KEGAWATDARURATAN NEUROLOGIK
DALAM ANESTESI
Disusun Oleh:
Pembimbing :
dr. Hendri Pangestu, Sp.An, KIC, MH
Muhammad Jihad Biladuddin
dr. Gardian Lukman Hakim, Sp.An, KIC
dr. Farahniar Hamidiana, Sp.An
(1102012178)
dr. Jacky Desfriadi, Sp.An
Kepaniteraan Klinik Departemen Kedokteran Anestesi RS Yarsi Jakarta Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Periode 1 November – 20 November 2021
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. D
Umur : 4 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Cempaka
Putih
Ruang : OK
ANAMNESIS
COR Leher
Lihat Status lokalis
Bunyi jantung 1 dan 2 reguler
murmur (-) gallop (-)
PULMO ABDOMEN
Pergerkan dinding dada Simetris
simettris kanan kiri, vesikuler Supel. Bising usus (+)
+/+, ronki -/-wheezing -/- Nyeri tekan (-)
Tatalaksana:
IVFD KAEN 3B 1000CC / 24 JAM
Stesolid 10 mg , 2x (kejang berulang)
Ivfd fentolin 250 mg dalam 250 cc nacl 0,9%/ 1 jam
Omeprazol 10 mg iv
Intubasi dengan ETT no.5 garis bibir 13 cm mode vc cmv vt 100 fio2 50 rr 24 peep4
TINJAUAN PUSTAKA
KEGAWATDARURATAN
NEUROLOGI
Pendahuluan
Kegawatdaruratan :
Serangan penyakit tiba-tiba
Butuh diagnosis, tindakan dan penanganan segera
Bertujuan untuk menekan angka kesakitan dan kematian
Pelaksana harus mempunyai pengetahuan yang adekuat
tentang penyakit, mampu berkonsultasi dengan baik
dengan bidang terkait.
Kegawatdaruratan neurologi :
Suatu kondisi di bidang neurologi yang memerlukan tindakan
pengobatan segera dan bila tidak dilakukan dapat menyebabkan
kerusakan lebih berat bahkan kematian.
Carroll LS dan Lorenzo N (2007):
9 jenis kegawatdaruratan neurologi yaitu:
1. Perubahan status mental dan koma
2. Nyeri kepala
3. Cerebrovascular accident : stroke
4. Vertigo
5. Bangkitan kejang : status konvulsivus/epileptikus
6. Neuropathi perifer: krisis miastenia, SGB
7. Multipel sklerosis, neuritis optik
8. Gangguan otot: periodik paralisis
• Jaringan otak merupakan jaringan dengan tingkat metabolisme
tinggi, meskipun pada area dengan densitas kapiler yang rendah.
• Dengan sedikit saja gangguan akan menimbulkan gangguan
fungsi.
• Fungsi sel otak sangat tergantung pada ketersediaan O2 & energi
(glukosa) yang kontinyu.
• Tidak ada cadangan O2 dan sumber energi di otak.
• Injuri serebral :
• Primer
• Sekunder
Mekanisme
Injuri Primer Serebral,
melalui:
• Trauma
• Iskemia
• Inflamasi
• Kompressi
• Metabolisme
Injuri Otak Sekunder
• Hipoperfusi
• Global
• Regional
• Hipoksia
• Gangguan elektrolit atau
asam basa
• Injuri reperfusi.
Autoregulasi
• Normal :
• CPP 70 – 100 mmHg.
• Untuk mempertahankan CBF 50 ml/100mg/ menit dibutuhkan
CPP 40 - 140 mm Hg
AUTOREGULASI
Mekanisme Autoregulasi
1. Efek lokal dari ion H+ pada pembuluh darah otak.
Aliran lambat hipoksia atau hiperkapnia asidosis
vasodilatasi serebral dan peninggian CBF.
Hipokapnia atau alkalosis vasokonstriksi serebral.
2. Refleks miogenik sebagai respon terhadap peregangan otot arteri
akibat peningkatan aliran darah.
Gangguan Autoregulasi
Penatalaksanaan :
• Umum : perbaiki fungsi vital: amankan jalan nafas, awasi tekanan darah dan jalan
nafas, pemasangan jalur intravena, NGT, kateter urine, EKG
Terapi medikamentosa :
Hentikan kejang dan koreksi komplikasi
• Tahap premonitoring : diazepam 10 mg iv/per rektal
• Tahap 1 tahap kompensasi (0-30 menit)
Diazepam 10 mg iv /per rektal, jika status berlanjut, ulang pemberian
setelah 15 menit
• Tahap II tahap dekompensasi (30-60 menit)
Jika status berlanjut setelah 30 menit, maka :
Rawat intensif
Fenitoin iv dalam NaCl 0,9 % dosis 15-18 mg/kg kec 50 mg/menit awasi TD dan EKG
atau fenobarbital 10-20 mg/kg sampai 100 mg/menit dengan pengawasan TD dan respirasi
ADALAH
“BRAIN ATTACK”
Iskemik/infark (80%)
STROKE
Perdarahan (20%)
PSA
PIS
Penatalaksanaan
PenatalaksanaanUmum
Umum
Etiologi :
• Kecelakaan lalu lintas
• Jatuh dari ketinggian > 3 X tubuh pasien
• Beban aksial tinggi
• Kekerasan di daerah spinal
• Kecelakaan olah raga
Jenis :
Fraktur, dislokasi, luka tembus,EDH, SDH,
Pada keadaan ini dapat terjadi Syok spinal:
• Paralis flasid, gangguan kontrol BAB dan BAK
• Hilangnya tonus anal, refleks, kontrol otonom
Penatalaksanaan :
Identifikasi pasien, anamnesa, pemeriksaan fisik
(primary survey dan secondary survey) rujuk
Kesimpulan
Kegawatdaruratan neurologi :
Suatu kondisi di bidang neurologi yang memerlukan tindakan pengobatan segera
dan bila tidak dilakukan dapat menyebabkan kerusakan lebih berat bahkan
kematian.
Tujuan penatalaksanaan :
Mengoptimalkan peluang pasien untuk hidup, Meminimalkan sequelle
Menurunkan beban keluarga
TERIMAKASIH