Anda di halaman 1dari 38

DIALOG ANTARAGAMA

Roberto Reno Sitepu, S.S., M.Fil.


https://www.azquotes.com/quote/917465
Apa yang akan Kita Pelajari?
• Dialog Antar Umat Beragama: Arti, Sejarah, Tujuan dan Hasil
• Tataran-Tataran Dialog Antaragama
• Dialog Aksi Demi Kesejahteraan Umat Manusia
Dialog Antar Umat Beragama
Arti, Sejarah, Tujuan, dan Hasil
Arti Dialog Antaragama
• Oxford Languages: Dialog (Dialogue/Eng.) = percakapan di antara dua
orang atau lebih misalnya dalam cerita, drama, atau film (N)
• = ambil bagian dalam suatu percakapan atau berdiskusi untuk
menyelesaikan suatu permasalahan (V)
• Antaragama/antariman = berhubungan/melibatkan agama-agama
yang berbeda atau anggota-anggota dari agama-agama yang berbeda
secara bersama-sama
Arti Dialog Antaragama
• Dr. Andrabi (India): Dialog Antaragama = orang-orang dari agama-agama yang
berbeda-beda sampai pada suatu pemahaman yang sama dan sikap saling
menghormati sehingga dapat hidup dan bekerjsasama antar satu sama lain
meskipun dengan adanya perbedaan (keyakinan, tata cara, simbol keagamaan,
dll)
• Gereja Katolik: “Dialog tak hanya berarti diskusi, melainkan juga mencakup semua
hubungan antaragama yang positif dan konstruktif dengan orang-perorangan dan
komunitas iman lain ditujukan untuk saling mengerti dan saling memperkaya”
(Hubungan Antaragama dan Kepercayaan, hlm. 5)
Arti Dialog Antaragama
• Dialog dalam tataran individual dan institusional
• BERBEDA DARI SINKRETISME (atau agama alternatif) =
mensintesa/membuat kepercayaan baru (con. Cao Dai di Vietnam,
New Age, dll.)
• Kantor Hubungan Ekumenis dan Antaragama Keuskupan Agung
Chicago (USA) membedakan antara:
• Ekumenisme = hubungan dan doa antar Gereja Kristen
• Antariman (Interfaith) = hubungan dengan anggota dari “Agama Abrahamik”
(Yahudi, Muslim, Tradisi Kristiani lain)
• Antaragama (Interreligious) = hubungan dengan agama lain, seperti Hindu
dan Buddha
Sejarah Dialog Antaragama di Dunia
• Sejarah diawali dengan penyebaran agama-agam ke berbagai daerah
dan kerajaan di dunia, perjumpaan antaragama di suatu kerajaan bisa
menjadi perdebatan intelektual hingga konflik berdarah, misalnya
“Perdebatan Barcelona” pada 1263 antara Yahudi dan Kristen antara
seorang Yahudi bernama Nahmanides dengan para pastor dari Ordo
Dominikan dan Fransiskan
• Situasi abad ke-14: “Realitas yang menyedihkan bahwa kebanyakan
waktu Yahudi, Islam, dan Kristen tetap tidak perduli satu sama lain,
atau lebih buruk, terutama dalam kasus antara Kristen dan Muslim,
saling menyerang satu sama lain” (Pastor James L. Heft, SM)
Sejarah Dialog Antaragama di Dunia
• Pada abad ke-16 Raja Akbar dari India mendorong toleransi di Mughal India, yang
memperdamaikan umat Islam, Hindu, Sikhisme, dan Kristen
• Pada 1893 didirikan Parlemen Agama-Agama Dunia (Parliament of World
Religions) di Chicago, Illinois (USA) dianggap sebagai “kelahiran gerakan
antariman”
• Pada 1900 didirikan International Assosciation for Religious Freedom (IARF)
• Pada 1965, Konsili Vatikan II menghasilkan dokumen “Nostra Aetate” (NA), yang
berisi deklarasi hubungan Gereja dengan agama nonkristiani, Paus Paulus VI
mendirikan sekretariat khusus bagi hubungan dengan non-Kristiani dan membuat
ensiklik “Ecclesiam Suam”
Sejarah Dialog Antaragama di Dunia
• Pada 27 Oktober 1986 Paus Yohanes Paulus II mengadakan doa di
Assisi (tempat kelahiran St. Fransiskus) dengan mengundang lima
puluh pemimpin umat Kristen dan lima puluh pemimpin agama lain
• Pada 2001, akibat serangan teroris 9/11, hubungan antaragama
semakin ditingkatkan
• Masih banyak organisasi dan agenda dunia lainnya yang
mempromosikan dialogantar agama hingga saat ini
Sejarah Dialog Antaragama di Indonesia
• Dialog antaragama di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak
zaman prasejarah, tetapi belum terorganisir dan terdokumentasikan
dengan baik
• Pada 30 November 1967 diadakan pertemuan di Jakarta dipimpin oleh
Menteri Agama K. H. M. Dachlan dan dihadiri oleh 20 tokoh dari
agama Islam, Katolik, dan Protestan. Pertemuan ini disambut oleh
Presiden Soeharto tetapi tidak menghasilkan kesepakatan yang berarti
• Pada masa Menteri Agama Mukti Ali (1972-1978) muncul konsep
“agree in disagreement”, artinya mengajak semua umat beragama
untuk melupakan perbedaan yang ada dan lebih berfokus pada
pembangunan bangsa
Sejarah Dialog Antaragama di Indonesia
• Pada masa Alamsyah Prawiranegara (1978-1983) menjadi Menteri Agama,
dia mengeluarkan “Trilogi Kerukunan Umat Beragama” yang isinya:
kerukunan intern umat beragama, kerukunan antar umat beragama, dan
kerukunan antara umat beragama dengan pemerintah
• Pada masa itulah, berdasarkan SK No. 35/1980 dibentuk suatu wadah
musyawarah antar-umat beragama yang meliputi MUI, MAWI, DGI, Walubi,
dan PHDI bernama Wadah Musyawarah Antar Umat Beragama (WMAUB)
• Pada 2006, terbitlah Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam
Negeri No. 8 dan 9 Tahun 2006 tentang pembentukan Forum Kerukunan
Umat Beragama (FKUB) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, yang
menjadi sarana terwujudnya kerukungan umat beragama di Indonesia hingga
saat ini
Syarat Terbentuknya Dialog Antaragama
(Catherine Cornille, “The Im-Possibility of Interreligious Dialogue”, 2008)

1. Kerendahan hati (humility)  menghormati pandangan seseorang


terhadap agama lain
2. Komitmen  setia pada imannya sendiri sekaligus bertoleransi
terhadap iman orang lain
3. Interkoneksi  sama-sama mengenali tantangan serupa yang
dihadapi, mis. keretakan rumah tangga, berkurangnya jumlah orang
beragama, ancaman intoleransi dan radikalisme
4. Empati  membuat seseorang melihat agama lain dari perspektif
penganutnya
5. Hospitabilitas  terbuka terhadap hal yang baru atau relasi yang baru
Tujuan Dialog Antaragama
• Tumbuhnya sikap saling pengertian yang objektif dan kritis
• Menumbuhkan pengenalan dan kepedulian satu sama lain
• Menciptakan ketentraman di dalam masyarakat
• Menjamin terbinanya kerukunan dan kedamaian yang terarah kepada suatu
bentuk konkret
• Menanggapi situasi masyarakat yang menuntut suatu respons bersama
• Menolong dan melayani orang lain menghadapi krisis kemanusiaan
Contoh Hasil Dialog Antaragama
• Pontifical Council for Interreligious Dialogue (PCID, 1964)  tanggapan atas
Dokumen Nostra Aetate
• World Assembly of Religions for Peace (1970)  organisasi multi-religius terbesdar
di dunia
• Deklarasi Bersama terhadap Doktrin Justifikasi (1999) antara Gereja Katolik Roma
dengan Lutheran World Federation
• Jerusalem Peacemakers and The Holy City (2004) kerjasama pemimpin agama di
Inggris dan Yerusalem
• King Abdullah bin Abdulaziz International Centre for Interreligious and Intercultural
Dialogue (KAICIID/2005) didirikan oleh Kerajaan Saudi Arabia, Austria, dan Spanyol
• The UN High-Level Dialogue on Interfaith Cooperation and Peace, didirikan PBB
sejak 2007
• Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
https://www.culturaldiplomacy.org/academy/
index.php?en_historical-examples
https://www.culturaldiplomacy.org/academy/
index.php?en_historical-examples
https://www.culturaldiplomacy.org/academy/
index.php?en_historical-examples
https://www.culturaldiplomacy.org/academy/
index.php?en_historical-examples
https://www.culturaldiplomacy.org/academy/
index.php?en_historical-examples
https://www.culturaldiplomacy.org/academy/
index.php?en_historical-examples
https://setkab.go.id/forum-kerukunan-umat-beragama-
siap-laksanakan-pemilu-yang-aman-damai-dan-rukun/
Sesi Pertanyaan True-False 1
1. Dialog antaragama bermaksud untuk menggabungkan ajaran dan
praktik keagamaan sehingga terhindar dari konflik antaragama.
2. Dialog antaragama bertujuan untuk mencapai pemahaman yang sama
dan sikap saling menghormati sehingga dapat hidup dan bekerjasama
antar satu sama lain meskipun dengan adanya perbedaan
3. Pada 1965 Konsili Vatikan II menghasilkan dokumen yang berisi
deklarasi hubungan Gereja dengan agama nonkristiani berjudul “Nostra
Aetate”.
4. Syarat terbentuknya dialog antaragama di antaranya kerendahan hati,
komitmen, interkoneksi, empati, dan hospitabilitas.
Lima Tataran Dialog Antaragama
Menurut (Alm.) Azyumardi Azra 
• Dialog Parlementer (Parliamentary Dialogue)
• Dialog Kelembagaan (Institutional Dialogue)
• Dialog Teologi (Theologiacal Dialogue)
• Dialog dalam Masyarakat (Dialogue in Community/Dialogue of Life)
• Dialog Kerohanian (Spiritual Dialogue)
1. Dialog Parlementer
• Dialog yang melibatkan ratusan
peserta
• Misalnya World’s Parliament of
Religions di Chicago (1873) dan
World Conference on Religion
and Peace (WCRP, 1980)

https://en.wikipedia.org/wiki/Parliament_of_the_World
%27s_Religions
2. Dialog Kelembagaan
• Dialog antara wakil-wakil
institusional berbagai organisasi
agama
• Sering dilakukan untuk masalah-
masalah mendesak yang
dihadapi umat beragama yang
berbeda
• Di Indonesia, ini melibatkan
https://pgi.or.id/pgi-kwi-dan-mui-tokoh-agama-harus-mewarta-
MUI, PGI, KWI, WALUBI, dll. dengan-wajar-dan-damai/
3. Dialog Teologi
• Mencakup pertemuan-
pertemuan untuk membahas
persoalan-persoalan teologis dan
filosofis
• Umumnya diselenggarakan
kalangan intelektual atau
organisasi yang dibentuk untuk
mengembangkan dialog
antaragama seperti interfidei,
paramadina, LKiS, LP3M, MADIA,
dll. https://www.republika.co.id/berita/pjo9gl384/ini-pedapat-
para-tokoh-agama-soal-kerukunan-hidup-beragama
4. Dialog dalam Masyarakat
• Pada umumnya berkonsentrasi
pada penyelesaian “hal-hal
praktis dan aktual” dalam
kehidupan yang menjadi
perhatian bersama
• Diselenggarakan baik oleh LSM,
NGO, atau dalam perjumpaan
sehari-hari

https://cdn-img.jatimtimes.com/images/
2017/06/26/468774bf-e8c2-45ec-af3a-eb166e299a66VPsEc.jpg
5. Dialog Kerohanian
• Dialog yang bertujuan untuk
menyuburkan dan
memperdalam kehidupan
spiritual di antara berbagai
agama
• Bisa berbentuk doa bersama
dalam momen-momen tertentu,
mis. Pekan Doa Sedunia, HUT RI,
dll.
https://bali.tribunnews.com/2018/05/16/ratusan-umat-lintas-
agama-ikuti-doa-bersama-di-puja-mandala
Pertanyaan True-False Sesi 2
5. World Conference on Religion and Peace (WCRP)
merupakan salah satu contoh dialog dalam tataran “Dialog
dalam Masyarakat”
6. Dialog yang sering dilakukan untuk masalah-masalah
mendesak yang dihadapi umat beragama yang berbeda
ialah dialog kelembagaan.
7. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) didirikan pada
30 November 1967 oleh Menteri Agama K.H.M. Dachlan.
Dialog Aksi Demi Kesejahteraan Umat
Manusia: Apa yang Bisa Kita Lakukan?
• Sikap Umum
• Sikap di Rumah
• Sikap di Kampus
• Sikap di Masyarakat
Sikap Umum
• Menghormati hak dan kewajiban umat agama lain
• Berteman dengan semua orang tanpa membeda-bedakan agama
• Tidak menghalangi umat beragama lain yang sedang beribadah
• Menghargai hari besar umat agama lainnya
• Menumbuhkan kerukunan dan perdamaian antarumat bergama
• Menghormati orang lain yang sedang berpuasa dengan tidak makan atau minum di dekatnya
• Tidak mengolok-olok ajaran agama lain
• Membantu sesama masyarakat tanpa melihat latar belakang agamanya
• Tidak mencampuradukkan tata cara beribadah dari agama yang berbeda dengan embel-embel
‘toleransi’
• Tidak mempersekusi/mengganggu umat bergama lain yang beribadah
Contoh Toleransi di Rumah
• Saling menyayangi antaranggota keluarga di rumah, meskipun ada perbedaan
agama/keyakinan
• Anak-anak harus berbakti pada kedua orangtua di rumah apapun ajaran agamanya
• Orangtua harus menyayangi dan bersikap adil terhadap anak-anaknya meskipun
berbeda keyakinan
• Menghargai pendapat dan pemikiran dari anggota keluarga lain
• Menghormati anggota keluarga yang lebih tua, seperti kakak, bapak, dan ibu
• Saling membantu antaranggota keluarga
• Mengajarkan pendidikan moral dan agama sejak dini
• Tidak memaksakan keinginan pada anggota keluarga lain
• Menghargai anggota keluarga yang berbeda agama/keyakinan
Contoh Toleransi di Kampus
• Tidak memilih-milih teman berdasarkan identitas keagamaan atau kesukuan
• Sekolah memberikan pendidikan agama yang sesuai dan menanamkan sikap
inklusif
• Berbuat baik kepada semua teman tanpa kecuali
• Menghormati teman lain yang sedang berdoa, beribadah, atau berpuasa
• Menghormati guru dan tenaga didik lain yang lebih tua
• Memberi waktu bagi siswa untuk menjalankan ibadah sesuai agama masing-
masing
• Menjenguk teman yang sakit
Contoh Sikap Toleransi di Masyarakat
• Berbuat baik kepada tetangga tanpa membeda-bedakan agama atau suku
• Ikut serta dalam kegiatan bersama seperti kerja bakti dan 17-an
• Menghormati orang dari agama lain yang sedang beribadah, tidak mengganggu (mis.
membuat kebisingan, lewat secara tidak sopan, dll)
• Menghargai pendapat warga lain yang berlainan ketika mengadakan rapat atau musyawarah
• Memberi bantuan terhadap korban bencana alam dan bersedia menerima bantuan tanpa
melihat latar belakang agama
• Menghormati pemuka agama, tokoh adat, dan orang tua lainnya dari keyakinan yang
berbeda sekalipun
• Senantiasa menjaga kerukunan dan tidak memancing konflik SARA
• Menjalankan dan mematuhi aturan tata krama, agama, dan adat yang berlaku dalam
masyarakat
Pertanyaan True-False Sesi 3
8. Cara yang tepat untuk menumbuhkan sikap toleransi
antarumat beragama ialah mencampuradukkan tata cara
beribadah dari agama yang berbeda-beda.
9. Sebagai orangtua yang baik, kita harus memaksakan agama
kita kepada anak-anak dengan ancaman bahwa namanya akan
dicoret dari daftar warisan apabila berani pindah agama.
10.Apabila kita mengetahui bahwa teman kita sedang berpuasa,
maka kita harus dengan sengaja makan dan minum di
dekatnya untuk menghormatinya.
Pertanyaan Refleksi
1.Jelaskanlah apa yang kamu pahami mengenai istilah berikut: a) toleransi beragama; b)
moderasi beragama; c) dialog antar-agama; d) sinkretisme agama
2.Sejauh yang kamu pahami, ketahui, atau bahkan alami sendiri, bagaimana
institusi/lembaga agamamu mengupayakan dialog antaragama? Apakah ada gerakan
atau badan tertentu yang dikhususkan untuk mengupayakan dialog antaragama?
Apakah terdapat aktivitas/peristiwa tertentu yang mempromosikan dialog antaragama?
3.Ceritakanlah salah satu pengalaman berdialog dengan penganut agama lain, mis. orang
asing beragama lain bertanya tentang agamamu, mendiskusikan isu tertentu (sosial,
politik, ekonomi, dll.) dengan perspektif agama, atau meluruskan pemahaman yang
keliru! Apa yang kamu rasakan saat itu, adakah perasaan tidak nyaman atau takut?
Pelajaran apa yang kamu peroleh dari pengalaman tersebut?
Referensi
• https://en.wikipedia.org/wiki/Interfaith_dialogue#History
• https://elsaonline.com/sejarah-dialog-antar-umat-beragama-di-indonesia/
• https://www.culturaldiplomacy.org/academy/index.php?en_historical-examples
• Ani Ayu Sintiyani dkk., Harapan dan Tantangan Dialog antar Umat Beragama,
Bandung:Universitas Islam Negri Sunan Gunung Djati, 2013
• Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi Waligereja Indonesia, Hubungan
Antaragama dan Kepercayaan, Jakarta: Dokpen KWI, 2007
• Dr Abroo Aman Andrabi, Interfaith Dialogue: Its Need, Importance, and Merits in The
Contemporary World, International Journal of Advanced Academic Studies, 2020: 264-
271
• Muhammad Anang Firdaus, Eksistensi FKUB dalam Memelihara Kerukunan Umat
Beragama di Indonesia, Kontekstualitas Vol. 29 No. 1, 2014, 63 - 84

Anda mungkin juga menyukai