Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS OBAT DAN MAKANAN

P ENETAPAN K ADAR O BAT G O L O NG AN


SULFONAMIDA
KELOMPOK II:

 IIS SRI RAHMA


 I M R O AT U L U L A
 RIZKI ROMDONI
 S I T I N U R I YA H
PENDAHULUAN

Sulfonamid adalah kemoterapeutik yang pertama digunakan secara sistemik untuk pengobatan
dan pencegahan penyakit infeksi pada manusia.

Sulfonilamid digunakan secara luas untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Gram positif dan Gram negatif tertentu, beberapa jamur dan protozoa
PENGGOLONGAN SULFONAMID
Berdasarkan penggunaan terapetik sulfonamida dibagi menjadi 5 kelompok yaitu :

1. Sulfonamida untuk infeksi sistemik


Di bedakan Berdasarkan masa kerjanya menjadi 3 kelompok yaitu sulfonamida dengan masa kerja
pendek, mas kerja sedang, dan masa kerja yang panjang.

2. Sulfonamida untuk infeksi usus


Obat golongan ini dirancang agar sedikit di absorbsi dalam saluran cerna, yaitu dengan memasukan
gugus yang bersifat hidrofil kuat seperti ptalil, suksinil atau guanil, membentuk turunan sulfonamida
yang lebih polar.
3. Sulfonamida untuk infeksi mata.
Obat golongan ini digunakan secara setempat untuk pengobatan konjungtivitis, infeksi mata
superfisial lain dan trakom.

4. Sulfonamida untuk infeksi saluran seni.


Golongan ini digunakan untuk pengobatan infeksi saluran seni karena cepat diabsorbsii dalam
saluran cerna

5. Sulfonamida untuk pengobatan luka bakar.


Golongan ini pada umumnya digunakan pada luka bakar yang terinfeksi oleh Pseudomonas sp. Atau
Clostridium welchiiedang eksresi melalui ginjal lambat sehingga kadar obat di ginjal cukup tinggi.
S I FAT S U L F O N A M I D A

 Bersifat amfoter, karena itu sukar di pindahkan dengan acara pengocokan yang
digunakan dalam analisa organik.
 Mudah larut dalam aseton, kecuali Sulfasuksidin, Ftalazol dan Elkosin.
 Umumnya tidak melarut dalam air, tapi adakalanya akan larut dalam air anas. Elkosin
biasanya larut dalam air panas dan dingin.
 Tidak larut dalam eter, kloroform, petroleum eter.
 Larut baik dalam aseton.
 Sulfa – sulfa yang mempunyai gugus amin aromatik tidak bebas akan mudah larut dalam
HCl encer. Irgamid dan Irgafon tidak lariut dalam HCl encer.
 Sulfa – sulfa dengan gugusan aromatik sekunder sukar larut dalam HCl, misalnya
septazin, soluseptazin, sulfasuksidin larut dalam HCl, akan tetapi larut dalam NaOH.
 Sulfa dengan gugusan –SO2NHR akan terhidrolisis bila dimasak dengan asam kuat HCl
atau HNO3.
METODE PERCOBAAN
Alat Bahan
• Botol gelap - Filler
- Alkohol 70%
• Gelas kimia 100 mL - Gelas ukur 100 mL
- Aluminium foil
• Kuvet - Labu Erlenmeyer
• Labu takar 500 dan 100 mL - Lumpang dan alu - Aquades

• Pipet tetes - Pipet volume 5 mL - Sulfadiazine murni


• Spatula - Spektrofometer UV Vis - Sulfadiazine sampel (Trisulfa)
• Timbangan analitik
- Tisu
PROSEDUR KERJA

1. Pembuatan Larutan Standar


Sulfadiazine Murni

 Ditimbang sebanyak 0,05 gr


 Dilarutkan dengan 25 mL alkohol
 Dimasukkan kedalam labu takar 100 mL
 Dicukupkan dengan akuades hingga 100 mL
 Dikocok hingga homogen

Larutan Standar Sulfadiazine Murni


Pembuatan Larutan Uji

Larutan Standar Sulfadiazine Labu takar 1


Labu takar 2
- Dipipet sebanyak 20 ml larutan standar
Labu takar 3
- Dimasukkan kedalam 5 labu takar100 mL
Labu takar 4
Labu takar 5 Larutan uji konsentrasi 0,1 ; 0,2 ; 0,3 ; 0,4 dan 0,5 M

 Dipipet sebanyak 40 ml larutan standar dengan Nilai absorbansi masing-masing 0.533, 0.761,

 Dipipet sebanyak 60 ml larutan standar 1.119, 1.463, 1.795

 Dipipet sebanyak 80 ml larutan standar - Dicukupkan dengan akuades hingga 100 mL


 Dipipet sebanyak 100 ml larutan - Dikocok hingga homogen
standar
- Dimasukkan dalam botol gelap

- Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 400


nm di spektrometer Uv-Vis .
PENENTUAN KADAR SAMPEL SULFADIAZINE

Sulfadiazine Sampel (Trisulfa)

- Digerus hingga halus menggunakan lumpang dan alu


- Ditimbang sebanyak 0,1 gr
- Dilarutkan dengan 25 mL alkohol 70%
- Dimasukkan kedalam labu takar 100 mL
- Dicukupkan dengan akuades hingga 100 mL
- Dimasukkan kedalam botol gelap
- Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 400 nm di spektrofotometer Uv-Vis.

Larutan Sampel Sulfadiazine (Trisulfa) dengan nilai absorbansi 2.267.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Standar
Sample Data (Trisulfa)
No. Conc(ppm) WL1[239.0nm] ABS

1 0.1 0.533 0.533 WL1[239.0nm


No. Nama Sampel Conc(ppm) ABS
2 0.2 0.761 0.761 ]

3 0.3 1.119 1.119

4 0.4 1.463 1.463 1 Trisulfa 0.6134 2.267 2.267

5 0.5 1.795 1.795

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakuan pada sulfadiazina, dapat diketahui bahwa
hubungan antara konsentrasi (ppm) dengan nilai absorben (a) tegak lurus, sehingga dapat di
simpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi sulfadiazina, maka nilai absorbennya atau daya tembus
cahaya yang di lewati sampel semakin besar, maka di dapatkan kadar sulfadiazin dalam sampel obat
Trisulfa yaitu 0.6134 ppm sedang pada etiket 167 mg.
KESIMPULAN

Sulfonamida merupakan salah satu kemoterapeutika yang pertama kali digunakan secara
sistemik untuk melakukan pengobatan dan pencegahan terhadap penyakit infeksi pada manusia

Berdasarkan penggunaan terapetik sulfonamida dibagi menjadi 6 kelompok yaitu sulfonamida


untuk infeksi sistemik, untuk infeksi usus, infeksi mata, infesi saluran seni, untuk pengobatan
luka bakar dan untuk penggunaan lain.

Dalam sampel obat Trisulfa, diperoleh adanya kandungan sulfadiazin.

Kadar sulfadiazin dalam sampel obat Trisulfa yaitu 0.6134 ppm sedang pada etiket 167 mg

Anda mungkin juga menyukai