Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN

KASUS
Fraktur Rima
Orbita Sinistra
Pembimbing: dr. Danny Wicaksono, SpBP-RE

Khadijah Dyantari Rahmiputri 031032010053


Pendahuluan
1. Fraktur orbital sering terlihat dengan trauma midfacial.
2. Tipe → pola blow-out dan blow-in (fraktur terisolasi dari
dasar orbita, dinding medial, dan atap)
3. Fraktur rima inferior, lateral, atau superior mungkin
merupakan cedera yang terisolasi
4. Fraktur mungkin berhubungan dengan fraktur lain dari
kerangka wajah.
5. Sangat penting untuk menilai cedera pada jaringan lunak
dan bola mata, serta cedera tulang orbital dan periorbital.
01
Laporan Kasus
Identitas
Nama Tn. AM

Usia 20 tahun 9 bulan 20 hari

Jenis Kelamin Laki - laki

Tanggal Lahir 6 - 12 - 1998

Alamat Dusun Juranalas RT 003/001 Kel. Juranalas, Sumbawa

No. RM 239292
ANAMNESIS

Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
Nyeri pelipis kiri post benturan
dengan teman saat bermain bola Nyeri kepala
sejak +- 17 jam SMRS Mimisan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSAL Dr. Mintohardjo dengan rujukan dari RSUD Koja setelah dirawat di RS
tersebut sejak kemarin malam dengan keluhan nyeri pada pelipis kiri. Pasien sebelumnya mengalami
benturan pada daerah pelipis dan kepala sebelah kiri dengan temannya saat sedang bermain bola.
Setelah terjadi benturan, terdapat luka robek pada daerah alis dan pelipis kiri pasien, serta terdapat
bengkak pada daerah mata kiri pasien. Pasien datang ke IGD RSAL dengan keadaan luka robek sudah
terjahit kendali.
Terdapat keluhan mimisan dan nyeri kepala setelah kejadian benturan pada pasien. Keluhan mual,
muntah, keluar cairan dari telinga dan kehilangan kesadaran disangkal.
Riwayat Pasien
Riwayat Penyakit Dahulu HT (-), DM (-), Asma (-), Alergi (-)

Riwayat Keluarga HT (-), DM (-), Asma (-), Alergi (-)

● Inj Ondansentron 4 mg
● IVFD Asering 12 tpm
● Inj Citicolin 500 mg
● Inj Tetagram 1 amp IM
● Inj Mecobalamin 500
Riwayat Pengobatan 250 IU
mcg
● Inj Ceftriaxone 1 x 2gr
● Inj Ketolorac 30 mg
● Inj Omeprazole 40 mg
● Hecting kendali

Riwayat Kebiasaan Merokok (-), alkohol (-)


PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum Tanda Vital Status Gizi
TD : 125/74 mmHg

Kesan sakit : Sakit sedang N : 78 x/mnt Berat badan : 61 kg

Kesadaran : Compos mentis RR : 20 x/mnt Tinggi badan : 170 cm

(E4 V5 M6) Sh : 37 °C IMT : 20.9 (Normal)

SpO2 : 98%
Status Generalis
Kepala
Inspeksi: normosefali, rambut hitam pendek, distribusi merata

Mata: mata cekung (-/-), edema palpebra (-/+), vulnus laserasi supraborbita
(-/+), perdarahan aktif (-), krepitasi (-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil isokor (3/3), refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+)

Telinga: normotia, deformitas (-), sekret (-), hiperemis (-)

Hidung: deformitas (-), deviasi septum (-), sekret (-/-)

Tenggorokan: uvula di tengah, arkus faring simetris, tonsil T1/T1

Mulut: Bibir kering (-), cheillitis (-), mukosa mulut kering (-), bibir sianosis (-)
Status Generalis
Paru
Inspeksi: gerak dinding dada simetris, retraksi intercostal (-/-), pemakaian otot bantu pernafasan (-/-)
Palpasi: vocal fremitus raba kanan=kiri , nyeri tekan (-), benjolan (-)
Perkusi: sonor/sonor
Auskultasi: Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Toraks
Jantung
Inspeksi: Pulsasi iktus cordis tidak terlihat
Palpasi: Pulsasi iktus cordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi: Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi: Bunyi jantung I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)

Inspeksi: Permukaan datar, benjolan (-), ikterik (-)


Auskultasi: Bising usus (+) 4-5x
Abdomen Perkusi: timpani seluruh regio
Palpasi: defense muscular (-), nyeri tekan epigastrium (-), hepatomegaly (-), splenomegali (-), turgor cepat kembali
Status Generalis

Ekstremitas Atas: Simetris kanan dan kiri, deformitas (-/-), CRT < 2 detik, akral hangat
(+/+), oedem (-/-), ptekie (-/-)
Ekstremitas
Ekstremitas Bawah: Simetris kanan dan kiri, deformitas (-/-), CRT < 2 detik, akral hangat
(+/+), oedem (-/-), ptekie (-/-)

Kulit Ikterik (-), sianosis (-), ptekie (-)


Status Neurologis
Biceps +2 +2

Triceps +2 +2
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Refleks
Fisiologis Patella +2 +2
Kaku Kuduk (-)

Brudzinski I (-/-) Achilles +2 +2

Brudzinski II (-/-)
Babinski - -
Laseque (-/-)
Chaddock - -
Refleks
Kernig (-/-) Patologis
Oppenheim - -

Hoffman-Tromner - -

Ekstremitas atas 5555 5555


Kekuatan Motorik
Ekstremitas bawah 5555 5555
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RESUME
ANAMNESIS
Pasien laki - laki 23 tahun dengan keluhan nyeri pada pelipis kiri→ benturan pada daerah pelipis dan
kepala sebelah kiri dengan temannya saat sedang bermain bola → luka robek (+) daerah alis dan pelipis
kiri, bengkak (+), mimisan (+), nyeri kepala (+)
Tatalaksana dari RSUD Koja → IVFD Asering 12 tpm, Inj Tetagram 1 amp IM 250 IU, Inj Ceftriaxone 1 x
2gr. Inj Omeprazole 40 mg, Inj Ondansentron 4 mg, Inj Citicolin 500 mg, Inj Mecobalamin 500 mcg, Inj
Ketolorac 30 mg, hecting kendali.

PEMERIKSAAN FISIK
Edema pada palpebra kiri dengan vulnus laceratum pada supraorbital kiri yang sudah terhecting

PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT-scan kepala → ditemukan pasien mengalami fraktur rima supraorbital sinistra.
DIAGNOSIS

Fraktur Rima Orbita


Sinistra

Cedera Kepala Ringan


TATALAKSANA
Medikamentosa Bedah
● IVFD RL 15 tpm
● Tramadol 3x1 amp
Pro ORIF (Open Reduction
● Omeprazole 2 x 40mg IV Internal Fixation)
● Cendofloxacin tetes mata 1
tetes/3 jam mata kiri
Intraoperatif
Ad Vitam Bonam

Prognosis Ad Fungsionam Dubia ad Bonam

Ad Sanationam Dubia ad Bonam


Follow-Up
Tanggal S O A P

Nyeri minimal VAS 2-3


KU : CM
pada daerah bekas
TD : 110/75 mmHg IVFD RL
30/09/202 jahitan. Post OP
Suhu : 36,7 inj ketorolac 3x30mg,
2 Pusing (-), muntah (-), ORIF
Nadi : 87 inj ceftriaxone 2x1gr
pandangan
SpO2: 100%
buram/ganda (-)

Tanggal S O A P

Nyeri sangat minimal. KU : CM


Pusing (-), muntah TD: 118/79
Post OP
(-), pandangan Suhu: 36,5 Venflon
01/10/2022 ORIF
buram/ganda (-) Nadi: 92 Rencana Pulang
Pasien rencana RR: 18
pulang SpO2: 99%
Follow-Up
Tanggal S O A P

KU: CM
TD: 120/80 Post OP
Pasien tidak memiliki
06/10/2022 HR: 97 ORIF GV
keluhan
RR: 18
SPO2: 100%
02
Tinjauan Pustaka
Anatomi
Definisi dan
Mechanism of Injury

Fraktur pada tulang orbita → fraktur yang umumnya terjadi akibat dari benturan yang kuat.
Fraktur supra orbital termasuk dalam subregio dari trauma frontobasal
Jarang terjadi secara terisolir dan dapat dihubungkan dengan terjadinya komplikasi yang signifikan

Mechanism of Injury → trauma dengan kekuatan yang tinggi (kecelakaan lalu lintas, jatuh,
atau kekerasan) → mayoritas berhubungan dengan cedera craniofasial
EPIDEMIOLOGI

1. Penyebab umum trauma wajah  kecelakaan kendaraan bermotor,


kecelakaan industri, trauma wajah terkait olahraga, dan kekerasan.

2. Kecelakaan kendaraan bermotor  penyebab paling umum dari trauma


maksilofasial

3. Populasi wanita dewasa  cedera non-kecelakaan dalam bentuk kekerasan


dalam rumah tangga harus dinilai
Klasifikasi

1. Fraktur “blow-in”  peningkatan abnormal tekanan intracranial. Fragmen


fraktur dapat ditemukan pada kavitas orbital.
2. Fraktur “blow-up/out”  peningkatan tekanan intraorbital. Fragmen
fraktur dapat ditemukan pada fossa cranial anterior
3. Fraktur rima supraorbital  tekanan pada bagian frontal yang signifikan
4. Fraktur sinus frontalis: termasuk dari bagian anterior, posterior atau
keduanya dari sinus frontal. Cedera akibat benturan yang kuat.
Klasifikasi

Connon FV, Austin SJB, Nastri AL. Orbital Roof Fractures: A Clinically Based Classification and Treatment
Algorithm. Craniomaxillofac Trauma Reconstr 2015;8:198-204
Manifestasi Klinis
dan Penegakkan
Diagnosis
Anamnesis
AMPLE (Allergies – Medication – Past medical history – Last meal – Events
leading to injury )

1. Mimisan atau cairan bening yang keluar dari hidung


2. Kehilangan kesadaran → berapa lama?
3. Gangguan penglihatan (penglihatan ganda atau buram)
4. Gangguan pendengaran (penurunan pendengaran atau telinga
berdenging)
5. Rasa kebas atau kesemutan pada daerah wajah
Pemeriksaan Fisik

LOOK
Deformitas → depresi tulang atau pendataran dari tepi supraorbital.
Darah atau cairan cerebrospinal yang keluar dari telinga atau hidung.

FEEL
Depresi dari tulang, nyeri tekan, dan krepitasi.
Pemeriksaan Penunjang

CT - scan : standart baku emas

X-ray polos → proyeksi Waters, Caldwell, dan lateral.


TATALAKSANA
BEDAH

ORIF (Open Reduction Internal Fixation)


Pemilihan tindakan bedah → berdasarkan berat klinis dan cedera jaringan lunak
serta tulang.

Material alloplastic → digunakan untuk memperbaiki fraktur (bioresorbables,


titanium plate, dan porous polyethylene)
KOMPLIKASI
Cedera Jaringan
Cedera Skeletal
Lunak

Cedera Cedera
Intrakranial Sinusfrontal
Terima
Kasih
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai