Anda di halaman 1dari 15

PENGEMBANGAN AIR TERJUN BABAK PELANGI

SEBAGAI DAYA TARIK WISATA ALAM DI DESA


LANTAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH

MUHAMMAD BADRIN
HUSAINI
NIM : 17101038
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Desa Lantan Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah


yang memiliki potensi dan sumber daya alam jika dikembangkan dan
dikelola sebagai Objek Daya Tarik Wisata Obyek wisata mempunyai cukup
potensi untuk di kembangkan karena kawasan wisata ini terletak tidak jauh
dari Ibu Kota Mataram sehingga akses untuk menuju ke tempat wisata ini
sangat mudah di jangkau oleh wisatawan, selain akses yang mudah di
jangkau kawasan wisata ini juga memiliki daya tarik tersendiri di karenakan
kondisi alam yang masih alami, akan tetapi kawasan wisata masih perlu di
benahi karena minimnya fasilitas wisata yang tersedia dan kondisi fasilitas
wisata banyak mengalami kerusakan.
1.3. Tujuan Penelitian
1.2. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian yang
1. Apa saja potensi yang dimiliki Air terjun b dilakukan adalah untuk menggali
abak pelangi untuk dijadikan daya tarik atau mengidentifikasi tentang
wisata alam di Desa Lantan Kabupaten pengembangan Air Terjun babak
pelangi sebagai daya tarik wisata
Lombok tengah alam di Desa Lantan Kabupaten
Lombok Tengah

2. Bagaimana Seterategi pengembangan


2. Tujuan Khusus
potensi daya tarik wisata alam air terjun
Untuk mendeskripsikan potensi yang
babak pelangi di Desa Lantan Kabupaten
terdapat dikawasan wisata air terjun
Lobok Tengah
babak pelangi di Desa Lantan Kabupaten
Lombok Tengah
1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian di harapkan memberikan sumbangan
pemikiran serta informasi dana dalam pengembngan ilmu
pengetahan khususnya di bidang pariwisata.

Manfaat Praktis
Secara praktis dapat dijadikan sebagai pedoman dan acuan penelitian
bagi mahasiswa, Khususnya dalam Pengembangan Air Terjun Babak
Pelangi Sebagai Daya Tarik Wisata Alam di Desa Lantan Kabupaten
Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu


Riski Iswatun Mu’si (2020) meneliti tentang Analisis
Pengembangan Potensi Pariwisata Desa di Desa Betao Di jelaskan bahwa
program pembangunan di desa diperlukan perhatian lebih dalam
mewujudkan desa menjadi desa wisata untuk mencapai program
pembangunan nasional untuk mempercepat pebangunan ekonomi
nasional dari Daerah sampai di Desa dengan mengedepankan serta
memaksimalkan potensi yang ada di desa, dalam hal ini Desa Betao
memiliki potensi pariwiwsata yang sangat besar untuk bisa di
optimalkan, dalam pengukuran potensi pariwisata desa digunakan 8
indikator pengukuran yaitu indicator kondisi alam/biohayati, lingkungan
fisik, budaya, amenitas/infrastruktur/kelembagaan/sumber daya
manusia/sikap dan tata kehidupan, serta aksesibilitas.
Rizki Hary Kusuma (2018) yang meneliti tentang Analisis Potensi Dan
Pengembangan Desa Wisata Di Kabupaten Sleman Di jelaskan bahwa Hasil penelitian
ini menunjukan adanya faktor pendukung dan penghambat dari masing-masing desa
wisata tersebut dari faktor pendukungnya adalah dapat menikmati keindahan alamnya,
atraksi budayanya yang sangat menarik, keramahan masyarakatnya, kondisi
keamanannya yang sudah baik, dan yang pasti aksesibilitasnya yang dapat dicapai
dengan kendaraan pribadi sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya promosi
obyek wisata tersebut sehingga tidak semua wisatawan mengetahui keberadaan tempat
tersebut dan kurangnya komunikasi anatara pengelola dengan dinas terkait

2.4. Defenisi Konsep

Pengembangan Potensi Pariwisata


Pariwisata

Konsep Daya Tarik Wisata


2.3.2. Potensi Pariwisata

Potensi wisata menurut Mariotti dalam Yoeti (1996) adalah segala


sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik
agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut.
Pengembangan kawasan wisata merupaka alternative yang diharapkan
mampu mendorong baik potensi ekonomi maupun upaya pelestarian.
Pengembangan kawasan wisata dilakukan dengan menata kembali
berbagai potensi dan kekeayaan alam dan hayati secara terpadu

2.3.3. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk tujuan memperjelas masalah yang akan diteliti agar tidak


menyimpang dari pembahasan dalam penelitian ini, maka memandang perlu
diberikan batasan-batasan sesuai dengan fokus peneliti sehingga
pembahasan yang dipaparkan lebih jelas.
BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian 3.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Observasi

Teknik Wawancara
Lokasi penelitian dilakukan di Desa
Lantan Kecamatan Batukliang Utara
Kabupaten Lombok Tengah. Karna sampai
sekarang Wisata Air Terjun Babak Pelangi Teknik Dokumentasi
Berjarak sekitar 30 km dari Kota
Mataram, kearah timur dengan waktu
tempuh sekitar (45 menit) atau (25 km),
Kearah utara dari Kota Praya (30 menit),
3.5. Teknik Analsisi Data
3.4. Teknik Informan Penelitian

Informan penelitian adalah. Orang


yang di wawancarai untuk di mintai Kekuatan Peluang
informasi. Informan yang dijadikan
sampel sugiyono (2009), Menyebutnya
dengan purposeful sampling, dilakukan
dengan mengambil orang orang yang
terpilih, berdasarkan strategi dan tujuan Kelemahan Ancaman
yang telah ditetapkan peneliti, yang
jumlahnya tergantung pada tujuan dan
sumberdaya Rangkuti (2013), Mengungkapkan
bahwa analisis SWOT adalah. Sebagai
alat formulasi, strategi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan
strategi dari sebuah penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penggunaan Lahan

Desa Lantan Kecamatan Batu Keliang


Daerah ini, memang menjadi
Utara Kabupaten Lobok Tengah.
wisata agro di Lombok. Buah dan
memiliki beberapa daya tarik wisata. Air
produk olahan serta hasil hutan
Terjun Babak pelangi, memiliki 2 air
banyak dihasilkan dari sini Tak hanya
terjun yang berketinggian sekitar 8-10
wisata agro, desa yang menjadi
meter Untuk menuju Air Terjun Benang
pemasok air bagi Lombok Tengah ini
Kelambu tersebut harus melewati jalan
juga memiliki dua air terjun yang
setapak sejauh 1 km (dengan waktu
indah,
tempuh sekitar 30 menit), menembusi
hutan tropis dengan lembah dan bukit
yang terjal
4.2. Potensi-Potensi Daya Tarik Wisata Air Terjun Babakpelangi

Potensi Daya Tarik Wisata Persawahan Potensi Daya Tarik Wisata Sungai

Potensi Daya Tarik Wisata Perkebunan Potensi Daya Tarik Wisata Air Terjun
4.3. Pengebangan daya tarik wisata air
terjun Babak Pelangi

Pengembangan berakna suatu usaha Faktor


untuk meningkatkan kemampuan teknis Eksternal
dan berjangka panjang yang
mempengaruhi seluruh organisasi.
Faktor eksternal yang mempengaruhi
4.4. Faktor Internal dan Eksternal pengembangan potensi wisata di Desa
Lantan kecamatan Batu Keliang Utara
Faktor lingkungan internal dan factor
terdiri dari faktor.
lingkungan eksternal, yang secara langsung
dapat mempengaruhi pengembangan dan
pengelolaan pariwisata
Pelua
Kekuatan ng
Ancam
Kelema
han
an
Program Pengembangan Daya Tarik
Wisata Air Terjun Babak Pelangi

Strategi Menggencarkan Promosi

Setrategi yang dapat digunakan


untuk pengembangan pengelolaan Promosi mengenai desa
desa wisata Lantan Batu Keliang wisata dengan segala potensi
Utara berdasarkan perbandingan dan kelebihannya perlu di
faktor internal dan eksternal lakukan dengan mengadakan
diantaranya event-event wisata dan promosi
melalui Biro Perjalanan Wisata
Meningkatkan kualitas SDM
Memfasilitasi kelambagaan
Melakukan sosialisasi kepada
seorang individu mempelajari Partisipasi masyarakat juga
kebiasan-kebiasan yang meliputi merupakan salah satu faktor yang
cara-cara hidup, nilai-nilai, dan berpengaruh terhadap berhasil
norma-norma social yang tidaknya program pembangunan
terdapat dalam maasyarakat dalam suatu wilayah.
BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Desa Lantan Batu Keliang Utara Kabupaten Lombok Tengah Melakukan
sosialisasi kepada seorang individu mempelajari kebiasan-kebiasan yang
meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang terdapat
dalam maasyarakat agar dapat diterima oleh masyarakat, proses sosial tempat
seorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku yang
sesuai dengan perilaku orang-orang yang di sekitar

5.2. Saran

1. Dalam pengelolaan wisata air terjun yang ada diperlukan pendataan


terhadap potensi-potensi wisata yang ada.
2. Penerapan sapta pesona menjadi suatu keharusan demi menjaga eksistensi dari
wisata yang ada

Anda mungkin juga menyukai