Oleh :
1. Radiasi
• Berdasarkan laporan riset menunjukkan bahwa :
1) Para pegawai radiologi berisiko, pasien yang menerima radioterapi
2) Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasak di Jepang.
2. Faktor Leukemogenik
beberapa zat kimia/ bahan inddustri kimia dan pasien kemoterapi
3. Obat untuk kemoterapi
4. Herediter (Penderita sindrom down : mempunyai resiko 20 kali lebih besar dari orang normal)
5. Virus
A N ATO M I F I S I O L O G I
A N F I S O R G A N T E R K A I T D EN G A N K E LA I N A N YA
• Gejala-gejala seperti flu antara lain : kecapekan dan tidak enak badan,
perdarahan hidung dan lebih mudah mendapat memar dari biasanya
tanpa sebab yang jelas
• (Desmawati, 2013).
KOMPLIKASI
Keperawatan
• 1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak sianosis dan
• 2. Memberikan O2 kepada pasien agar pasien menunjukkan jalan nafas yang paten
• 3. Selalu memonitor tanda-tanda vital tetap dalam rentang normal (tekanan darah,
nadi,
pernafasan).
• 4. Mencukupi pemenuhan nutrisi Klien agar terpenuhi, berkolaborasi dengan ahli gizi
dalam pemberian diet pasien.
• 5. Meningkatkan BB Klien agar kembali ke BB sewaktu sehat.
• 6. Usahakan tidak terjadi mual dan muntah pada pasien.
• 7. Membuat nafsu makan klien kembali meningkat.
Medis
1. Transfusi darah
Diberikan jika kadar Hb kurang dari 6 gr%.
2. Kortikostiroid seperti prednisone, kortison,
deksametason dan sebagainya.
3. Sitostatika
4. Imunoterapi
5. Transplantasi sumsum tulang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Menurut buku NANDA (2015) dan buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia atau SDKI (2016
& 2017), diagnosa keperawatan yang akan muncul adalah :
• 1. Nyeri Kronik berhubungan dengan Agen Injury Biologi.
• 2. Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Kurangnya Suplai O2 Ke Jaringan Otak.
• 3. Intolenransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan.
• 4. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan Kelemahan.
• 5. Resiko Infeksi berhubungan dengan Pertahanan Sekunder Inadekuat (penurunan Hb).
• 6. Resiko Kurang Volume Cairan berhubungan dengan Kehilangan Berlebihan (muntah, perdarahan,
diare), penurunan pemasukan cairan (mual, anoreksia).
• 7. Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan Anoreksia.
• 8. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan Alopesia.
• 9. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan Kurang Informasi
TELAAH JURNAL
1,2 Program Studi Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang
Studi Kasus
Metode Mendongeng Menurunkan Nyeri Pada Anak Penderita Acute
Limpoblastic Leukimia (ALL)
Heru Kurniawan¹, Pawestri Pawestri²
REVIEW PENELITIAN :
• Tujuan penelitian
Untuk mengetahui efektivitas mendongeng terhadap penurunan nyeri pada Anak dengan
Acute (impoblastic leukimia (ALL) di ruang Anak Dasar Rsup dr.Kariadi Semarang.
• Metode penelitian:
Menggunakan deskriptif dengan pendekatan Asuhan keperawatan.
• Sampel :
Pasien Acute limpoblactic leukimia (ALL) yang menjalani rawat inap di ruang Anak dasar
Rsup dr.kariadi semarang bulan Februari 2020, yang sesuai dengan kriteria inklusi dan
diambil dengan menggunakan Teknik purposive sampling.
• Hasil studi kasus menunjukkan Penurunan skala nyeri setelah dilakukan terapi
mendongeng. Responden 2 terjadi penurunan dari skala 6 menjadi 0.