Anda di halaman 1dari 26

Modul 2 Skenario 1

“Mata Kuning”
Kelompok 5
Kelompok 5
Tutor: dr. Ferdian Hidayat, Sp.B-KBD

1. Intania Mitha Virayanti 09401611013


2. Gamal Faturrahman 09402011004
3. Fernidar Laia 09402011010
4. Jauharah Az Zahra 09402011016
5. Ridwan Bachtiar W. 09402011021
6. Gomgon Jansen V. 09402011026
7. Puji Rahayu Jamuru 09402011032
8. Rizka Ayu Saputri Abd. Rahman 09402011037
9. Amalia Sumayah Ammarie 09402011038
10. Arini Alvi Abubakar 09402011049
Skenario

Seorang Perempuan 30 tahun, datang ke Rumah Sakit dengan keluhan utama mata dan
kulit berwarna kuning yang dialami sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan yang dialami
disertai dengan nyeri perut sebelah kanan, gatal-gatal, mual, tidak ada nafsu makan,
demam, dan perasaan lemas. Penderita buang air kecil berwarna seperti the.
Pemeriksaan fisik menunjukkan suhu badan pasien 37,8 derajat celcius, TD 100/60
mmHg, Nadi 72x/menit, adanya nyeri perut kuadran kanan atas dan
hepatosplenomegali. Penderita belum pernah berobat sebelumnya.
Kata Sulit
Hepatosplenomegali
Hepatosplenomegali merupakan istilah kedokteran yang
merujuk pada pembengkakan hati (hepatomegaly) dan
limpa (splenomegaly). Hepatosplenomegali dapat terjadi
sebagai akibat dari kelainan non-genetis di mana hati
tidak dapat memproses glukoserebrosida. Penumpukan
substansi tersebut di jaringan-jaringan tubuh dapat
menyebabkan kerusakan-kerusakan pada sistem saraf
pusat pada bayi dan anak-anak.

Das, Anirban. Approach To A Child with Hepatosplenomegaly.Book Practical Pediatric


Hematology 3rd Edition (pp.119-126). May 2018.
Kalimat Kunci

1. Perempuan 30 tahun
2. Mata dan kulit berwarna kuning sejak seminggu lalu
3. Nyeri perut sebelah kanan, gatal-gatal, mual, tidak ada nafsu
makan, demam, dan perasaan lemas
4. Buang air kecil berwarna seperti teh
5. Suhu badan pasien 37,8 derajat celcius, TD 100/60 mmHg,
Nadi 72x/menit, adanya nyeri perut kuadran kanan atas dan
hepatosplenomegali
6. Belum pernah berobat
Pertanyaan

1. Apa anatomi dan 2. Bagaimana hubungan


fisiologi normal organ antar gejala pada
terkait? skenario?

3. Jelaskan DD pada
skenario!
1. Anatomi & Fisiologi Hepar
1. Anatomi & Fisiologi Hepar

1. Metabolisme karbohidrat
2. Metabolisme Lemak
3. Metabolisme Protein
4.Lain-lain

Sumber : Guyton & Hall (2008)


2. Jelaskan Mekanisme Hubungan Antar
Gejala pada Skenario
Pemecahan eritrosit
meningkat

hiperbilirubin

Bilirubin Bilirubin Saluran


indirect direct urinaria

Mukosa
Diekskresikan
konjungtiva
bersama urine
dan kulit

Warna
Ikterus urine
gelap
Sumber: Jurnal FK Muhammadiyah Purwokerto
2. Jelaskan Mekanisme Hubungan Antar
Gejala pada Skenario

Distensi appendiks Impuls aferen Otot-otot diafragma


menyebabkan dicetuskan dan berjalan dan abdomen Lambung mendorong
perangsangan serabut menuju nervus vagus berkontraksi dan diafragma ke arah
saraf visceral dan dan simpatis yang mencetuskan gerakan cavum thorax sehingga Mual dan muntah
dipersepsikan sebagai merangsang pusat peristaltik terbalik. tekanan intratorakal
nyeri di daerah muntah di medulla Terjadi distensi meningkat
preumbilical oblongata lambung

Sumber:Warsinggih. Appendisitis Akut. Bahan Ajar FK Unhas. Available at: https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/10/APPEDISITIS-AKUT.pdf. Accesed in 15
September 2022.
Differential Diagnosis
Hepatitis virus
Keluhan Sirosis Hati Kolisistisis
akut

Perempuan 30 tahun

Mata dan kulit berwarna kuning sejak


seminggu lalu

Nyeri perut sebelah kanan, gatal-


gatal, mual, tidak ada nafsu makan,
demam, dan perasaan lemas

Buang air kecil berwarna seperti teh


Hepatitis Virus Akut
Definisi Epidemiologi
Hepatitis virus akut adalah infeksi sistemik yang Hepatitis virus akut merupakan urutan pertama dair
dominan menyerang hati. berbagai penyakit hati di seluruh dunia. Penyakit
tersebut ataupun gejala sisanya bertanggung jawab
atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. Banyak
episode hepatitis dengan klinik anikterik, tidak nyata
atau subklinis. Secara global virus hepatitis
merupakan penyebab utama viremia yang
persisten. Di Indonesia berdasarkan data yang
Etiologi berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih
● Virus hepatitis A (HAV) merupakan bagian terbesar dari kasuskasus hepatitis
● Virus hepatitis B (HBV) akut yang dirawat yaitu berkisar dari 39,8-68,3%.
● Virus hepatitis C (HCV) Peningkatan prevalensi anti HAV yang berhubungan
● Virus hepatitis D (HDV) dengan umur mulai terjadi dan lebih nyata di daerah
● Virus hepatitis E (HEV) dengan kondisi kesehatan di bawah standar. Lebih
dari 75% anak dari berbagai benua Asia, Afrika, India,
menunjukkan sudah memiliki antibody anti-HAV
pada usia 5 tahun. Sebagian besar infeksi HAV
didapat pada awal Kehidupan.

Sumber: Jurnal FK UNUD/RSUP SANGLAH “ HEPATITIS”, Jurnal FK Univesitas Udayana


Hepatitis Virus Akut
Perbedaan Hepatitis ABC

Ciri Hepatitis A Hepatitis B Hepatitis C


 
Inkubasi 15-45 Hari 30-180 Hari 15-160 Hari
 
Awitan Akut Insidus Insidus
 
Usia Anak,dewasa muda Segala Usia Lebih sering dewasa
 
Penularan Fekal-oral, Darah Parenteral, Darah, parenteral
  seksual(anal) Seksual,Maternal-
neonatal
Intesitas Ringan Berat Sedang
 
Prognosis Umumnya baik Memburuk seiring Kearah baik
  pertambahan usia

Kearah Kronis Tidak pernah Kadang-kadang 10-50% kasus


 

Sumber: Jurnal FK UNUD/RSUP SANGLAH “ HEPATITIS”, Jurnal FK Univesitas Udayana


Hepatitis Virus Akut
Pemicu PGE2, set
Patofisiologi Faktor
Inflamasi hepar
Aktivasi point
pencetus pirogen
endogen Hipertermi

Obstruksi Gangguan sekresi Ikterus pada mata


dan kulit

Medesak
Nyeri Hepatomegali lambung Dehidrasi
bagian sehingga
abdomen merangsang
mual dan
anoreksia

Urin Seperti teh Diekresi ginjal Garam empedu

Sumber: Jurnal FK UNUD/RSUP SANGLAH “ HEPATITIS”, Jurnal FK Univesitas Udayana


Hepatitis Virus Akut
Faktor Risiko Gejala Klinis
Hepatitis virus akut disebabkan ● Kontak dengan orang yang terinfeksi.
oleh salah satu dari lima jenis ● Kebersihan dan sanitasi yang buruk, seperti paparan air yang tidak
virus yaitu: virus hepatitis A aman untuk minum atau mencuci produk.
(HAV), virus hepatitis B (HBV), ● Mengidap penyakit hati lainnya, seperti hepatitis autoimun,
virus hepatitis C (HCV), virus hemochromatosis, penyakit Wilson’s, atau alpha-1 antitrypsin
hepatitis D (HDV) dan virus deficiency.
hepatitis E (HEV). Jenis virus lain ● Terlibat dalam kontak seksual yang tidak aman, seperti tidak
yang ditularkan pascatransfusi menggunakan kondom saat berhubungan seks atau kerap berganti-
seperti virus hepatitis G dan ganti pasangan.
virus TT telah dapat ● Berbagi jarum suntik atau benda lain yang mungkin terkontaminasi
diidentifikasi akan tetapi tidak virus hepatitis.
menyebabkan hepatitis. ● Konsumsi alkohol secara berlebihan dalam jangka waktu yang lama.
● Tidak divaksinasi terhadap virus hepatitis, khususnya HAV dan HBV7.
● Memiliki infeksi akut atau kronis dengan satu atau lebih virus hepatitis.
● Mengidap gangguan autoimun, seperti autoimun poliendokrinopati
kandidiasis ectodermal dystrophy (APECE).
● Terlahir dari ibu yang terinfeksi virus hepatitis, khususnya hepatitis B.

Sumber: Jurnal FK UNUD/RSUP SANGLAH “ HEPATITIS”, Jurnal FK Univesitas Udayana


Hepatitis Virus Akut
Diagnosis Penatalaksanaaan
● Anamnesis : mual, Hepatitis akut dapat diobati selayaknya hepatitis kronis, yakni berdasarkan
malaise, anoreksia, urun jenis yang mendasarinya. Bila dijabarkan secara rinci, berikut adalah
berwarna gelap penjelasannya:
● Pemeriksaan fisik : ● Hepatitis A. Penyakit ini mungkin tak memerlukan pengobatan. Namun,
ikterus, hepatomegali jika gejalanya menimbulkan banyak ketidaknyamanan, istirahat di
● Laboratorium. : ALT dan tempat tidur mungkin diperlukan.
AST meningkat > 3 kali ● Hepatitis B. Untuk gejala ringan, dokter akan merekomendasikan
normal istirahat, nutrisi yang cukup, dan cairan. Namun, dokter akan
merekomendasikan perawatan di rumah sakit jika gejalanya parah.
● Hepatitis C. Obat antivirus dapat mengobati hepatitis C akut dan kronis.
● Hepatitis D. Hepatitis D ditangani dengan obat yang disebut alpha
interferon. Namun, obat ini tidak dianjurkan untuk pengidap kerusakan
hati sirosis, kondisi kejiwaan, dan penyakit autoimun. Sebab, obat
tersebut dapat menimbulkan efek samping yang parah.
● Hepatitis E. Saat ini, tidak ada terapi medis khusus yang tersedia untuk
mengobati hepatitis E. Sebab, infeksi seringkali akut, sehingga pada
umumnya akan sembuh dengan sendirinya.

Sumber: Jurnal FK UNUD/RSUP SANGLAH “ HEPATITIS”, Jurnal FK Univesitas Udayana


Hepatitis Virus Akut
Prognosis Pencegahan
Bonam/baik ● Melakukan vaksinasi. Saat ini, vaksin hepatitis A
dan B sudah tersedia untuk mencegah
perkembangan penyakit tersebut.
● Mengurangi atau membatasi konsumsi alkohol,
agar terhindar dari hepatitis alkoholik.
● Menjaga kebersihan sumber air agar tidak
terkontaminasi virus hepatitis E (HEV).
● Tidak meminjamkan dan menggunakan sikat
gigi, pisau cukur, atau jarum suntik yang sama
dengan orang lain. Selain itu, pastikan untuk
tidak menyentuh darah tanpa sarung tangan
pelindung agar terhindar dari hepatitis C.
● Mencuci bahan makanan yang dikonsumsi
dengan bersih, terutama kerang dan tiram,
sayuran, serta buah-buahan.
● Melakukan hubungan seksual yang aman, agar
terhindar dari hepatitis B. Misalnya,
menggunakan kondom atau tidak berganti-
ganti pasangan (setia pada satu pasangan).
Sumber: Jurnal FK UNUD/RSUP SANGLAH “ HEPATITIS”, Jurnal FK Univesitas Udayana
Sirosis Hepatis
Definisi
Perubahan patologis yang bersifat difus pada
jaringan hati ditandai dengan fibrosis dan
terbentuknya nodul regenerative. Epidemiologi
Sirosi hati menmpati urutan ke-12 sebagai penyebab
hospitalisasi dan kematian di Amerika serikat. Di
inggris, angka mortalitas akibat sirosis adalah 6 per
100.000 penduduk pada tahun 1993 menjadi 12,
Klasifikasi per 100.000 pada tahun 2000. Di Indonesia,
Klasifikasi sirosis berdasarkan morfologinya meliputi: prevelensi sirosis hati adalah 3,5% dari seluruh
● Sirosis mikronodular pasien yang di rawat di ruang rawat penyakit dalam
● Sirosis makronodular atau setara dengan 47,4% dari total pasien yang di
● Sirosis campuran rawat inap. Usia rata-rata pasien sirosis hati adalah
Berdasarkan fungsional: 44 tahun dengan perbandingan laki-laki dan
● Sirosis kompensasi perempuan adalah 2,1:1.
● Sirosis dekompensasi

Sumber : buku kapita selekta FK UI edisi V hal. 180-182 https://eprints.umm.ac.id/53888/2/BAB%20II.pdf, buku kapita selekta FK UI edisi V hal. 180-182
https://eprints.umm.ac.id/53888/2/BAB%20II.pdf
Sirosis Hepatis
Etiologi & Patofisiologi Faktor Risiko
1. Konsumsi alcohol
2. Infeksi hepatitis B atau hepatitis C kronis,
semakin meningkat pada koinfeksi hati
3. Usia
4. HLA B54 berkolerasi dengan peningkatan risiko
sirosis, sedangkan DRB1*0301 memiliki
rendahnya terjadi sirosis

Sumber buku kapita selekta FK UI edisi V hal. 180-182


Sirosis Hepatis
Gejala Klinis Diagnosis
Manifestasi klinis dari Sirosis Diagnosis pasien dengan sirosis hepatis dapat ditegakkan melalui
hati disebabkan oleh satu atau pemeriksaan histopatologi, sebagai pemeriksaan baku emas. Pasien
lebih hal-hal yang tersebut di biasanya datang saat gejala komplikasi sudah terjadi.
bawah ini : Anamnesis: nyeri perut kanan atas, demam, mual, muntah, diare, anoreksia,
1. Kegagalan Parenkim hati dan lemas
2. Hipertensiportal Pemeriksaan Fisik: Temuan klinis dalam pemeriksaan fisik dapat dibedakan
3. Asites berdasarkan waktu terjadinya. Pada awal sirosis, atau sirosis hepatis pasien
4. Ensefalophatihepatitis biasanya asimtomatis. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan beberapa
hal, seperti:
● Nyeri tekan abdomen
● Eritema palmar akibat perubahan metabolisme hormon estrogen
● Pengecilan otot dan penurunan berat badan
Pemeriksaan Penunjang: Histopatologi, pemeriksaan laboratorium,
radiologi

Sumber PB PAPDI. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th Ed Jakarta: Interna Publishing. 2014.
Sirosis Hepatis
Penatalaksanaan Komplikasi
Pengobatan sirosis hati pada prinsipnya berupa: Komplikasi sirosis hepatis dapat meliputi:
1. Simtomatis 1. gangguan respirasi
Supportif, yaitu : Istirahat yang cukup 2. asites
Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang; 3. hipertensi porta
misalnya : cukup kalori, protein 1gr/kgBB/hari dan vitamin 4. ikterus
Pengobatan berdasarkan etiologi 5. koagulati
Misalnya pada sirosis hati akibat infeksi virus C dapat dicoba 6. ensefalopati hepatik
dengan interferon. Sekarang telah dikembangkan perubahan 7. varises esofagus yang mengalami
strategi terapi bagian pasien dengan hepatitis C kronik yang perdarahan ; perdarahan akut GI
belum pernah mendapatkan pengobatan IFN seperti : 8. gagal hati
a) kombinasi IFN dengan ribavirin, 9. gagal ginjal
b) terapi induksi IFN,
c) terapi dosis IFN tiap hari Prognosis
2. Pengobatan yang spesifik dari sirosishati akan diberikan jika Prognosis pasien sirosis hepatis bergantung
telah terjadi komplikasi seperti : dari ada atau tidaknya komplikasi, dan
1. Astises komplikasi apa saja yang terjadi. Perhitungan
2. Spontaneous bacterial peritonitis mortalitas dalam 1 tahun dapat dilakukan
3. Hepatorenal syndrome berdasarkan Skor Child-Pugh.
4. Ensefalophaty hepatic
Sumber PB PAPDI. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th Ed Jakarta: Interna Publishing. 2014. Buku Ajar Patofisiologi Kowalak EGC hal. 353
Kolesistitis
Definisi
Kolesistitis akut adalah reaksi inflamasi akut dinding
kandung empedu yang disertai dengan keluhan
nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan demam. Epidemiologi
Walaupun belum ada data epidemiologi penduduk,
insiden kolesistitis dan batu empedu (kolelitiasis) di
negara kita relatif lebih rendah dibandingkan
Etiologi negara-negara barat.
Kolesistitis disebabkan oleh batu empedu,
keganasan atau neoplasma, gangguan sirkulasi
darah dan penyakit infeksi pada kantung empedu.

Sumber: irmansyah, M.A. (2016). ‘Diagnosis dan Tata Laksana Kolesistits Akulkulus Akut’, Medicinus.
Kolesistitis
Patofisiologi Manifestasi Klinis
Keluhan yang agak khas untuk serangan kolesistitis
adalah nyeri abdomen kuadran kanan atas, mual,
muntah dan demam. Kadang-kadang rasa sakit
dapat menjalar ke pundak atau skapula kanan.

Sumber Firmansyah, M.A. (2016). ‘Diagnosis dan Tata Laksana Kolesistits Akulkulus Akut’, Medicinus.
Yadaf, A. (2018). ‘Kolesistitis’.
Kolesistitis
Diagnosis Tatalaksana
● Anamnesis: adanya keluhan sesuai Nonmedikamentosa:
manifestasi klinis ● Tirah baring
● Pemeriksaan fisik: ikterik bila penyebabnya ● Puasa
adalah adanya batu di saluran empedu ● Pemasangan infus
ekstrahepatik, teraba massa kandung
empedu, nyeri tekan Medikamentosa
● Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan Bila nyeri dan mual berikan anti nyeri dan anti-
laboratorium darah menunjukkan emetik
leukositosis Antibiotik:
● Golongan penisilin :
Ampisilin inj 500 mg/6 jam dan
Amoksilin 500 mg/8 jam IV, atau
● Sefalosporin:
Seftriakson 1 gr/12 jam,
Sefotaksim 1 gr/8 jam, atau
● Metronidazol 500 mg/8 jam

Sumber Panduan Praktik Klinis i Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama, Sanityoso, Andri; et al. Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid II. 2017. 252: 1951-79.
Kolesistitis
Komplikasi
● Peritonitis bakterial spontan
● Pada sindrom hepatorenal, terjadi gangguan
fungsi ginjal akut (oligouri, peningkatan ureum)
● kerusakan hati lanjut -> menyebabkan
penurunan perfusi ginjal -> penurunan perfusi
glomerulus Prognosis
● Ensefalopati Umumnya dubia ad bonam, tergantung komplikasi
dan beratnya penyakit
Pencegahan
● Konsumsi makanan rendah lemak dan tinggi
serat
● Hindari makanan tinggi kolesterol
● Pertahankan BB idel
● Pola hidup sehat

Sumber : Sanityoso, Andri; et al. Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid II. 2017. 252: 1951-79.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai