0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan16 halaman
Beberapa hewan laut yang memiliki racun dan duri berbahaya bagi manusia antara lain ular laut, hiu, ikan buntal, gurita cincin biru, landak laut, ikan batu, udang mantis, moray, barakuda, hydroid, karang api, dan Portuguese man of war. Racun dan duri pada hewan-hewan tersebut dapat menyebabkan rasa sakit luar biasa, kematian jaringan, dan bahkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat
Beberapa hewan laut yang memiliki racun dan duri berbahaya bagi manusia antara lain ular laut, hiu, ikan buntal, gurita cincin biru, landak laut, ikan batu, udang mantis, moray, barakuda, hydroid, karang api, dan Portuguese man of war. Racun dan duri pada hewan-hewan tersebut dapat menyebabkan rasa sakit luar biasa, kematian jaringan, dan bahkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat
Beberapa hewan laut yang memiliki racun dan duri berbahaya bagi manusia antara lain ular laut, hiu, ikan buntal, gurita cincin biru, landak laut, ikan batu, udang mantis, moray, barakuda, hydroid, karang api, dan Portuguese man of war. Racun dan duri pada hewan-hewan tersebut dapat menyebabkan rasa sakit luar biasa, kematian jaringan, dan bahkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat
1910211125 1.Tetraodon atau lebih dikenal dengan ikan buntal memiliki gigi-gigi yang tajam pada rahangnya dan memiliki alat pertahanan diri berupa racun yang disebut tetrodotoxin (TTX) yang akan diekskresikan dari kulit apabila merasa terancam dan pada saat yang bersamaan ikan buntal mampu menggelembungkan dirinya 2-3 kali ukuran normal yang mampu bertahan hingga dua jam. Selain itu, racun TTX pada ikan betina lebih tinggi daripada jantan. 2.Blue Ringed Octopus (gurita cincin biru), dapat dijumpai di perairan dangkal (0 – 20 m) di celah terumbu karang, kaleng-kaleng bekas di perairan, dan cangkang bivalvia yang kosong serta mampu menyamarkan diri dengan membenamkan seluruh tubuhnya ke dalam pasir. Gurita jenis ini, memiliki dua jenis racun yaitu; maculotoxin yang digunakan untuk pertahanan diri dari predator dan hepalotoxin untuk melumpuhkan mangsanya. Gigitan gurita cincin biru dapat berakibat fatal, racun yang memasuki peredaran darah dapat terjadi dalam hitungan menit dan akan merasakan mati rasa hingga lumpuh dan diikuti dengan hilangnya kendali reflex dari otak. Manusia dapat tergigit apabila gurita ini dipegang atau secara tidak sengaja berada disekitarnya 3. Landak laut, dengan ciri memliki duri pada sekujur tubuhnya yang berfungsi sebagai alat pertahanan dan bergerak. Pada duri-duri tersebut terdapat racun yang mampu menusuk ke dalam jaringan (hewan dan manusia) yang akan patah pada jaringan tersebut dan akan sulit untuk dikeluarkan. 4. Stone Fish, bentuk tubuhnya mirip batuan atau pecahan karang dengan warna tubuh yang dapat menyerupai lingkungannya , hidup di perairan dengan dasar substrat berupa karang ataupun batuan dan sering mengubur tubuhnya di dalam pasir. Ikan batu memiliki pertahanan yakni duri-duri di punggungnya yang ketika ditindih dapat mengeluarkan racun yang akan menyerang kardiovaskular dan neuromuscular secara bersamaan sehingga menyebabkan rasa sakit yang luar biasa di sekitar sengatan, kematian jaringan kulit dan kelumpuhan otot. Ikan ini seringkali muncul di permukaan air ketika surut. 1.Hiu, sejauh ini terdapat 350 jenis hiu yang telah teridentifikasi dan 27 diantaranya merupakan jenis hiu yang dilaporkan telah menyerang manusia. Seluruh permukaan tubuh hiu tersebar sel syaraf yang dapat menerima “infills infrasonic” dari jarak jauh sehingga mampu mendeteksi suara berfrekuensi rendah atau getaran yang tidak teratur yang menandakan adanya mangsa. Beberapa jenis hiu yang berbahaya antara lain; hiu gelap (Charcharinus obcures), hiu mako (Isurus oxyrinchus), hiu putih besar (Carcharodon carcharias) dan hiu martil (Sphyrna lewini). 2.Ikan Barakuda, dikenal dengan ikan alu-alu, sebagian besar hidup di habitat dekat pantai seperti padang lamun dan terumbu karang, memiliki mulut yang panjang, gigi yang besar dan tajam serta tubuh yang kuat dan ramping membantu barakuda berenang cepat hingga 35 mph untuk memburu mangsanya dengan mudah. Ikan ini berburu dengan penglihatan yang baik seperti ikan-ikan kecil yang paling terlihat ketika memantulkan cahaya, oleh karenanya barakuda seringkali salah mengenali mangsanya pada logam-logam yang mengkilap. Untuk para perenang dan penyelam disarankan tidak memakai perhiasan yang mengkilap pada saat snorkling maupun menyelam 3. Udang Mantis, disebut mantis karena bentuk dan sifatnya yang sangat mirip dengan belalang mantis. Hidup di substrat pasir berlumpur dan menggali terumbu karang yang kondisinya kurang baik. Udang ini memiliki dua senjata yang cukup berbahya yaitu cakar yang sangat tajam yang digunakannya sebagai tombak untuk menusuk mangsanya hingga pada mantis dewasa mampu memotong jari manusia dan tinju yang dapat menghancurkan cangkang bivalvia. Udang mantis terkenal sebagai hewan laut yang sangat posesif terhadap daerah teritorinya, setiap ada yang mendekati lubangnya (sarang) akan diserang tanpa ampun.. 4. Moray, menyerupai lintah raksasa, dapat dijumpai terutama pada terumbu karang dan di perairan dangkal berbatu dengan kedalaman habitat maksimum 40 meter, tubuhnya tersembunyi di celah-celah bebatuan dan hanya kepalanya yang menonjol, mulutnya hampir selalu terbuka dengan gigi-gigi tajam besar yang terlihat didalamnya. Belut moray memangsa dengan cara menyergap dan saat merasa terganggu dan terancam akan menyerang dan menggigit dengan sangat keras hingga mampu merobek kulit dan otot. Namun, belut ini tidak akan menyerang jika tidak diprovokasi. 1. Ular Laut, memiliki bisa yang kuat dan gigitannya berakibat fatal pada manusia sampai pada kematian dalam hitungan jam setelah gigitan terjadi. Ular laut paling sering dijumpai di sekitar pantai, padang lamun dan terumbu karang dengan ukuran berkisar 120 – 150 cm serta aktif pada siang dan malam hari. Hewan ini bergerak sangat cepat dalam air, yaitu sekitar 12 mil/jam dan bertahan 7-8 jam di bawah air, kemudian harus ke daratan untuk bernafas. Meskipun mulut ular laut kecil, namun bukan berarti tidak bisa menggigit manusia. Memakai booties saat berjalan-jalan di pantai sangat dianjurkan. 2. Lion Fish, terkenal dengan keelokan siripnya yang panjang dengan beragam warna seperti merah, coklat, orange, kuning, hitam dan putih yang berselang-seling. Sering dijumpai di daerah terumbu karang dengan ukuran 5 -45 cm. Pada sirip ikan lepu terdapat racun yang apabila tertusuk akan menimbulkan rasa terbakar, dalam waktu 15 -20 menit menyebabkan hipertensi, takikardia (kenaikan denyut jantung) dan mati rasa dan dalam waktu tiga jam setelah terkena racun, dapat menyebabkan kelumpuhan ekstremitas 1.Hydroid (bulu ayam), berbentuk seperti helaian bulu ayam yang besar, hidup pada daerah terumbu karang dengan arus dalam lautnya yang cukup kuat. Permukaan hydroid dipenuhi nematocyst (sel penyengat) untuk melumpuhkan makanannya (plankton) dan mempertahankan diri. Meskipun tidak mematikan, hewan ini mengandung racun yang dapat menimbulkan rasa gatal yang hebat jika masuk ke dalam kulit. Rasa gatal dan rasa panas akan bercampur lalu akan menjalar dengan cepat saat digaruk. Kulit akan memerah dan bentol-bentol besar seperti gejala alergi. Racunnya akan mudah bepindah saat bergesekan dengan bagian tubuh yang lain. 2.Karang api (Millepora), merupakan salah-satu biota berbahaya yang harus dihindari ketika snorkling maupun diving. Karang ini memiliki sel penyengat pada permukaan tubuhnya seperti bulu-bulu halus. Cara membedakannya dengan jenis karang lainnya adalah ciri warnanya yang kuning atau orange dengan ujung keputihan. Sengatan millepora seperti luka kemerahan pada kulit, 5 – 30 menit akan terasa seperti terbakar akibat sengatan tersebut dan dapat menyebabkan demam yang cukup tinggi 3. Portuguese man of war, bentuk tubuhnya yang menyerupai “Man of War”, kapal perang Portugis diabad ke 18, tersebar di semua perairan tropis dan subtropis baik di lautan lepas hingga di pinggir-pinggir pantai. Bagian tentakel hewan ini dipenuhi oleh racun untuk membunuh mangsanya dan alat pertahanan diri. Racun yang dikeluarkan oleh tentakel ini dapat menimbulkan luka yang serius pada manusia yakni bekas luka yang menyerupai bekas luka bakar. Meskipun sengatannya sangat terkenal menyakitkan, kematian yang disebabkan oleh hewan ini memiliki kemungkinan yang sangat kecil. Namun, meski ditemukan sudah mati di pinggir pantai tentakel hewan ini masih bisa menyengatkan racun yang sama dengan hewan yang masih hidup bahkan tentakel yang sudah terlepas pun masih mampu menyengatkan racun