Anda di halaman 1dari 15

PPOK

Oleh : ASRIATI 4201020013


ISYA MAYUNI SOMPI 4201020007
HISRINA 4201020005
AGUNG   42010200
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
IST BUTON
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2021/2022
Pendahuluan
Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan
Pendahuluan PPOK/PPOM/COPD (Cronic Obstruction Pulmonary Disease)
merupakan istilah yang sering digunakan untuk sekelompok
penyakit paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh
peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran
patofisiologi utamanya (Price, Sylvia Anderson : 2005). PPOK
Latar Belakang
atau penyakit paru obstruksi kronik adalah suatu penyakit yang
merujuk pada sejumlah gangguan yang mempengaruhi
pergerakan udara dari dan keluar Paru. Gangguan yang paling
sering adalah Bronkhitis Obstruktif, Emphysema dan Asthma
Rumusan Masalah Bronkial. (Suraditya, 2009).Pemakaian istilah penyakit obstruktif
kronik (CPOD) menunjukkan dua gangguan yang secara umum
terjadi bersamaan- bronkitis kronik dan emfisema.Walaupun asma
bronkial termasuk dalam bagian ini karena komponen asma
Tujuan seringkali terdapat dua gangguan tersebut,namun asma biasanya
dibicarakan sebagai penyakit tersendiri karena dapat timbul
sendiri.
COPD adalah penyebab kematian keempat di Amerika
Serikat.Merokok sigaret adalah faktor risiko yang paling
penting.COPD kira-kira dua kali lebih sering terjadi pada laki-laki
daripada perempuan,namun angka kejadian pada perempuan
cepat meningkat karena kebiasaaan merokok.
Pendahuluan
• Apa itu PPOK (Penyakit pernafasan Obstruksi
Latar Belakang Kronik)?
• Apa itu ANATOMI FISIOLOGI PPOK?
• Apa Saja Etiologi PPOK secara umum?
• Bagaimana dengan patofisiologi dan WOC dari
Rumusan Masalah PPOK?
• Bagaimana dengan pathway?
• Apa saja pemeriksaan penunjang PPOK?
• Bagaimana dengan penatalaksanaan PPOK?
Tujuan • Bagaimana dengan klasifikasi dari PPOK?
• Bagaimana Format Askep Teoritis PPOK?
• Bagaimana contok kasus PPOK?
Pendahuluan • Mengetahui pengertian PPOK.
• Mengetahui pengertian anatomi fisiologi
PPPK.
Latar Belakang • Mengetahui dan memahami apa saja
0 etiologi secara umumdari PPOK.
1 • Memahami patofisiologi dan WOC dari
PPOK.
Rumusan Masalah • Memahami pathway PPOK.
• Mengetahui pemeriksaan penunjang dari
PPOK.
• Mengetahui penatalaksanaan PPOK.
Tujuan • Memahami klasifikasi dari PPOK.
• Memahami format Askep teoritis PPOK.
• Dapat mengaplikasi format askep PPOK
ke dalam kasus.
 

NEXT
PEMBAHASAN
01 Pengertian PPOK (Penyakit Pernafasan Obstruksi
Kronik)

02 Anatomi

03 Eteologi

Patofisologi
04
Pemeriksaan Penunjang
05
06 Penatalaksanaan

Komplikasi
07
Klasifikasi
08
Pengertian PPOK (Penyakit Pernafasan Obstruksi Kronik)

PPOK merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok


penyakit paru- paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan
resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Ketiga
penyakit yang membentuk satu kesatuan yang dikenal dengan COPD adalah :
Bronchitis kronis, emfisema paru-paru dan asthma bronkial $ S Meltzer, 2001).
Gangguan paru umum didiskusikan sebelumnya adalah potensial penyebab
yang tak pulih kembali dari gangguan pernafasan , tetapi banyak penyakit
menyebabkan PPOK,yaitu meliputi Bronkitis kronik, emfisema, asma bronkial, dan
bronkoekstasis. Hal penting utama untuk tim kesehatan adalah kenyataan bahwa
PPOK adalah penyebab utama dan umun dari kegagalan pernafasan.
ANATOMI

Paru-paru terletak sedemikian rupa sehingga setiap paru terletak disamping


mediastinum. Oleh karena itu,masing-masing paru-paru satu sama lain dipisahkan
oleh jantung dan pembuluh pembuluh besar serta struktur lain dalam mediastinum.
Masing-masing paru berbentuk konus dan diliputi oleh pleura viseralis. Paru-paru
terbenam bebas dalam rongga pleuranya sendiri, hanya dilekatkan ke mediastinum
oleh radiks pulmonalis. Masing-masing paru mempunyai apeks yang tumpul, yang
menjorok ke atas, masuk ke leher sekitar 2,5 cm di atas klavikula, fasies kostalis yang
konveks, yang berhubungan dengan dinding dada, dan fasies mediastinalis yang
konkaf,yang membentuk cetakan pada perikardium dan struktur-struktur mediastinum
lain. Sekitar pertengahan permukaan kiri, terdapat hilus pulmonalis, suatu lekukan
dimana bronkus, pembuluh darah dan saraf masuk ke paru-paru untuk membentuk
radiks pulmonalis Paru-paru kanan sedikit lebih besar dibanding paru-paru kiri dan
dibagi oleh fisura oblikua dan fisura horisontalis menjadi 3 lobus, lobus superior,
medius dan inferior. Paru-paru kiri dibagi fisura obliqua menjadi 2 lobus, lobus superior
dan lobus inferior.
ETIOLOGI

Secara Keseluruhan Penyebab Terjadinya PPOK Tergantung Dari Jumlah


Partikel Gas Yang Dihirup Oleh Seorang Individu Selama Hidupnya. Partikel
Gas Ini Termasuk :

1. Asap rokok
a) Perokok aktif
b) Perokok pasif
2. Polusi udara
a) polusi di dalam ruangan- asap rokok -
asap kompor
b) polusi di luar ruangan- gas buang
kendaraan bermotor- debu jalanan
3. Polusi di tempat kerja (bahan kimia, zat
iritasi, gas beracun)
c) infeksi saluran nafas bawah berulang
PATOFISIOLOGI
• Saluran napas dan paru berfungsi untuk proses
respirasi yaitu pengambilan oksigen untuk
keperluan metabolisme dan pengeluaran
karbondioksida dan air sebagai hasil
metabolisme.Proses ini terdiri dari tiga tahap,
yaitu ventilasi, difusi dan perfusi. Ventilasi
adalah proses masuk dan keluarnya udara dari
dalam paru. Difusi adalah peristiwa pertukaran
gas antara alveolus dan pembuluh darah,
sedangkan perfusi adalah distribusi darah yang
sudah teroksigenasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan radiologi
2. Analisis gas darah
3. Pemeriksaan EKG
4. Kultur sputum
5. Laboratorium darah lengkap
PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan PPOK adalah:
1) Memeperbaiki kemampuan penderita mengatasi gejala tidak hanya pada fase
akut, tetapi juga fase kronik.
2) Memperbaiki kemampuan penderita dalam melaksanakan aktivitas harian.
3) Mengurangi laju progresivitas penyakit apabila penyakitnya dapat dideteksi
lebih awal.
Penatalaksanaan PPOK pada usia lanjut adalah sebagai berikut:
1. Meniadakan faktor etiologi/presipitasi, misalnya segera menghentikan
merokok, menghindari polusi udara.
2. Membersihkan sekresi bronkus dengan pertolongan berbagai cara.
3. Memberantas infeksi dengan antimikroba. Apabila tidak ada infeksi antimikroba
tidak perlu diberikan. Pemberian antimikroba harus tepat sesuai dengan
kuman penyebab infeksi yaitu sesuai hasil uji sensitivitas atau pengobatan
empirik.
4. Mengatasi bronkospasme dengan obat-obat bronkodilator. Penggunaan
kortikosteroid untuk mengatasi proses inflamasi (bronkospasme) masih
kontroversial.
5. Pengobatan simtomatik.
6. Penanganan terhadap komplikasi-komplikasi yang timbul.
7. Pengobatan oksigen, bagi yang memerlukan. Oksigen harus diberikan dengan
aliran lambat 1 - 2 liter/menit.
KOMPLIKASI
1. Hipoxemi
Hipoxemia didefinisikan sebagai penurunan nilai PaO2 kurang dari 55 mmHg, dengan nilai saturasi Oksigen <85%.
Pada awalnya klien akan mengalami perubahan mood, penurunan konsentrasi dan pelupa. Pada tahap lanjut timbul
cyanosis.
2. Asidosis Respiratory
Timbul akibat dari peningkatan nilai PaC#2 (hiperkapnia). Tanda yang muncul antara lain : nyeri kepala, fatique,
lethargi, dizzines, tachipnea.
3. Infeksi Respiratory
Infeksi pernafasan akut disebabkan karena peningkatan produksi mukus, peningkatan rangsangan otot polos
bronchial dan edema mukosa. Terbatasnya aliran udara akan meningkatkan kerja nafas dan timbulnya dyspnea.
4. Gagal jantung
Terutama kor-pulmonal (gagal jantung kanan akibat penyakit paru), harus diobservasi terutama pada klien dengan
dyspnea berat. Komplikasi ini sering kali berhubungan dengan bronchitis kronis, tetapi klien dengan emfisema berat
juga dapat mengalami masalah ini.
5. Cardiac Disritmia
Timbul akibat dari hipoxemia, penyakit jantung lain, efek obat atau asidosis respiratory.
6. Status Asmatikus
Merupakan komplikasi mayor yang berhubungan dengan asthma bronchial. Penyakit ini sangat berat, potensial
mengancam kehidupan dan seringkali tidak berespon terhadap therapi yang biasa diberikan.Penggunaan otot bantu
pernafasan dan distensi vena leher seringkali terlihat.
KLASIFIKASI
Penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit paru obstruksi kronik
adalah sebagai berikut:
 Bronkitis Kronis
Bronchitis Kronis merupakan gangguan klinis yang ditandai dengan
pembentukan mucus yang berlebihan dalam bronkus dan termanifestasikan
dalam bentuk batuk kronis dan pembentuk sputum selama 3 bulan dalam
setahun, paling sedikit 2 tahun berturut – turut.
 Emfisema
Perubahan anatomis parenkim paru yang ditandai pelebaran dinding
alveolus, duktus alveolaris dan destruksi dinding alveolar.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai