Anda di halaman 1dari 69

MAKALAH MATA KULIAH

MANAJEMEN PEMERINTAH

KELOMPOK 4

KHAMISAH EL ANASIYAH
WITA ERLINDA

DOSEN PEMBIMBING
IDA NIRWANA SE,M.SI

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN
2014
BAB 7
PELAKSANAAN
PEMERINTAH
A. DEFINISI PELAKSANAAN

Menurut GEORGE TERRY dalam bukunya principles of


management. Terbitan Richard D. Irwin Inc. Homewood,
IIIinois 1964 halam 102 mengatakan bahwa:
Actuating is setting all members of the group to want
to achieve and to strike to achieve the objective willingly
and keeping with the managerial planning ang organizing
efforts.

Maksudnya adalah pelaksanaan kerja adalah suatu tindakan


untuk mengusahakan agar seluruh anggota kelompok berkenen
berusaha mencapai sasaran agar sesuai dengan perencanaan
managerial dan usaha-usaha organisasi.
Bagi seorang pimpinan maka pelaksanaan kerja
inilah puncak dari managerial administrasinya
karena dalam pelaksanaan kerja terdapat fungsi
sebagai berikut:
1. Motivating (memberikan pendorong semangat
kerja )
2.Facilitating (memberikan sarana dan prasarana
agar mampu bekerja)
3.Directing (memberikan pengarahan kepada
bawahan untuk mampu bekerja)
4.Communicating (memberikan penjelasan
dengan terang apa yang dikerjakan)
5. Controlling (memberikan pengawasan agar
tidak salah dalam bekerja)
Setelah organisasi mencari input (masukan) sebanyak-
banyaknya maka sebelum melahirkan output (keluaran) dan
produksi maka melalui pelaksanaan kerja diproses, diolah
untuk dilaksanakan dengan maksimal, hal ini digambar
secara universal oleh para administrator sebagai berikut:

INPUT PROSES OUTPUT

Umpan Balik

Gambar: Proses sebagai pelaksanaan kerja


B. PELAKSANAAN KERJA DAN MOTIVASI

Pelaksanaan kerja berhubungan erat dengan motivasi


karena penyebab seseorang itu bekerja harus dilihat apa yang
menjadi dorongan (motivasi), nabi muhammad SAW mengatakan
bahwa innama a’malu bin niat (segala sesuatu kerja ditentukan
oleh niat).
Douglas macgregor membagi motivasi
atas dua theory, yaitu :
1. theory X (dorongan yang datang dari
diri sendiri)
2. theory Y (dorongan yang datang dari
pihak lain)
jadi menurut Douglas macgregor ada
masyarakat yang melakukan sesuatu karena
keinginan sendiri dan ada pula karena
digiringi oleh pihak lain.
Menurut Abraham Maslow, ada tingkatan dalam motivasi mulai dari
yang paling rendah dalam kebutuhan fisik sampai pada kebutuhan
untuk mengembangkan diri sebagaimana tingkatan sebagai berikut:
1. Physiological needs, maksudnya memiliki dorongan untuk
memenuhu kebutuhan fisik.
2. Savety needs, manusia memiliki dorongan untuk aman, tenang,
nyaman, damai, dan jauh dari ancaman.
3. Love needs, maksudnya manusia memiliki dorongan untuk
bersosialisasi, dicintai dan mencintai, serta berkumpul.
4. Esteem needs, maksudnya manusia memiliki dorongan untuk
dihargai.
5. Self Actualization needs, maksudnya manusia memiliki dorongan
untuk mewujudkan dirinya didepan umum baik secara terselubung
maupun sembunyi.
Menurut David Maclelland ada tiga macam kebutuhan utama mengapa
masyarakat termotivasi berkarya, yaitu:
1. Kebutuhan untuk berpertasi, ketika seseorang menyelesaikan
pendidikannya pada jenjang strata satu dia ingin meningkatkan ke strata
dua dan seterusnya.
2. Kebutuhan untuk berkuasa, banyak manusia yang menghabiskan
uang untuk dapat berkuasa.
3. Kebutuhan untuk berteman, banyak manusia tidak dapat dipisahkan
dengan kelompok teman-temannya, keinginan berkumpul membuat
seseorang jauh-jauh hari mempersiapkan pertemuan arisan, kumpul
dirumah makan, kumpul dilapangan olah raga atau dijamuan pesta dan
berbicara menghabiskan waktu.
C. SIKAP ORGANISASI
Untuk melihat keberadaan sikap masyarakat
organisasi maka perlu terlebih dahulu melihat pendefinisian
para ahli tentang arti sikap (attitude) yaitu sebagai berikut:
Attitude is an enduring system of positive or negative evaluations,
emotional feelings, and pro or conaction tendencies will respect to a
social object (krech et al , 1962: 177).
Maksudnya sikap adalah sebuah sistem yang abadi, baik penilaian
positif maupun negatif, perasaan emosi, dan atau keberpihakan
maupun perlawanan seseorang yang akan menjadi kecenderungan
beranggapan dalam tujuan bermasyarakat.
Attitude is a psychological tendency that is expressed by
evaluating a particular entity with some degree of favor or disfavor
(Eagly & chaiken, 1993 : 9).
Maksudnya sikap adalah kecenderungan kejiwaan seseorang yang
diperlihatkan oleh diri khas tertentu seseorang tentang kesukaan atau
ketidak sukaannya.
Attitude is a favourable or unfavourable evaluative
reaction to word something or someane, exhibited in
one’s belief, feeling or intended behavior (Myers, 1996 :
2).
Maksudnya sikap adalah kesenagan atau ketidak
senagan yang dihasilkan oleh reaksi seseorang dalam
menyikapi sesuatu keadaan yang dengan keyakinannya
dan perasaannya terlihat perilakunya.
An attitude is a disposition to respend favourably ar
unfavourably to an object, person, institution,or event (Azjen
1988 : 6).
Maksudnya suatu sikap adalah watak diri pribadi apakah
yang bersangkutan senang atau tidak senang dalam
menghadapi sesuatu, seseorang, sekelompok orang, ataupun
peristiwa dan situasi tertentu.
Attitude is a mental and neural state of readiness,
organized through expertence, exerting a directive or
dynamic influence up on the individual’s response to all
objects and situations with which it is related (Allport, 1954
: 45).
Maksudnya sikap adalah sebuah kejiwaan dan
perbuatan spontan seseorang yang terorganisir langsung
sebagai keahlian, menggunakan kemampuan bujukan
dominan atas tanggapan perseorangan terhadap seluruh
tujuan dan seluruh situasi yang ada hubungan.
Jadi sikap (attitude) adalah kecenderungan jiwa yang
terwujud dari melihat fakta yang benar-benar ada yaitu
tingkat setuju atau tidak setuju seseorang , atau sikap juga
dapat didefinisikan sebagai nilai reaksi suka atau tidak suka
seseorang terhadap sesuatu atau seseorang lain, yang
diperlihatakan oleh keyakinan seseorang, perasaan sesorang
atau maksud hati seseorang.
Selanjutnya menurut Campbell mengatakan bahwa :
Sikap adalah suatu sikap masyarakat yang sudah menjadi kebiasaan
atau tanggapan mantap dengan penghargaan pada tujuan masyarakat.
dan sikap juga dapat diartikan sebagai tujuan ide, atau
oarang yang merupakan seperangkat sistem abadi yang
memiliki unsur kognitif dan unsur afektif serta kecenderungan
perilaku.
Dengan demikian tampak bahwa ciri khas dari sikap
pertama adalah mempunyai abyek tertentu seperti orang,
konsep, benda, situasi dan peristiwa. Kemudian yang kedua
adalah mengandung penilaian suka atau tidak suka, setuju atau
tidak setuju, senang atau tidak senang, menerima atau
menolok, mendukung atau memprotes.
Selanjutnya pengertian attitude dapat diterjemahkan
dengan sikap terhadap obyek tertentu yang merupakan
sikap pandangan atau perasaan, tetapi sikap tersebut
disertai oleh kecendrungan untuk bertindak sesuai dengan
sikap obyek tersebut, jadi attitude tepat diterjemahkan
sebagai kesediaan beraksi terhadap sesuatu hal.
Jadi sikap (attitude) secara global dapat dibagi dua yaitu
menerima atau menolak, pada dasarnya sikap meliputi rasa suka
dan tidak suka, serta reaksi menyenangkan atau tidak
menyenangkan terhadap obyek, orang, situasi dan mungkin
aspek-aspek lain termasuk ide abstrak dan kebijaksanaan sosial.
Dengan demikian sikap masyarakat yang menanggapi sesuatu,
yaitu setuju atau tidak setuju, merupakan reaksi suka atau tidak
suka masyarakat, terhadap sesuatu yang diperlihatkan melalui
keyakinan masyarakat itu sendiri.
BAB 8
PENGAWASAN
PEMERINTAH
A. DEFINISI PENGAWASAN
Menurut George R. Terry:
Pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses
penentuan apa yang harus dicapai yaitu standar, apa
yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan menilai
pelaksanaan, dan bila perlu melakukan perbaikan
perbaikan sehingga pelaksanaan sesui dengan
rencana, yaitu selaras dengan standar (ukuran).
Menurut Stephen Robein:
Pengawasan adalah sebagai proses mengikuti perkembangan
kegiatan untuk menjamin jalannya pekerjaan, dengan demikian
dapat selesai secara sempurna sebagaimana yang direncanakan
sebelumnya, dengan pengkoreksian beberapa pemikiran yang
saling berhubungan.
David Granick mengemukakan tiga fase dalam
pengawasan yang dapat diidentifikasikan sebagai
berikut:
1. Fase legislatif
2. Fase administratif
3. Fase dukungan
Arifin Abdurrahman mengatakan ada beberapa
faktor membantu pengawasan dan mencegah
berbagai kasus penyelewengan serta penyalah
gunaan wewenang, yaitu:
1. Filsafah yang dianut suatu bangsa
2. Agama yang mendasari seseorang
tersebut
3. Kebijakan yang dijalankan
4. Anggaran pembiayaan yang mendukung
5. Penempatan pegawai dan prosedur kerja
6. Kemantapan koordinasi dalam organisasi
Sondang Siagian mengatakan bahwa pengawasan adalah
proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya.

Jadi yang dimaksud dengan pengawasan


pemerintahan adalah pengawasan dari dan terhadap
pemerintahan, mengapa pemerintahan yang berkuasa
musti dan harus diawasi, hal tersebut disebabkan oleh
karena pemerintahan memekai uang rakyat, harus
mengatur rakyat dengan baik dan benar, mengurus dan
mengatur segala persoalan rakyat dengan baik dan
benar.
Sedangkan mengapa pemerintah harus mengawasi
rakyat adalah karena mereka yang memiliki kekuasaan
dan kewenangan yang terlegitimasi untuk mengatur
dan mengurus warganya, mengajak masyarakatnya
berbuatan baik dan melarang serta mengatisipasi
terjadinya keburukan dan dekadensi moral.
Pengawasan dibagi menjadi dua bagian besar yaitu
pengawasan politik dan pengawasan ekonomi, apa jadinya
negara bila dibiarkan menghamburkan uang negara membagi
uang dan fasilitas proyek kepada sanak keluarga pejabat,
memberi pinjaman kepada warga yang tidak jelas ujung
pangkalnya secara nepotisme dan koncoisme, dalam
kekerabatan tertentu, kendati begitu banyak warga lain yang
begitu sulit dan memiliki syarat untuk memperoleh pinjaman.
Jadi pengawasan adalah salah satu fungsi dalam
manajemen pemerintahan untuk menjamin agar
pelaksanaan kerja pemerintah berjalan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan dalam
perencanaan pemerintah, agar masyarakat serta
warga bangsa mencapai keadaan adil makmur
dalam waktu yang sudah ditentukan bersama.
Pengawasan dilakukan terhadap pekerjaan
serta hasil kerja para birokrat pemerintahan
yang terkadang hanya berfikir sebagaimana
memakai uang (how to spend the money)
bukan bagaimana memperolehnya secara
absad dengan memanfaatkan untuk
kepentingan kemaslahatan.
Jadi pengawasan dalam bentuk pemantauan dan pengamatan
tingkat efektivitas pejabat birokrasi pemerintahan, bukan
untuk mencari selahan seorang pejabat tetapi mendektesi dan
mengecek apakah kegiatan yang sedang ataupun akan
dilakukan telah berjalan sesuai rencana dan apakah mencapai
hasil sebagaimana rencana, atau sekurang kurangnya tidak
menyimpang dari apa yang digariskan, berbagai kebijaksanaan
harus diantisipasi agar tidak pemelanggar aturan hukum begitu
juga tidak melanggar moral yang berlaku.
B. PENGAWASAN PEMERINTAHAN
Dalam hidup ini ada cita rasa kenikmatan, kesenangan,
pesta pora, dan kegembiraan. Walaupun kemudian dirasakan
bahwa kenikmatan itu bertentangan dengan moral karena
dijabarkan menjadi berbagai penyelewengan, perzinaan,
perjudian, bagi yang memiliki kelainan baik fisik metarialisme
maupun kelainan kejiwaan namun ketika kita mengukur segala
sesuatu dari kebendaan, baik denga barang maupun dengan
uang, maka kaya raya dan kesenangan akan menjadi tujuan
dalam kesukaan.
Kejahatan kera putih tidak pernah menakutkan pelakunya
karena pelaku korupsi ini berdasi, berpangkat, bergelar dan
naik turun mobil mewah dengan sederetan para pengawal
dan para pembela, namun demikian sejak turunya jenderal
Suharto dari kursi kekuasaan yang selama 32 tahun telah
berkuasa, para demonstrasi yang sebagian besar terdiri dari
perwakilan mahasiswa se indonesia (terutama dari pulau
jawa) istilah dan spanduk yang paling banyak diangkat
adalah pemberantasan KKN (korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
Pemerintahan dalam artian luas juga berarti
legislatif, yudikatif, inspektif, konsultatif selain
dari pada eksekutif sendiri, maka tidak menutup
kemungkinan korupsi, kolusi dan nepotisme ini
melibatkan pihak tersebut. Misalnya terjadinya
penyogokan anggota legislatif untuk meluluskan
suatu undang undang atau peraturan daerah,
terjadinya penyogokan pada pejabat yudikatif
untuk meloloskan suatu perkara.
Indonesia membentuk KPKPN (komite pemeriksaan
kekayaan pejabat negara) yang mengusut asal muasal uang
dan barang seorang pejabat pemerintah, namun kemudian
perlu dicurigai niat baik pemerintah yang memberikan
hadiah tertentu kepada badan baru ini karena akan
mengubah pendirian mereka terhadap pekerjaan yang
sedang diusutnya. Untuk ini dalam agama islam Nabi
Muhammad SAW pernah mengatakan dalam hadist beliau
yang terkenal bahwa apabila seseorang memberikan sesuatu
kepada penguasa untuk menyenangkan hatinya maka bau
syorga sekalipun tidak akan diterimanya.
BAB 9
KEBIJAKAN
PEMERINTAHAN
A. PENGERTIAN KEBIJAKAN
Kebijakan ditulis dalam bahasa inggris dengan policy,
sedangkan kebijaksanaan ditulis dalam bahasa inggris dengan
wisdom, perbedaannya adalah kalau kebijakan berasal dari atasan
tertinggi misalnya pemerintahan pusat, maka pada pimpinan
daerah atau yang setingkat berada dibawahnya dapat
mengubahnya sesuai dengan situasi dan kondisi dilapangan
secara empiris.
Thomas R. Dye (1989 : 1) dalam bukunya yang terkenal Introducing
public policy mengatakan bahwa kebijakan negara adalah: Whatever
government choose, to do or not to do,” artinya kebijakan negara
adalah apapun yang diambil pemerintah, baik melakukan sesuatu itu
atau tidak melakukan sama sekali.jadi kalau melakukan sesuatu
menjadi keputusan maka tidak melakukan apa apa saja sama sekali
adalah juga keputusan, karena pemerintah sebagai pihak yang memiliki
kekuasaan (karena membawahi polisi, militer, jaksa, dan berbagai
pemegang pengamanan dan ketertiban)dapat saja mencegah segala
sesuatu seperti kebakaran, pencurian, perjudian, dan berbagai
kriminalitas, dan apabila hanya diam akan dianggap sengaja
melindunginya untuk maksud materialistik.
Ketika Walikota bandung mendiamkan kebakaran palasari,
dan Gubernur jakarta mendiamkan kebakaran Blok M, akan
membuat masyarakat menyangka hal tersebut kesengajaan
karena akan menbangun gedung yang lebih tinggi. Ketika
Bupati Bantul mendiamkan terbunuhnya wartawan Bernas
disangka masyarakat terlibat kasus pembunuhan karena
sebelumnya wartawan Udin Syafrudin menulis korupsi kepala
daerah setempat. Ketika Bupati Banyuwangi mendiamkan
terbunuhnya para dukun santet, mak orang memperkirakan
adalah strategi menghabisi Kiyai Nahdlatul Ulama untuk
mengurangi kekuatan KH Abdurrahman Wahid kalau nanti
memiliki kekuatan melawan Orde baru.
Itulah sebabnya ketika nabi muhammada SAW
mendiamkan seorang bekar budak belian, Afrika, yaitu
menambahkan adzan subuh dengan kata “Ashalatu khairun
minan naum” (artinya lebih baik sembahyang dari pada tidur)
kalimat yang tidak sebanding keindahannya dengan
potongan kalimat adzan lainnya, disetujui Rosulullah SAW
untuk seterus sampai kiamat menjadi diperbolehkan, inilah
yang disebut dengan preseden.
B. MODEL KEBIJAKAN
Ada berapa model pengambilan kebijakan
pemerintahan yang dikemukakan oleh Harold Laswel sebagai
berikut:
1. Model Elit
2. Model kelompok
3. Model kelembagaan
4. Model proses
5. Model Rasialisme
6. Model Inkrimentalisme
7. Model Sistem
C. ISU PEMBANGUNAN
Dalam mengejar ketinggalan dan memperbaiki
keadaan, negara negara berkembangan berusaha
meningkatkan proses produksi barang dan jasa dalam
berbagai kegiatan ekonomi masyarakat, untuk itu ada dua
konsep yang saling berbeda argumentasi dan justifikasinya
yaitu :
1. kosep pertumbuhan berimbang
2. konsep pertumbuhan tidak berimbang
1. konsep pertumbuhan berimbang
bermaksud mengembangkan semua sektor dalam arti
pemerataan penyelenggaraan pembangunan itu sendiri,
sebagaimana kita ketahui bahwa negara negara berkembang,
pada hampir semua mengalami keterbelakangan, mulai dari
ketidak-berdayaan modal, upah dan penggajian yang rendah,
tidak ada jumlah cukup tenaga kerja potensial, pendapatan
yang rendah sehingga mengakibatkan Saving yang reng rendah
pula, investasi rendah, produksi rendah, dan begitu seterusnya
berulang seperti lingkaran setan.
2. konsep pertumbuhan tidak berimbang
adalah usaha menyeleksi sektor yang akan ditumbuh
kembangkan dalam pembangunan ekonomi.
Menurut A. Hirschman melihat bahwa karena sumber
daya manusia berbeda beda pada masing-masing sektor,
maka ketidak tepatan keputusan penentuan investasi
ditambah lagi dengan infra struktur ekonomi yang belum
membaik, menyebabkan para investor tidak berkenan
menanamkan modal.
Keseimbangan pembangunan meliputi :
1. keseimbangan antara pembangunan ekonomi dengan
pembangunan politik.
2. keseimbangan antara kekuasaan dengan pelayanan.
3. keseimbangan antara clean government dengan good governance.
4. keseimbangan antara hukum dan hak azazi manusia.
5. keseimbanga antara sentralisasi dengan desentralisasi.
6. keseimbangan antara nasionalisme dan demokrasi.
7. keseimbangan antara effectivenees dengan responsiveness.
D. ANALISIS KEBIJAKAN
keputusan pemerintahan terhadap
ketidak seimbangan antara produksi dan
konsumsi bahan bakar minyak bumi di
indonesia sebagaimana gambar berikut:
115
96
94 90 90
82
80 77
60

4040

1995 2000 2005 2010


2015

GAMBAR : PRODUKSI DAN KONSUMEN BBM PERTAHUN DIINDONESIA


DARI TAHUN 1995 s/d 2015
Gambar diatas menunjukan bahwa walaupun dari tahun 1995
sampai dengan tahun 2005 produksi bahan bahan minyak (BBM)
selalu meningkat namun demikian tidak dapat menyeimbangkan
lajunya permintaan pemakaian (demand), sehingga diperkirakan pada
). 2010 sudah melebihi penyediaan (supply).
tahun
Untuk mengantisipasi perekonomian indonesia agar tidak
menjadi negara pengimpor BBM yang selama ini masih tetap menjadi
primadona pengeksport BBM, maka analisis kebijaksanaan
pemerintahan dapat dibuat sebagaimana gambar situasi masalah
(problem situasion
Berikut ini akan terlihat keseluruhan masalah sampai
pada substantif dan formal problemnya:
Meta problem tentang ketidak seimbangan antara produksi dengan konsumsi
BBM di indonesia
KETIDAK
SEIMBANGAN
PRODUKSI DAN
KONSUMSI BBM

Demand
Supply
MASALAH MASALAH
KONSUMSI PRODUKSI

Substantif problem
PEMAKAIAN RUMAH PRODUKSI
TANGGA BELUM
OPTIMAL

PEMAKAIAN INDUSTRI KUALITAS BBM


(penggolongan
minyak bumi)
PEMAKAIAN Formal problem
TRANSPORTASI
Dari gambar diatas diperlukan analisis kebijakan untuk menentukan
penyebab utama masalah yag dibahas ada dua kemungkinan yaitu :

Sub stanstantif problem pertama yaitu kebijaksanaan


menurunkan BBM seperti menekan pemakaian sampai dengan 84 juta
ton BBM pertahun, apabila hal ini yang kita pilih maka perlu
ditentukan formal problem sebagaimana berikut (yang cenderung
multidilemmatis) yaitu :
1. Apabila kita mengajukan penghematan energi dengan
menurunkan pemakaian BMM di rumah rumah tangga,
apakah mungkin kita kembali meminta masyarakat memasak
memakai kayu bakar?
2. apabila kita mengajukan penghematan energi dengan
menurunkan pemakaian BBM bidang industri, apakah
mungkin kita kembali memerintahkan menurunkan laju kerja
beberapa pabrik?
3. Apabila kita mengajukan penghematan energi dengan
menurunkan pemakaian BBM dijalur transportasi, apakah
mungkin kita sudah siap menggunakan tenaga sinar
matahari?
Sub stanstantif kedua yaitu kebijaksanaan meningkatkan
produksi BBM sampai dengan 125 juta ton pertahun, apabila hal
ini yang kita pilih, maka perlu ditentukan formal problem antara
lain sebagai berikut:

1. Apabila selama ini produksi BBM kita belum diolah secara


optimal, maka apakah sarana dan prasarana sudah siap untuk
meningkatkan kuantitasnya
2. Apakah selama ini produksi BBM kita belum sebagai yang
terbaik, maka apakah saranan dan prasaranan sudah siap untuk
meningkatkan kualitasnya
PRODUKTIVITAS
SDM RENDAH

AKSES KE
PENDIDIKAN KETERAMPILAN KESEHATAN
MODAL
RENDAH RENDAH BURUK
KURANG

BAKAT
KURSUS KEMAMPUAN KONDISI MORAL
DIKLAT TIDAK INSTRUKTUR SAKIT BAWAAN
MEMADAI RENDAH SAKITAN SULIT
DIUBAH

SARANA
SISTEM DUKUNGAN
PRASARANA
PELATIHAN GIZI KURANG LINGKUNGAN
KURANG
BURUK RENDAH
MEMADAI
GAMBAR : RENDAHNYA SUMBER DAYA MANUSIA
Apabila meta problem ditentukan oleh menurunya
SDM kemudian substantif problem adalah rendahnya tingkat
pendidikan, kendati rendahnya tingkat pendidikan tersebut
berangkat dari kekurangan sarana dan prasarana pendidikan
sebagai formal problem maka masih dapat diteliti apakah
disebabkan karena kekeliruan dalam penentuan formal
problem dan substantif problem dari pada mencari jalan
keluar (solusi) pemecahan yang salah terhadap masalah yang
salah.
William Dunn memberikan beberapa fase tentang
struktur pemecahan dalam analisis kebijakan yaitu sebagai
berikut :
META PROBLEM

PROBLEM PROBLEM
SEARCH DEFINITION

PROBLEM SUBSTANTIF
SITUATION PROBLEM

PROBLEM PROBLEM
SENSING FORMAL SPECIFICATION
PROBLEM

GAMBAR : FASE FASE SRUKTUR PEMECAHAN


MASALAH
Problem situation adalah keadaan masalah yang
ditemui sepintas lalu dilapangan , misalnya habisnya
persiapan bahan bakar disuatu negeri, menurunnya
kemampuan tenaga kerja, meningkatnya harga semen,
serta harga kertas yang sangat diperlukan dalam
pembangunan.
Meta problem adalah masalah global yang dilihat
secara makro, misalnya habisnya persediaan BBM, dapat
dilihat secara global tidak seimbangnya produksi BBM dengan
konsumsi BBM, tidak adanya tenaga kerja yang memadai
secara global dapat dilihat sebagai penurunan produksi SDM
yang potensi.
Substantif problem adalah uraian masalah menjadi sub
bagian yang merupakan pecahan struktur persoalan
yang lebih mikro, misalnya setelah diketahui ketidak
seimbangan produksi BBM dengan konsumsi BBM, hal ini
dapat dikaji karena membengkaknya pemakaian BBM,
atau menurunnya produktivitas SDM, karena rendahnya
pendidikan para pekerja.
Formal problem adalah penyebab utama masalah walaupun
bukan satu satunya faktor utama, yang harus ditanggulangi tetapi
tetap menjadi sumber formal masalah, misalnya membengkaknya
pemakaian BBM karena peningkatan keberadaan transportasi,
peningkatan industri atau dilain pihak karena rendahnya mutu
SDM, kurangnya saran dan prasarana untuk pendidikan tenaga
kerja.
TERIMA
KASIH
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1.Hendri mardona
Pertanyaan:coba saudara jelaskan seperti apakah
pelaksanaan pemerintahan di
Indonesia pada saat sekarang
Jawaban :pemerintahan sekarang tidak sesuai
dengan tujuan pemerintahan yang
sesungguhnya karena masih
banyaknya penyelewengan yang terjadi
seperti korupsi, kolusi, dll. Dan masih
banyaknya pejabat pemerintahan
yang kurang memiliki attitude sehingga
tidak mengerti dengan tujuan
pemerintahan yang sesungguhnya.
2.ALYUSMITA
Pertanyaan: sikap seperti apa yang harus dimiliki
dalam sebuah organisasi agar
organisasi tersebut berjalan dengan
lancar??
Jawaban: dalam suatu organisasi seseorang itu
harus memiliki sikap/attitude dan
moral yang baik serta kejujuran dalam diri
sendiri untuk bisa mengendalikan diri
supaya dapat tercapainya tujuan dari
organisasi itu sendiri dan juga sebaiknya
seseorang itu memiliki sikap sosial karena
dalam suatu organisasi sikap sosial itu
sangatlah di butuhkan
3.Ikfatul fadila
Pertanyaan: jelaskan ke-7 model pengambialan kebijakan tersebut??
Jawaban:
1.model elit
yaitu model pembuatan kebijakan yang hanya berkisar pengambilan
keputusan pada orang elit tertentu yang dekat dengan penguasa
saja.
2.Model kelompok
yaitu model pembuatan kebijakan yang hanya berkisar pengambilan
keputusan pada orang-orang sedang memegang posisi dominan,
oleh karena itu dimanfaatkan oleh lingkaran penguasa format
setempat.
3.Model kelembagaan
yaitu model pembuatan kebijakan yang hanya berkisar pengambilan
keputusan pada lembaga seperti eksekutif, legislatif dan yudikatif
yang apabila bekerja sama akan tirani tetapi bila terjadi check and
balances akan demokrasi.
4.Model proses
yaitu model pembuatan kebijakan yang hanya berkisar pengambilan
keputusan pada bagaimana rangkaian kegiatan dimulai yang
dirancang dari identifikasi masalah, perumusal usul.
5. Model rasialisme
yaitu model pembuatan kebijakan yang hanya berkisar
pengambilan keputusan pada logika bagaimana lebih efisien
dan efektif jadi didasari cost and benefit jadi
memperhitungkan kerugian dan keuntungan secara
ekonomis.
6.Model inkrimentalisme
yaitu model pembuatan kebijakan yang hanya berkisar
pengambilan keputusan masa lalu yang domodifikasi tidak
terlalu jauh
7.Model sistem
yaitu model pembuatan kebijakan yang hanya berkisar
pengambilan keputusan dengan memperhatikan desakan
lingkungan mulai dari tuntutan, dukungan, hambatan,
tantangan, rintangan, gangguan, pujian, kebutuhan, dengan
perhitungan kekuatan, kelemahan, kesempatan dan kendala
sehingga secara sistematik dicari berbagai masukan dan
kemudian jelas apa yang menjadi hasil dalam keluaran nanti.
4.Fadilla arsyah
Pertanyaan: standar seperti apa dan bagaimana yang
dimaksudkan tsb??
Jawaban:standar yang dimaksudkan disini maksudnya
yaitu pengawasan untuk mencapai tujuan dari
pelaksanaan pengawasan sesuai dengan tujuan yang
telah direncanakan.
5.Jeri eka putra
Pertanyaan:seperti apakah ke-3 fase tersebut??
Jawaban:
1.Fase legislatif yaitu fase puncak yang bertanggung jawab
kepada setiap bawahannya atau seorang pemimpin
tertinggi dlm suatu organisasi/perusahaan
2.Fase administratif yaitu fase yang menjalankan tugas yang
diperintahkan oleh legislatif untuk menjlankan tugasnya.
3.Fase dukungan yaitu seseorang yang membantu kedua
fase tersebut ketika dibutuhkan
6.Lela mayang sari
Pertanyaan:bagaimanakah cara menanggapi
apabila adanya pekerja yang bekerja
sama dengan pengawas untuk
melakukan penyelewengan
Jawaban:yaitu kita sebagai seorang pimpinan
harus bisa mengawasi setiap bawahan
kita agar tidak terjadinya berbagai
penyelewengan tersebut. Dan kita juga
memberikan hukuman atau ancaman
kepada bawahan yang melakukan
penyelewengan tersebut agar dia takut
dan tidak ingin melakukan
penyelewengan tersebut
7.Okta wini
Pertanyaan:bagaimanakah cara pemerintah untuk
menyatukan berbagai sikap masyarakat yang
berbeda
Jawaban:tentunya sebagai pemimpin atau petinggi
negara harus bisa memahami berbagai sikap
dari masyarakatnya yang sangat berpengaruh
kepada jalannya plaksanaan pemerintahan kita
dengan baik. Cara melakukan pendekatan
itu, yaitu dengan cara memberikan
kepercayaan kepada setiap masyarakatnya tanpa
membeda-bedakan yang satu dengan yang
lainnya, seingga setiap masyarakat itu akan
bisa saling menghargai dengan sendirinya aka
terjalin kerja sama yang baik dalam
melaksanakan tujuan dari suatu pekerjaan
yang dikerjakannya.
8.Dani hertakurnia
Pertanyaan:coba saudara jelaskan apa yang akan terjadi
apabila ada ketidak seimbangan produksi dan konsumsi
BBM pada masa sekarang, apa upaya yang akan
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut
Jawaban:ada 2 masalah yang akan terjadi
1.Produksi terlalu banyak namun permintaan sedikit maka
akan terjadi penumpukan BBM, sehingga BBM akan
terlalu lama tersimpan digudang. Solusinya:
-mendistribusikan BBM sesuai kebutuhan dalam negeri
-mengekspor BBM yang berlebih dengan syarat cadangan
BBM dalam negri tidak habis
2.Apabila BBM sedikit namun permintaan meningkat maka
akan terjadi kelangkaan BBM solusinya yaitu dengan
cara mengatur distribusi secara bertahap seperti yang
dilakukan pemerintah pada saat sekarang, dan
berusaha meningkatkan produksi BBM
9.Miftahurrahmah
Pertanyaan: kenapa sikap dapat diartikan sebagai
tujuan/ide??
Jawaban: karena sikap tersebut merupkan
ungkapan prilaku/ perasaan seseorang
terhadap suatu hal yang dia suka atau
tidak suka

Anda mungkin juga menyukai