Anda di halaman 1dari 6

LOYAL

Khayrunnas anfa’uhum linnas: sebaik-baiknya manusia


adalah yang bermanfaat bagi manusia lain.

Rasulullah Muhammad saw ditanya “siapakah muslim


sejati?”  beliau menjawab “al-muslimu man salima an-
nasu min lisanihi wa yadihi (seorang  dikatakan muslim
sejati  jika ucapan dan perbuatanya tidak merugikan
orang lain).

Muslim akan berjihad/bersungguh-sungguh,


mendedikasikan seluruh diri dan kemampuannya untuk
memberikan manfaat pada kehidupan ini, pada
tempatnya hidup di sekitar rumahnya atau di kantornya.

Seorang Muslim tidak menutup mata dari kesalahan orang lain, namun saat menemukan kesalahan orang
lain seorang Muslim memiliki tugas untuk menasehatinya dan memperbaikinya, bukan membuka aib
kesalahan orang lain. Inilah manfaat dan keselamatan yang diberikan seorang Muslim pada teman,
tetangga, dan orang-orang di sekitarnya.
Ciri lain dari orang Muslim adalah bersyukur berterimakasih terhadap apa yang diterimanya. Tidak hanya bersyukur pada
Allah, namun juga bersyukur pada manusia.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ َّ‫الَ يَ ْش ُك ُر هَّللا َ َم ْن الَ يَ ْش ُك ُر الن‬


‫اس‬
“Tidak dikatakan bersyukur pada Allah bagi siapa yang tidak tahu berterima kasih pada manusia.”
(HR. Abu Daud no. 4811 dan Tirmidzi)
Ada dua syukur yang harus dilakukan: pada Allah
sebagai sumber utama dan
pada manusia lain yang menjadi perantara.

Bentuk syukur adalah …..memuji dan menghormati


pemberinya serta menggunakan anugerah yang
diterimanya untuk kebaikan.
Syukur berarti mengakui dan mengingat kebaikan orang
lain, pihak lain.
Syukur
membuat
seseorang loyal
dan setia.
Loyalitasnya
bukan karena
ingin dipuji oleh
atasan,
melainkan
karena Allah.
Islam mengajarkan sikap loyal kepada atasan, bahkan pada pemerintah yang dzalim.

Nabi bersabda:
، ‫ َوِإ ْن َأ َسا ُءوا فَلَ ُك ْم َو َعلَ ْي ِه ْم‬، ‫فَِإ ْن َأحْ َسنُوا فَلَ ُك ْم َولَهُ ْم‬
Apabila mereka para pemimpin itu berbuat baik maka kebaikannya
adalah bagimu dan untuk mereka, jika mereka berbuat buruk maka
bagimu (untuk tetap berbuat baik) dan bagi mereka (keburukan
mereka)." (HR Bukhari Muslim)

Seorang Muslim tak pernah diperbolehkan untuk melampaui batas bahkan saat berhubungan
dengan penguasa yang benar-benar dzalim.
‫ فَقُواَل لَهُ قَ ْواًل لَيِّنًا لَ َعلَّهُ يَتَ َذ َّك ُر َأ ْو يَ ْخ َش ٰى‬،‫" ْاذهَبَا ِإلَ ٰى فِ ْر َع ْو َن ِإنَّهُ طَ َغ ٰى‬
Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, karena dia benar-benar telah melampaui batas. Maka
berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-
mudahan dia sadar atau takut. (QS. Thaha 43-44)
Bermula dari syukur
seorang Muslim akan mengerjakan apapun yang
menjadi tugasnya dengan sebaik-baiknya sebagai
wujud terima kasih pada Allah.

Menjadi Loyal.. kepada perantara pemberi kebaikan.

Bahkan ketika perantara-pemberi kebaikan


melakukan kekeliruan, seorang Muslim akan tetap
taat dan berkomunikasi dengan qawlan layyina.

Alangkah indahnya menjadi Muslim

Anda mungkin juga menyukai