Anda di halaman 1dari 50

Stroke Iskemik

LAPORAN KASUS
KELO
MPOK
1
Vianni G H B Soplantila

Ivan P Tanlain

Gryv Werinussa
Table of contents
BAB I

01 Laporan kasus
BAB III

02 Diskusi

BAB II

03 Tinjauan Pustaka
BAB I
Laporan kasus
Identitas Pasien
1. Nama : Tn. Marthen K
2. Tanggal lahir : 05 Maret 1969
3. Umur : 53 tahun
4. No. RM : 164778
5. Tanggal MRS : 10/11/2022
6. Jam MRS : 17:51:59
7. Ruang Perawatan : R. Yudha
Anamnesis
Autoanamnesis

Keluhan utama
Keram pada wajah bagian kanan

Anamnesis terpimpin
Pasien datang dengan keluhan keram pada wajah sebelah kanan yang dirasakan tiba -tiba saat bangun tidur tadi pagi,
demam (-), pusing sesekali, mual muntah (-), makan minum baik, BAB tak normal.

Riwayat penyakit dahulu


Pasien memiliki riwayat kolesterol tinggi, dan DM

Riwayat keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien

Riwayat kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan mengendarai motor dan tidak menggunakan helm
Pemeriksaan Fisis
Keadaan Umum: Tampak lemah Paru:
Kesadaran: Compos Mentis Inspeksi: Simetris dada kanan dan kiri,
Tanda Vital: Palpasi : Nyeri tekan (-), fremitus raba
Tekanan Darah : 190/120 mmHg kanan=kiri
Nadi : 84x/menit, reguler Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Pernapasan : 20 x/menit Auskultasi: Bunyi nafas vesikuler, suara nafas
Suhu : 36° C tambahan (-/-)
Saturasi O2 : 98%

Kepala
Bentuk kepala : normocephal
Wajah : mulut miring ke
kanan
Mata : anemis (-/-)
Pemeriksaan Fisis
Jantung: Abdomen:
Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat Inspeksi: supel, datar
Palpasi : Ictus cordis DBN Auskultasi: BU (+)
Perkusi : Batas kanan jantung ICS III Palpasi : Nyeri tekan (-), hepatomegali(-),
linea parasternal dekstra, batas kiri jantung splenomegali(-)
ICS IV linea midclavicularis sinistra, Perkusi : Timpani
pinggang jantung di ICS II linea parasternal Ekstremitas: akral hangat, CRT <2s, edema (-)
sinistra. Nervus cranialis: parese n. facialis (+/-)
Auskultasi: Bunyi jantung I dan II regular, Refleks : reflex fisiologis (+/+), babinski (-/-)
murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan penunjang
Kimia Nilai
Hasil Satuan
klinik normal
GDS 173 mg/dl <120
SGOT 15 U/L <35
SGPT 21 U/L <41
Ureum 30 mg/dL 20 – 50
Kreatinin 1.4 U/L <1.5
Asam urat 6.9 mg/dL 2.4 – 7.0
Kolesterol 150 mg/dL <200
Pemeriksaan penunjang
Hematolo Nilai
Hasil Satuan
gi normal
WBC 6.7 103/ml 4.0 - 9.0
RBC 5.73 106/ml 3.76 – 5.70
HCT 56.1 % 33.5 – 52.0
HGB 18.5 g/dL 12.0 – 18.0
PLT 148 103/ml 150 - 350
Pemeriksaan penunjang (EKG)
Pemeriksaan penunjang (CT)
Resume
Pasien datang dengan keluhan keram pada wajah sebelah kanan yang dirasakan tiba -tiba
saat bangun tidur tadi pagi, riwayat demam disangkal, pusing sesekali, mual muntah
disangkal, makan minum baik, BAB tak normal. Pasien memiliki riwayat penyakit DM,
serta kadar kolesterol yang tinggi. Riwayat kebiasaan pasien sering mengendarai motor
dengan tidak mengenakan helm. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan pasien berbicara pelo,
mulut miring ke kanan. Pada pemeriksaan penunjang CT-Scan kepala di dapatkan infark
lama cerebral bilateral, cavum pellucidum dan vergae persistent, serta tampak sinusitis
maxillaris dextra.
Diagn Tatalaks Planni
ana
osis
 Susp. Bell’s palsy
 HT urgent


IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
Nifedipin 10 mg tab extra
ng


Pasien dirawat di rumah
Kontrol ke poliklinik saraf
 DM tipe 2 SL
 Stroke iskemik  Citicoline 2x250 mg/12 jam/
IV
 Drip Neurobion ampul 24
jm/IV
BAB II
Tinjauan Pustaka
Anatomi otak
Anatomi otak
Anatomi otak
Gambaran CT-Scan otak normal
Definisi stroke iskemik
Gangguan aliran darah ke parenkim otak yang menyebabkan sel-sel otak mati
karena kekurangan oksigen, dapat disebabkan oleh aterosklerosis arteri besar,
oklusi pembuluh darah kecil, dan emboli pada pembuluh darah.
Epidemiologi stroke iskemik
 Stroke sebesar 10% dari seluruh kematian di dunia merupakan penyebab kematian nomor
3 setelah penyakit jantung koroner (13%) dan kanker (12%) di negara – negara maju.
 Data World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa kematian sebesar 7,9 %
dari seluruh jumlah kematian di Indonesia disebabkan oleh stroke. Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar bahwa prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan sebesar 7 per 1000 penduduk dan yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau
gejala sebesar 12,1 per 1000 penduduk.
Etiologi stroke iskemik
 Stroke iskemik terjadi akibat oklusi pembuluh darah yang dihantarkan ke otak.
Peningkatan dari deposit lemak (aterosklerosis) merupakan hal yang mendasari oklusi
tersebut.
 Aterosklerosis adalah gangguan arteri, dari yang berukuran besar seperti aorta hingga yang
arteri yang kecil diameter 2 milimeter (mm). Arteri akan menyempitkan lumen sehingga
pembuluh darah area distal akan jadi lebih kecil.
 Aterosklerosis menyebabkan terjadinya 2 jenis oklusi yaitu trombosis pada serebral dan
emboli pada serebral.
Patofisiologi stroke iskemik
 Tunika intima menebal sebagai akibat dari endapan fibrosa dari pada atesklerosis, hal ini
mempersempit lumen pada pembuluh darah arteri. Akumulasi dari sel lemak di subendotel akan
membentuk plak. Plak sendiri terbentuk biasanya pada daerah arteri aorta, arteri poplitea, arteri
koroner dan sirkulus wilisi. Plak berpotensi untuk mengakibatkan stroke iskemik.
 Pada stroke iskemik terjadi penurunan adenosine triphosphate (ATP) dan hipoksia pada sel.
Depolarisasi terjadi karena sumber energi sel berkurang.Terjadi influks natrium dan kalsium serta
terjadi influks pasif oleh air yang masuk kedalam sel sehingga terjadi edema sitotoksik. Sumbatan
pada pembuluh darah mengakibatkan sebuah area otak menjadi iskemik, tergantung dari lokasi
pembuluh darah apa yang terkena.
Patofisiologi stroke iskemik
1. Infark Arteri serebri media/ Media Cerebral Arteri(MCA)
Arteri serebri media adalah arteri yang paling umum terlibat dalam stroke. Distribusi Arteri
serebri media melibatkan korteks serebral lateral. Sindrom MCA berhubungan pemahaman
tentang korteks somatosensori, di mana bagian lateral berisi fungsi motorik dan sensorik
yang melibatkan wajah dan ekstremitas atas. Ini berkorelasi dengan presentasi klasik
hemiparesis kontralateral, kelumpuhan wajah, dan kehilangan sensorik pada wajah dan
ekstremitas atas. Ekstremitas bawah mungkin terlibat, tetapi gejala ekstremitas atas biasanya
mendominasi. Gejala tambahan meliputi disartria, neglect/pengabaian salah satu sisi objek
atau ruangan, afasia.
Patofisiologi stroke iskemik
2. Infark Arteri serebral anterior/ Arteri Serebral Anterior (ACA)
Arteri serebral anterior (ACA) menyediakan suplai darah ke frontal, prefrontal, motor
primer, sensorik primer, dan korteks motorik tambahan. Infark ACA jarang terjadi karena
suplai darah kolateral yang signifikan disediakan oleh arteri sirkulasi anterior. Korteks
sensorik dan motorik menerima informasi sensorik dan mengontrol gerakan ekstremitas
bawah kontralateral. Area motorik tambahan berisi area Broca, yang terlibat dalam inisiasi
bicara. Korteks prefrontal digunakan untuk mengatur dan merencanakan perilaku kompleks
dan diduga dapat mempengaruhi kepribadian.
Patofisiologi stroke iskemik
3. Infark Arteri Serebral Posterior/ Posterior Cerebral Arteri (PCA)
Arteri serebral posterior superfisial (PCA) memasok lobus oksipital dan bagian inferior
lobus temporal, sedangkan PCA dalam memasok talamus dan ekstremitas posterior kapsul
internal, serta struktur dalam otak lainnya. Lobus oksipital adalah lokasi area visual primer
dan sekunder, tempat input sensorik dari mata diinterpretasikan. Thalamus menyampaikan
informasi antara neuron asenden dan desenden, sedangkan kapsula interna berisi serat
desenden dari traktus kortikospinal lateral dan ventral.
Patofisiologi stroke iskemik
4. Infark Vertebrobasilar
Area vertebrobasilar otak disuplai oleh arteri vertebral dan arteri basilar yang berasal dari tulang
belakang dan berakhir di sirkulus wilingsi . Daerah ini memasok otak kecil dan batang otak. Presentasi
klinis meliputi ataksia, vertigo, sakit kepala, muntah, disfungsi orofaringeal, defisit bidang visual, dan
temuan okulomotor abnormal. Pola presentasi klinis bervariasi tergantung pada lokasi dan pola infark
emboli atau aterosklerosis.

5. Infark Cerebellar
Pasien datang dengan gejala ataksia, mual, muntah, sakit kepala, disartria, dan vertigo. Edema dan
perburukan klinis yang cepat dapat mempersulit infark serebelar
Patofisiologi stroke iskemik
6. Infark Lakunar
Infark lakunar terjadi akibat oklusi arteri perforantes kecil. Mekanisme tidak diketahui
karena sifat infark dapat terjadi akibat oklusi pembuluh darah intrinsik atau emboli. Infark di
wilayah ini dapat muncul dengan kehilangan motorik atau sensorik murni, defisit
sensorimotor, atau ataksia dengan hemiparesis.
Diagnosis Stroke iskemik
Gejala awal serangan stroke terjadi mendadak dan yang sering dijumpai adalah:
 Kelemahan atau kelumpuhan salah satu sisi wajah, lengan, dan tungkai (hemiparesis, hemiplegi)
 Gangguan sensorik pada salah satu sisi wajah, lengan, dan tungkai (hemihipestesi, hemianesthesi)
 Gangguan bicara (disartria)
 Gangguan berbahasa (afasia)
 Gejala neurologik lainnya seperti jalan sempoyongan (ataksia), rasa berputar (vertigo), kesulitan
menelan (disfagia), melihat ganda (diplopia), penyempitan lapang penglihatan (hemianopsia, kwadran-
anopsia).
.
Diagnosis Stroke iskemik
Pemeriksaan fisik harus mencakup semua sistem organ mayor, mulai dari airway, breathing,
dan circulation (ABCs) dan tanda vital. Stroke iskemik (kecuali untuk stroke yang
melibatkan batang otak) tidak cenderung menyebabkan gangguan patensi airway, breathing,
circulation dan secara tiba-tiba. Tanda vital, sekalipun tidak spesifik, dapat memberi
informasi krusial terkait perburukan klinis yang akan datang (impending clinical
deterioration) dan membantu dalam mempersempit diagnosis banding. Banyak pasien
dengan stroke mengalami hipertensi pada onset awal gejala (hypertensive at baseline), dan
tekanan darah pasien dapat naik lebih lagi setelah stroke.
Gambaran CT pada stroke
iskemik
Gambaran CT-scan iskemik akut pada otak
Gambaran CT pada stroke
iskemik
Gambaran CT-scan iskemik sub akut pada otak
Gambaran CT pada stroke
iskemik
Gambaran CT-scan iskemik kronik pada otak
Gambaran CT pada stroke
iskemik
Gambaran CT pada stroke
iskemik
Gambaran CT pada stroke
iskemik
Gambaran CT pada stroke
iskemik
Gambaran CT pada stroke
iskemik
Gambaran CT pada stroke
iskemik
Gambaran CT pada stroke
iskemik
Gambaran CT pada stroke
iskemik
Diagnosis banding stroke iskemik
Stroke hemorhagik

Gejala klinis atau keluhan yang biasanya mucul terdiri dari defisit neurologis fokal dengan onset mendadak. Penurunan
tingkat kesadaran, muntah, sakit kepala, kejang dan tekanan darah yang sangat tinggi mungkin menunjukkan adanya stroke
hemoragik. Sakit kepala merupakan gejala awal yang paling sering dialami pasien seiring dengan perluasan hematom yang
menyebabkan peningkatan TIK dan efek desak ruang pada otak. Gejala lain yang dapat muncul berupa kaku kuduk yang
terjadi akibat perdarahan di talamus, kaudatus, dan serebelum.
Tatalaksana stroke iskemik
Tatalaksana Non Farmakologi.

Pada stroke iskemik akut, penanganan operasi terbatas. Operasi dekompresi dapat menyelamatkan hidup
yang berhubungan dengan infrak serebral. Pendekatan interdisipliner untuk penanganan stroke yang
mencakup rehabilitasi awal sangat efektif dalam penggurangan kejadian stroke dan terjadinya stroke
berulang pada pasien tertentu. Pembesaran karoid dapat efektif dalam pengurangan resiko stroke
berulang pada pasien komplikasi beresiko tinggi.
Tatalaksana stroke iskemik
Tatalaksana farmakologi
Prognosis stroke iskemik
Prognosis stroke iskemik pada usia muda jauh lebih baik daripada lansia, dengan mortalitas
dan kekambuhan yang lebih rendah serta pemulihan fungsional yang lebih baik. Dengan
demikian, prognosis stroke pada anak muda secara keseluruhan telah digambarkan
menguntungkan tetapi prognosis jangka panjang terutama lebih buruk bila dibandingkan
dengan populasi umum pada usia yang sama, dengan lebih tinggi tingkat kematian, risiko
kejadian kardiovaskular yang lebih tinggi, dan keterbatasan kualitas hidup yang signifikan.
BAB III
Diskusi
Diskusi
Seorang laki-laki usia 53 tahun inisial Tn. MK datang ke IGD RST dengan keluhan keram
pada wajah bagian kanan sejak bangun tidur pagi tadi. Pasien tidak mengalami demam,
merasa pusing sesekali, tidak ada riwayat mual muntah. Pasien memiliki riwayat penyakit
DM dan kolesterol tinggi. Pasien juga memiliki kebiasaan sering mengendarai motor dengan
tidak mengenakan helm. Dari hasil anamnesis pasien dicurigai mengalami stroke karena
berdasarkan gejala klinis yang dialami pasien merujuk pada stroke seperti adanya keram
pada wajah bagian kanan.
Diskusi
Selain itu dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan mulut pasien miring, kemudian pada pemeriksaan nervus cranialis
didapatkan ada parese pada nervus facialis. Hal ini sesuai dengan tanda-tanda fisik pada stroke berupa mulut miring dan
keram pada wajah di bagian yang terkena. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pada pasien ini yaitu CT-Scan kepala,
yang merupakan gold standar dalam mendiagnosis stroke. Hasil CT-Scan kepala didapatkan lesi hipodens pada cerebral
bilateral, gambaran hipodens tersebut muncul diperkirakan karena terkena 1/3 arteri serebri media sehingga lesi hipodens
muncul dalam jumlah multiple pada lobus frontalis, untuk batasnya masih terlihat sesuai karena pada stroke iskemik akut
masih memiliki border zone, pada gambaran CT juga belum terdapat gambaran edem hal ini sesuai karena pada iskemik
akut, edem akan muncul sekitar kurang lebih 12-24 jam setelah infark, dimana pasien tersebut melakukan pemeriksaan
radiologi sehari setelah didiagnosis stroke iskemik. Sehingga disini pada gambaran radiologi untuk gambaran Lesi
hipodens dengan adanya border zone dan tanpa edema otak dan onset waktu terkena stroke, sehingga pasien pada kasus ini
ditegakan diagnosis sebagai pasien stroke iskemik akut.
Kesimpulan
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berupa : Pemeriksaan lab, EKG,
dan pemeriksaan CT scan kepala (Gold standar untuk stroke) maka pasien dapat didiagnosis sebagai
pasien stroke iskemik.
Stroke iskemik adalah gangguan fungsi fokal atau global dari otak akibat adanya oklusi dari pembuluh
darah otak yang berlangsung lebih dari 24 jam dan mengakibatkan kematian sel otak.
Tatalaksana untuk pasien stroke iskemik adalah untuk memperbaiki perfusi pada sistem kolateral aliran
darah otak , hal ini bertujuan untuk mengaliri daerah yang tidak mendapati aliran darah otak akibat dari
oklusi dari pembuluh darah otak
THANK
YOU 

Anda mungkin juga menyukai