Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran
dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
KESEPAKATAN DASAR
PERUBAHAN UUD 1945
Dari Perubahan pertama sampai dengan perubahan ke-
empat (1999-2002), MPR memiliki kesepakatan dasar
berkaitan dengan perubahan yang mengemuka sejak
Panitia Ad Hoc III (PAH) Badan Pekerja MPR dan
ditegaskan kembali dalam PAH I BP MPR yakni :
1) Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945
2) Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
3) Mempertegas sistem presidensiil
4) Penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal normatif akan
dimasukan ke dalam pasal-pasal
5) Perubahan dilakukan dengan cara “adendum”
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 25
SEBAGAI HUKUM DASAR
UNDANG-UNDANG DASAR
mengatur 4 hal penting :
LEMBAGA
PROSES OBJEK
YANG PERUBAHAN PERUBAHAN
BERWENANG
Kedaulatan berada di
tangan rakyat dan
Negara Indonesia adalah dilaksanakan menurut
negara hukum Undang-Undang Dasar
[Pasal 1 (3)***] [Pasal 1 (2)***]
Hakekat Bangsa dan hakekat Negara
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua,
“bangsa” adalah orang-orang yang memiliki
kesamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarah
serta berpemerintahan sendiri, atau bisa saja diartikan
sebagai kumpulan manusia yang biasanya terikat
karena kesatuan bahasa dan wilayah tertentu di muka
bumi.
Jadi, “Bangsa Indonesia” adalah sekelompok
manusia yang mempunyai kepentingan yang sama dan
menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta
berproses di dalam satu wilayah Nusantara/Indonesia.
Unsur-unsur Bangsa
Cita-cita bersama yang mengikat dan menjadi satu
kesatuan.
Perasaan senasib sepenanggungan.
Karakter yang sama
Adat istiadat atau budaya yang sama.
Satu kesatuan wilayah.
Terorganisir dalam satu wilayah hukum.
Unsur-unsur Negara
Yaitu
1. Rakyat yaitu masyarakat atau warga negara.
2. Wilayah yaitu suatu tempat tertentu yang dibatasi baik
dengan laut, sungai maupun daratan tertentu yg telah
disepakati dan di akui oleh negara lain
3. Pemerintahan yaitu alat kelengkapan negara yang
bertugas memimpin organisasi negara untuk mencapai
tujuan negara.
4. Pengakuan Negara lain
1-3 merupakan unsur konstitutif dan unsur no 4 mrpkn unsur
deklaratif.
TUJUAN NEGARA INDONESIA
Tdp pada Alinea ke 4 Pembukaan UUD’45, tujuan
negara Indonesia didirikan adalah:
1.Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
Konsep dasar Penduduk
dan Warga Negara
Warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang di sahkan dengan
Undang-undang sebagai warga negara (Ps 26 ayat (1)
UUD’45)
Penduduk ialah warga Negara Indonesia dan orang asing
yang bertempat tinggal di Indonesia
Secara hukum, seluruh warga negara meliliki hubungan
yg khas dengan negara
Hak dan Kewajiban Warga negara
Menurut Prof. Dr. Notonegoro “Hak adalah kuasa
untuk menerima atau melakukan suatu yang
semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak
tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh pihak lain
manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut
secara paksa olehnya.”
Kewajiban berasal dari kata wajib. Menurut Prof. Dr.
Notonegoro “wajib adalah beban untuk memberikan
sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu
oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun
yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh
yang berkepentingan. Kewajiban pada intinya adalah
sesuatu yang harus dilakukan. Disini kewajiban berarti
suatu keharusan maka apapun itu jika merupakan
kewajiban kita harus melaksaakannya tanpa ada alasan
apapun itu. Dari pengertian yang lain kewajiban berarti
sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa
tanggung jawab.”
Hak dan kewajiban warga Negara tercantum dalam pasal
27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945. Beberapa hak dan
kewajiban tersebut antara lain, sbb:
1) Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 berbunyi:
“Setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan Negara.”
2) Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 berbunyi:
“setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan dan kepastian hukum, serta perlakuan yang
sama di hadapan hukum.”
3. Pasal 28G ayat (1)UUD’45:
“ Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi,
keluarga, kehormatan,martabat dan harta benda yang di
bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman.”
4. Pasal 33 ayat (1,2,3 dan 4) tentang sistem perekonomian
Indonesia dan pemanfaatan sumber kekayaan alam untuk
kesejahteraan rakyat.
5. Pasal 34 ayat (1) UUD’45:
“Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara.”
6. Pasal 34 ayat (2) UUD’45:
“Jaminan sosial dan pemberdayaan masyarakat yang
lemah
7. Pasal 34 ayat (3) UUD’45:
“ Pemerintah bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan pelayanan umum.”
Pasal 31 ayat(1): “Setiap warga Negara berhak mendapat
pendidikan”
Pasal 31 ayat(2):”Setiap warga Negara wajib mengikuti
belajar sembilan tahun dan pemerintah wajib membiayai.”
Pasal 32ayat (1):” Negara memajukan kebudayaan nasional
Indonesia.”
PENATAAN KEKUASAAN/LEMBAGA NEGARA
PUSAT
UUD NRI TAHUN 1945
Perwakilan
BPK Provinsi
Pemerintahan Daerah
Provinsi Lingkungan DAERAH
Gubernur DPRD
Peradilan Umum
Lingkungan
`
Peradilan Agama
Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota Lingkungan
Peradilan Militer
Bupati/
DPRD
Walikota Lingkungan
Peradilan TUN
Ancaman
Contoh =
Usaha pemusnahan kaum Yahudi oleh Adolf Hitler
kejahatan yang dilakukan hitler saat terjadi perang dunia ke II
Pembantaian suku bangsa Jerman di Eropa Timur pada akhir Perang Dunia II oleh
suku-suku bangsa Ceko, Polandia dan Uni Soviet di sebelah timur garis
perbatasan Oder-Neisse.
Pembantaian lebih dari dua juta jiwa rakyat oleh rezim Khmer Merah pada akhir
tahun 1970-an.
Pembantaian bangsa Kurdi oleh rezim Saddam Hussein Irak pada tahun 1980-an.
Efraín Rios Montt, diktator Guatemala dari 1982 sampai 1983 telah membunuh
75.000 Indian Maya.
Kejahatan terhadap umat
manusia
Kejahatan terhadap umat manusia adalah istilah di dalam
hukum Internasional yang mengacu pada tindakan pembunuhan
massal dengan penyiksaan terhadap tubuh dari orang-orang,
sebagai suatu kejahatan penyerangan terhadap yang lain.
Biasanya kejahatan terhadap kemanusian dilakukan atas dasar
kepentingan politis, seperti yang terjadi di Jerman oleh
pemerintahan Hitler serta yang terjadi di Rwanda dan Yugoslavia
Diatur dalam Statuta Roma( diadopsi dalam Undang-Undang no.
26 tahun 2000 tentang pengadilan hak asasi manusia (HAM)) di
Indonesia. Menurut UU tersebut dan juga sebagaimana diatur
dalam pasal 7 Statuta Roma,
definisi kejahatan terhadap kemanusiaan ialah Perbuatan yang
dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau
sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan
secara langsung terdapat penduduk sipil.
Kejahatan-kejahatan terhadap perikemanusiaan
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 7 Statuta
Roma tersebut adalah serangan yang meluas atau
sistematik yang ditujukan secara langsung terhadap
penduduk sipil dengan tujuan ::
(a) Pembunuhan;(b) Pemusnahan(c) Perbudakan;(d)
Pengusiran atau pemindahan penduduk(e) Perampasan
kemerdekaan / perampasan kebebasan fisik lain(f)
Menganiaya;(g) Memperkosa, perbudakan seksual,
memaksa seorang menjadi pelacur, menghamili secara
paksa, melakukan sterilisasi secara paksa, ataupun
bentuk kejahatan seksual lainnya ;
(h) Penyiksaan terhadap kelompok berdasarkan alasan
politik, ras, kebangsaan, etnis, kebudayaan, agama, jenis
kelamin (gender) sebagaimana diatur dalam artikel 3 ICC
ataupun adengan alasan-alasan lainnya yang secara umum
diketahui sebagai suatu alasan yang dilarang oleh hukum
internasional
(i) Penghilangan seseorang secara paksa;(j)
Kejahatan apaetheid;(k) Perbuatan lainnya yang tak
berperikemanusiaan yang dilakukan secara sengaja sehingga
mengakibatkan penderitaan, luka parah baik tubuh maupun
mental ataupun kesehatan fisiknya.
Kejahatan Perang
Kejahatan perang adalah suatu tindakan pelanggaran,
dalam cakupan hukum Internasional, terhadap hukum
perang oleh satu atau beberapa orang, baik
militer maupun sipil.
Pelaku kejahatan perang ini disebut penjahat perang.
Setiap pelanggaran hukum perang pada konflik antar
bangsa merupakan kejahatan perang. Pelanggaran
yang terjadi pada konflik internal suatu negara, belum
tentu bisa dianggap kejahatan perang.
Kejahatan perang meliputi semua pelanggaran terhadap
perlindungan yang telah ditentukan oleh hukum
perang, dan juga mencakup kegagalan untuk tunduk
pada norma prosedur dan aturan pertempuran, seperti:
menyerang pihak yang telah mengibarkan bendera
putih, atau sebaliknya, menggunakan bendera
perdamaian itu sebagai taktik perang untuk mengecoh
pihak lawan sebelum menyerang.
Perlakuan semena-mena terhadap tawanan perang atau
penduduk sipil juga bisa dianggap sebagai kejahatan
perang.
Pada 1 Juli 2002, Pengadilan Kejahatan Internasional,
yang berbasis di Den Haag,Belanda, dibentuk untuk
mengadili kejahatan perang yang terjadi pada atau
setelah tanggal tersebut. Beberapa negara,
terutama amerika Serikat, tiongkok dan Israel,
menolak untuk berpartisipasi atau mengizinkan
pengadilan tersebut menindak warga negara mereka.
Pada awal 2006 mantan Presiden Irak Saddam
Hussein dan mantan Presiden Yugoslavia Slobodoan
Milosevic juga diadili karena kejahatan perang.
Partisipasi masyarakat dalam penegakkan dan perlindungan
HAM dapat diwujudkan dalam bentuk sbb:
a. Penyampaian laporan atas terjadinya pelanggaran HAM
b. Pengajuan usulan mengenai perumusan dan kebijakan
yang berkaitan dg HAM
c. Pelaksanaan penelitian, pendidikan dan penyebarluasan
informasi mengenai HAM
d. Unsur masyarakat dapat juga dilibatkan oleh jaksa
agung menjadi penyidik adhoc ataupun penuntut umum
adhoc.
Soal latihan
1. Apakah setelah Indonesia merdeka pernah mendapat
ancaman keamanan dari pihak luar? Jelaskan dan beri
contohnya!
2. Apa yang harus saudara lakukan dalam usaha bela
negara baik saudara selaku mahasiswa maupun sebagai
warga negara?
3. Sebutkan beberapa ancaman non-tradisional yang
sering mengganggu ketentraman dan keselamatan
bangsa serta upaya apa yang dapat saudara lakukan
untuk mengantisipasi ancaman tersebut!
4. Beri pendapat saudara tentang peran POLRI saat ini
ALHAMDULILLAH
SELESAI