Anda di halaman 1dari 12

KONSEPSI KOMUNIKASI

PEMBANGUNAN PERTANIAN
Konseptualisasi Komunikasi (lanjutan)
1. Model Komunikasi
2. Aliran Pesan Komunikasi
3. Strategi Komunikasi
4. Contoh, diskusi, dan tanya jawab

Milik Pribadi Berlaku Internal Tidak Untuk Disebarluaskan Milik Pribadi Berlaku Internal Tidak Untuk Disebarluaskan Milik Pribadi Berlaku Internal Tidak Untuk Disebarluaskan
Agribisnis Faperta Untirta Agribisnis Faperta Untirta Agribisnis Faperta Untirta Agribisnis Faperta Untirta Untirta Agribisnis Faperta Untirta Agribisnis Faperta Untirta
MODEL
KOMUNIKASI
Komunikasi satu arah (linier)
Pesan mengalir dari pengirim ke penerima, bersumber dari model
linier Harold Laswell: “Who says What In Which Channel To Whom
With What Effect?”

Pesan
Sumber Penerima
Saluran
Komunikasi interaktif
Pesan mengalir dari arah yang bergantian sebagai proses aksi-reaksi
antar komunikator dan komunikan melalui umpan balik (feed-back)

Pesan
Sumber saluran Penerima
Umpan balik
Komunikasi Transaksional
Pesan (verbal dan non verbal) mengalir secara dinamis sebagai
proses pembentukan kesamaan makna oleh dua orang atau lebih

Decoding-Encoding
Sumber dan Saluran Sumber dan
Penerima 1 Penerima 2
Decoding-Encoding
MODEL ALIRAN PESAN

Model penyampaian pesan dari komuniktor sampai ke komunikan


dapat melalui beberapa tahap tergantung pada tingkat pengetahuan,
pendidikan, sosial budaya dan latar belakang komunikan lainnya

Komunikasi satu tahap (one way flow)


Komunikator mengirim pesan secara langsung kepada komunikan

A
B
Komunikator
C
Komunikasi dua tahap (two ways flow)
Komunikator mengirim pesan kepada komunikan melalui orang
tertentu (misalnya kontak tani di pedesaan)
A

Komunikator Kontak tani B


C
Komunikasi banyak tahap
Komunikator mengirim pesan kepada komunikan melalui orang
menggunakan beberapa cara melalui banyak tahap.

Kontak tani A

Komunikator Pedagang B

Media C
STRATEGI KOMUNIKASI
Communication strategy saat ini mendapatkan perhatian besar dalam
rangka penggiatan pembangunan nasional di banyak negara
Stategi: cara, taktik untuk mencapai tujuan atau “perencanaan dan
manajemen untuk mencapai tujuan” (tidak hanya peta jalan tapi juga
taktik operasionalnya).
Fungsi strategi Komunikasi (Mulyana,2003:300) adalah
menyebarluaskan pesan komunikasi secara sistematik untuk
memperoleh hasil optimal dan menjembatani cultural gap
penggunaan media massa supaya tidak merusak nilai budaya.
Secara sederhana Strategi Komunikasi dapat dirumuskan dengan
mengkaji secara mendalam tentang “Teori Lasswell”: Who?, Says
what?, In which channel?, To whom?, With what effect?
Jika kita sudah tahu sifat komunikasi, tahu efek yang akan dicapai
maka dapat dipilih “cara mana yang akan dipilih” (terkait dengan
media).

Cara mana yang akan dipilih untuk berkomunikasi dapat ditetapkan


dengan memilih komunikasi tatap muka (face to face
communication) untuk perubahan tingkah laku (behavioral changes)
atau komunikasi dengan media mediated communication) untuk
komunikasi informatif (information)

Konsep penting yang harus diperhatikan dalam menyusun strategi


komunikasi di antaranya:
1. Persepsi
2. Etnosentrisme
3. Stereotype
Persepsi
Definisi (dalam Mulyana 2000):
1. Cara organisme memberi makna (Wenburg dan Wilmot)
2. Proses menafsirkan informasi inderawi (Verdeber).
3. Persepsi terdiri dari aktivitas seleksi, organisasi, dan interpretasi
(Sereno dan Bodaken, Pearson dan Nelson)
Jadi:
 Proses di mana orang mengubah kejadian dan pengalaman
eksternal menjadi pemahaman internal yang berarti (Gamble
dalam Samovar dan Porter 2004) .
 Proses persepsi dipengaruhi oleh budaya individu (Ting Toomey
1999)
Etnosentrisme
Seseorang berpegang pada pandangan dan standar kelompok sendiri
dan membuat penilaian mengenai kelompok lain berdasarkan atas
nilai-nilai dan keyakinan kelompok sendiri (Toomey 1999).
Etnosentrisme adalah sikap bertahan individu yang cenderung untuk
melihat nilai dan norma budayanya superior daripada budaya lain,
dan individu tersebut menerima cara-cara hidup dalam budayanya
sebagai yang paling masuk akal dan cara yang tepat untuk mengatur
hidupnya.
Sikap etnosentrisme berbentuk prasangka, stereotip, diskriminasi,
dan jarak sosial terhadap kelompok lain (Jones dalam Liliweri
2002).
Menghindari persepsi dan perilaku etnosentris dapat dilakukan
dengan mencoba menghindari dogmatisme. belajar untuk memiliki
pandangan yang terbuka, serta meningkatkan pengetahuan tentang
keberagaman budaya dalam masyarakat (Samovar dan Porter 2004)
Stereotipe
Kombinasi dari ciri-ciri yang paling sering diterapkan oleh suatu
kelompok tehadap kelompok lain, atau oleh seseorang kepada orang
lain (Soekanto 2007).
Pengertian lebih formal stereotip merupakan susunan kognitif yang
mengandung pengetahuan, kepercayaan, dan harapan si penerima
mengenai kelompok sosial manusia (Abbate, Boca, dan Bocchiaro
dalam Samovar dan Porter 2004)
Hal ini menjadi cara untuk mengatur gambaran-gambaran yang
individu miliki ke dalam suatu kategori pasti yang sederhana yang
individu gunakan untuk mewakili sekelompok orang
Alasan mengapa stereotip itu begitu mudah menyebar adalah karena
manusia memiliki kebutuhan psikologis untuk mengelompokkan
dan mengklasifikasikan suatu hal. Dunia ini terlalu luas, terlalu
kompleks, dan terlalu dinamis untuk diketahui secara detail. Jadi,
individu ingin mengelompokan dan mengotak-ngotakannya..
Masalahnya bukan pada pengelompokan atau pada pengotakan
tersebut, namun pada overgeneralisasi dan penilaian negatif
(tindakan atau prasangka) terhadap anggota kelompok tersebut.
Stereotip dapat positif maupun negatif. Karena stereotip
mempersempit persepsi individu, maka dapat mencemarkan
komunikasi antar budaya (anggota organisasi), mengingat stereotip
cenderung menyamaratakan ciri-ciri sekelompok orang.

Anda mungkin juga menyukai