Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MANUSIA DAN AGAMA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

(22061024) SUMASTA ALAM

(22061028) ARDIFA RESTU AKILLAH

(22061031) EDI SUBANGKIT


(22061028) DIVA ARIFIANDY RAMADHAN
(22061025) ADNAN GILANG RAMADHAN S
Manusia dan Agama
Sesungguhnya dilihat dari sudut pandang manusia, yang ada adalah Allah dan Alam Semesta. Allah pencipta, sedang alam yang diciptakan.
Alam adalah segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh pancaindera, perasaan, dan pikiran, kendatipun samar-samar. Mulai dari partikel atau
zarrah yakni bagian dari benda yang sangat kecil dan berdimensi samapi kepada jasad (tubuh) yang besar-besar, dari yang inorganik sampai
pada yang organik, dari yang paling sederhana susunan tubuhnya sampai kepada yang kompleks (rumit, saling berhubungan) seperti tubuh
manusia. Ruang dan waktu (space and time) adalah alam. Juga manusia termasuk alam atau bagian alam semesta (Osman Raliby).

Sebelum Allah menciptakan Adam sebagai manusia pertama, alam semesta telah diciptakan-Nya dengan tatanan kerja yang teratur,
rapi dan serasi. Keteraturan, kerapian, dan keserasian alam semsta dapat dilihat pada dua kenyataan. Pertama, berupa keteraturan,
kerapian, dan keserasian dalam hubungan alamiah antara bagian-bagian di dalamnya dengan pola saling melengkapi dan mendukung.
Perhatikan misalnya apa yang diberikan matahari untuk kehidupan alam semesta. Selain berfungsi sebagai penerang di waktu siang,
matahari juga berfungsi sebagai salah satu sumber energi dan kehidupan. Dari pancaran dan gerak edarannya yang bekerja menurut
ketentuan Allah, manusia dapat menikmati pertukaran musim, perbedaan suhu antara satu wilayah denga wilayah lain. Semua keteraturan
dan ketentuan yang dikerjakan sistim keeja matahari itu, pada perkembangannya kemudian membentuk sistim keteraturan dan ketentuan
lain yang telah ditetapkan oleh Allah. Ingatlah, misalnya iklim suatu daerah yang berpengaruh pada keanekaan potensi alam, jenis flora
dan fauna yang tumbuh dan ada di daerah itu. Kedua, keteraturan yang ditugaskan kepada malaikat untuk menjaga dan melaksanakannya
(Basofi Soediman, 1995:1).
Manusia Menurut Agama Islam

Manusia adalah makhluk yang sanagat menarik. Oleh karena itu ia telah menjadi sasaran studi sejak dahulu , kini dan kemudian
hari. Para ahli telah mengkaji manusia menurut bidang studinay masing – masing , tetapi sampai sekarang para ahli masih belum
mencapai kata sepakat tentang manusia . Terbukti dari banyaknya penamaan manusia , misalnya homo sapien ( manusia berakal ),
homo economicus ( manusia ekonomi ) yang kadang kala disebut economic animal ( binatang ekonomi ), dan sebagainya, Al-
Qur’an tidak menggolongkan manusia ke dalam kelompok binatang selama manusia mempergunakan akalnya dan karunia Tuhan
lainnya.

 Di dalam Al-Qur’an manusia disebut antara lain dengan:

1. bani Adam (QS. Al Isra (17) : 7 )


Artinya : Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka
(kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-
orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu
memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. 
2. Basyar QS. Al Khafi (18) :110)
Artinya : Katakanlah: “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa
sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa”. “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya“.
3. Al-Insan ( QS. Al Insan (76):1 )

Artinya : Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan

sesuatu yang dapat disebut?


AGAMA : ARTI DAN RUANG LINGKUPNYA

AGAMA BERASAL DARI BAHASA SANSEKERTA YANG ERAT HUBUNGANNYA DENGAN AGAMA HINDU DAN BUDHA.

ADA BERMACAM TEORI MENGENAI KATA AGAMA. PADA MULANYA AKAR KATA AGAMA ADALAH GAM YANG MENDAPAT AWALAN A
SEHINGGA MENJADI A-GAM-A. AKAR TERSEBUT DAPAT PULA MENDAPAT AWALAN I DENGAN AKHIRAN YANG SAMA, SEHINGGA
MENJADI I-GAM-A. DAN MENDAPAT AWALAN U DENGAN AKHIRAN YANG SAMA, SEHINGGA MENJADI U-GAM-A. DALAM BAHASA
BALI, KETIGA BAHASA TERSEBUT MEMPUNYAI MAKNA SEBAGAI BERIKUT;

1. AGAMA ARTINYA PERATURAN, TATA CARA, UPACARA HUBUNGAN MANUSIA DENGAN RAJA.

2. IGAMA ARTINYA PERATURAN, TATA CARA, UPACARA DALAM BERHUBUNGAN DENGAN DEWA-DEWA,

3. UGAMA ARTINYA PERATURAN, TATA CARA DALAM BERHUBUNGAN DENGAN SESAMA MANUSIA.

DALAM BAHASA BELANDA TERDAPAT KATA GA,GAAN DAN DALAM BAHASA INGGRIS KATA GO YANG ARTINYA SAMA DENGAN
GAM YAITU PERGI. NAMUN SETELAH MENDAPAT AWALAN A PENGERTIAN TERSEBUT BERUBAH MENJADI JALAN.

KATA JALAN SEBAGAI PERUBAHAN ARTI PERGI JUGA TERDAPAT DALAM AGAMA SHINTO (JEPANG), BUDHA MENYEBUT UNDANG-
UNDANG POKONYA :JALAN. DALAM AGAMA ISLAM TERDAPAT KATA SYARI’AT DAN TARIATKNYA ARTINYA JALAN.

SELAIN ARTI YANG DISEBUTKAN DI ATAS, MENURUT TEORI, ADA BEBERAPA ARTI LAIN YANG TERKANDUNG DALAM KATA AGAMA
YAITU TRADISI. YANG DIMAKSUD ADALAH TRADISI ATAU KEBIASAAN DALAM AGAMA HINDU DAN BUDHA.
DALAM BAHASA ASLINYA AGAMA ISLAM DISEBUT DIN, TETAPI MULAI TIMBUL KERANCUAN PENGERTIAN
KARENA LAMBING YANG BIASA DIPAKAI DALAM AGAMA HINDU DAN BUDHA DIPERGUNAKAN UNTUK DIN AL
ISLAM YANG MEMILIKI SISTEM AJARAN DAN RUANG LINGKUP YANG SANGAT BERBEDA DENGAN AGAMA YANG
MENDAHULUINYA.

KEDATANGAN AGAMA ISLAM KE INDONESIA KEMUDIAN DISUSUL OLEH AGAMA NASRANI DAN TIMBUL ISTILAH
BARU YANG MENUNJUKKAN SISTEM DAN RUANG LINGKUP AGAMA NASRANI. ISTILAH TERSEBUT ADALAH
RELIGION YANG BERASAL DARI BAHASA LATIN RELEGERE MEMPUNYAI ARTI BERPEGANG PADA NORMA-NORMA.

MENURUT PAUL TILLICH, SETIAP ORANG YANG BERAGAMA SELALU BERBEDA DALAM KEADAAN INVOLVED

(TERLIBAT) DENGAN AGAMA YANG DIANUTNYA. MENURUT PROF. RASJIDI, MANUSIA YANG BERAGAMA ITU “ANEH”,

IA MELIBATKAN DIRI DENGAN AGAMA YANG DIPELUKNYA DAN MENGIKATKAN DIRINYA KEPADA TUHAN. TETAPI

BERSAMAAN DENGAN ITU IA MERASA BEBAS, KARENA BEBAS MENJALANKAN SESUATU MENURUT

KEYAKINANNYA. IA TUNDUK KEPADA YANG MAHA KUASA, TETAPI IA MERASA DIRINYA TERANGKAT KARENA

MENDAPAT KESLEAMATAN. KESELAMATANLAH YANG MENJADI TUJUAN AKHIR KEHIDUPAN MANUSIA DAN

KESELAMATAN ITU AKAN DIPEROLEH MELALUI PELAKSANAAN KEYAKINAN AGAMA YANG IA ANUT.
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN AGAMA

Dalam masyarakat sederhana banyak peristiwa yang terjadi dan berlangsung di sekitar manusia dan di dalam diri manusia,
tetapi tidak dipahami oleh mereka. Yang tidak dipahami itu dimasukkan ke dalam kategori gaib. Karena banyak hal atau
peristiwa gaib ini menurut pendapat mereka, meraka merasakan hidup dan kehidupan penuh dengan kegaiban. Menghadapi
peristiwa gaib ini mereka merasa lemah tidak berdaya. Untuk mengautkan diri, merela mencari perlindungan pada kekuatan
yang menurut anggapan mereka menguasai alam gaib yaitu dewa atau Tuhan. Karena itu hubungan mereka dengan para dewa
atau Tuhan menjadi akrab. Keakraban hubungan dengan dewa-dewa atau Tuhan itu terjalin dalam berbagai segi kehidupan :
social, ekonomi, kesenian,dan sebagainya. Kepercayaan dan system hubungan manusia dengan para dewa atau Tuhan itu
membentuk agama. Manusia, karena itu, dalam masyarakat sederhana mempunyai hubungan erat dengan agama. Gambaran ini
berlaku di seluruh dunia.

Dalam masyarakat modern yaitu masyarakat yang telah maju, masayarakat yang telah memahami peristiwa-peristiwa alam
dan dirinya melalui ilmu pengetahuan, ketergantungan kepada kekuatan yang dianggap menguasai alam gaib dalam masyarakat
sederhana menjadi berkurang bahkan di beberapa bagian dunia menjadi hilang. Perkembangan pemikiran manusia terhadap diri
dan alam sekitarnya menjadi berubah. Timbullah berbagai teori mengenai hubungan manusia dengan diri dan alam sekitarnya.
SALAH SATU TEORI YANG BANYAK MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN, KHUSUSNYA ILMU
PENGETAHUAN SOCIAL, ADALAH TEORI AUGUST COMTE YANG TERDAPAT DALAM BUKUNYA YANG MASHUR : COURSE
DE LA PHILOSOPHIE (1842). IA MENYEBUT TIGA TAHAP PERKEMBANGAN MANUSIA, YAITU :

A. TAHAP TEOLOGIK, YAITU TAHAP PEMIKIRAN MANUSIA YANG PERCAYA KEPADA TUHAN, PERCAYA KEPADA AJARAN
AGAMA. DALAM PEMIKIRAN TEOLOGIK INI MANUSIA BELUM TAHU TENTANG MUSABAB KEJADIAN DI ALAM INI,
TIDAK TAHU MENGENAI HAL ATAU PERISTIWA-PERISTIWA YANG TERJADI DI SEKITARNYA.

B. TAHAP METAFISIK, YAITU TAHAP PEMIKIRAN MANUSIA YANG PERCAYA PADA KETAKUTAN ATAU HAL-HAL NON
FISIK, YANG TIDAK TERLIHAT. UNTUK KESELAMATAN DIRINYA, DALAM TAHAP INI MANUSIA BERUSAHA
MENJINAKKAN KEKUATAN-KEKUATAN NON FISIK ITU DENGAN SAJIAN-SAJIAN. DAN APABILA PENGALAMAN SERTA
PENGETAHUAN MANUSIA TUMBUH DAN BERKEMBANG LEBIH LANJUT, TAHAP PEMIKIRANNYA PUN MENINGKAT KE
TINGKAT YANG LEBIH TINGGI. PADA TINGKAT ATAU TAHAPAN NIN SEPEI JAMAN MODERN SEKARANG, MANUSIA
TELAH MEMPUNYAI PENGETAHUAN YANG CUKUP TENTANG ALAM DAN DIRINYA SENDIRI.

C. TAHAP POSITIF, YAITU TAHAP PEMIKIRAN MANUSIA YANG MASIH TETAP PERCAYA PADA TUHAN DAN METAFISIKA.
DI EROPA DAN AMERIKA CENDERUNG KEMBALI PADA TUHAN ATAU AJARAN AGAMA DI PENGHUJUNG ABAD XX DAN
DALAM ABAD XXI YANG AKAN DATANG. SEKURALISME YANG BERASAL DARI INGGRIS, MENYEBERANG KE EROPA DAN
AMERIKA SERTA MENJALAR KE SELURUH DUNIA, MENOPANG TEORI AUGUST COMTE.
Sejarah umat manusia di barat menunjukkan kepada kita bahwa dengan mengenyampingkan agama dan menempatkan ilmu dan
akal manusia semata-mata sebagai satu-satunya ukuran untuk menilai segala-galanya (anthropocentrisme yaitu paham yang
mejadikan manusia menjadi pusat), telah menyebabkan berbagai krisis dan malapetaka. Dan karena pengalaman itu, kini perhatian
manusia di bagian dunia itu dan di selururh dunia kembali kepada agama. Ini disebabkan karena beberapa hal, di antaranya adalah :

1. Para ilmuwan yang selama ini meninggalkan agama, kembali berpaling pada agama sebagai pegangan hidup yang sesungguhnya.

2. Karena harapan manusia kepada otak manusia untuk memecahkan segala masalah yang dihadapinya pada abad-abad lalu, ternyata
tidak terwujud.

 Memang, sains dan teknologi telah memudahkan dan menyenangkan kehidupan manusia, namun bersamaan dengan itu
teknologi itu sendiri telah mengancam kehidupan manusia yang membuatnya. Dengan panduan agama, terutama agama yang
berasal dari Alloh SWT, teknologi dapat dikembangkan dan diarahkan untuk tujuan-tujuan yang bermanfaat bagi kehidupan,
membawa keselamatan dan kebahagiaan umat manusia.

 Agama sangat perlu bagi manusia terutama bagi orang yang berilmu, apa pun disiplim ilmunya. Sebabnya, karena dengan agama
ilmunya akan lebih bermakna.Bagi kita umat Islam, agama yang dimaksud adalah agama yang kita peluk yaitu agama Islam.
SEKIAN

DAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai