Anda di halaman 1dari 16

Kerajaan Banten

Kelompok
Alifah Shabilla Djaelani
Davina Rizqi Lia
Istana kerajaan Banten
Peta Kerajaan Banten
Raja - raja Kerajaan Banten
Istana kerajaan Banten

Keraton Surosowan merupakan peninggalan Kerajaan Banten yang terletak di Desa Banten,
Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Keraton atau Benteng Surosowan ini didirikan antara 1526-1570,
pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin, raja pertama Kerajaan Banten.
Bangunan ini dulunya menjadi tempat tinggal sultan beserta keluarga dan pengikutnya. Fungsi
Keraton Surosowan lainnya adalah sebagai pusat kerajaan dalam menjalankan pemerintahan.
Sayangnya, bangunan yang pernah menjadi saksi kejayaan Kerajaan Banten ini kondisinya tidak utuh
lagi. Sekarang Keraton Surosowan hanya berupa puing-puing reruntuhan, pondasi ruangan-ruangan
berbentuk segi empat, dan kolam karena dihancurkan oleh Belanda pada 1813.
Pembangunan keraton ini bermula saat Sunan Gunung Jati, yang berhasil merebut Banten bersama
pasukan dari Demak, menyerahkan pemerintahan kepada putranya, Maulana Hasanuddin. Keraton
Surosowan dibangun dalam empat tahap. Pada fase awal, dibangun dinding yang mengelilingi
keraton dari susunan bata yang lebarnya mencapai 100-125 meter.Pada fase kedua, dibangunlah
dinding bagian dalam yang berfungsi sebagai penahan tembakan dan bastion (sudut benteng
berbentuk intan)
Sultan Maulana Muhammad
Membangun banyak masjid hingga ke pelosok-pelosok.
Memperbaiki dan memperindah Masjid Agung dengan
melapisi temboknya menggunakan porselen dan
tiangnya dari cendana.
Untuk keperluan shalat perempuan, sultan
menyediakan tempat khusus yang disebut pawestren
atau pawadonan.
Sultan Maulana Yusuf
Maulana Yusuf adalah raja kedua Kesultanan Banten
yang berkuasa antara 1570-1580 M.
Ia adalah putra mahkota yang naik takhta setelah
ayahnya, Sultan Maulana Hasanuddin, wafat pada 1570
M.
Selama satu dekade kekuasannya, Maulana Yusuf
menitikberatkan perhatiannya pada pengembangan
kota, keamanan wilayah, perdagangan dan pertanian,
serta melanjutkan politik ekspansi ayahnya.
Salah satu pencapaian terbesarnya adalah
menaklukkan Kerajaan Pajajaran pada 1579 M.
SULTAN Abdul Mufakir
Adalah raja ke-4 Kesultanan Banten . Sultan satu ini memiliki keistimewaan dalam sejarah
Kesultanan Banten, karena orang pertama yang menjadi raja saat masih bayi berumur 5 bulan
Sultan Abdul Mufakir Muhammad Abdul Kadir atau juga dikenal dengan nama Pangeran ratu atau
Sultan Agung bertakhta dari tahun 1596 hingga 1651. Dia merupakan putra Sultan Maulana
Muhammad yang menjadi raja pertama di Pulau Jawa yangmenggunakan gelar Sultan.
Abdul Mufakir diangkat menjadi raja di usia 5 bulan setelah ayahnya Sultan Maulana Muhammad
wafat pada tahun 1596 di Palembang. Mengingat usia raja masih bayi, maka untuk menjalankan
roda pemerintahan maka ditunjuklah Mangkubumi Jayanegara sebagai walinya.
Sultan Ageng Tirtayasa
adalah sultan Banten ke-6 yang berhasil membawa Kerajaan Banten menuju
puncak kejayaannya.
Sultan Ageng Tirtayasa atau Pangeran Surya berkuasa antara tahun 1651-1683.
Selama berkuasa, perannya tidak sebatas memajukan Kesultanan Banten.
Raja dari Banten yang gigih menentang VOC adalah Sultan Ageng Tirtayasa.
Berkat kegigihannya dalam membela bangsa Indonesia, ia bahkan dicap sebagai
musuh bebuyutan Belanda.
Sultan Ageng Tirtayasa adalah putra dari Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad (sultan
Banten ke-5) dan Ratu Martakusuma yang lahir pada 1631.
Maulana Hasanuddin
adalah pendiri Kesultanan Banten yang berkuasa pada 1552-1570 Masehi. Selain sebagai sultan
pertama Banten, Maulana Hasanuddin juga merupakan sosok pelopor sejarah syiar Islam di
wilayah tersebut.
Dikutip dari The Sultanate of Banten (1990) karya Hasan Muarif Ambary dan Jacques
Dumarçay, Maulana Hasanuddin memperoleh gelar Pangeran Sabakingkin atau
Seda Kinkin. Pemberi gelar itu adalah kakeknya, yaitu Prabu Surosowan, Bupati Banten.
Maulana Hasanuddin adalah putra dari Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati ( (1479-
1568 M), penguasa Kesultanan Cirebon yang juga menjadi salah satu anggota Wali Songo,
majelis penyebar Islam di Jawa pada era Kesultanan Demak.
Dikisahkan Agus Sunyoto dalam Atlas Wali Songo (2012), pada suatu ketika Syarif Hidayatullah
atau Sunan Gunung Jati dari Cirebon menempuh perjalanan ke barat menuju Banten.
Peninggalan Kerajaan Banten

Keraton kaibon
Keraton Kaibon merupakan keraton kedua di Banten
setelah Keraton Surosowan.
Keraton Kaibon ini letaknya tidak jauh dari masjid
Agung Banten tepatnya di Kelurahan Kasunyatan,
Kecamatan Kasemen, Kota Serang.
Keraton Kaibon sendiri, dibangun pada masa
Kesultanan Banten (periode Islam) tahun 1815.
Jika ditinjau dari namanya 'Kaibon' yang memiliki arti
keibuan, Keraton Kaibon ini dibangun untuk Ibunda
sang Sultan yakni Ratu Aisyah.
Meriam Ki Amuk
Meriam Ki Amuk adalah sebuah Meriam kuno
milik Kesultanan Banten yang saat ini berada
di depan Mesjid Agung Banten Provinsi
Banten. Meriam Ki Amuk konon dulu
dipergunakan untuk menjaga Pelabuhan
Karanghantu yang berada di Teluk Banten.
Danau Tusakardi
Danau Tasikardi adalah suatu danau buatan di
Desa Margasana, Kecamatan Kramatwatu, Kota
Serang, Provinsi Banten. Letaknya sekitar 10 km
dari pusat kota Serang. Namanya berasal dari
bahasa Sunda Kuno yang berarti "danau
buatan". Luasnya 5 hektare dan bagian dasarnya
dilapisi ubin batu bata.
Masjid Agung
Masjid Agung Banten merupakan peninggalan
Kerajaan Banten yang berdiri di wilayah Desa
Banten, Kecamatan Kasemen, Kabupaten
Serang.
Masjid bersejarah ini dibangun pada abad ke-
16, pada masa pemerintahan Sultan Maulana
Hasanuddin (1552-1570).
Sultan Maulana Hasanuddin adalah raja
pertama Kesultanan Banten yang juga putra
dari Sunan Gunung Jati.
Vihara Avalokitesvara
Vihara Avalokitesvara, merupakan salah satu vihara
tertua di Banten, letaknya di Jalan Tubagus Raya
Banten atau Kawasan Banten Lama, Kecamatan
Kasemen, Kota Serang. Menurut Humas Vihara
Avalokitesvara Banten Asaji Manggala Putra saat
dikonfirmasi KabarBanten pada Rabu, 26 Mei 2021,
Vihara Avalokitesvara ini didirikan oleh sebagian
pengikut Putri Tiongkok Ong Tien Nio, yang masih
mempertahankan agama Budhanya pada tahun
1652 di Desa Dermayon.
Benteng Speelwijk
Benteng Speelwick didirikan pada abad ke-17, lebih
tepatnya ketika Abu Nasr Abdul Qohhar atau Sultan
Haji (1672-1684) berkuasa di Banten.
Sementara nama Benteng Speelwijk diambil dari
nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-14,
Cornelis Janszoon Speelman.

Anda mungkin juga menyukai