Anda di halaman 1dari 22

CPITN

(Community Periodontal
Index of Treatment Needs)
KELOMPOK 2

1. Weningtyas Putri Handayani (P1337425220002)


2. Salma Razita (P1337425220009)
3. Nabila Firly Assyafia N. (P1337425220010)
4. Benanda Oktavia (P1337425220014)
5. Fayza Putri Aprillia (P1337425220020)
6. Zahra Aulia R (P1337425220029)
7. Primanita Nur Rahma Putri (P1337425220097)
POKOK
BAHASAN

01 02 03
Definisi Instrument Penentuan Sextan
CPITN CPITN

04 05
Penentuan
06
Pencatatan
Pemeriksaan Skor Skor
dan Penilaian
DEFINISI

CPITN (Community Periodontal Index of Treatment Needs)

CPITN merupakan indeks resmi yang digunakan oleh WHO untuk mengukur
kondisi jaringan periodontal serta perkiraan akan kebutuhan perawatannya
dengan menggunakan sonde khusus (WHO Periodontal Examination Probe).
 Indeks ini, meliputi :

• Ada/ tidak adanya perdarahan gingiva pada probing


• Ada/ tidak adanya kalkulus supra/sub gingival
• Ada /tidak adanya saku/poket periodontal yang terbagi menjadi, poket dangkal dan poket dalam.

 Tujuan dilakukan pengukuran indeks CPITN yaitu;

• Mendapatkan data status periodontal masyarakat/individu


• Merencanakan program kegiatan penyuluhan/promotif
• Menentukan kebutuhan perawatan yang meliputi jenis tindakan, besar beban kerja dan kebutuhan tenaga
• Memantau kemajuan kondisi periodontal individu.
INSTRUMENT

1. Formulir CPITN
2. Menggunakan sonde khusus
(WHO Periodontal
Examination Probe)
WHO Periodontal Examination Probe

• Alat ini diciptakan oleh ahli WHO pada tahun 1978, secara detail oleh Emslie pada tahun 1980
kemudian diproduksi oleh J. Morita Corporation (Japan).
• Kegunaan :
1. Mengukur kedalam saku gusi/pocket
2. Mendeteksi Sub-gingival calculus
• Alat ini didesain tipis dan sangat ringan (± 25 gram)
• Kedalaman pocket ditentukan/diukur dengan melihat warna pada ujung probe yang berjarak 3,5 mm
dari ujung sampai 5,5 mm
• Pada ujung probe terdapat bola kecil berdiameter 0,5 mm. Sehingga dengan mudah mendeteksi
adanya sub gingival calculus.
• Fungsi bola pada ujung probe untuk mengurangi kesalahan dalam menentukan dasar pocket,
mencegah perdarahan akibat penusukan dan mengurangi tendensi salah hitung.
PENENTUAN
SEXTAN

SEXTAN I : 18-14
SEXTAN II : 13-23
SEXTAN III : 24-28
SEXTAN IV : 38-34
SEXTAN V : 33-43
SEXTAN VI : 44-48
PENENTUAN
SEXTAN

Dalam 1 sextan, harus ada ada 2 Bila hanya ada 1 gigi pada Penilaian untuk setiap
atau lebih gigi yang tidak indikasi suatu sextan, digabungkan sextan adalah keadaan
exodonti atau luksasi dengan dengan sextan sebelahnya yang terparah (skor
mobilitas vertikal karena penyakit Misal : pada RA, hanya ada 2 tertinggi)
periodontal. gigi di catat sebagai 1 sextan.
PENENTUAN GIGI
INDEKS

Dalam CPITN, skoring dilakukan berdasarkan :


1. Gigi indeks
2. Gigi terburuk (gigi dengan skor terburuk) dipakai bila pemakaian gigi
indeks tampak kurang memuaskan, misal : pada Comprehensive-adult-
high caries prevalence

Gigi Indeks :
 Gigi yang perlu diperiksa untuk mengukur kondisi jaringan periodontal,
jadi tidak perlu diperiksa semua gigi yang ada dalam rongga mulut.

 Metode ini mengharuskan pemeriksaan pada 10 gigi indeks, tetapi yang


dicatat hanya skor terburuk dari 6 gigi dari setiap sextan.
PENENTUAN GIGI
INDEKS

Gigi indeks untuk usia < 20 tahun Gigi indeks untuk usia > 20 tahun
 Sextan I : 16  Sextan I : 16, 17
 Sextan II : 11  Sextan II : 11
 Sextan III : 26  Sextan III : 26, 27
 Sextan IV : 36  Sextan IV : 36, 37
 Sextan V : 31  Sextan V : 31
 Sextan VI :46  Sextan VI : 46, 47
PENENTUAN GIGI
INDEKS
Ketentuan lain dalam penentuan gigi indeks yang perlu diperhatikan:
1. Bila molar dan indeks tidak ada, tidak perlu dilakukan penggantian gigi tersebut.
2. Bila dalam sextan tidak terdapat gigi indeks, semua gigi yang ada dalam sextan tersebut,
semuanya diperiksa dan dinilai, ambil yang terparah yang mempunyai skor tertinggi.
3. Untuk usia < 20 tahun, tidak perlu dilakukan pemeriksaan gigi M2 untuk menghindari
adanya false pocket .
4. Untuk usia < 15 tahun, pencatatan dilakukan hanya bila ada perdarahan dan karang gigi
saja.
5. Bila tidak ada gigi indeks/gigi pengganti diberi tanda ‘x’
PEMERIKSAAN DAN
PENILAIAN

Untuk mendapatkan skor dari setiap sextan, maka dilakukan probing.


Tujuan Probing :
1.Menentukan kedalaman poket.
2.Mendeteksi ada tidaknya kalkulus (supragingival / subgingival)
3.Bleeding response
Umumnya setiap sextan dilakukan probing tidak lebih dari 4 kali
(4 titik probing)
 
1. Pelaksanaan:
1) Pasien dalam posisi pemeriksaan
2) Dalam penggunaan probe, dipergunakan tekanan ringan, sebagai patokan, coba
masukkan ujung probe di bawah kuku ibu jari tangan dengan tidak menimbulkan
rasa sakit, bila timbul rasa sakit, berarti tekanan terlalu besar
3) Letakkan ujung probe pada CEJ (Cementoenamel junction), lalu digeser dengan
gerakan naik turun mengikuti kontur gigi
4). Hasil dari probing dilihat, apakah:
- Berdarah/ tidak
- Jika terasa ujung probe tersangkut, berarti ada karang gigi
- Jika ujung probe masuk ke dalam saku gusi, berarti ada saku gusi/ poket
 
2. Permukaan Gigi Indeks yang Diperiksa:
a. Bukal/ Labial
Mulai dari permukaan disto bukal M2, sedekat mungkin dengan titik kontak M3, dipertahankan sejajar dengan
poros panjang gigi, kemudian probe digerakkan hati-hati dengan gerakan pendek ke atas dan ke bawah
sepanjang sulkus bukal menuju ke permukaan mesial dari M2, serta permukaan disto bukal M1 menuju ke
daerah kontak degan premolar.
 
b. Lingual/ Palatal
Prosedur pemeriksaan sama dgn bagian bukal, hanya dimulai dari permukaan disto lingual/ disto
palatal M2

3. Pemeriksaan Saku Gusi dan Kalkulus

• Untuk memeriksa kedalaman saku gusi, tekanan probe harus ringan, dengan mengikuti kontur anatomi

permukaan akar gigi

• Untuk pemeriksaan subgingival kalkulus, juga harus dengan gaya paling ringan, dengan ujung bola

probe bergerak sepanjang permukaan gigi.


PENENTUAN SKOR
Skor Keterangan Kebutuhan perawatan
0 Jaringan periodontal sehat, tidak ada perdarahan, kalkulus Tidak membutuhkan perawatan
dan poket

1 Ada perdarahan spontan atau selang beberapa saat setelah Perlu peningkatan kebersihan mulut pribadi dan penyuluhan
probing

2 Terdapat kalkulus supra/subgingival, daerah hitam pada Penyuluhan dan pembersihan karang gigi
probe terlihat seluruhnya

3 Terdapat poket dengan kedalaman 4-5 mm, tepi gusi Penyuluhan dan pembersihan karang gigi
terletak pada daerah hitam probe

4 Terdapat poket denga kedalaman 6 mm atau lebih, warna Pennyuluhan dan perawatan kompleks (ex: deep scaling dan
hitam pada probe tidak terlihat root planning dengan anestesi)
PENCATATAN SKOR

Contoh hasil pengukuran :


Dari hasil tersebut kita bisa menentukan kebutuhan perawatan penyakit periodontal.

• Sekstan 2 membutuhkan perawatan OHI.


• Sekstan 1, 3, 5, dan 6 membutuhkan perawatan OHI dan pembersihan karang gigi,
• Sekstan 4 membutuhkan perawatan OHI, pembersihan karang gigi, dan perawatan
kompleks.
CONTOH
KASUS
Pada suatu pemeriksaan CPITN seorang wanita berusia 21 tahun, didapatkan hasil sebagai berikut :

Gigi 16 : terdapat pocket patologik dengan kedalaman 4,5 mm


Gigi 11 : sehat (tidak ada bleeding)
Gigi 27 : terdapat perdarahan spontan saat dilakukan probing
Gigi 46 : sehat (tidak ada bleeding)
Gigi 31 : terdapat perdarahan spontan saat dilakukan probing
Gigi 36 : terdapat pocket patologik dengan kedalaman 5 mm

Dari data di atas, berapa skor tiap gigi index yang diperiksa dan perawatan apa yang sebaiknya dilakukan
pada pasien tersebut?
Jawab :

Dari data pemeriksaan CPITN didapatkan skor tiap gigi indexnya, yaitu :
• Gigi 16 (sextan I) skor 3
• Gigi 11 (sextan II) skor
• Gigi 27 (sextan III) skor 1
• Gigi 46 (sextan IV) skor 0
• Gigi 31 (sextan V) skor 1
• Gigi 36 (sextan VI) skor 3

Perawatan yang sebaiknya dilakukan pada pasien tsb adalah penyuluhan mengenai OHI (oral
hygiene instruction) dan pembersihan karang gigi
VIDEO

https://youtu.be/N5xfrR9s24g
Thanks for your attention!

— GROUP 2

Anda mungkin juga menyukai