Anda di halaman 1dari 20

TUGAS STASE NOVEMBER 2020

NEUROENDOKRIN

Dr. Melfa Irfaliza


Dr. Nurmayasari H. Abd. Rauf

PEMBIMBING
Dr. Anastasi Juliana, Sp. S
CEDERA KEPALA TRAUMATIK
MENYEBABKAN DISFUNGSI HIPOFISIS :
PANGGILAN ALGORITMA
ABSTRAK
Disebabkan
Cedera kepala
KLL,
banyak
kecelakaan
ditemukan
kerja, olahraga

Prevalensi
disfungsi
Manifestasi
hipofisis pasca
klinis yang
trauma kepala
bervariasi
sulit
ditentukan
LATAR BELAKANG DAN EPIDEMIOLOGI

Cedera kepala, silent epidemic • Insufisiensi pituitari akibat cedera kepala


• 69 juta/tahun, sering ringan atau berulang
dewasa muda • Insidensi hipopituitarisme post trauma
• Lebih sering pada pria (PTHP) belum diketahui, PTHP ditemukan
disbanding wanita dari 7,2% kasus hipopituitarisme
• Klasifikasi • Prevalensi PTHP pada pasien riwayat TBI
• Ringan (GCS 13-15), sekitar 15-68%
Sedang (GCS 9-12), • Kejadian PTHP pada TBI ringan, sedang,
Berat (GCS 3-8) berat berturut-turut 16,8%, 10,9%, dan
• Terbuka dan tertutup 35,5%
PATOGENESIS
Gaya gesek menyebabkan kerusakan Infundibulum yang terputus/bergeser
pembuluh darah, kompresi menyebabkan akibat efek massa
peningkatan TIK
mempengaruhi pasokan darah hipofisis
nekrosis hipofisis
PTHP

Hipovolemia, sindrom sheehan


Pembedahan (thyroidectomy,
reseksi paru, CABG)
Disfungsi pituitari
HIPOTESIS
Somatotropik dan
Anatomi dan gonadotropik terletak Area rentan
vaskularisasi bagian lateral lobus iskemia
anterior

Kerusakan Jarang akibat Apoptosis sel


hypothalamus trauma Peningkatan TIK hipokampus
dan hipofisis langsung dan hipofisis

Kekuatan Kerusakan tangkai infundibulum


Produksi hormone
benturan abnormal
Genotip apolipoprtein E3
TBI, inflamasi Profil ekspresi miRNA
(APO-E3)

Bersifat antiinflamasi miR-126-3p dan miR-


Peningkatan permeabilitas BBB
saraf 3610

Paparan antigen pada hipofisis Bersifat antiinflamasi Terdeteksi pada pasien


dan hipothalamus saraf yang mengalami
hipopitutarisme, setelah
Antibodi hipofisis (APA) Efek pelindung saraf pada 5 tahun mengalami TBI
Antibodi hypothalamus (AHA) pasien dengan gegar otak
Indikator diagnosis dini
APA dan AHA pada pasien TBI : defisiensi hipofisis pada
mendeteksi insufisensi hipofisis riwayat TBI
PTHP Akibat Olahraga
(Sport Induced Hypopituitarism-SIHP)

Disfungsi hipofisis
Cedera ringan
dan berulang,
Olahraga yang terakumulasi
berkaitan dengan menyebabkan Pada pemain sepak bola,
kontak, cedera, kerusakan parah defisiensi hormonal dilaporkan
jatuh pada 23,5% pasien (14,7%
mengalami defisiensi GH, 4,4%
Studi terhadap 61 petinju, ditemukan mengalami hipogonadisme, dan
kekurangan hormone pertumbuhan 4,4% menunjukkan keduanya
15% dari mereka yang berkoelasi
dengan penurunan hipofisis
Hipopituarisme Akibat Ledakan
Prevalensi hipopituitarisme kronik lebih tinggi pada veteran militer

Gelombang ledakan dan cedera sekunder menyebabkan kerusakan sel,


perubahan vascular dan cedera aksonal difuse kelenjar pituitari

Kekurangan hormone pertumbuhan ditemukan pada 25% dari 20


tantara dengan riwayat TBI

Rasio disfungsi hipofisis anterior lebih tinggi (32%) pada pasien TBI dengan
riwayat paparan ledakan dibandingkan kelompok non-blast-TBI
PTHP pada Anak dan Dewasa
PTHP pada anak-anak jarang Pada anak yang lebih tua,
ditemukan defisiensi hormone
pertumbuhan terjadi pada
Penelitian pada anak usia 2 tahun 34% pasien 1 tahun setelah
dan 6 tahun tidak ditemukan cedera
adanya bukti disfungsi hipofisis
Soliman et. al : tingkat
TBI berulang pada pasien muda : difisiensi ACTH, LH/FSH, GH,
berpengaruh signifikan pada dan TSH pada anak-anak pos
komplikasi reproduksi dan TBI berturut-turut 2-43%, 6-
pertumbuhan fisik 16%, 6-48%, dan 2-33%
Gejala hipopituitari sering tumpang tindih Kelly dkk : pasien dengan defisiensi GH pasca
dengan gejala akibat cedera. Penyintas trauma memiliki gangguan kognitif yang lebih
mengalami penurunan kualitas hidup, perubahan parah dibandingkan yang memiliki GH normal.
komposisi tubuh, metabolism abnormal, Defisit sering pada ingatan dan perhatian,
penurunan kepadatan tulang. Lebih banyak waktu reaksi yang buruk, serta masalah
emosional. Tingkat IGF-1 1 yang rendah
perhatian pada gangguan kognitif dan afektif
dikaitkan dengan memori visual yang buruk
pada pasien (akibat cedera otak maupun PTHP)
PRESENTASI
KLINIS
Perubahan metabolic : peningkatan BMI,
Terapi hormone meningkatkan pemulihan kolesterol (LDL tinggi) dilaporkan pada subjek
fungsi kognitif. Hormon thyroid berperan dalam dengan PTHP. Pasien dengan defisit hormon
neurogenesis pada tikus. Substitusi testosterone hipofisis anterior dilaporkan mengalami
meningkatkan memori dan melindungi dari peningkatan gula darah, resistensi insulin, lingkar
Alzheimer. pinggang lebih tinggi, peningkatan lemak perut
Fase akut
2 minggu post trauma

Defisiensi hormone pertumbuhan dan gonadotropin sering ditemukan, namun juga


penting mendeteksi insufisiensi adrenal

Bensalah et al : evaluasi 200 pasien minggu pertama post TBI : 2,8%, 21%, dan 37%
menunjukkan kadar kortisol di bawah 3 g/dL, 10 g/dL, dan 15 g/dL.
Hipoadrenalisme mengancam jiwa : membutuhkan terapi pengganti hormon

Hiperprolaktinemia dikaitkan akibat penurunan penghambat dopamine, disebabkan


oleh kompresi infundibulum/reaksi fisiologis terhadap stress

Gangguan sekresi vasoppresin menyebabkan diabetes insipidus dan Syndrome


Inappropriate Antidiuretic Hormone (SIADH). Diabetes insipidus sentral terjadi pada
16-28% pasien dengan TBI, berkorelasi dengan keparahan trauma, dan edema
cerebral. Diperlukan deteksi dini SIADH karena ketidakseimbangan elektrolit dapat
mengancam nyawa
Fase Kronik 3 bulan setelah trauma

5,4% hingga 76,4% pasien dengan kelainan hipofisis jangka panjang

Defisiensi hormone pertumbuhan dan hipognadisme paling umum


ditemukan. Defisiti ACTH dan TSH relative jarang

Taniverdi : deficit GH, ACTH, LH/FSH ditemukan masing-masing pada 28%,


4%, dan 4% setelah trauma. Diabetes insipidus menetap pada 7% pasien
PENDEKATAN DIAGNOSTIK

British Neurotrauma Grup :


Algoritma menyarankan Penilaian thyroid dan gonad :
penilaian hormonal 48 jam
evaluasi pasca akut dilakukan TSH, FT4, gonadotropin
post TBI. Pasien TBI ringan
antara 3-6 bulan setelah estrogen pada wanita dan
diskrining jika terdapat gejala
cedera testosterone pada pria
hipopituitari

Evaluasi aksis somatotropik


Kadar kortisol pagi >18µg/dL
ditunda sampai 1 tahun
menunjukkan fungsi adrnal Kemungkinan diabetes
setelah cedera, pengecualian
normal, konsentrasi <3µg/dL insipidus persisten harus
pada anak-anak. Kadar IGF-1
merupakan penanda dipertimbangkan
yang rendah menunjukkan
hipoadrenalisme
defisiensi GH
ALGORITMA DISFUNGSI PITUITARI POST TRAUMA
GAMBARAN RADIOLOGI
TBI ringan, tidak Lebih unggul Kerusakan mikrostruktur
CT Scan

MRI

MRI
ditemukan kelainan mendeteksi kelenjar pituitary :
pada pemeriksaan hematoma, contusion, menurunnya difusi air
rutin. CT Scan lebih dan lesi geser. pada gambaran MRI.
mudah tersedia pada Pembengkakan otak Volume hipofisis
kondisi akut. menjadi faktor berkurang terlihat pada
Memberikan prediktif PTHP. Pasien petinju yang menderita
visualisasi fraktur PTHP menunjukkan GHD. Gambaran MRI lebih
tengkorak abnormalitas kronik lanjut menunjukkan
pada MRI penigkatan intensitas
atypical kelenjar pituitary,
empty sella, sinyal lobus
hipofisis yang abnormal
PENATALAKSANAAN

Terapi pengganti
GH, TSH, LH/FSH Pasien dengan hormone yang tepat
Penurunan
terjadi sementara. ACTH harus akan memperbaiki
ACTH/kortisol
Belum jelas distabilkan, gejala dan mengurangi
harus segera
manfaat kemudian diuji resiko hiperkortisolism.
dideteksi untuk
pemberian ulang apakah Substitusi GH pada fase
memastikan
pengganti mengalami kronis meningkatkan
pemberian
hormone pada hiperkortisolism fungsi kognitif,
hidrokortison
fase akut e persisten komposisi tubuh, dan
kualitas hidup
PROGNOSIS

Tenriverdi et al, faktor prediktif meliputi:


• Hipertensi intrkranial • Kekurangan GH persisten merupakan
• Tingkat keparahan pada CT Scan predictor negative
• Cedera aksonal difus • Hannon et al : deficit kortisol pada fase akut
• Lama rawat inap ICU sebagai predictor kematian dan
• Perubahan nilai hormon hipopituitarisme kronis
• Fraktur basis cranii • Sebagian besar PTHP bersifat sementara
• Antibodi anti hipofisis atau anti hipothalamus karena perubahan patologis bersifat
reversibel
Kekurangan GH persisten merupakan predictor 55% pasien PTHP pulih dalam 3 bulan, 74-85% pulih
negative dalam 1 tahun post TBI
Hannon et al : deficit kortisol pada fase akut Pemulihan LH/FSH ditemukan dalam banyak kasus,
diikuit oleh GH dan ACTH
sebagai predictor kematian dan hipopituitarisme
kronis Tenriverdi et al : 50% dari 52 pasien didiagnosis
kelainan hormonal, 1 tahun setelah trauma. Subjek
Sebagian besar PTHP bersifat sementara karena diulang 5 tahun kemudian dan 24% mengalami
perubahan patologis bersifat reversibel hipopituitarisme kronik
KESIMPULAN
Kurangnya algoritma yang
Penatalaksanaan cedera tepat : abai terhadap
kepala traumatic cukup PTHP  berdampak
menantang besar pada Kesehatan
dan kualitas hidup pasien

Screening : identifikasi Penelitian lebih lanjut


pasien post TBI yang membantu Dokter
memerlukan observasi mencegah PTHP dan
dan penanganan lebih memberikan pengobatan
lanjut optimal
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai