Anda di halaman 1dari 13

ASPEK SOSIAL CULTURAL PADA ASUHAN KEBIDANAN

BAYI BARU LAHIR

Kelompok II
Kelas B

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN ALIH JENJANG


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2

Erna Rahmawati 512022011

Zenny Aristiyani 512022023

Eva Farida 512022027

Ninna Maelani 512022032


Fitriani 512022036
Ananda Rizqia 512022039
Siti Rohimah 512022044
Siti Sindi Widiati Robi’ah 512022052
Syifa Krisna Hasnamuntaz 512022057
Peni Parlina 512022060
Wartini Paridah 512022063
Nydia Oktripiani 512022064
Eka Sulastina 512022069
Risa Mia 512022077
Sosio kultural adalah suatu wadah atau proses yang menyangkut hubungan
antara manusia dankebudayaan. Dimana proses tersebut menyangkut tingkah
laku manusia dan diatur olehnya, terjadi proses yang saling mengikat antara
unsur-unsur kebendaan dan spiritual.

Perubahan social budaya bisa terjadi apabila satu kebudayaan melakukan


kontak atau terjadi hubungan dengan kebudayaan asing.perubahan social
budaya merupakan sebuah gejala berubahnya struktur social dan juga pola
budaya di dalam sebuah masyarakat. Kebudayaan adalah ciri dari manusia
karena kebudayaanlah yang membedakan manusia.
Dalam rangka pemenuhan hidup manusia akan berinteraksi
dengan manusia lain, masyarakat berhubungan dengan
masyarakat lain terjadi hubungan antar persekutuan manusia
dari waktu ke waktu dan terus berlangsung sepanjang
kehidupan manusia. Kebudayaan yang ada ikut pula mengalami
dinamika seiring dengan dinamika pergaulan manusia sebagai
pemilik kebudayaan. Dengan demikian, kebudayaan merupakan
identitas dari persekutuan hidup manusia.
Sumber dari semua ilmu pengetahuan adalah philosophia (filsafat). Baik ilmu
alam maupun ilmu sosial.
Dari filsafat ini lahirlah 3 vabang ilmu penegtahuan yaitu:
1. Natural sciences (ilmu-ilmu alamiah) meliputi fisika, kimia, astronomi, biologi,
botani dan lain- lain.
2. Sosial sciences (ilmu-ilmu sosial) meliputi sosiologi, ekonomi, politik,
antropologi, sejarah, psikologi geografi dan alin- lain
3. Humanities (ilmu-ilmu budaya) meliputi bahasa agama, kesusateraan, kesenian,
dan lain-lain.
Unsur-unsur kebudayaan universal
Sistem religi dan upacara keagamaan.

System dan organisasi kemasyarakatan

System pengetahuan

Nilai

Bahasa

Kesenian

Norma dan sanksi

Sistem teknologi dan peralatan

Sistem mata pencaharian hidup


Aspek Sosial Kultural pasa Asuhan Kebidanan Bayi

Bayi baru lahir adala bayi yang lahir sampai usia 4 minggu. Biasanya lahir dengan usia gestasi
38-42 minggu. Bayi baru lahir disebut neonatus merupakan individu yang sedang tumbuh dan
baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari
kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterine.

Budaya Indonesia sangat beragam yang memiliki tradisi tersendiri pada setiap momen
penting dalam kehidupan manusia, salah satunya adalah kelahiran bayi. Semua orang tua
menginginkan keturunan bahkan ada yang rela membayar mahal untuk mendapatkan hal
tersebut. Bagi orang tua yang telah dianugerahkan seorang bayi akan sangat berhati-hati
dalam merawatnya.
Mitos Dan Fakta Yang Berkembang Sehubungan Dengan Bayi
Baru Lahir :
1. Bayi baru lahir perlu dipijat setiap hari
2. Membedong bayi dapat memperkuat atau membuat struktur kaki bayi menjadi lurus.
3. Gurita mencegah perut buncit
4. Pusar ditempel uang logam supaya tidak bodong.
5. Menggunting bulu mata agar lentik.
6. Adat masyarakat timor terdapat praktik mengurung bayi dan ibunya selama 40 hari pertama setelah
lahir, kemudian di beri asap (tradisi sei) yang dipercaya dapat membantu proses penyembuhan dengan
terus menerus membakar kayu pada tungku perapian di Ume Kbubu
7. Beri setetes kopi agar tidak kejang. Pemberian kopi pada bayi berbahaya karena mengandung kafein
yang dapat memacu denyut jantung, yang dianjurkan adalah susu bukan kopi.
Peran Petugas Kesehatan dalam Pendekatan melalui Budaya

Bidan harus mampu menggerakan peran serta masyarakat yang


berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, menyusui dan
bayi baru lahir, remaja dan usia lanjut. Dalam rangka peningkatan
kualitas pelayanan kebidanan diperlukan kompetensi yang baik
berkaitan dengan tugas dan peran serta tanggung jawabnya. Di
masyarakat bidan harus bisa melakukan pendekatan-pendekatan yang
berhubungan dengan social budaya dengan memberikan informasi yang
benar agar dapat meningkatkan peran aktif masyarakat akan
pentingnya kesehatan.
Fungsi bidan di wilayah kerjanya adalah:

1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah-rumah mengenai persalinan,


pelayanan keluarga berencana dan pengayoman medis kontrasepsi.
2. Menggerakan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan dengan melakukan
penyuluhan kesehatan yang sesuai dengan permasalahan kesehatan setempat.
3. Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader serta dukun bayi.
4. Membina kelompok desa wisma di bidang kesehatan
5. Membina kerjasama lintas program, lintas sektoral dan lembaga swadaya masyarakat
6. Melakukan rujukan medis maupun rujukan kesehatan ke fasilitas kesehatan
7. Mendeteksi dini adanya efek samping dan komplikasi pemakaian kontrasepsi serta adanya
penyakit-penyakit lain dan berusaha mengatsi sesuai kemampuannya.
Praktik Sunat Perempuan di Indonesia

◦ Dipercaya untuk memperindah bentuk vulva. Sunat perempuan biasa dilakukan


setelah fase post-partum, sekitar 40 hari setelah kelahiran dan biasanya dilakukan
bersamaan dengan tindik telinga dan pemotongan rambut. Pada awal abad 20, para
ibu biasanya menyunatkan anak perempuannya sebelum berusia dua tahun. Ini
dilakukan di beberapa tempat di pulau-pulau terluar dan Jawa Barat.

◦ Biasanya dilakukan oleh bidan atau dukun dengan sedikit memotong, menusuk,
menggores, memijat atau meregangkan klitoris atau labia minora, atau keduanya.
Terkadang ada bagian kecil dari organ yang dipotong, biasanya tidak lebih besar dari
beras, dan dikubur dengan upacara upacara tertentu.

◦ Alat yang digunakan adalah potongan bambu tajam, duri pandan, jarum, pisau pena,
pisau dapur, pisau jari untuk memotong nasi, pisau cukur, dan gunting.
Kesimpulan
Indonesia masih banyak yang mempercayai mitos-mitos, dimana
mitos tersebut kebenarannya kadang tidak masuk akal bahkan ada
yang berbahaya bagi kesehatan ibu dan anak. Hal ini disebabkan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana perawatan
bayi baru lahir.

Sehingga sebagai masyarakat yang baik seharusnya cermat dalam


memilih perawatan BBL.

Aspek-aspek sosial budaya yang membahayakan bagi kesehatan


BBL seharusnya tidak dilakukan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai