Anda di halaman 1dari 9

BAHASA INDONESIA DENGAN BERBAGAI

RAGAMNYA

OLEH :
MUH. AMAR, S.Pd, M.Pd.
(amarkputrapratama@gmail.com)

PENTING ATAU TIDAKNYA BAHASA INDONESIA


Sebuah bahasa penting atau tidak dapat dilihat dari
tiga kriteria, yaitu jumlah penutur, luas penyebarannya,
dan terpakainya bahasa itu dalam sarana ilmu, susastra,
dan budaya.
PETING ATAU TIDAKNYA BAHASA INDONESIA
a. Dipandang dari Jumlah Penutur
Ada dua bahasa di Indonesia, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa
daerah. Bahasa Indonesia lahir sebagai bahasa kedua bagi
sebagian besar warga bangsa Indonesia. Yang pertama kali
muncul atas diri seseorang adalah bahasa daerah (“bahasa ibu”).
Bahasa Indonesia baru dikenal anak-anak setelah mereka sampai
pada usia sekolah (taman kanak-kanak).
b. Dipandang dari luas Penyebarannya
Penyebaran suatu bahasa tentu ada hubungannya dengan
penutur bahasa itu. Oleh sebab itu, tersebarnya suatu bahasa tidak
dapat dilepaskan dari segi penutur. Penutur bahasa Indonesia
yang berjumlah 210 juta lebih itu tersebar dalam daerah yang luas,
yaitu dari sabang sampai merauke.
c. Dipandang dari Dipakainya sebagai Sarana Ilmu, Budaya, dan
Susastra.
Sejalan dengan jumlah penutur dan luas penyebarannya,
pemakaian suatu bahasa sebagai sarana ilmu, budaya, dan
susastra dapat dijadikan pula ukuran penting atau tidaknya bahasa
itu.
RAGAM LISAN DAN RAGAM TULIS
1. RAGAM LISAN
a. Ragam lisan menghendaki adanya orang kedua,
teman berbicara yang berada di depan pembicara,
sedangkan ragam tulis tidak mengharuskan adanya
teman bicara berada di depan.
b. Di dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi
gramatikal, seperti subjek, predikat, dan objek tidak
selalu dinyatakan. Unsur-unsur itu kadang-kadang
dapat di tinggalkan. Hal ini disebabkan oleh bahasa
yang digunakan itu dapat dibantu oleh gerak, mimik,
pandangan, anggukan, atau intonasi.
C. Ragam lisan sangat terikat pada kondisi, situasi,
ruang dan waktu
d. Ragam lisan di pengaruhi tinggi rendahnya dan
panjang pendeknya suara, sedangkan ragam tulis
dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar, dan huruf
miring.
CONTOH RAGAM LISAN
 Penggunaan bentuk kata
1. Kendaraan yang ditumpanginya
nabrak pohon mahoni
2. Bila tak sanggup, tak perlu
lanjutkan pekerjaan itu.
 Penggunaan Kosakata
3. Saya sudah kasih tahu mereka
tentang hal itu.
4. Mereka lagi bikin denah buat
pameran entar.
 Penggunaan Struktur Kalimat
5. Rencena ini saya sudah
sampaikan kepada Direktur.
RAGAM TULIS
a. Penggunaan Bentuk Kata
1. Kendaraan yang ditumpanginya menabrak pohon mahoni.
2. Apabila tidak sanggup, engkau tidak perlu melanjutkan pekerjaan
itu.
b. Penggunaan Kosakata
3. Saya sudah memberi tahu mereka tentang hal itu.
4. Mereka sedang membuat denah untuk pameran nanti.
c. Penggunaan Struktur Kalimat.
5. Rencana itu sudah saya sampaikan kepada Direktur.
6. ”Asah Terampil” ini dihadiri juga oleh Gubernur Daerah Istimewa
Aceh
RAGAM BAKU DAN TIDAK BAKU
Pada dasarnya, ragam tulis dan ragam lisan terdiri pula atas
ragam baku dan ragam tidak baku.

1. RAGAM BAKU
Ragam baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh
sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai bahasa
resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dalam
penggunaanya
 Ragam bahasa baku mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a.Kemantapan Dinamis
b.Cendekia
c.Seragam

2.RAGAM TIDAK BAKU


Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan
dan ditandai oleh ciri-ciri yang menyimpan dari norma ragam baku.
 RAGAM BAKU TULIS DAN RAGAM BAKU LISAN

 RAGAM SOSIAL DAN RAGAM FUNGSIONAL

 BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR


latihan
1. Apa perbedaan yang menonjol antara ragam lisan dan
ragam tulis suatu bahasa?
2. Bagaimana pendapat Anda tentang bahasa baku dan
bahasa tidak baku?
3. Coba anda perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.
Cendekia atau tidakkah kalimat tersebut? Kalau
kalimat itu tidak cendekia coba Anda Perbaiki kalimat
itu.
a. Sebelum bertindak, pemimpin bank yang terkenal
itu mencoba melakukan pendekatan kekeluargaan.
b. Istri pejabat nakal itu memakai mobil pajero.

Anda mungkin juga menyukai