Anda di halaman 1dari 18

Deteksi Dini dan Mitigasi Kebakaran

Hutan di Sumatera dengan Penerapan


Teknologi RI 4.0
Oleh :
Prof. Dr.-Ing. Mitra Djamal
Pusat Penelitian Kebakaran Hutan
Institut Teknologi Sumatera
Outline

1. Pendahuluan
 Profil Sebaran Kebakaran Hutan di Indonesia
 Data Kebakaran Hutan di Sumatera

2. Solusi Baru SainsTek dari ITERA untuk Karhutla

3. Model Konseptual Penataan Wilayah Pasca


Karhutla

4. Penutup
 Lingkup Kajian Riset ITERA untuk Karhutla

2
Deteksi Dini dan Mitigasi Kebakaran Hutan di Sumatera dengan Penerapan Teknologi RI 4.0
Pendahuluan

Bencana kebakaran hutan terutama


di lahan gambut berdampak
terjadinya bencana asap yang
secara luas menimbulkan kerusakan
lingkungan berupa :
 Polusi udara
 Kerusakan ekosistem
 Kerugian di bidang ekonomi,
sosial juga mengancam
kesehatan masyarakat.
3
Deteksi Dini dan Mitigasi Kebakaran Hutan di Sumatera dengan Penerapan Teknologi RI 4.0
Profil Sebaran Kebakaran Hutan Di Indonesia tahun 2019

Sumber : SiPongi Karhutla Monitoring Sistem


http://sipongi.menlhk.go.id/hotspot/luas_kebakaran

4
Deteksi Dini dan Mitigasi Kebakaran Hutan di Sumatera dengan Penerapan Teknologi RI 4.0
Profil Sebaran kondisi polusi udara akibat Karhutla

5
Deteksi Dini dan Mitigasi Kebakaran Hutan di Sumatera dengan Penerapan Teknologi RI 4.0
Data Kebakaran Hutan di Sumatera
Luas Kebakaran Hutan dan Lahan (Ha)
No Provinsi
2014 2015 2016 2017 2018 2019
1. Aceh 155,66 913,27 9.158,45 3.865,16 1.284,70 606,00
2. Sumatera 3.219,90 6.010,92 33.028,62 767,98 3.678,79 1.775,00
Utara
3. Kep. Riau - - 67,36 19,61 320,96 5.621,00
4. Riau 6.301,10 183.808,59 85.219,51 6.866,09 37.236,27 49.266,00
5. Sumatera 120,50 3.940,14 2.629,82 2.227,43 2.421,90 309,00
Barat
6. Sumatera 8.504,86 646.298,80 8.784,91 3.625,66 16.226,60 11.826,00
Selatan
7. Jambi 3.470,61 115.634,34 8.281,25 109,17 1.577,75 11.022,00
8. Lampung 22,80 71.326,49 3.201,24 6.177,79 15.156,22 2.913,00
TOTAL 21.795,43 1.027.932,55 150.371,16 23.658,89 77.903,19 83.338,00
Luas Kebakaran Hutan dan Lahan dihitung berdasarkan analisis citra satelite landsat 8
OLI/TIRS yang di overlay dengan data sebaran hotspot, serta laporan hasil groundchek hotspot
dan laporan pemadaman yang dilaksanakan Manggala Agni
Sumber : SiPongi Karhutla Monitoring Sistem
http://sipongi.menlhk.go.id/hotspot/luas_kebakaran
6
Deteksi Dini dan Mitigasi Kebakaran Hutan di Sumatera dengan Penerapan Teknologi RI 4.0
Konsep Kebakaran Hutan dan Strategi Pencegahannya
Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera
Konsep Segitiga Api

Su
• Proses pembakaran terjadi karena adanya

) 2
O

mb
sumber panas (api) sebagai penyulut bahan

n(

er
bakar yang tersedia dan adanya oksigen

ige

pa
seperti terlihat pada bagan segitiga api.

s
Ok

na
• Konsep sederhana mencegah terjadinya proses

s(
pembakaran : menghilangkan salah satu

ap
komponen dari segitiga api.

i)
Bahan bakar
Salah satu pemicu:
Zero Burning
Pembukaan lahan
Controlled Burning

Pembukaan lahan terkontrol


Pertimbangan jenis lahan
terutama Sumatera
 Lahan gambut
7
Deteksi Dini dan Mitigasi Kebakaran Hutan di Sumatera dengan Penerapan Teknologi RI 4.0
Konsep Kebakaran Hutan dan Strategi Pencegahannya

Salah Satu Strategi Pencegahan


Kebakaran Hutan dan Lahan

Pengembangan Hutan Beresiko Kecil


Kebakaran:

1. Hutan terintegrasi Agroforestry


Controlled Burning (Syaufina 2013) 2. Pengaturan jarak tanam
3. Pembersihan dan pemanfaatan berkala
Pelaksanaan teknik ini harus memenuhi gulma, ranting, dan cabang bawah
syarat sbb: 4. Pembuatan sekat bakar
1. hanya diizinkan pada masyarakat local 5. Pembuatan sumur air
yang tidak berbadan hukum 6. Pemberdayaan menara pengamat berbasis
2. luas lahan <2 ha
teknologi
3. kondisi yang tidak memungkinkan tanpa
penggunaan api
4. dilakukan bergilir pada setap calon
ladang dengan teknik ring firing
8
Deteksi Dini dan Mitigasi Kebakaran Hutan di Sumatera dengan Penerapan Teknologi RI 4.0
Revolusi Teknologi Industri 4.0

Industry 1.0 Industry 2.0 Industry 3.0 Industry 4.0


Mass
Cyber Physical
Mechanization, production, Automation,
Systems, Internet
steam power, assembly line, computers and
of Things (IoT),
weaving loom electrical electronics
networks
energy
 Untuk mendukung ketepatan, keakuratan dan kecepatan pengiriman data status
kebakaran hutan atau titik api dari sistem pemantau kepada user, maka diperlukan
sistem jaringan nirkabel yang terintegrasi satu sama lain dan terhubung pada
internet.
 Sistem Internet of Things (Iot) menyediakan sistem basis pengiriman dan
pengolahan data secara cepat dan akurat sehingga early warning sistem kebakaran
hutan menjadi lebih efektif.
9
Deteksi Dini dan Mitigasi Kebakaran Hutan di Sumatera dengan Penerapan Teknologi RI 4.0
Konsep Early Warning Kebakaran Hutan
Alur umum terjadinya kebakaran hutan

Kebakaran Dampak Asap


Titik api kecil
meluas yang Luas

Early Warning System


Pemantauan jarak jauh (via satelit)

Pemantauan jarak dekat (via drone / pesawat tanpa awak)

Pelaporan pada Pemda dan Dinas terkait

Penindakan berupa pemadaman dan isolasi daerah yang teridentifikasi dan


penindakan pada pelaku baik individu maupun kelompok
10
Deteksi Dini dan Mitigasi Kebakaran Hutan di Sumatera dengan Penerapan Teknologi RI 4.0
Solusi Baru SainsTek dari ITERA untuk Karhutla

Info awal diperoleh dari


data satelit yang bekerja
sama dengan LAPAN
untuk menentukan lokasi
secara kasar

Dilakukan pengiriman beberapa


drone dan pesawat UAV yang
dilengkapi dengan berbagai sensor
dan kamera untuk menentukan lokasi
detail
Pelaporan secara online maupun langsung tentang
lokasi titik api atau tanda-tanda akan terjadinya
kebakaran hutan pada Pemda dan Dinas terkait

Bekerjasama dengan dinas terkait untuk mengambil


tindakan preventif agar kebakaran tidak meluas
Tindakan serta menindak pelaku pembakaran
11
Deteksi Dini dan Mitigasi Kebakaran Hutan di Sumatera dengan Penerapan Teknologi RI 4.0
Solusi Baru SainsTek dari ITERA untuk Karhutla

Resolusi Spasial 1 – 2 km. Sehingga Setiap Titik Hotspot Mewakili Luasan 1-2 km2
12
Deteksi Dini dan Mitigasi Kebakaran Hutan di Sumatera dengan Penerapan Teknologi RI 4.0
Solusi Baru SainsTek dari ITERA untuk Karhutla

 Pesawat UAV dan drone dikirimkan


beberapa unit ke lokasi yang diperoleh
dari data satelit.
 Pesawat UAV dan drone memiliki
jangkauan jelajah yang luas dan waktu
yang relatif lama
Pesawat tanpa awak (UAV, Unmanned aerial vehicle) dan drone dilengkapi
dengan beberapa sensor diantaranya :
1. Sensor temperatur, untuk memperoleh data distribusi temperatur dan
kondisi permukaan.
2. Sensor kelembapan
3. Sensor PM2.5 (particulate matter), yaitu sensor yang dapat memperoleh
data konsentrasi asap.
4. Sensor gas berupa gas CO2 dan CO
5. Sensor kamera untuk memonitoring kondisi hutan secara visual dan
realtime
6. Selain sensor, drone juga bisa dilengkapi dengan material pemadam api13
Deteksi Dini dan Mitigasi Kebakaran Hutan di Sumatera dengan Penerapan Teknologi RI 4.0
Keunggulan Sistem yang Dikembangkan
1. Deteksi dini yang cepat karena pengiriman data dan lain-
lain berbasis online (Realtime)
2. Prediksi secara akurat karena diolah berdasarkan data
dengan resolusi lebih baik dari citra satelit.
3. Pemanfaatan teknologi berbasis 4.0 yang terintegrasi

14
Deteksi Dini dan Mitigasi Kebakaran Hutan di Sumatera dengan Penerapan Teknologi RI 4.0
Technologies Readiness Level (TRL)
Sistem benar-benar teruji/ terbukti melalui keberhasilan
pengoperasian TRL9
Sistem telah lengkap dan memenuhi syarat (qualified) melalui
pengujian dan demonstrasi dalam lingkungan sebenarnya TRL8
Demonstrasi prototipe sistem dalam
lingkungan sebenarnya TRL7 Riset
Demonstrasi model atau tipe dalam Kebakaran
lingkungan yang relevan TRL6 Hutan ITERA
Validasi kode dan komponen dalam suatu
lingkungan TRL5
Validasi kode dan komponen dalam
Laboratorium TRL4
Pembuktian konsep (proof of
concept) TRL3 TRL 1 – 3  RISET DASAR
Formulasi Konsep TRL 4 – 7  RISET TERAPAN
dan/aplikasi teknologi TRL2 TRL 8 – 9  RISET
PENGEMBANGAN
Prinsip Dasar TRL1
15
Deteksi Dini dan Mitigasi Kebakaran Hutan di Sumatera dengan Penerapan Teknologi RI 4.0
Model Konseptual Penataan Wilayah Pasca Karhutla
Tindakan Pasca Kebakaran Hutan :
1. Rehabilitasi
 Penanaman kembali pohon dengan
4. Zonasi
melibatkan masyarakat  Pemetaan daerah rawan
 Mengembalikan fungsi kawasan rawan kebakaran hutan dan rawan
kebakaran sebagai fungsi terdampak akibat kebakaran
lindung/penyangga hutan (asapdan panas), untuk
menentukan daerah aman bagi
2. Upaya Yuridikasi aktivitas masyarakat
 Upaya untuk mengetahui siapa
5. Intervensi Sosial
penyebab kebakaran dan bagaimana
proses selanjutnya di pengadilan  Mengubah pola tindakan
 Penetapan kawasan rawan kebakaran masyarakat dalam
sebagai kawasan lindung/ penyangga memanfaatkan hutan (misal:
(kawasan pemanfaatan terbatas) membakar untuk membuka
lahan) untuk mencegah
3. Tindakan Preventif Lanjutan
kebakaran hutan
 Identifikasi penyebab  Mengedukasi masyarakat akan
kebakaran hutan dan penyebab kebakaran hutan
merumuskan upaya dan cara menghindarinya
pencegahan
16
Deteksi Dini dan Mitigasi Kebakaran Hutan di Sumatera dengan Penerapan Teknologi RI 4.0
Lingkup Kajian Riset ITERA untuk Karhutla

Riset Kreatif untuk Solusi Kebakaran SUMATERA

1. Deteksi Dini Kebakaran Hutan


2. Prediksi Delineasi Sebaran Kebakaran Hutan
3. Pengurangan Dampak Selama Kebakaran
Hutan
4. Penataan Kawasan Pasca Kebakaran Hutan
5. Pemodelan, Simulasi dan Prediksi Kebakaran
Hutan Sumatera.
6. Pembuatan Robot Pemadam Kebakaran.
7. Prediksi Dampak Kebakaran Hutan Bagi
Masyarakat
17
Deteksi Dini dan Mitigasi Kebakaran Hutan di Sumatera dengan Penerapan Teknologi RI 4.0
Terima Kasih
Tim Riset Kebakaran Hutan ITERA :
1. Prof. Dr.-Ing. Mitra Djamal
2. Prof. Dr. Ir. Deny Juanda Puradimaja, DEA
3. Dr. Abdul Rajak, M.Si.
4. Dr. Sena Maulana, S. Hut., M.Si.
5. Muhammad Abi Berkah Nadi, M.T.
6. Adam Irwansyah Fauzi, M.T.
7. Lutfi Setianingrum, S.T., M. URP.
Pusat Penelitian Kebakaran Hutan
Institut Teknologi Sumatera

Anda mungkin juga menyukai