Tugas Kes Global
Tugas Kes Global
Sesuai dengan Pasal 27 dan 43, tindakan penyehatan tidak boleh dilakukan oleh
suatu Negara Anggota, kecuali disetujui dalam perjajnjian internasional,
terhadap:
1. kapal laut yang tidak datang dari daerah terjangkit penyakit yang meliwati
wilayah perairan Negara tersebut.
2. Kapal laut yang melintas diperairan yang menjadi bagian dari negara
anggota tanpa melapor ke pelabuhan atau penjaga pantai
3. Pesawat udara yang transit di suatu bandara di wilayahnya, kecuali meminta
pesawat untuk berada di lokasi khusus bandara
Pasal 26 Lori, keretapi dan bus yang transit
1. Bila dijumpai tanda atau gejala klinis dan ada informasi tentang adanya suatu faktor
risiko,sumber infeksi dan kontaminasi yang ditemukan pada suatu alat angkut, maka
otorita yang berkompeten harus menganggap alat angkut tersebut terpapar suatu
faktor risiko dapat melakukan tindakan sbb:
a. Disinfeksi, dekontaminasi, hapus serangga, atau hapus tikus, atau meminta
tindakan tersebut dilaksanakan pihak lain namun di bawah pengawasannya
b. menentukan bagi setiap tindakan tersebut metode yang menjamin tercapainya
hasil seperti yang dikehendaki oleh IHR.
2. Bila otoritas yang berkompeten pada pintu masuk tidak mampu melakukan
tindakan sebagaimana disyaratkan IHR, maka alat angkut yang terpapar tersebut
harus diizinkan berangkat,
Pasal 28 Kapal laut dan Pesawat udara pada saat berada di Pintu Masuk
1. suatu kapal laut atau pesawat udara, tidak boleh dilarang untuk berlabuh di suatu
pintu masuk dengan alasan dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
2. maka kapal laut atau pesawat udara, harus diberi free pratique. Selanjutnya tidak
boleh dicegah untuk menaikkan atau menurunkan penumpang, bongkar muat
kargo , mengambil bahan bakar, air, makanan dan pasokan lainnya.
3. Bila memungkinkan dan tidak bertentangan dengan paragraf sebelumnya, suatu
Negara Anggota harus memberikan fre pratique melalui radio atau melalui alat
komunikasi lainnya.
4. Nahkoda kapal laut atau pilot pesawat terbang atau agennya harus memberitahu
pengawas pelabuhan atau bandara tujuan sedini mungkin.
5. Hal berikut harus dilakukan bila suatu pesawat udara atau kapal laut yang
tersangka atau terpapar suatu penyakit, yang karena sesuatu hal di luar kendali
pilot atau nahkoda, terpaksa mendarat atau berlabuh di tempat lain.
6. Meski berbagai ketentuan telah ditetapkan pada Pasal ini, nahkoda atau pilot
dapat mengambil tindakan darurat yang diperlukan bagi keamanan dan kesehatan
para penumpang.
Pasal 29 Lori, keretapi dan bus di pintu masuk
Dalam pelaksanaan tindakan yang sesuai dengan IHR, Negara Anggota harus
menghormati martabat, hak asasi manusia dan kebebasan dasar, dan
meminimalkan setiap tindakan yang tidak nyaman atau menyusahkan, yang terkait
dengan tindakan tersebut
BAB IV
Ketentuan khusus bagi barang, petikemas dan wilayah untuk
memuat petikemas
Pasal 33 Barang dalam Transit
Pasal 41 Biaya untuk bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang atau paket pos
Pasal 46 Pengangkutan dan penanganan bahan biologis, reagen dan bahan untuk
keperluan diagnostik