Zulham
Departemen Histologi
FK USU
2008
Pertimbangan Pewarnaan
Unsur yang akan didemonstrasikan
• Pigmen pengganggu
Mis: melanin → bleaching
Fixing fluid/fixatives
• Muller fluid → jaringan dicuci dgn air
mengalir selama 24 jam
• Zenker → lugol’s iodine → larutan hypo
Jenis Pewarnaan
Hematoxyllin & Eosin
Khusus
• Impregnasi perak
• Sudan → lipid
Sitologik
• Pap test
• Blood smear
• Swab mucosa
Imunohistokimia
Haematoxyllin dan Eosin
Paling banyak digunakan → rutin
HE dapat menunjukkan sebagian
besar struktur histologi
Demonstrasi nuklei adalah penting
Variasi dalam hasil
Haematoxyllin
Penggunaan
• Pewarnaan Nuclei
• Struktur selain nuclei
Jenis formula haematoxyllin untuk pewarnaan
nuclei
1. Dellafield (1885)
2. Ehrlich (1886)
3. Heidenhains (1896)
4. Harris (1900)
5. Mayer (1903)
6. Weigert (1904)
7. Carazzi (1911)
8. Cole (1943)
Natural ripening vs artificial ripening
Penggunaan mordant (aluminium, iron, atau
tungsten)
Warna pertama adalah merah gelap, menjadi
biru (blueing) bila diperlakukan dgn alkali
lemah (air kran atau lithium carbonate)
Methods are
• regressive
• Progressive causing pale nuclei or colour cytoplasm
• Counterstain (IHC)
Special purpose
Interchangeability
Tidak bisa untuk counterstain atau
frozen section
• Harris, Ehrlich, Cole, Delafield
• Gunakan → Carazzi, Mayer, Harris ½ strength
Nuclear Staining
Haematoxyllin
Haematein (oxidized haematoxyllin) adalah zat warna
Nucleus mengandung RNA dan DNA (bersifat asam)
Haematoxyllin mewarnai nuclei
Afinitas hematein thd nuclei adalah jelek bila tanpa
mordant.
• Mordant adalah penghubung haematoxyllin dan DNA
• Logam: Al, Fe, tungsten, molybdenum, lead
• Tipe mordant mempengaruhi tipe jaringan yang terwarnai dan
hasil akhir pewarnaan
Klasifikasi didasarkan jenis mordant yg digunakan
• Al; Iron; Tungsten haematoxyllin, etc & tanpa mordant
Ehrlich haematoxyllin
Formula
• Haematoxyllin 80 g
• Alcohol 2400 ml
• Potassium alum 240 g
• Akuades 1200 ml
• Glycerol 1200 ml
• Glacial acetic acid 120 ml
• Larutkan haematoxyllin dalam alkohol. Larutkan alum dalam
air (panas); saat hangat tambahkan gliserol dan biarkan
hingga dingin. Tambahkan larutan haematoxyllin dalam volume
kecil ke larutan alum, kocok setiap kali menambah.
Tambahkan asam asetat dan kocok.
• Larutan ditaruh dalam botol kaca jernih hingga “matang”
setelah 6 - 8 minggu. Botol ditutup tapi tidak rapat.
Banyak “care” tapi hasil lebih tepat.
Tahan lama, beberapa tahun
For demonstrating
• Fine nuclear chromatin
• Tissue that had been fixed too long
• Subjected to fierce acid decalcification
Kekurangan
• Masa ripening lama (6 – 8 minggu)
• Waktu pewarnaan lama: + 45 menit
• Tidak untuk frozen sections karena alkohol (+)
• Cukup mahal, banyak menggunakan haematoxyllin dan
gliserol
Heidenhain haematoxyllin
For sections that was fixed
• too long (time)
• by osmium tetroxide
• And spent too long in decalcying fluid
• alcohol
Demonstration of
• mitoses and fine nuclear detail,
• mitochondria,
• muscle striations,
• keratin
Popular for photography
Formulae
• Iron alum solution
Iron alum 5g
Akuades 100 ml
• Haematoxyllin solution
Haematoxyllin 0.5 g
Alkohol 10 ml
Akuades 90 ml
• Ripening time: 4 weeks
Staining time: 30’ – 24 hrs
Harris haematoxyllin
Formula
• Haematoxyllin 1g
• Alcohol 10 ml
• Potassium alum 20 g
• Akuades 200 ml
• Mercuric oxide 0.5 g
• Glacial acetic acid 8 ml
• Larutkan haematoxyllin dalam alkohol. Larutkan alum dalam
air (panas). Campur kedua larutan bersama-sama; panaskan
hingga mendidih; tambahkan mercuric oxide. Dinginkan flask
dalam air dingin. Setelah dingin, tambahkan asam asetat.
Kualitas baik: 3 – 4 bulan
Half strength Harris hematoxyllin: tanpa asam asetat
glasial
Harris HE
Hasil
• Nuclei; calcium
deposits; bakteri:
biru
• Mucin; cartilage:
biru pucat – abu2
• Eritosit; eosinofil:
merah
Mayer’s haematoxyllin
Formula Haematoxyllin Mayer
• Haematoxylin kristal 1 gr
• Akuades 1000 ml
• Sodium Iodate 0,2 gr
• Ammonium/potassium alum 50 gr
• Citric acid 1 gr
• Chloral hydrate 50 gr
Cara pembuatan Haematoxyllin Mayer
• Larutkan ammonium/potassium alum di dalam akuades.
• Tambahkan hematoxyllin dan campurkan secara baik.
• Tambahkan sodium iodate, citric acid dan chloralhydrate.
• Campur dan aduk hingga seluruhnya tercampur dengan baik.
• Biarkan semalam dan saring dengan kertas saring besoknya.
Weigert Haematoxyllin
For sections of brain
Formulae
• Weigert solution A
Haematoxyllin 1g
Alcohol 100 ml
Ripening time: 4 weeks
• Weigert solution B
30% aqueous solution of ferri chloride 4 ml
Akuades 100 ml
HCl jenuh 1 ml
• Weigert haematoxyllin (working solution)
Mix equal volume of solution A and B, and use within 30
minutes
Carazzi haematoxyllin
Not intentended for use with eosin
Formulae
• Haematoxyllin 0.5 g
• Glycerol 100 ml
• Potassium alum 25 g
• Akuades 400 ml
• Potassium iodate 0.1 g
• Larutkan haematoxyllin dgn gliserol. Larutkan potassium
alum dgn hampir semua akuades tanpa dipanaskan
(akan makan waktu). Campurkan dgn menambah
larutan alum dalam volume kecil pada larutan
haematoxyllin, kocok tiap kali menambah. Larutkan
potassium iodate dengan sisa akuades hangat dan
tambahkan ke campuran larutan. Kocok.
Stabilitas: 4 – 6 minggu
Haematoxyllin Mixtures
Stain other structures than
nuclei
Haematoxyllin mixtures
Connective tissue
• Mallory phosphotungstic acid haematoxyllin
Elastic fibers
• Verhoeff’s method
Myelin
• Kultschitzky
• Loyez
• Spielmeyer
• Weigert
Copper and lead
• Mallory
• Parker
Mucin
• Mayer’s mucihematein
Eosin
Zat warna xanthene
Ikatan Van der Waals
Paling cocok dikombinasikan dgn alum haematoxyllin
Memiliki nilai kemampuan differensiasi sendiri untuk
membedakan antara sitoplasma dari tipe sel dan
serabut jaringan ikat yang berbeda
Differensiasi terjadi selama dehidrasi oleh alkohol
Jenis eosin
• Eosin Y (yellowish), water soluble
• Eosin B (Bluish)
• Ethyl Eosin (eosin S, eosin alkohol absolut)
Eosin Y
water soluble
Paling banyak digunakan
Zat warna asam sehingga berikatan dgn protein
(basa)
Dapat berpenetrasi pada struktur padat dan bersifat
metakromatik
Terdapat dalam 2 bentuk
• Monomer: merah
• Dimer : oranye-merah
Hasil pewarnaan
• Sitoplasma: merah
• Eritrosit : oranye-merah
• Nukleus piknotik: ungu
• Nucleolus: merah
Formula Eosin
Eosin-alkohol Stok 1%
• Eosin y ws 1 gr
• Distilled water 20 ml
• Larutkan dan tambahkan alkohol 95% 80 ml
• Tambahkan 1 kristal thymol
Working Eosin Solution
• Eosin-alkohol stok 1 bagian
• Alkohol 80% 3 bagian
• Dibuat sesaat sebelum digunakan dan tambahkan
asam asetat glasial 0,5 ml untuk setiap 100 ml
larutan dan aduk dengan baik.
Mewarnai Preparat
Deparafinisasi dengan xylol (2 x 2 menit);
Hidrasi dengan alkohol 100% (2x2 menit) – 95% (2 menit) –
90%(2 menit) – 80% (2 menit) – 70% (2 menit) – air kran (3
menit);
Jaringan yang difiksasi dengan larutan yang mengandung merkuri
klorida mengandung presipitat merkuri yang berwarna hitam.
Deposit merkuri dapat dihilangkan sebelum pewarnaan. Irisan
diinkubasi dalam larutan iodine 0,5% dalam etanol 70% selama 5
– 10 menit. Irisan dibilas dengan air lalu diinkubasi dalam sodium
thiosulphate 5% selama 5 menit dan dicuci dengan air kran
mengalir.
Inkubasi dalam larutan hematoxylin Mayer selama beberapa
menit;
Cuci dalam air mengalir selama 15-20 menit;
Observasi di bawah mikroskop, Counterstaining dengan eosin
working solution selama beberapa menit. Dehidrasi dalam serial
alkohol dengan gradasi meningkat
Inkubasi dalam xylol 2x2 menit.
mounting dengan entelan/balsam kanada.
labelling
Acid Alcohol Rinse
Mengurangi warna biru hematoxyllin
(to differentiate nuclear staining)
0.25 % acid rinse
• Akuades 975 ml
• HCl 25 ml
HCl 1% dalam alkohol 70% (v/v)
Blueing
Air kran (yang alkalis)
• Jakarta: pH air kran adalah 7.8
Lithium carbonate