Anda di halaman 1dari 40

Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Bab 13
Akuntansi
untuk
Perubahan Harga

12/16/22 Suwardjono Transi 1


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Tujuan Pembelajaran
Mencapai kemampuan dan kompetensi peserta untuk:

• Menjelaskan pengertian perubahan harga dan jenisnya.


• Menunjukkan implikasi perubahan harga terhadap rerangka
akuntansi pokok.
• Menyebut dan menjelaskan masalah akuntansi yang berkaitan
dengan perubahan harga.
• Menjelaskan dan memberi contoh berbagai model untuk
mengatasi implikasi perubahan harga.
• Menunjukkan kelemahan dan keunggulan berbagai model
akuntansi perubahan harga.
• Menjelaskan perkembangan standar akuntansi perubahan harga
di Amerika dan kemungkinan penerapannya di Indonesia.

12/16/22 Suwardjono Transi 2


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Perubahan Harga

Perbedaan jumlah rupiah yang dapat digunakan untuk


memperoleh barang yang sama pada waktu berbeda.

Pada umumnya, harga barang-barang cenderung


menaik sehingga diperlukan lebih banyak jumlah
rupiah untuk membeli barang yang sama di waktu
kemudian.

12/16/22 Suwardjono Transi 3


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Masalah Akuntansi

Rerangka akuntansi pokok dilandasi asumsi bahwa


daya beli uang stabil sepanjang masa atau manfaat
ekonomik barang tidak berubah.

Bila perubahan harga cukup mencolok, akuntansi


menghadapi masalah:
1. Penilaian
2. Unit pengukur
3. Pemertahanan kapital

12/16/22 Suwardjono Transi 4


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Cara Mengatasi Masalah


Penilaian Akuntansi kos sekarang, current cost
accounting, current value accounting,
exit price accounting
Unit pengukur Akuntansi daya beli konstan, constant
dollar accounting, inflation accounting,
stabilized accounting, constant
purchasing power accounting, GPLA
Pemertahanan Kombinasi keduanya, hybrid
kapital accounting, current cost/constant dollar
accounting

12/16/22 Suwardjono Transi 5


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Perubahan Harga

Perbedaan jumlah rupiah yang dapat digunakan untuk


memperoleh barang yang sama pada waktu berbeda.

Pada umumnya, harga barang-barang cenderung


menaik sehingga diperlukan lebih banyak jumlah
rupiah untuk membeli barang yang sama di waktu
kemudian.

Bila perubahan mencolok, masalah relevansi


terpengaruh.

12/16/22 Suwardjono Transi 6


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Konsekuensi Perubahan Harga

Kos historis tetap terandalkan tetapi keberpautannya


dengan keputusan menjadi berkurang.

Angka penjumlahan dalam akuntansi menjadi kurang


bermakna karena merupakan penjumlahan unit
pengukur yang berbeda. Analogi dengan “Adding
oranges and apples”

Perlu upaya untuk tetap mempertahankan


keterandalan tetapi keberpautan juga harus dicapai.
Lihat kembali Gambar 4.11.

12/16/22 Suwardjono Transi 7


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Jenis Perubahan Harga


Harga umum Perubahan karena inflasi atau daya beli.
Terjadi perubahan meskipun manfaat
atau daya tukar barang sama.
Harga spesifik Perubahan karena persepsi terhadap
manfaat barang atau perubahan
teknologi. Terjadi perubahan meskipun
tidak terjadi perubahan daya beli.
Harga relatif Perubahan harga spesifik setelah
pengaruh perubahan daya beli
dipisahkan atau diperhitungkan.
12/16/22 Suwardjono Transi 8
Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Pos-pos Moneter dan Nonmoneter

Pembedaan dalam rangka akuntansi perubahan harga.

Berbeda dengan lancar dan taklancar. Pos moneter


tidak sama dengan pos lancar.

Pos moneter berkaitan dengan untung/rugi daya beli.

Pos nonmoneter berkaitan dengan untung/rugi


penahanan.

Lihat Gambar 13.1 untuk contoh pos.

12/16/22 Suwardjono Transi 9


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Makna Perubahan Harga Umum

Barang A B C D E
Harga dulu
Nominal Rp2.200 Rp4.000 Rp6.000 Rp12.000 Rp 8.500
Persen 100% 100% 100% 100% 100%
Harga sekarang
Nominal Rp3.522 Rp6.400 Rp9.600 Rp19.200 Rp13.600
Persen 160% 160% 160% 160% 160%
Perubahan
Nominal Rp1.320 Rp2.400 Rp3.600 Rp 7.200 Rp 5.100
Persen 60% 60% 60% 60% 60%

Untuk menghomogenuskan unit pengukur diperlukan indeks harga umum


(general price index) dan tahun dasar (base year). Lihat Gambar 13.3

12/16/22 Suwardjono Transi 10


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Implikasi Akuntansi Perubahan Harga Umum


Pembelian fasilitas fisis pada waktu yang berbeda-beda
mengakibatkan penjumlahan kos menghasilkan angka yang
kurang bermakna.

Kos Kos dalam Daya Beli


Aset Indeks Nominal Awal Tengah Akhir
Mesin 1 120 Rp30.000.000 KRp30.000.000 KRp37.500.000 KRp40.000.000
150
Mesin 2 160 40.000.000 KRp30.000.000 KRp37.500.000 KRp40.000.000
Saldo Rp70.000.000 KRp60.000.000 KRp75.000.000 KRp80.000.000

Saldo atas dasar daya beli berbeda dengan angka nominal.


Perbedaan makin nyata kalau indeks harga makin berbeda.

12/16/22 Suwardjono Transi 11


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Implikasi Akuntansi Perubahan Harga Umum


Penahanan pos moneter menimbulkan untung atau rugi daya beli.

Penahanan aset moneter:


Daya beli kas awal yang ditahan: 160/100 X Rp1.000.000 KRp1.600.000
Daya beli kas yang dipegang akhir tahun: 160/200 X Rp1.000.000 KRp 800.000
Rugi daya beli menahan aset moneter KRp 800.000

Penundaan pelunasan utang moneter:


Daya beli utang yang ditunda: 160/100 X Rp1.500.000 KRp2.400.000
Daya beli pelunasan saat pelunasan: 160/160 X Rp1.500.000 KRp1.500.000
Untung daya beli penundaan pelunasan utang moneter KRp 900.000

Untung atau rugi daya beli tersembunyi dalam statemen laba-rugi kos historis.
Lihat interpretasi makna untung atau rugi daya beli di halaman 631.

12/16/22 Suwardjono Transi 12


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Makna Perubahan Harga Spesifik

Barang A B C D E
Harga dulu
Nominal Rp2.200 Rp4.000 Rp6.000 Rp12.000 Rp 8.500
Persen 100% 100% 100% 100% 100%
Harga sekarang
Nominal Rp2.750 Rp4.000 Rp8.400 Rp12.000 Rp 8.500
Persen 125% 100% 140% 100% 100%
Perubahan
Nominal Rp 550 Rp 0 Rp2.400 Rp 0 Rp 0
Persen 25% 0% 40% 0% 0%

12/16/22 Suwardjono Transi 13


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Implikasi Akuntansi Perubahan Harga Spesifik


Menimbulkan untung/rugi penahanan baik terrealisasi maupun
belum yang tidak tampak dalam statemen laba-rugi kos historis.

Kos Historis Kos Sekarang


Penjualan Rp2.500.000 Rp2.500.000
Kos barang terjual 1.500.000 2.100.000
Laba kos historis (operasi) Rp1.000.000
Laba kos sekarang (operasi) Rp 400.000
Untung penahanan terrealisasi 600.000
Laba terrealisasi Rp1.000.000

Lihat interpretasi makna untung atau rugi penahanan di halaman 633-634.

12/16/22 Suwardjono Transi 14


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Makna Perubahan Harga Relatif


Barang A B C D E
Harga dulu
Nominal Rp2.200 Rp4.000 Rp6.000 Rp12.000 Rp 8.500
Persen 100% 100% 100% 100% 100%
Harga sekarang
Nominal Rp2.420 Rp4.400 Rp8.400 Rp13.200 Rp 9.350
Persen 110% 110% 140% 110% 110%
Perubahan
Nominal Rp 220 Rp 400 Rp2.400 Rp1.200 Rp 850
Persen 10% 10% 40% 10% 10%
Perubahan relatif
Nominal Rp 0 Rp 0 Rp1.800 Rp 0 Rp 0
Persen 0% 0% 30% 0% 0%

12/16/22 Suwardjono Transi 15


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Implikasi Akuntansi Perubahan Harga Relatif

Untung/rugi daya beli


Moneter
(purchasing power gains/losses)

Untung/rugi penahanan moneter


Pos Penahanan moneter
(monetary holding gains/losses)

Nonmoneter

Untung/rugi penahanan real


Penahanan real
(real holding gains/losses)

Terrefleksi dalam Model 4

Penahanan moneter tidak terrefleksi dalam contoh-contoh model


karena informasi aset atau kewajiban jangka panjang tidak disertakan.

12/16/22 Suwardjono Transi 16


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Implikasi Akuntansi Perubahan Harga Relatif


Terhadap Pos Nonmoneter (hlm. 636)

Untung
penahanan
moneter Terrealisasi Praterrealisasi
Kos historis Rp50.000

Rp6.000 Rp2.400 Rp3.600


Kos dalam
daya beli Rp56.000

Rp4.000 Rp1.600 Rp2.400


Kos sekarang Rp60.000
Untung
penahanan
real

12/16/22 Suwardjono Transi 17


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Akuntansi Daya Beli Konstan

Mengatasi perubahan harga akibat perubahan daya beli.

Aspek teoretis:

1. Pemilihan indeks harga dan tahun dasar


2. Pro dan kontra
3. Daya beli sebagai jenis kapital
4. Status terhadap statemen keuangan dasar

Dicontohkan dalam Model 2.

12/16/22 Suwardjono Transi 18


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Pemilihan Indeks Konversi

• Indeks awal tidak intuitif.


• Indeks akhir mengharuskan pos-pos operasi
dikonversi.
• Indeks rata-rata (tengah) menghasilkan rupiah
konversian pos-pos operasi yang mendekati rupiah
nominal bila transaksi terjadi secara merata
sepanjang tahun.

Lihat Gambar 13.7

FASB menyarankan penggunaan indeks harga konsumer perkotaan rata-rata


(Consumer Price Index for All Urban Consumer)

12/16/22 Suwardjono Transi 19


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Akuntansi Kos Sekarang


Mengatasi perubahan harga akibat perubahan daya tukar
barang (dicontohkan dalam Model 3).
Aspek teoretis:
1. Dasar pengukuran
2. Bagaimana kapital dipertahankan
3. Sumber dan teknik pengukuran kos sekarang
4. Pro dan kontra
5. Pemecahan laba menjadi komponen operasi
dan komponen penahanan
6. Status terhadap statemen keuangan dasar
12/16/22 Suwardjono Transi 20
Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Akuntansi Kos Sekarang


Dasar pengukuran:
1. Kos pengganti
2. Nilai jual sekarang
3. Nilai terrealisasi harapan
Konsep terkait:
1. Jumlah rupiah terperoleh kembali (PSAK No. 48, pasal 05)
2. Nilai penggunaan (PSAK No. 48, pasal 05)
3. Nilai pasar sekarang
4. Nilai sekarang aliran kas masa datang
5. Margin pembelian (lihat Gambar 13.8)

12/16/22 Suwardjono Transi 21


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Teknik Pengukuran Kos Sekarang

1. Pengindeksan
2. Penghargaan langsung
3. Pengkosan unit
4. Penghargaan fungsional

12/16/22 Suwardjono Transi 22


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Akuntansi Hibrida

Menggabungkan keunggulan akuntansi daya beli dan


akuntansi kos sekarang.

Lihat Gambar 13.9 untuk perbedaan.

Disebut akuntansi kos sekarang daya beli konstan


(current cost/constant purchasing power accounting).

Dicontohkan dalam Model 4.

12/16/22 Suwardjono Transi 23


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Standar Akuntansi Perubahan Harga di AS

SFAS No. 33 Pelaporan berbasis kos sekarang dan


daya beli konstan diwajibkan untuk
perusahaan yang memenuhi kriteria.
SFAS No. 82 Hanya pelaporan berbasis kos sekarang
diwajibkan.
SFAS No. 89 Pelaporan pengaruh perubahan harga
hanya bersifat anjuran.

12/16/22 Suwardjono Transi 24


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Contoh Penyajian Pengaruh Perubahan Harga versi SFAS No. 33


Format Statemen
I II III
Penjualan Rp4.000.000 Rp4.000.000 Rp4.000.000
Kos barang terjual (Skedul 1) 2.600.000 2.652.026 2.656.781
Laba kotor Rp1.400.000 Rp1.347.974 Rp1.343.219
Biaya operasi (taktermasuk depresiasi) Rp 480.000 Rp 480.000 Rp 480.000
Depresiasi (Skedul 2) 76.000 103.570 107.889
Taksiran Pajak Penghasilan 295.400 295.400 295.400
Rp 851.400 Rp 878.970 Rp 883.289
Laba dari operasi berlanjut Rp 548.600 Rp 469.004 Rp 459.930

Rugi daya beli (Skedul 3) Rp (32.570) Rp (32.570)

Pengaruh kenaikan harga spesifik sediaan dan fasilitas fisis yang ditahan selama
tahun berjalan (Skedul 4 dan 5) Rp 126.924

Pengaruh kenaikan tingkat harga umum (Skedul 4 dan 5) (194.820)

Kelebihan pengaruh kenaikan tingkat harga umum di atas kenaikan harga spesifik Rp (67.896)

I Dilaporkan dalam statemen keuangan utama.


II Disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum.
III Disesuaiakan terhadap perubahan harga spesifik.

12/16/22 Suwardjono Transi 25


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Contoh Penyajian Pengaruh Perubahan Harga versi SFAS No. 33


Format Rekonsiliasi
Laba dari operasi berlanjut Rp548.000
Penyesuaian untuk merevisi kos akibat perubahan harga umum:
Kos barang terjual Rp(52.026)
Depresiasi (27.570) (79.596)
Laba dari operasi berlanjut disesuaikan terhadap pengaruh
perubahan tingkat harga umum Rp469.004

Penyesuaian untuk merefleksi perubahan harga relatif:


Kos barang terjual Rp (4.755)
Depresiasi (4.319) (9.074)
Laba dari operasi berlanjut disesuaikan terhadap pengaruh
perubahan harga spesifik Rp459.930

Rugi daya beli (Skedul 3) Rp (32.570)

Pengaruh kenaikan harga spesifik sediaan dan fasilitas fisis yang ditahan selama
tahun berjalan (Skedul 4 dan 5) Rp 126.924

Pengaruh kenaikan tingkat harga umum (Skedul 4 dan 5) (194.820)

Kelebihan pengaruh kenaikan tingkat harga umum di atas kenaikan harga spesifik Rp (67.896)

12/16/22 Suwardjono Transi 26


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Model Akuntansi Perubahan Harga


Suatu model akuntansi perubahan harga ditentukan oleh
kombinasi tiga faktor:
1. Dasar penilaian
• Kos historis
• Kos sekarang
• Nilai keluaran
2. Skala pengukuran
• Nominal versus daya beli
3. Jenis kapital
• Finansial versus fisis

12/16/22 Suwardjono Transi 27


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Berbagai Kemungkinan Model


Dasar Pengukuran
Jenis Kapital

11
12

6
Nilai keluaran 7 8
10
Kos sekarang 3 Fisis
4

Finansial
Kos historis 1 2

Nominal Daya beli Skala Pengukuran

12/16/22 Suwardjono Transi 28


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Model 1: Kos historis

Penjualan 870 X 22.500 Rp 19.575.000


Kos barang terjual (MPKP):
350 X 6.100 = Rp 2.135.000
520 X 6.300 = 3.276.000 5.411.000
Laba kotor penjualan Rp 14.164.000
Biaya operasi
Depresiasi mesin lama Rp 1.800.000
Depresiasi mesin baru 1.464.000
Lain-lain 7.564.000 10.828.000
Laba bersih Rp 3.336.000

12/16/22 Suwardjono Transi 29


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Model 2: Daya beli konstan

Penjualan Rp 19.575.000 X 127 / 127 KRp 19.575.000


Kos barang terjual:
2.135.000 X 127 / 122
= KRp 2.222.500
3.276.000 X 127 / 126 3.302.000 5.524.500
Laba kotor penjualan KRp 14.050.500
Biaya operasi:
Depresiasi mesin lama 1.800.000 X 127 / 100
= KRp 2.286.000
Depresiasi mesin baru 1.464.000 X 127 / 122 1.524.000
Lain-lain 7.564.000 X 127 / 127 7.564.000 11.374.000
Laba sebelum rugi daya beli KRp 2.676.500
Rugi daya beli (lihat Hitungan di bawah) 1.279.500
Laba dalam daya beli konstan KRp 1.397.000

12/16/22 Suwardjono Transi 30


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Model 2: Untung/rugi daya beli

Aset moneter bersih:


Kas 28.180.000
Piutang usaha 21.600.000
49.780.000
Utang usaha 14.400.000
Saldo awal 35.380.000 X 127 / 122 = KRp 36.830.000
Penambahan:
Penjualan 19.575.000 X 127 / 127 = 19.575.000
Total 54.955.000 KRp 56.405.000
Pengurangan:
Pembelian perlengkapan 14.640.000 X 127 / 122 = 15.240.000
Bembelian sediaan 2.135.000 X 127 / 122 = 2.222.500
3.276.000 X 127 / 126 = 3.302.000
5.760.000 X 127 / 128 = 5.715.000
Biaya 7.564.000 X 127 / 127 = 7.564.000
Penggunaan total 33.375.000 KRp 34.043.500
Saldo akhir 21.580.000 KRp 22.361.500
Saldo akhir dalam daya beli rata-rata
21.580.000 X 127 / 130 = 21.082.000
Rugi daya beli KRp 1.279.500

12/16/22 Suwardjono Transi 31


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Model 3: Kos sekarang

Penjualan SRp 19.575.000


Kos barang terjual 870 X 6.350 5.524.500
Laba kotor penjualan SRp 14.050.500
Biaya operasi:
Depresiasi:
Perlengkapan lama
10% X ( 20.740.000 + 22.100.000 ) /2 = 2.142.000
Perlengkapan baru
10% X ( 14.640.000 + 17.290.000 ) /2 = 1.596.500
Lain-lain 7.564.000 11.302.500
Laba operasi SRp 2.748.000

Untung penahanan terrealisasi:


Atas sediaan barang terjual (Hitungan 1) SRp 113.500
Atas depresiasi perlengkapan (Hitungan 2) 474.500 588.000
Laba terrealisasi SRp 3.336.000

Untung penahanan belum terrealisasi:


Atas sediaan barang akhir (Hitungan 3) SRp 90.000
Atas perlengkapan lama (Hitungan 4) 678.000
Atas perlengkapan baru (Hitungan 5) 2.385.000 3.153.000
Laba kos sekarang nominal SRp 6.489.000

12/16/22 Suwardjono Transi 32


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Model 4: Kos sekarang/daya beli konstan


Penjualan 19.575.000 X 127 / 127 KSRp 19.575.000
Kos barang terjual: 5.524.500 X 127 / 127 5.524.500
Laba kotor penjualan KSRp 14.050.500
Biaya operasi:
Depresiasi mesin lama 2.142.000 X 127 / 127 = KSRp 2.142.000
Depresiasi mesin baru 1.596.500 X 127 / 127 1.596.500
Lain-lain 7.564.000 X 127 / 127 7.564.000 11.302.500
Laba operasi KSRp 2.748.000

Untung penahanan terrealisasi:


Atas sediaan barang terjual (Hitungan 1) KSRp 0
Atas depresiasi perlengkapan (Hitungan 2) (71.500) (71.500)
Laba terrealisasi sebelum untung/rugi daya beli KSRp 2.676.500
Rugi Daya Beli (lihat dalam Model 2) 1.279.500
Laba terrealisasi setelah untung/rugi daya beli KSRp 1.397.000
Untung (rugi) penahanan belum terrealisasi:
Atas sediaan barang akhir (Hitungan 3) KSRp 0
Atas perlengkapan lama (Hitungan 4) 127.000
Atas perlengkapan baru (Hitungan 5) 1.485.900 1.612.900
Laba bersih kos sekarang/daya beli konstan KSRp 3.009.900

12/16/22 Suwardjono Transi 33


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Model 5: Kos sekarang/fisis


Penjualan SRp 19.575.000
Kos barang terjual 870 X 6.350 5.524.500
Laba kotor penjualan SRp 14.050.500
Biaya operasi:
Depresiasi:
Perlengkapan lama
10% X ( 20.740.000 + 22.100.000 ) /2 = SRp 2.142.000
Perlengkapan baru
10% X ( 14.640.000 + 17.290.000 ) /2 = 1.596.500
Lain-lain 7.564.000 11.302.500
Laba tersedia untuk dividen SRp 2.748.000

Penyesuaian untuk mempertahankan kapital fisis (lihat hitungan dalam Model 3):
Sediaan barang:
Perubahan harga terrealisasi melalui penjualan SRp 113.500
Perubahaan harga melekat pada sediaan akhir 90.000 SRp 203.500
Perlengkapan:
Perubahan harga terrealisasi melalui depresiasi SRp 474.500
Melekat pada perlengkapan lama 678.000
Melekat pada perlengkapan baru 2.385.000 3.537.500
Jumlah untuk mempertahankan kapital fisis SRp 3.741.000

12/16/22 Suwardjono Transi 34


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Model 6: Kos sekarang/daya beli konstan/fisis

Penjualan 19.575.000 X 127 / 127 KSRp 19.575.000


Kos barang terjual: 5.524.500 X 127 / 127 5.524.500
Laba kotor penjualan KSRp 14.050.500
Biaya operasi:
Depresiasi mesin lama 2.142.000 X 127 / 127 = KSRp 2.142.000
Depresiasi mesin baru 1.596.500 X 127 / 127 1.596.500
Lain-lain 7.564.000 X 127 / 127 7.564.000 11.302.500
Laba operasi sebelum rugi daya beli KSRp 2.748.000
Rugi daya beli (lihat hitungan dalam Model 2) 1.279.500
Laba operasi bersih (tersedia untuk dividen) KSRp 1.468.500

Penyesuaian untuk mempertahankan kapital fisis (lihat hitungan dalam Model 4):
Sediaan barang:
Perubahan harga terrealisasi melalui penjualan KSRp 0
Perubahaan harga melekat pada sediaan akhir 0 KSRp 0
Perlengkapan:
Perubahan harga terrealisasi melalui depresiasi KSRp (71.500)
Melekat pada perlengkapan lama 127.000
Melekat pada perlengkapan baru 1.485.900 1.541.400
Jumlah untuk mempertahankan kapital fisis KSRp 1.541.400

12/16/22 Suwardjono Transi 35


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Model 7: Harga jual sekarang Format 1

Penjualan 870 X 22.500 JRp 19.575.000


Kos historis barang terjual, MPKP 350 X 6.100 Rp 2.135.000
520 X 6.300 3.276.000 5.411.000
Laba kotor penjualan (terrealisasi) JRp 14.164.000
Biaya operasi 7.564.000
Aliran dana masuk JRp 6.600.000
Perubahan harga sediaan (margin pembelian)
Awal: 0
Akhir: Harga jual 900 X 25.025 JRp 22.522.500
Kos historis 900 X 6.400 Rp 5.760.000 16.762.500

Perubahan harga keluaran perlengkapan (Hitungan 5 dalam Model 3):


Perlengkapan lama
Harga jual akhir JRp 15.470.000
Harga jual awal 16.592.000
Kenaikan (penurunan) harga JRp (1.122.000)
Perlengkapan baru
Harga jual akhir JRp 15.561.000
Harga jual awal 14.640.000
Kenaikan (penurunan) harga JRp 921.000
Perubahan harga keluaran perlengkapan (201.000)
Laba bersih JRp 23.161.500

12/16/22 Suwardjono Transi 36


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Model 7: Harga jual sekarang Format 2

Penjualan 870 X 22.500 JRp 19.575.000


Pembelian barang 350 X 6.100 Rp 2.135.000
520 X 6.300 3.276.000
900 X 6.400 5.760.000
Rp 11.171.000
Biaya operasi 7.564.000 18.735.000
Aliran kas berasal dari operasi JRp 840.000

Aliran kas masuk harapan


Dari sediaan akhir 900 X 25.025 JRp 22.522.500
Penurunan nilai/harga aset fisis (lihat Format 1) (201.000) 22.321.500
Laba harga jual sekarang JRp 23.161.500

12/16/22 Suwardjono Transi 37


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Model 8: Harga jual sekarang/daya beli konstan Format 1


Penjualan 19.575.000 X 127 / 127 KIRp 19.575.000
Kos barang terjual 2.135.000 X 127 / 122 KJRp 2.222.500
3.276.000 X 127 / 126 3.302.000 5.524.500
Laba kotor penjualan (terrealisasi) KJRp 14.050.500

Perubahan harga sediaan akhir:


Harga jual sekarang 22.522.500 X 127 / 130 KJRp 22.002.750
Kos historis 5.760.000 X 127 / 128 5.715.000 16.287.750
Laba kotor setelah penyesuaian harga sediaan KJRp 30.338.250

Perubahan harga keluaran perlengkapan:


Perlengkapan lama
Harga jual akhir 15.470.000 X 127 / 130 KJRp 15.113.000
Harga jual awal 16.592.000 X 127 / 122 17.272.000
Kenaikan (penurunan) harga JRp (2.159.000)
Perlengkapan baru
Harga jual akhir 15.561.000 X 127 / 130 KJRp 15.201.900
Harga jual awal 14.640.000 X 127 / 122 15.240.000
Kenaikan (penurunan) harga JRp (38.100)
Perubahan harga keluaran perlengkapan (2.197.100)
Laba setelah penyesuaian fasilitas fisis KJRp 28.141.150
Biaya operasi 7.564.000 X 127 / 127 7.564.000
Laba sebelum rugi daya beli KJRp 20.577.150
Rugi daya beli (dari Model 2) KRp 1.279.500
Laba bersih dalam daya beli konstan KJRp 19.297.650

12/16/22 Suwardjono Transi 38


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Model 8: Harga jual sekarang/daya beli konstan Format 2

Penjualan 19.575.000 X 127 / 127 KJRp 19.575.000


Pembelian barang 2.135.000 X 127 / 122 KJRp 2.222.500
3.276.000 X 127 / 126 3.302.000
5.760.000 X 127 / 128 5.715.000
Rp 11.239.500
Biaya operasi 7.564.000 X 127 / 127 7.564.000 18.803.500
Aliran kas berasal dari operasi KJRp 771.500

Aliran kas masuk harapan


Dari sediaan akhir 22.522.500 X 127 / 130 = KJRp 22.002.750
Penurunan nilai/harga aset fisis (lihat Format 1) (2.197.100) 19.805.650
Laba sebelum rugi daya beli KJRp 20.577.150
Rugi daya beli (lihat Model 2) 1.279.500
Laba bersih dalam daya beli konstan KJRp 19.297.650

12/16/22 Suwardjono Transi 39


Bab 13 Akuntansi untuk Perubahan Harga

Ini? … Ah, masih jauh!

12/16/22 Suwardjono Transi 40

Anda mungkin juga menyukai