Anda di halaman 1dari 20

CODE BLUE SYSTEM

RSDS
BACKGROUND
• Keadaan gawat darurat medis merupakan
peristiwa yang dapat menimpa seseorang atau
sekelompok orang secara tiba-tiba
• Respon pertolongan yang cepat pada keadaan
henti nafas/henti jantung, dapat mencegah
kecacatan dan kematian pada pasien
LANDASAN HUKUM
• UU RI No 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
pasal 29 ayat 1 Pelayanan medis kedaruratan
• Hospital emergancy codes ( kode emergensi
rumah sakit) diperlukan diseluruh rumah sakit
untuk memberikan informasi secara cepat,
dengan kesalahan interpretasi yang minimal
kepada seluruh staf tentang kegawat daruratan
(airway-cardiac arrest) yang sedang terjadi
KRITERIA PASIEN CODE BLUE

• Air Way: Obstruksi Jalan Nafas


• Breathing: henti nafas (apneu), perubahan
mendadak saturasi oksigen < 90% dengan
memberikan suplementasi oksigen,
perubahan drastis laju nafas
• Circulation: semua henti jantung nadi karotis
tidak teraba, perubahan drastis pada laju
jantung dan tekanan darah sistolik
KRITERIA AKTIVASI DAN INDIKASI
PEMANGGILAN
• Aktivasi code blue sebagai usaha untuk meminta
pertolongan dalam pemberian resusitasi di
lingkungan RS, terdapat 2 kriteria
– Pasien henti jantung/nafas
– Pasien kritis atau potensial kritis/gawat medis
• Obstruksi jalan nafas
• Jika RR> 36x/menit atau <5x/menit
• Jika nadi >140x/menit atau <40x/menit
• Jika tekanan darah systole >220mmHg atau <90mmHg
• Penurunan kesadaran dan kejang
SISTEM RESPON
• Untuk memastikan bahwa semua kondisi
darurat medis kritis tertangani dan stabilisasi
segera mungkin
• Terbagi 2 jenis sistem respon:
– Pasien henti nafas/jantung -> Respon time
maksimal 5 menit
– Pasien dengan kegawatan medis -> Respon time
maksimal 10 menit
TIM CODE BLUE TERDIRI DARI

• Kordinator Utama: dokter umum dengan


sertifikat ACLS yang ditunjuk oleh direksi,
bertanggung jawab untuk code blue.
– Tugas dari koordinator utama yaitu:
• Menyusun sistem, mengembangkan, mengevaluasi dan
memonitor serta melaporkan kegiatan code blue ke
direktur medik
• Memastikan bahwa code blue dapat berjalan dengan
baik
LANJUTAN
• Koordinator Zona yaitu sesuai dengan
pembagian zona, terdiri dari:
– Zona I (Ka. Sub Inst IGD)
• Koordinator zona bertugas:
– Membuat jadwal harian tim code blue
– Memastikan ketersediaan dan kelengkapan alat dan obat tim
code blue
– Membantu koordinator utama dalam hal pencatatan
pelaporan
LANJUTAN
• Kapten: seorang dokter jaga chief bertugas
memimpin tim code blue dalam tatalaksana
kegawatdaruratan di lapangan, atau ruangan2
tertentu tanpa tim code blue internal, melapor
kepada koordinator harian yang bertugas
• Perawat: berjumlah 4 orang yang berfungsi sebagai:
– Ventilasi dan airway
– Compression
– Obat
– Pencatatan dan pelaporan
LANJUTAN
• Petugas Non Medis terlatih : petugas non medis
dengan keterampilan BHD dan aktivasi sistem code
blue
• Tim Primer : petugas medis dengan kemampuan BHD
dan lanjut, merupakan personel/tim yg pertama kali
melakukan resusitasi henti nafas/jantung
• Tim Sekunder : petugas medis dengan komponen
dokter dan perawat dengan kemampuan BHD dan
Lanjut didukung dengan peralatan lebih lengkap
LANJUTAN
• Petugas non medis terlatih: BHD dan Aktivasi
code blue
• Tim Primer:
– Persiapan : setiap ruang perawatan membentuk 1 tim
code blue primer (perawat dengan atau tanpa
dokter), satu tim beranggota 3 orang ( leader,
compressor, circulator), setiap shift KaTim membagi
jadwal tugas tim code blue primer dan menuliskan di
papan code blue
– Langkah – langkah: Skrining resiko henti nafas/jantung
LANJUTAN
– Jika ada korban kegawatdaruratan medis, tim primer
segera hubungi tim code blue sekunder via tlp, (sebutkan
nama pelapor, lokasi kejadian, kondisi pasien). BHD terus
dilakukan sampai tim sekunder datang
• Tim Sekunder:
– Persiapan: tim sekunder beranggotakan (1 dokter dan 3
perawat) dengan peran:
• Dokter sebagai leader dan operator defibrilator/ AED
• Satu perawat sebagai pengatur jalan nafas+ventilator
• Satu perawat sebagai compressor
• Satu perawat sebagai sirkulator
LANJUTAN
• Setiap hari dokter jaga sebagai pemimpin
membagi jadwal tugas tim code blue sekunder
dan menuliskan pada papan code blue di IGD
• Nomor telepon khusus code blue sekunder
(114) dan Ransel Emergancy code blue ada di
IGD
ZONA DAN TIM CODE BLUE RSDS

• Pembentukan zona untuk tim code blue


• Zona I: seluruh area gedung baru lantai 1,2, dan 3 berikut
dengan koridornya
– Posko: IGD
– Kapten: Dokter jaga chief IGD
– Perawat:
• Ketua regu perawat 1 (terjadwal code blue zona 1)
• Ketua regu perawat 2 (terjadwal code blue zona 1)
• Perawat (terjadwal code blue zona 1)
• perawat (terjadwal code blue zona 1)
– Emergancy bag: terletak di ruangan ketua regu perawat 1
– Penanggung jawab alat dan emergancy bag ketua regu perawat 1
PERLENGKAPAN EMERGANCY
No Alat/obat/cairan Jumlah No Alat/obat/cairan jumlah

1 Adrenalin 1mg/amp 10 amp 22 Spuit 3 cc 5 buah


2 Sulfas Atropin/amp 10 amp 23 Spuit 5 cc 5 buah
3 Amiodarone 150mg/amp 3 amp 24 Spuit 10 cc 5 buah
4 Sod.Bicarbonat 0.4% 25cc 2 kolf 25 Spuit 20 cc 2 buah
5 Mg. Sulfat 20% 25cc 1 kolf 26 Spuit 50 cc 3 buah
6 Midazolam 15 2 amp 27 Infus set 2 set
7 Vecuronium Bromide 2 amp 28 Suction mulut 1 buah
8 Toerniguet 1 buah 29 Oropharyngeal airway 1 buah
9 Plester 1 buah 30 Sarung tangan steril no 7 2 buah
10 Gunting 1 buah 31 Handle laryngoschope dewasa 1 buah
11 Heparin/vial 1 amp 32 Handle laryngoschope anak/bayi 1 buah
12 Kapas Alcohol swab 10 buah 33 Blade laryngoschope dewasa 3 buah
13 Jelly EKG 1 tube 34 Blade laryngoschope anak/bayi 3 buah
14 Xylocain jelly 1 tube 35 mc.Gill forcep dewasa 1 buah
15 Digoxin 0.5mg/amp 1 amp 36 mc.Gill forcep anak/bayi 1 buah
16 Adenosin Triphospat 3 amp 37 Mandrin / stillet dewasa 1 buah
17 Nitroglycerin 10mg/amp 2 amp 38 Mandrin / stillet anak/bayi 1 buah
18 Verapamil 5 mg/amp 2 amp 39 Endotracheal tube no 3-4 2 buah
19 Dextrose 40%/ 25cc 3 kolf 40 Endotracheal tube no 4.5-5 2 buah

20 K chloride 25cc 1 kolf 41 Endotracheal tube no 7-7.5 2 buah

21 Na Chloride 0.9% 25cc 3 kolf 42 Endotracheal tube no 8-8.5 2 buah


LANJUTAN
No Alat/obat/cairan Jumlah No Alat/obat/cairan jumlah

44 Face mask dewasa no 4,5 2 buah 54 Oksigen NRM 1 buah

45 Face mask anak/ bayi 2 buah 55 Stetoschope 1 buah


46 Ambu bag dewasa 1 buah 56 Tensimeter Manual 1 set
47 Ambu bag anak/bayi 1 buah 57 AED 1 buah
48 Selang oksigen 2 meter 1 buah 58 Emergancy Bag 1 buah

49 Suction catheter no 12-14 4 buah 59 Threeway biasa 2 buah

50 Cairan ringer lactate 1 Kolf 60 Threeway buntut 2 buah


51 Cairan infus NaCl 2 Kolf 61 Transparant dressing 1 buah
52 Cairan infus D5W 500cc 1 Kolf 62 Transfusion set 1 set

53 Cairan koloid 1 Kolf 63 Oksigen Nasal 1 buah


Persepsi awal menemukan pasien atau pengunjung tidak sadar
1. dewasa: tepukan/guncangan pada lengan?
2. Anak: tepukan ringan pada lengan / pipi Laporkan pasien kepada perawat
penanggung jawab tentang kondisi
Tidak ada respon
curiga tidak sadar yang ditemukan
Teriak minta bantuan: kode biru hingga dipastikan ada perespon sekunder yang
menanggapi: iya kode biru
CPR dilakukan hingga tim kode biru hadir dilokasi kode biru

Perespon sekunder menghubungi operator tentang kode biru

Operator mengumumkan melalui paging: kode biru, kode biru, kode biru

KERANGKA KONSEP PENGAMBILAN


KEPUTUSAN CODE BLUE
Operator menghubungi tim kode biru dan keamanan tentang kondisi kode biru
serta memastikan tim kode biru dan keamanan datang ke lokasi kode biru

Perawat perespon awal membawa troli emergancy dan kota emergancy ke lokasi
kode biru

Tim kode biru melakukan prosedur BLS sesuai ACLS


Front liner menemukan ALUR AKTIVASI CODE BLUE RSDS
pasien sesuai kriteria
code blue

BHD hingga TKB datang

Aktivasi code blue 114


*kode biru 3x
Gedung... Lantai... Ruang..*
Masuk ICVCU (dewasa)/ ICU
(anak) Masuk UGD

Operator melakukan paging


“code blue, zona.. Lantai.. Apabila korban adalah Apabila korban adalah
Ruang..” khususnya pada posko pasien yang sedang dirawat bukan pasien rawat
TKB zona tersebut

TKB lapor ke operator


TKB datang melakukan Pasien ROSC/ sadar
“code blue zona ...
ACLS kembali
Selesai”
CARA MENGAKTIFKAN CODE BLUE

Telepon “114”

Sebutkan:

1. Sebutkan Kode Kejadian “Code Blue”


2. Nama Pelapor, Jabatan Pelapor
3. Identifikasi pasien (Nama, Jenis Kelamin, Umur)
4. Lokasi Korban
5. Kondisi Korban
“TIME SAVING IS LIFE SAVING”
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai