LANSIA
Oleh: Anik Lestari
S2 Ilmu Gizi Pascasarjana UNS
PENDAHULUAN
◦ Protein berasal dari kata Yunani “Proteos”, artinya “yang utama”. Istilah ini
diperkenalkan pertama kali oleh ahli kimia Belanda Gerardus Mulder yang
berpendapat bahwa protein merupakan zat yang paling penting dalam setiap
organisme.
◦ Protein merupakan komponen penyusun tubuh terbesar kedua setelah air, yaitu
17% susunan tubuh orang dewasa termasuk lansia.
◦ Sementara itu air Menyusun 63%, lemak 13%, mineral 6% dan lainnya sebesar
1%.
◦ Peran penting sbg komponen fungsional dan struktural pada semua sel tubuh.
◦ Protein memiliki fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain,
yaitu sebagai zat pembangun dan pemelihara sel-sel jaringan tubuh.
◦ Yang mengandung komponen protein: enzim, zat pengangkut, matriks
intraseluler, rambut, kuku.
◦ Protein merupakan zat gizi penghasil energi yang tidak berperan sebagai
sumber energi tetapi berfungsi untuk mengganti jaringan dan sel tubuh yang
termasul pada kelompok lansia.
◦ Protein sangat diperlukan untuk pertumbuhan/mengganti sel yg rusak dan
pembentuk tulang guna mencapai tinggi badan optimal(tidak bungkuk).
◦ Lansia sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi sumber protein yang berasal
dari hewani dan nabati.
◦ Protein hewani: seperti daging (dianjurkan daging yg tidak berlemak), ayam,
ikan, telur, susu.
◦ Protein nabati yg dianjurkan adalah tahu, tempe dan kacang-kacangan (kacang
tanah, kacang kedelai, kacang hijau).
Mengapa lansia perlu protein?
1. Orang yang kerja keras dan sudah berusia lebih dari 45 tahun (pra lansia)
membutuhkan makanan tinggi protein jika dibandingkan dg orang berusia
kurang dari 45 th yg pekerjaannya lebih banyak duduk.
2. Kelompok lansia lebih mudah sakit dan lemah fisiknya sehingga membutuhkan
protein baik nabati maupun hewani untuk menjaga Kesehatan otot rangka, dan
untuk lebih memungkinkan terjadinya perbaikan jaringan maupun hipertofi
kompensator.
3. Pada lansia terjadi penurunan massa otot, namun kebutuhan tubuh akan protein
tidak berkurang, bahkan harus ditingkatkan karena pada lansia efisiensi
penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang disebabkan
pencernaan dan penyerapan kurang efisien. Rekomendasi kebutuhan protein
lansia: 12-14%kebutuhan orang dewasa.
Komponen penyusun protein yg dibutuhkan kelompok lansia
◦ Protein terdiri atas rantai-rantai Panjang asam amino. Sebagaimana unsur organik
lainnya komponen penyusun protein terdiri atas Karbon (C), Hidrogen (H), dan
oksigen (O). Selain itu, ciri khas komponen asam amino yang tidak dimiliki oleh
unsur lemak ataupun karbohidrat adalah adanya unsur nitrogen (N) yang
memberikan kontribusi 16% terhadap berat protein.
◦ Beberapa asam amino juga mengandung sulfur (S), zat besi (Fe), Cobalt (Co), dan
Fosfor (P) sehingga sangat dibutuhkan kelompok lansia.
Asam Amino
◦ Merupaka kesatuan gugus yg mengandung satu gugus asam (Karboksil-COOH),
satu gugus basa (Amino-NH2), satu gugus radikal (-R), serta satu atom hydrogen
(-H).
◦ Gugus R merupakan unsur pembeda antar asam amino yaitu pembedaan dlm hal
ukuran, bentuk, muatan, dan aktivitas protein yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan kualitas otot kelompok lanjut usia.
◦ Dalam membentuk protein, asam amino berikatan satu sama lain dengan ikatan
peptide dengan melepaskan satu molekul air. Satu molekul protein terdiri dari12
sd 18 asam amino.
◦ Terdapat kurang lebih 20 jenis asam amino, 10 diantaranya bersifat esensial bagi
kelompok lansia.
Jenis-jenis Protein
◦ Protein terbagi menjadi dua jenis yaitu non esensial (dapat diproduksi oleh tubuh)
dan esensial (tak dapat diproduksi oleh tubuh).
◦ Asaam amino esensial merupakan gabungan dari leucine, isoleucine, valine, yg
hanya dapat diperoleh dari makanan dan suplemen.
◦ Salah satu factor yg dinilai memengaruhi penurunan massa dan kekuatan otot pada
lansia adalah menurunnya asupan protein dan asam amino rantai cabang (AARC).
Olehkarena itu lansia membutuhkan asupan protein dan AARC yg lebih besar
daripada dewasa muda untuk mendukung kesehatan yg baik dan mencegah
penurunan progresif massa dan kekuatan otot akibat proses penuaan.
Klasifikasi Asam amino yang dibutuhkan kelompok
lansia
◦ Protein dapat diklasifikasikan dalam berbagai bentuk yaitu menurut kemampuan tubuh dalam
mensintesis, struktur susunan molekul, kelarutan, keterikatan dg senyawa lain dan kelengkapan
kandungan zat gizi.
◦ Protein dapat menjadi sumber energi apabila sumber asal karbohidrat dan lemak telah habis,
misalnya dlm keadaan puasa
◦ Asam amino esensial ialah asam amino yang tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga
harus didapatkan dari konsumsi makanan. Asam amino non esensial adalah asam amino yg bisa
diproduksi sendiri oleh tubuh sehingga memiliki prioritas konsumsi yang lebih rendah
dibandingkan dg asam amino esensial.
◦ Asam amino esensial bersyarat adalah: kelompok asam amino non esensial namun pada saat
tertentu, seperti setelah Latihan beban yg keras, produksi dalam tubuh tidak secepat dan tidak
sebanyak yg diperlukan sehingga harus didapat dari makanan sumber protein.
Jenis-jenis Asam Amino Esensial:
◦ 5. Tryptophan:
◦ - Pemicu serotonin (hormone yang memiliki efek relaksasi).
◦ - Merangsang pelepasan hormon pertumbuhan.
Lanj………
◦ 6. Methionine
◦ - Prekursor dari cysteine dan creatine.
◦ - Menurunkan kadar kolestrol darah.
◦ - Membantu membuang zat racun pada organ hati dan membentuk regenerasi
jaringan baru pada hati dan ginjal.
7. Threonine:
- Salah satu asam amino yg membantu detoksifikasi
- Membantu penumpukan lemak pada organ hati
- Komponen penting dari kolagen
- Biasanya kekurangannya diderita oleh vegetarian.
Lanj…….
◦ 8. Phenylalanine:
◦ - Prekursor untuk Tyrosine
◦ - Meningkatkan daya ingat, mood, focus mental
◦ - Digunakan dalam terapi depresi
◦ - Membantu menekan nafsu makan
◦ Catatan: Kebutuhan asam amino pada lansia tetap harus sesuai dg gizi seimbang
dan penambahannya disesuaikan dg kondisi fisiologis serta aktivitasnya.
Klasifikasi Asam amino menurut kemampuan sintesis
tubuh:
◦ Berdasarkan kemampuan tubuh dlm mensintesis, asam amino terbagi dalam dua
kelompok besar: yaitu esensial dan non esensial.
◦ Esensial berarti tidak dapat disintesis tubuh dan harus didapatkan dari makananyg
dikonsumsi.
◦ Non Esensial berarti dpt dibuat oleh tubuh dari pemecahan jaringan yg rusak dan
dari kelebihan asam amino esensial.
Klasifikasi Asam Amino berdasarkan rantai samping (gugus R)
◦ Gugus R merupakan unsur pembeda antar asam amino, yaitu membedakan dlm hal ukuran,
bentuk, muatan dan aktifitas protein. Berdasarkan gugus R tersebut, asam amino dapat
dikelompokkan sebagai:
◦ 1. Protein Fibriler:
◦ Yaitu protein berbentuk serabut, bersifat sulit larut, memiliki kekuatan mekanis yg tinggi, serta
tahan terhadap enzim pencernaan. Protein ini terdapat pada struktur tubuh, seperti:
◦ - Kolagen pada tulang rawan
◦ - Kreatin pada rambut dan kuku
◦ - myosin pada jaringan otot
◦ - Elastin dalam urat, otot dan pembuluh darah.
Lanj……
◦ 2. Protein Globular:
◦ Yaitu protein yang berbentuk bulat, bersifat mudah larut dan berubah akibat adanya garam, basa
dan asam serta mudah terdenaturasi.
◦ - Albumin: bersifat larut dalam air, terkoagulasi oleh panas, terdapat dalam telur, serum,
lactalbumin susu.
◦ - Globulin: tidak larut dalam air, tetapi larut dalam garam encer, terkoagulasi oleh panas. Terdapat
dalam otot, serum, kuning telur (ovoglobulin), serta kacang-kacangan (legumin).
◦ - Glutelin: larut dalam asam/basa encer, tidak larut dalam pelarut netral, glutenin gandum, orizein
beras.
B. Klasifikasi protein berdasarkan adanya senyawa lain (Protein konyugasi)
◦ 7. Sumber Energi:
◦ Energi yang dihasilkan protein baik nabati maupun hewani umumnya 5KKal/g
protein. Meskipun demikian, protein hewani sebagai sumber energi relative lebih
mahal dibandingkan karbohidrat.
◦ Sumber protein hewani biasanya identic dengan pemenuhan kebutuhan serat bagi
kelompok lansia. Serat yg mengandung protein hewani biasanya sebagai sumber Fe
bagi kelompok lansia untuk mencegah terjadinya anemia defisiensi besi.
SUMBER PROTEIN
◦ Pangan yang merupakan sumber protein adalah: telur, susu, ikan, daging (protein
hewani), serta kacang-kacangan dan biji bijian (protein nabati).
◦ Kedua sumber protein tersebut secara Bersama-sama sangat dibutuhkan oleh
lansia.
◦ Protein umumnya merupakan sumber pangan fungsional dan menjadi bagian tak
terpisahkan dari terapi gizi klinik maupun pengobatan bagi lansia. Sudah banyak
kisah sukses penyembuhan dengan terapi gizi yang diberikan kepada lansia
meskipun tetap perlu menggunakan pengobatan.