Anda di halaman 1dari 8

Pura

Penataran
Pande
Oleh : Intan Amelia (XII MIPA/17)
Apa itu peninggalan sejarah?

Peninggalan sejarah merupakan bukti – bukti kehidupan manusia


dari hasil kreatifitas budaya baik berupa benda yang bergerak
maupun benda mati yang diperkirakan telah berumur 50 tahunan
dan mempunyai nilai spiritual, sejarah, pengetahuan, kebudayaan,
pendidikan/pembelajaran sejarah.

Contoh : Pura-pura penataran/pedharman di Besakih


Tentang Pura Besakih dan Pura Penataran
Pande

Bhisama pertama, berupa bhisama agar Warga Pande tidak lupa menyungsung Pura
Besakih dan Pura Penataran Pande di Besakih. Bhisama ini dipesankan dengan tegas
oleh Mpu Siwa Saguna kepada Brahmana Dwala di Pura Bukit Indrakila sebagai
berikut: 

"Mangke hiyun ira turun ing Besaki. Didine ane Penataran Pande. Kita aywa lupa bakti ring
kawitan ring Besakih".

(Sekarang kupesankan kepadamu, pergilah engkau ke Besakih. Disana ada Penataran


Pande. Jangan lupa sujud bakti kepada kawitanmu di Besakih).
Gelar Abhiseka Ida Bhatara di Pura Penataran Pande
Besakih
Gelar abhiseka Ida Bhatara di Penataran Pande di Besakih justru diketemukan
dalam Raja Purana Pura Besakih dan di dalam Babad Dalem Tarukan.

Dalam Raja Purana Pura Besakih dijelaskan bahwa nama abhiseka Ida Bhatara di
Pura Penataran Pande di Besakih adalah Ida Ratu Bagus Pande. Dalam Raja
Purana Pura Besakih terdapat uraian yang jelas mengenai abhiseka itu, demikian
pula mengenai keterkaitan antara Pura Penataran Pande dengan Pura Penataran
Agung, karena Pura Penataran Ida Ratu Bagus Pande di Pura Besakih merupakan
salah satu catur lawa yang merupakan satu kesatuan dengan Penataran Agung
Pura Besakih.
Tata urutan perjalanan Ida Bhatara adalah sebagai berikut :

Ida Ratu Bagus pande, pamargine pinih riin, pungkuran ring Ida;
Ida Ratu Dukuh Segening, pungkuran ring Ida;
Ida Ratu pasek, pungkuran ring Ida;
Ida Bahtara Gde Pemeneh, pungkurang ring Ida;
Ida Bhatara ring Dalem Puri, Ida mamargi paling ungkur pisan.

Gelar abhiseka sengaja dikemukakan agar warga Pande mengetahuinya, karena


dalam babad-babad Pande gelar itu tidak pernah disebutkan. Warga Pande
hendaknya mempergunakan gelar itu secara sadar, karena gelar itulah yang benar
menurut sumber yang layak dipercaya. Oleh karena itu, gelar abhiseka itu mutlak
harus disosialisasikan kepada seluruh warga Pande agar mereka lebih mendalami jati
dirinya guna memperkuat tekad ngayah, sebagaimana yang dibhisamakan kepada
Brahmana Dwala oleh Mpu Siwa Saguna.
Apa akibatnya jika Warga Pande
lupa nyungsung Ida Betara
Kawitan yang berstana di Pura
Ida Ratu Bagus Pande di
Besakih?
Bhisama Mpu Siwa Saguna kepada Brahmana Dwala :

“Warahakena katekeng mahagotranta, ri wekas inget-inget aja lali. Yan kita lipya
ngaturanga panganjali ring Bhatara Kawitan, tan wun kita kabajrawisa de paduka
Bhatara, sugih gawe kurang pangan".

(sebarluaskan lah kepada keluarga besarmu, sampai keturunanmu dikemudian


hari kelak. Ingatlah selalu, jangan sampai lupa. Kalau engkau sampai lupa
menyembah (nyungsung) Bhatara Kawitan, engkau akan disalahkan oleh Ida
Bhatara. Kedati usahamu sukses engkau akan selalu kekurangan pangan).
Thank
You!

Anda mungkin juga menyukai