Seorang Muslim tidak menutup mata dari kesalahan orang lain, namun saat menemukan kesalahan orang
lain seorang Muslim memiliki tugas untuk menasehatinya dan memperbaikinya, bukan membuka aib
kesalahan orang lain. Inilah manfaat dan keselamatan yang diberikan seorang Muslim pada teman,
tetangga, dan orang-orang di sekitarnya.
Ciri lain dari orang Muslim adalah bersyukur berterimakasih terhadap apa yang diterimanya. Tidak hanya bersyukur pada
Allah, namun juga bersyukur pada manusia.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Nabi bersabda:
، َوِإ ْن َأ َسا ُءوا فَلَ ُك ْم َو َعلَ ْي ِه ْم، فَِإ ْن َأحْ َسنُوا فَلَ ُك ْم َولَهُ ْم
Apabila mereka para pemimpin itu berbuat baik maka kebaikannya
adalah bagimu dan untuk mereka, jika mereka berbuat buruk maka
bagimu (untuk tetap berbuat baik) dan bagi mereka (keburukan
mereka)." (HR Bukhari Muslim)
Seorang Muslim tak pernah diperbolehkan untuk melampaui batas bahkan saat berhubungan
dengan penguasa yang benar-benar dzalim.
فَقُواَل لَهُ قَ ْواًل لَيِّنًا لَ َعلَّهُ يَتَ َذ َّك ُر َأ ْو يَ ْخ َش ٰى،" ْاذهَبَا ِإلَ ٰى فِ ْر َع ْو َن ِإنَّهُ طَ َغ ٰى
Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, karena dia benar-benar telah melampaui batas. Maka
berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-
mudahan dia sadar atau takut. (QS. Thaha 43-44)
Bermula dari syukur
seorang Muslim akan mengerjakan apapun yang
menjadi tugasnya dengan sebaik-baiknya sebagai
wujud terima kasih pada Allah.