C1
28 November 2019
Identitas Pasien
Nama : Ny. PA
Umur : 54 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : Tamat SLTP
Anamnesis
Data diperoleh dari pasien
Hipertensi Amlodipine
Riwayat Penyakit dalam Keluarga
• Tidak ada keluhan serupa.
Pemeriksaan Fisik
• KU: sakit sedang Kesadaran : compos mentis
• C2 : BP: 150/90mmHg, PR 80 x/m, RR 20x/m, T 36.50C
• ER : BP: 150/90mmHg, PR 100 x/m, RR 20x/m, T 36.70C
• BB 57kg TB 157cm, IMT 23.7 kg/m2
• Kepala : konjungtiva slight anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
• Leher : KGB tidak teraba
• Thoraks:
• Jantung :
– Inspeksi : IC tidak terlihat
– Palpasi : IC tidak teraba, thrill -
– Perkusi : Batas kiri: ICS V linea midclavicularis sinistra
Batas kanan: ICS IV linea parasternal dextra
– Auskultasi : SI-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
• Paru :
– Inspeksi : Gerak napas simetris
– Palpasi : Sela iga tidak melebar, stem fremitus R=L
– Perkusi : Sonor R=L
– Auskultasi : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
• Abdomen :
– Inspeksi : Datar
– Auskultasi : Bising usus (+)
– Palpasi : Supel, nyeri tekan (+)
– Perkusi : Timpani
• Ekstremitas Atas dan Bawah: Akral hangat, edema tungkai -/-
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Lab (23/11) Serum Osmolality :
• Hb 10.0 (2 x Na) + (BUN / 2.8) + (glucose / 18) = 231
mOsm/Kg
• Leukosit 17.2
• Trombosit 286000 Na needed: (140-109)x0.6x57 = 1060 meq
• SGOT 55 Na needed daily: 10x0.6x57 = 342 meq
• SGPT 29 Na correction in = 249/312x24jam
• Ureum 43 = 74 hours
• Creatinin 2.6
• GDS 116 K needed: (4-2.27)x0,4x57 = 39 meq
• Na 109 K needed total = 57 + 39 = 96 meq
• K 2.27
• Cl 69.0 GFR CKD EPI = 20.1
RO
RONTGEN INTERPRETATION
Rontgen components Interpretation
Identity Same
KV Normal
Symmetric Symmetric
Diaphragma normal
Mediastinum Normal
Sinus Costovertebrae Normal
Sinus Cardiophrenicus Normal
Bone Intact, sela
Cor + CTR CTR 50%
Pulmo Parenchym Dalam batas normal
TD Normal
TD Optimal TD Normal Hipertens
Tinggi
<120/80 120-129/80-84 i
130-139/85-
>140/90
89
Pengukuran TD di luar
Pikirkan Hipertensi
klinik (ABPM atau
Terselubung
HBPM)
Gunakan
salah satu
untuk
konfirmasi
diagnosis
Indikasi untuk
ABPM atau HBPM (lihat
Bab 2.4 dan 2.5)
Batasan Tekanan Darah di Klinik & luar Klinik
untuk Diagnosis Hipertensi
TDS
Kategori ( TDD (mmHg)
g)
mmH
TD Klinik ≥140 dan/atau ≥90
ABPM
Blood transfusions
ESA therapy
Iron management
I C Mcdougall, 2013.
Sindroma Dispepsia
Sindroma dispepsia
Penyebab Dispepsia
Sindroma dispepsia
Definisi
• Dispepsia adalah kumpulan gejala nyeri
atau rasa tidak enak di abdomen atas
yang episodik atau persisten, kronik atau
rekuren yang disebabkan oleh berbagai
faktor
• Dikenal juga sebagai overlap syndromes
(sindroma tumpang tindih)
Etiologi
• Disebabkan oleh berbagai faktor
• Sekitar 50 – 60 % Pasien termasuk
kategori dispepsia fungsional
• Sekitar 40 % disebabkan oleh gangguan
struktur / organ
Tabel 1. Diagnosis Banding Penyebab Dispepsia
Kategori diagnostik Prevalensi
Dispepsia fungsional Sampai 60 %
Dispepsia karena penyakit struktural atau biokimia
Tukak peptik 15 – 25 %
Esofagitis refluks 5 – 15 %
Kanker lambung atau esofagus <2%
Penyakit saluran bilier Jarang
Gastroparesis Jarang
Pankreatitis Jarang
Malabsorbsi karbohidrate (laktose, sorbitol, fruktose, mannitol) Jarang
Obat – obatan Jarang
Penyakit infiltratif lambung (Penyakit Crohn, sarcoidosis) Jarang
Gangguan metabolik (hiperkalsemia, hiperkalemia) Jarang
Hepatoma Jarang
Penyakit usus iskemik Jarang
Penyakit sistemik (diabetes melitus, penyakit tiroid, and Jarang
paratiroid, penyakit jaringan ikat)
Parasit usus (Giardia, Strongyloides) Jarang
Kanker abdomen, terutama kanker pankreas Jarang
Patogenesis
• Ketidak seimbangan antara faktor agresif
dan faktor defensif
• Bila faktor agresif lebih kuat atau faktor
defensif lebih lemah maka akan terjadi
kerusakan mukosa gaster
PATOGENESIS kerusakan Mukosa Gaster