Anda di halaman 1dari 56

PENGETAHUAN DASAR SNAKE

RESCUE
A. DASAR
Di indonesia ada 349 jenis ular dimana
77 jenis di antaranya merupakan ular yang
berbisa, namun demikian kurangnya
pengetahuan tentang ular serta
ketidaktersediaan
Di indonesia antihanya
bisa ular di indonesia
tersedia 1 jenis antibisa ( biosave) yang hanya
merupakan
mengcover 3 masalah
jenis ularyang
yaitupaling utama. c.Rhodostoma, bungarus
naja sputatrix,
fasciatusdisisi lain berkembangnya penanganan secara tradisional menambah
komplek nya permasalahan gigitan
ular.
A. DASAR
Ular merupakan hewan yang sangat penting
dalam kehidupan dan keberadaannya dekat
dengan manusia. Akan tetapi ketidaktahuan dan
kurangnya kepedulian terhadap lingkungan
menyebabkan konflik antara manusia dengan
hewan terutama ular. Dengan mempelajari tentang
ular maka manusia bisa memahami keterkaitan
manusia, lingkungan dengan ular serta bisa hidup
Ular merupakan hewan yang identik ditakuti oleh masyarakat, namun demikian sebenarnya
berdampingan.
sebagian besar ular tidak berbahaya bagi manusia. Selain itu ular merupakan bagian penting dari
1. Peran ular di alam
rantai makanan dan keseimbangan ekosistem. Adapun peran ular adalah sebagai pengendali hama
tikus dan peledakan hewan mangsa di alam. Ular juga merupakan makanan/mangsa bagi
hewan
predator di atasnya ataupun jenis ular
lain.
2. Keberadaan ular di lingkungan masyarakat.
Keberadaan ular sering kali ditemukan di lingkungan perumahan dikarenakan
beberapa
faktor :
a. Perumahan didirikan/dibangun dilahan yang merupakan habitat asli ular.
b. Lingkungan luas menyebabkan banyak titik-titik yang jarang atau sulit
untuk dibersihkan, bisa menjadi tempat ular bersembunyi.
c. Sisa sampah lingkungan masyarakat menyediakan makanan untuk hama tikus
yang
merupakan mangsa untuk ular.
Oleh karena itu, akan terjadi potensi besar konflik manusia/masyarakat dengan
ular.
Sehingga perlu adanya kesadaran terhadap keberadaan ular meliputi
pengetahuan
jenis, penanganan dan pertolongan bila terjadi gigitan ular
3. Mitos Dan Fakta Tentang Ular

Penyebab keberadaan ditakuti oleh masyarakat dan dianggap


ular
sebagai bahaya sehingga harus dibunuh :
a. Mitos
 Masyarakat menganggap bahwa semua ular
berbahaya.

Semua ular berbisa.

Dihubungkan dengan mistis.

Ular mengejar manusia.

Ular merekam manusia yang membunuhnya.

FAKTA
b. Fakta
 Tidak semua ular berbahaya, ular ada yang berbisa ada yang tidak
berbisa
 dan
Tidakularsemua
menggigit
ularhanya bila tergaggu/terprovokasi.
berbisa, hanya ada 15 ular berbisa tinggi yang
membahayakan manusia. 85% adalah %ular tidak berbisa ataupun
berbisa
 rendah dan
menengah.
 Ular tidak berkaitan
dengan mistis, ular
 masuk ke rumah
karena kesasar (ular
tidak
. memiliki
navigasi), mencari
persembunyian atau
mencari makan.
B. PENGENALAN DAN IDENTIFIKASI
1. Menurut Habitat.
Menurut Habitatnya,
yaitu :
a. Arboreal ( pohon )
b. Terrestrial ( tanah
)

c. Aquatik (air)
d. Semi Aquatik
e. Gurun
A. Aglypha : Tidak berbisa
B. Ophistoglypha : Berbisa menengah
(Kecuali
beberapa jenis dari Spesies Rabdhophis)
C. Proteroglypha : Berbisa tinggi
D. Solenoglypha : Berbisa tinggi

Catatan:
- Ciri ular berbisa ataupun tidak berbisa bisa dilihat dari bentuk gigitan.
- Ular berbisa membentuk bekas gigitan berupa tusukan sedangkan ular tidak berbisa berupa
robekan.
Menurut Bahayanya yaitu
:
a. Ular tidak berbisa
b. Ular berbisa
rendah
c. Ular berbisa tinggi
d. Ular
pembelit/raksasa
a. Ular bersifat soliter / tidak berkoloni.
b. Ular selalu berpindah, -Insting mencari makan
-Insting persembunyian
c. Ular tidak mengerami telur kecuali beberapa jenis ular.
d. Ular mencari tempat hangat.
e. Ular tidak menyukai bau wangi.
f. Ular tidak menyerang kecuali dalam keadaan terprovokasi
( pertahanan
g. ular dijelaskan di halaman berikutnya).
h. Ular tidak memiliki kemampuan mendengan dan melihat dengan baik.
Ular sensitif dengan getaran ( elipidae, colobridae ) dan sensitif dengan
panas ( viperidae, pythonidae).
C. BAHAYA ULAR
1. Bahaya Psikis meliputi :
a. Rasa takut berlebihan
b.Paradigma negatif (menganggap ular berbisa dan
semua
menganggap ular dari mistis)
bagian
c. Penanganan yang salah
2. Bahaya Biologis
meliputi :
a. Gigitan
b. Semburan
c. Belitan
D. PERTAHANAN ULAR.
1. Kamuflase.
a. Menyurupai
Lingkungan
b. Menyurupai Ular
berbisa
c. Pura-pura Mati
(Gambar kamuflase
2. Mengeluarkan Bau/Kotoran. Menyurupai
Lingkungan)
3. Menggigit.
4. Menyembur.
Mayoritas jenis ular memiliki gigitan yang tidak
berpotensi menyebabkan kecacatan atau kematian, yaitu
tidak berbisa, berbisa rendah dan berbisa menengah.
Beberapa jenis ular memiliki bahaya biologis berupa gigitan
yang
berpotensi menyebabkan kecacatan bahkan kematian, yaitu
berbisa tiggi dan ular raksasa (dimana ular tersebut tidak
berbisa namun menyebabkan luka besar dan
pendarahan) .
ULA BERBIS TINGG
R A I
ULA RAKSAS
R A
TEKNIK MELEPASKAN GIGITAN ULAR RAKSASA
1. Menjaga kebersihan lingkungan.
2. Pojok ruangan dekat pintu atau celah di beri kapur barus karena ular
sensitif dengan bau-bauan zat kimia.
3. Menutup lubang-lubang yang berpotensi tempat jalan masuk
ular dan tempat bersembunyi ular.
4. Memotong ranting yang menjalar ke genting atau jendela.
5. Pelihara kucing atau anjing sebagai garda depan penjaga
keamanan karena kedua hewan ini bersifat teritorial.
6. Jaga populasi predator atau pemangsa ular dialam ,seperti garangan,
kucing hutan, jenis musang, burung hantu, elang dan lainnya.
7. Bila ular masuk, pantau dan laporkan.
a. Penanganan Ular Kecil
 Menggunakan hook/grabstik.
 Menggunakan Toples.
 Menggunakan Botol.
 Menggunakan Sapu.
b. Penanganan Ular Sedang.
Mengatasi Ular Di Atas 1 Meter Bisa Menggunakan beberapa cara
di
antaranya :
a. Teknik menekan kepala dengan alat. (jenis naja)
b. Teknik menutup kepala dengan kain. (jenis ular-ular tidak
berbisa,
c. berbisa rendah dan menengah dari jenis ular tidak agresif)
Teknik menggiring kedalam lubang alat. (jenis-jenis ular tidak agresif
d. seperti
Teknik naja, insul)
menggunakan hook. (jenis-jenis ular memiliki ukuran
panjang
)
e. Teknik menggunakan grab stik. (jenis-jenis ular bukan pembelit)
f. Teknik menggunakan tangan. (jenis-jenis ular yang sangat agresif
dan
tidak berbisa.
c. Penanganan Ular Besar
 Teknik Matador
Usahakan untuk di tangani minimal 2 orang, orang pertama sebagai
pengendali orang ke 2 membawa kain untuk merusak konsentrasi
ular,tutup
kepala dengan kain lakukan seperti teknik matador lalu urutkan dari
pangkal yang terlihat sampai ke kepala kemudian angkat. Apabila terjadi
belitan lakukan segera kuda2,lindungi leher dan lepas ular mulai dari ekor
 apabila ular menggigit jangan sesekali di tarik, masukan kedalam air sampai
 ular melepaskan gigitan. Teknik Menggunakan kayu bercabang.
 Teknik menggunakan tangan kosong.
Teknik menindih kepala dengan badan ular.
Taring ular merupakan bagian gigi ular yang berfungsi untuk menyalurkan bisa.
Adapun beberapa jenis ular tidak berbisa memiliki bentuk gigi mirip taring tapi tidak
memiliki saluran venom, antara lain lycodon sp. , oligodon sp.
Lycodon sp. Oligodon sp.

Pada sp. Ini gigi menyerupuai taring tetapi tidak memiliki saluran venom.
Gonyosoma oxycephalum
Trimeresurus albolabris

HIGHT VENOM NON VENOM


Calliophis intestinalis Cylindrophis opisthorhodus

HIGHT VENOM NON VENOM


Ptyas mucosus
Ophiophagus hannah

HIGHT VENOM
NON VENOM
C. PENANGANAN PADA GIGITAN
1. Gigitan ular tidak berbisa
Pada gigitan ular tidak berbisa tidak memiliki
dampak
berupa kecacatan atau kematian, gigtian oleh ular kecil
hanya menimbulkan luka ringan, penanganannya
dimana
hanyaNamun
sebagaimana mengobati
demikian luka oleh
gigitan lecet. ular akan
besarmenyebabkan
menimbulkan pendarahan yang berpotensi
kematian.
1. Langkah pertolongan pertama pada gigitan ular berbisa tinggi merupakan
faktor
penting dari keselamatan korban gigitan ular bisa menjdi solusi
berbisa,dimana awam atau tenaga
ketidaksediaannya anti venom, hal ini dilakukan oleh
orang
kesehatan dengan peralatan terbatas.
Catatan :
Karena pertolongan pertama bertujuan mempertahankan bisa ular tetap berada
dalam
fase lokal dimana dalam fase ini tidak dibutuhkan anti bisa.
1. Tenangkan korban.
2. Persiapan alat dan lakukan pembidaian.
3. Identifikasi ular, bisa di ketahui dari :
- bekas gigitan dan keterangan korban tentang ciri ciri ular yang menggigit (perlu di ketahui
apakah bekas gigitan berasal dari taring ular berbisa, gigitan ular tidak berbisa atau
gigitan hewan selain ular).
- Melihat gejala apakah terjadi rasa takut, pusing, mual, berkeringat,dan tindakan
gemetar,
irasional.
- Tanda klinis meliputi bengkak, terjadi nekrosis atau infeksi yang menyebabkan cacat.
4. Memposisikan kepala korban kearah kiri dengan mulut lebih rendah guna mencegah
aspirasi jika terjadi muntah.
Catatan:
apabila ternyata bukan gigitan ular yang berbisa maka penanganan sebatas pertolongan
pada ular tidak berbisa.
BENAR SALAH

BENAR BENAR
Catatan khusus: di indonesia hanya memiliki 1 antibisa ular yang bisa
digunakan
untuk 3 jenis ular yaitu bungarus fasciatus (ular welang), C. Rhodostoma
(ular
gibuk) dan naja sputatrix (ular kobra jawa).

Anda mungkin juga menyukai