Anda di halaman 1dari 24

Anestesi untuk Trauma

& Operasi Darurat

DEPARTEMEN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
2019
Definisi

Trauma adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas


di semua kelompok umur, dan merupakan penyebab utama
kematian pada orang muda.
Primary Survey

1 Airway

Tiga aspek airway management:


21. Kebutuhan basic life support
2. Cedera sumsum tulang belakang
3. Potensi gagal intubasi trakeal

3Penting diperhatikan:
a. Terjadi peningkatan faktor risiko aspirasi paru pada pasien dengan
trauma.
b. Semua pasien dengan nyeri leher, trauma kepala, penurunan ke-
4 sadaram patt dicurigai terjadi trauma tulang belakang.
3

Gambar 1. King supra-laryngeal device dapat digunakan bila terjadi kega-


galan dalam penggunaan laringoskopi direk
Primary Survey

2 Breathing

• Pada pasien dengan trauma multiple, kejadian


2 trauma paru yang dapat berkembang menjadi
pneumothorax perlu diperhatikan.
3

4
Primary Survey

3 Circulation

• Tidak dijumpainya nadi dan tekanan darah,


2 dikaitkan dengan rendahnya peluang bertahan
hidup.
3• Pasien ditatalaksana dengan torakostomi
emergency
4
Primary Survey

4 Fungsi Neurologis

• Kesadaran, ukuran pupil, reaksi, trauma


2 intra/ekstra kranial, trauma tulang belakang
• Assesment trauma:
3- Meminimalisir resiko paparan

4
Primary Survey

4 Asesmen Trauma

• Meminimalisir resiko paparan  menu-


2 runkan risiko hipotermia, mencegah syok.

4
Resusitasi

1 Perdarahan

• I: Perdarahan tanpa gangguan hemodinamik.


2• II: Perdarahan (15-30%) dengan respon saraf
simpatik untuk mempertahankan perfusi
• III: Perdarahan (30-40%) disertai peningkatan
3
tekanan darah.
• IV: Perdarahan mengancam nyawa (40%), tidak
4 respon.
Resusitasi

2 Trauma-induced Coagulophaty

• Faktor risiko independen untuk kematian karena


2 terjadi setelah trauma, sebelum sempat dilakukan
resusitasi.
• Hiperfusi jaringan global memegang peran pent-
3
ing.

4
1

3
Gambar 2. Mekanisme trauma-induced coagulophaty.
4
Resusitasi

3 Resusitasi hemostatik

• Koagulopati dini pada trauma sering dikaitkan


2 dengan peningkatan angka mortalitas.

4
3

3
Gambar 3. Mekanisme hiperfibrinolisis pada hiperfusi
4
jaringan
3

Gambar 4. Pengaruh asam tranexamat pada


4pencegahan kematian akibat perdarahan,
Resusitasi

4 Protokol Resusitasi Masif

• Penilaian skor konsumsi darah (ABC) untuk


2 memprediksi pasien mana yang cenderung mem-
butuhkan MTP.
3(1) cedera tembus;
(2) tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg;
(3) detak jantung lebih besar dari 120x/menit;
4(4) hasil positif pada FAST.
3

4 Gambar 5. Thromboelastograph
Intervensi Trauma Definitif

4 Pertahanan dan induksi anestesi

• Ruangan operasi hangat


2• Perhatikan risiko aspirasi paru
• Penggunaan suction dan alat airway alternative
3• lainnya.
Akses intravena
• Perdarahan hebat  instabilitas hemodinamik 
4 induksi dengan general anesthesia
Intervensi Trauma Definitif

5 Damage Control Surgery

• Jika pasien trauma memerlukan laparotomi daru-


2 rat untuk perdarahan intraabdomen, ahli bedah
trauma akan melakukan prosedur singkat yang
disebut operasi kontrol kerusakan (DCS),
3

4
Trauma Otak

Kategori trauma otak:


1. Subdural hematom
2. Epidural hematom
3. Intraparenkimal hemmorrhage
4. Nonfokal/ trauma difus neural
Manajemen
Monitoring tekanan intrakranial Trauma multiple dan berat
Trauma Tulang Belakang
• Cedera thoracolumbar dikaitkan dengan kemungkinan
40% fraktur kedua.
• Cidera tulang belakang di atas C2 berhubungan dengan
apnea dan kematian.
• Lesi C3–5 berdampak pada fungsi saraf frenikus, meng-
ganggu pernapasan.
• Tujuan terapi utama : mencegah eksaserbasi cedera struk-
tural primer dan meminimalkan risiko cedera neurologis
akibat hipoperfusi yang berhubungan dengan hipotensi
pada area iskemik medula spinalis.
Terbakar
• Luka bakar mayor (luka bakar derajat kedua atau ketiga
yang melibatkan> 20% TBSA) menyebabkan gangguan
respons hemodinamik.
Manajemen
Sindrom kompartemen abdomen

Komplikasi paru

Keracunan karbon monoksida


TE
IM
KA

Anda mungkin juga menyukai