“Mata Kuning”
Kelompok 5
Kelompok 5
Tutor: dr. Ferdian Hidayat, Sp.B-KBD
Seorang Perempuan 30 tahun, datang ke Rumah Sakit dengan keluhan utama mata dan
kulit berwarna kuning yang dialami sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan yang dialami
disertai dengan nyeri perut sebelah kanan, gatal-gatal, mual, tidak ada nafsu makan,
demam, dan perasaan lemas. Penderita buang air kecil berwarna seperti the.
Pemeriksaan fisik menunjukkan suhu badan pasien 37,8 derajat celcius, TD 100/60
mmHg, Nadi 72x/menit, adanya nyeri perut kuadran kanan atas dan
hepatosplenomegali. Penderita belum pernah berobat sebelumnya.
Kata Sulit
Hepatosplenomegali
Hepatosplenomegali merupakan istilah kedokteran yang
merujuk pada pembengkakan hati (hepatomegaly) dan
limpa (splenomegaly). Hepatosplenomegali dapat terjadi
sebagai akibat dari kelainan non-genetis di mana hati
tidak dapat memproses glukoserebrosida. Penumpukan
substansi tersebut di jaringan-jaringan tubuh dapat
menyebabkan kerusakan-kerusakan pada sistem saraf
pusat pada bayi dan anak-anak.
1. Perempuan 30 tahun
2. Mata dan kulit berwarna kuning sejak seminggu lalu
3. Nyeri perut sebelah kanan, gatal-gatal, mual, tidak ada nafsu
makan, demam, dan perasaan lemas
4. Buang air kecil berwarna seperti teh
5. Suhu badan pasien 37,8 derajat celcius, TD 100/60 mmHg,
Nadi 72x/menit, adanya nyeri perut kuadran kanan atas dan
hepatosplenomegali
6. Belum pernah berobat
Pertanyaan
3. Jelaskan DD pada
skenario!
1. Anatomi & Fisiologi Hepar
1. Anatomi & Fisiologi Hepar
1. Metabolisme karbohidrat
2. Metabolisme Lemak
3. Metabolisme Protein
4.Lain-lain
hiperbilirubin
Mukosa
Diekskresikan
konjungtiva
bersama urine
dan kulit
Warna
Ikterus urine
gelap
Sumber: Jurnal FK Muhammadiyah Purwokerto
2. Jelaskan Mekanisme Hubungan Antar
Gejala pada Skenario
Sumber:Warsinggih. Appendisitis Akut. Bahan Ajar FK Unhas. Available at: https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/10/APPEDISITIS-AKUT.pdf. Accesed in 15
September 2022.
Differential Diagnosis
Hepatitis virus
Keluhan Sirosis Hati Kolisistisis
akut
Perempuan 30 tahun
Medesak
Nyeri Hepatomegali lambung Dehidrasi
bagian sehingga
abdomen merangsang
mual dan
anoreksia
Sumber : buku kapita selekta FK UI edisi V hal. 180-182 https://eprints.umm.ac.id/53888/2/BAB%20II.pdf, buku kapita selekta FK UI edisi V hal. 180-182
https://eprints.umm.ac.id/53888/2/BAB%20II.pdf
Sirosis Hepatis
Etiologi & Patofisiologi Faktor Risiko
1. Konsumsi alcohol
2. Infeksi hepatitis B atau hepatitis C kronis,
semakin meningkat pada koinfeksi hati
3. Usia
4. HLA B54 berkolerasi dengan peningkatan risiko
sirosis, sedangkan DRB1*0301 memiliki
rendahnya terjadi sirosis
Sumber PB PAPDI. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th Ed Jakarta: Interna Publishing. 2014.
Sirosis Hepatis
Penatalaksanaan Komplikasi
Pengobatan sirosis hati pada prinsipnya berupa: Komplikasi sirosis hepatis dapat meliputi:
1. Simtomatis 1. gangguan respirasi
Supportif, yaitu : Istirahat yang cukup 2. asites
Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang; 3. hipertensi porta
misalnya : cukup kalori, protein 1gr/kgBB/hari dan vitamin 4. ikterus
Pengobatan berdasarkan etiologi 5. koagulati
Misalnya pada sirosis hati akibat infeksi virus C dapat dicoba 6. ensefalopati hepatik
dengan interferon. Sekarang telah dikembangkan perubahan 7. varises esofagus yang mengalami
strategi terapi bagian pasien dengan hepatitis C kronik yang perdarahan ; perdarahan akut GI
belum pernah mendapatkan pengobatan IFN seperti : 8. gagal hati
a) kombinasi IFN dengan ribavirin, 9. gagal ginjal
b) terapi induksi IFN,
c) terapi dosis IFN tiap hari Prognosis
2. Pengobatan yang spesifik dari sirosishati akan diberikan jika Prognosis pasien sirosis hepatis bergantung
telah terjadi komplikasi seperti : dari ada atau tidaknya komplikasi, dan
1. Astises komplikasi apa saja yang terjadi. Perhitungan
2. Spontaneous bacterial peritonitis mortalitas dalam 1 tahun dapat dilakukan
3. Hepatorenal syndrome berdasarkan Skor Child-Pugh.
4. Ensefalophaty hepatic
Sumber PB PAPDI. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th Ed Jakarta: Interna Publishing. 2014. Buku Ajar Patofisiologi Kowalak EGC hal. 353
Kolesistitis
Definisi
Kolesistitis akut adalah reaksi inflamasi akut dinding
kandung empedu yang disertai dengan keluhan
nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan demam. Epidemiologi
Walaupun belum ada data epidemiologi penduduk,
insiden kolesistitis dan batu empedu (kolelitiasis) di
negara kita relatif lebih rendah dibandingkan
Etiologi negara-negara barat.
Kolesistitis disebabkan oleh batu empedu,
keganasan atau neoplasma, gangguan sirkulasi
darah dan penyakit infeksi pada kantung empedu.
Sumber: irmansyah, M.A. (2016). ‘Diagnosis dan Tata Laksana Kolesistits Akulkulus Akut’, Medicinus.
Kolesistitis
Patofisiologi Manifestasi Klinis
Keluhan yang agak khas untuk serangan kolesistitis
adalah nyeri abdomen kuadran kanan atas, mual,
muntah dan demam. Kadang-kadang rasa sakit
dapat menjalar ke pundak atau skapula kanan.
Sumber Firmansyah, M.A. (2016). ‘Diagnosis dan Tata Laksana Kolesistits Akulkulus Akut’, Medicinus.
Yadaf, A. (2018). ‘Kolesistitis’.
Kolesistitis
Diagnosis Tatalaksana
● Anamnesis: adanya keluhan sesuai Nonmedikamentosa:
manifestasi klinis ● Tirah baring
● Pemeriksaan fisik: ikterik bila penyebabnya ● Puasa
adalah adanya batu di saluran empedu ● Pemasangan infus
ekstrahepatik, teraba massa kandung
empedu, nyeri tekan Medikamentosa
● Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan Bila nyeri dan mual berikan anti nyeri dan anti-
laboratorium darah menunjukkan emetik
leukositosis Antibiotik:
● Golongan penisilin :
Ampisilin inj 500 mg/6 jam dan
Amoksilin 500 mg/8 jam IV, atau
● Sefalosporin:
Seftriakson 1 gr/12 jam,
Sefotaksim 1 gr/8 jam, atau
● Metronidazol 500 mg/8 jam
Sumber Panduan Praktik Klinis i Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama, Sanityoso, Andri; et al. Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid II. 2017. 252: 1951-79.
Kolesistitis
Komplikasi
● Peritonitis bakterial spontan
● Pada sindrom hepatorenal, terjadi gangguan
fungsi ginjal akut (oligouri, peningkatan ureum)
● kerusakan hati lanjut -> menyebabkan
penurunan perfusi ginjal -> penurunan perfusi
glomerulus Prognosis
● Ensefalopati Umumnya dubia ad bonam, tergantung komplikasi
dan beratnya penyakit
Pencegahan
● Konsumsi makanan rendah lemak dan tinggi
serat
● Hindari makanan tinggi kolesterol
● Pertahankan BB idel
● Pola hidup sehat
Sumber : Sanityoso, Andri; et al. Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid II. 2017. 252: 1951-79.
TERIMA
KASIH