebalan dari kapsul sendi dan gerakan geser terbatas dari tendon
supraspinatus
Tidak diperlukan
untuk mendiagnosis
Foto polos bahu dapat menunjukan osteopenia pada pasien dengan adhesive capsulitis sekunder namun membantu
untuk
menyingkirkan kasus
penyebab lain
Magnetic resonance imaging (MRI) dan magnetic resonance angiography (MRA) dapat menunjukan
penebalan jaringan capsular dan pericapsular serta ruang sendi glenohumeral yang berkontraksi.
FAKTOR RESIKO
Faktor resiko adhesive capsulitis yaitu;
Jenis kelamin
70% pasien adhesive capsulitis adalah wanita.
perempuan
menunjukan sebagian besar pasien dengan adhesive capsulitis
usia ≥ 40 tahun
(84.4%) dengan rentang usia 40 tahun hingga 59 tahun
trauma
HLA-B27 positif
Imobilisasi yang
berkepanjangan dari
sendi glenohumeral.
FAKTOR RESIKO
Pasien diabetes tipe I dan tipe II memiliki peningkatan resiko terjadinya adhesive capsulitis, dengan
prevalensi masing-masing 10.3% dan 22.4%.
Huang dkk menunjukan bahwa dibandingkan dengan populasi umum pasien dengan hipertiroidisme
memiliki resiko 1.22 kali untuk terjadinya adhesive capsulitis.
Smith dkk menunjukan bahwa penyakit dupuytren ditemukan sebanyak 52% pasien (30 dari 58) dengan
adhesive capsulitis.
Meskipun prevalensi adhesive capsulitis lebih tinggi pada pasien dengan kondisi telah disebutkan diperlukan penelitian lebih
lanjut untuk menentukan mengapa terjadi hubungan tersebut
PERJALANAN ALAMIAH
Neviaser dan Neviaser menyatakn perkembangan penyakit adhesive capsulitis menjadi empat tahap berdasarkan
presentasi klinis dan penampilan artroskopi.
Tahap II : mulai mengalami kekakuan. Sinovitis diamati pada “freezing phase’, ‘frozen phase’, and ‘thawing phase’
srtroskopi ditemukan hilangnya lipatan aksila dan ditemukan
pembentukan adhesi awal dan kontraktur kapsul.
adhesi aksila dengan dirinya sendiri dan ke leher humerus dekaitkan dengan adhesive capsulitis.
Terapi Fisik
Hidrodilatasi
Terapi
Farmakologi
Terapi Non-operatif lainnya
Injeksi
Kortikosteroid
Intra-articular
Injeksi Sodium
Hyaluronate Intra-
articular
TERAPI FISIK
Banyak dokter yang tidak merekomendasikan terapi fisik hingga pasien berada difase I atau fase nyeri dari adhesive
capsulitis.
TERAPI FARMAKOLOGI
Manajemen nyeri adalah hal utama sehingga pasien dapat mentoleransi nyeri sehingga meningkatkan ROM.
Injeksi kortikosteroid telah diamati dan memberikan perbaikan gejala yang lebih cepat dan unggul dibandingkan dengan
pengobatan steroid oral.
Sodium hyaluronate adalah polisakarida tidak bercabang yang Harris dkk yang mencakup empat studi
dianggap sebagai condro-protective
tingkat I dan tiga tingkat IV ;
Terbukti memberikan hasil yang setara dengan injeksi • peningkatan ROM
kortikosteroid intra-artikuler
• skor konstan
Secara farmakologis hialuronat memiliki efek “metabolik pada • Nyeri jangka pendek.
tulang rawan artiukular, jaringan synovial, dan cairan sinovail.”
pemaparan tubuh tanpa pakaian di ruang yang bersirkulasi udara sangat dingin dipertahankan
antara -110 C hingga -140 C selama 2 menit sampai 3 menit.
MUA adalah mobilisasi agresif sendi bahu dalam pengaturan yang terkontrol di luar ambang nyeri
normal untuk merobek perlengketan dan meregangkan kapsul yang berkontraksi.
Pelepasan kapsul arthroscopic adalah metode yang efektif dan Smith dkk bahwa 50% dan 80%
aman untuk pengobatan adhesive shoulder capsulitis pasien mengalami penurunan rasa nyeri
yang baik dalam waktu 1 dan 6 minggu
Arthroscopic capsulotomy memiliki dua keuntungan : setelah arthroscopic capsulotomy.
• Artroskopi mengkonfirmasi diagnosis dan
mengesampingkan penyebab potensial lain dari bahu kaku Dibutuhkan 16 hari untuk mencapai
yang menyakitkan. hilangnya rasa sakit yang baik, dari skor
VAS 6,6 menjadi 1.
• Dibandingkan dengan MUA dan hidrodilatasi
memungkinkan visualisasi langsung dari CHL yang Dari 136 pasien dalam penelitian
diperketat, interval rotator yang menebal dan kapsul yang tersebut, hanya satu pasien yang
dikontrak untuk memastikan pelepasan yang memadai. mengalami infeksi tempat operasi yang
diobati dengan antibiotik oral
ARTHROSCOPIC CAPSULOTOMY
arthorscpic capsulotomy
Open capsulotomy
menghasilkan luka bedah yang lebih
jarang dilakukan
kecil dan pemulihan pasca operasi
yang lebih singkat.
Dalam kedokteran menerapkan pengobatan yang berhasil dari Adhesice capsulitis penyakit mirip Dupuytren
satu penyakit ke penyakit lain yang memiliki patofisiologi yang
sama.
secara histologis maupun molekuler.
Kolagenase adalah enzim yang diisolasi dari bakteri
Clostridium histylyticumdan memecah ikatan peptida dalam Badalamente dan Wang melaporkan bahwa
kolagen. injeksi kolagenase ekstraartikular ke dalam
kapsul bahu anterior menghasilkan
Kolagenase telah disetujui oleh Food and Drug Administration
peningkatan skor fungsional, gerakan bahu,
(FDA) :
• gangguan jaringan fibrotik dan nyeri membaik dibandingkan dengan
• penyakit Dupuytren injeksi plasebo (0,9% saline/2mM CaCl2).
• penyakit Peyronie
Dengan hasil fungsional yang baik MRI 3 bulan setelah injeksi menunjukkan
tidak ada cedera klinis yang signifikan
pada rotator cuff atau struktur sekitarnya.
FUTURE THERAPIES
Schydlowsky dkk dalam studi baik terapi kolagenase maupun adalimumab tidak terbukti
untuk pengobatan adhesive capsulitis, terapi kedepanya dari terapi non-operatif harus
terus secara khusus menargetkan langkah-langkah terbaik dalam patofisiologi penyakit ini,
baik proses inflamasi atau fibrotik
KESIMPULAN